Anda di halaman 1dari 4

Sistem Kendali Informal

Sistem informal digunakan dalam perusahaan pada tingkat individu maupun tingkat tim.
Pada tingkat individu, kinerja karyawan dipengaruhi oleh dorongan pribadi dan aspirasi dari
masing-masing individu yang dibawa ke tempat kerja; hal ini terpisah dari adanya insentif dan
pedoman yang diberikan oleh manajemen. Motivator individu seperti itu memperjelas adanya
perbedaan kinerja antar karyawan.

Sistem Kendali Formal


Tiga sistem pengendalian manajemen formal yang penting pada tingkat karyawan
perseorangan adalah (1) praktik-praktik mempekerjakan karyawan, (2) kebijakan-kebijakan
promosi, dan (3) sistem pengukuran kinerja strategis.
TAMPILAN 18.4
Sistem Kendali
Manajemen

Pengukuran Kinerja Strategis

Pengukuran kinerja strategis (strategic performance measurement) adalah sistem


akuntansi yang digunakan oleh manajemen puncak untuk mengevaluasi manajer SBU.
Pengukuran ini digunakan pada saat tanggung jawab dapat didelegasikan secara efektif
kepada manajer SBU dan terdapat ukuran yang cukup untuk mengevaluasi kinerja manajer
tersebut. Sebelum mendesain sistem pengukuran kinerja strategis, para manajer puncak
menentukan kapan pendelegasian tanggung jawab (yang disebut sebagai desentralisasi)
diinginkan.
Desentralisasi
Perusahaan dikatakan desentralisasi (decentralized) jika perusahaan tersebut telah memilih
untuk mendelegasikan sejumlah besar tanggung jawab kepada manajer-manajer SBU.
Sebaliknya, perusahaan yang tersentralisasi menyerahkan banyak pengambilan keputusan
pada tingkat manajemen puncak.
Keunggulan Desentralisasi:
 Menggunakan pengetahuan lokal
 Memungkinkan respons yang efektif dan tepat waktu kepada pelanggan
 Melatih manajer
 Memotivasi manajer
 Menawarkan metode evaluasi kinerja yang objektif
Kelemahan Desentralisasi:
 Dapat menghambat kordinasi antar SBU
 Dapat menyebabkan konflik antar SBU
Tipe Unit Strategi Bisnis
Terdapat empat jenis unis bisnis strategis, yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba,
dan pusat investasi. Pusat biaya (cost centers) adalah SBU produksi atau pendukung dalam
perusahaan yang bertujuan menyediakan produk atau jasa bermutu terbaik pada biaya paling
rendah. Bila fokusnya pada fungsi penjualan, SBU ini disebut sebagai pusat pendapatan
(revenue centers) dan didefinisikan menurut lini produk ataupun wilayah geografis. Bila
sebuah SBU menghasilkan pendapatan dan menimbulkan sebagian besar biaya untuk
menghasilkan pendapatan ini, SBU tersebut merupakan pusat laba (profit centers). Pusat
investasi (invesment centers) mencakup aset-aset yang digunakan oleh SBU maupun laba
dalam evaluasi kinerja.

Balanced Scorecard
Keempat jenis SBU itu berfokus pada pengukuran kinerja finansial yang penting.
Kebanyakan perusahaan menggandakan pengukuran kinerja untuk mengevaluasi SBU,
biasanya dalam bentuk BSC.
Pusat Biaya

Pusat biaya meliputi departemen produksi langsung seperti departemen perakitan dan
penyelesaian serta departemen pendukung produksi penanganan bahan baku, pemeliharaan,
dan teknik.

Isu Strategis Terkait Penerapan Unit Bisnis Strategis Biaya


Pergeseran Biaya
Pergeseran Biaya terjadi pada saat suatu departemen mengganti biaya-biaya yang dapat
dikendalikannya dengan biaya-biaya yang tidak dapat dikendalikan. Sebagai contoh, manajer
dari SBU biaya produksi yang dievaluasi berdasarkan biaya-biaya yang dapat dikendalikan
memiliki insentif untuk mengganti biaya variabel dengan biaya tetap. Alasannya adalah
bahwa manajer tersebut secara umum tidak bertanggung jawab atas peningkatan biaya tetap
yang tidak dapat dikendalikan. Dampak akhirnya bisa berupa biaya keseluruhan yang lebih
tinggi, meskipun biaya yang dapat dikendalikan dalam departemen manajer tersebut mungkin
menurun.
Fokus Jangka Pendek yang Berlebihan
Isu strategis lainnya adalah perhatian pada banyak sistem pengukuran kinerja yang
berfokus secara berlebihan pada angka-angka biaya tahunan; hal ini memotivasi manajer
untuk hanya memperhatikan biaya-biaya jangka pendek dan mengabaikan isu-isu strategis
jangka panjang.
Peran Kelonggaran Biaya
Kelonggaran biaya (budget slack) adalah selisih antara kinerja yang dianggarkan dengan
kinerja yang diharapkan. Anggapan positif mengenai kelonggaran ini adalah bahwa
kelonggaran anggaran secara efektif mengarahkan pengambilan keputusan dan tujuan
keadilan dari evaluasi kinerja.
Mengimplementasikan Pusat Biaya di Departemen
Departemen Produksi dan Departemen Pendukung
Terdapat dua metode untuk menerapkan pusat biaya pada departemen produksi dan
departemen pendukung, yaitu metode biaya diskresioner dan metode biaya rekayasa.
Pendekatan yang berorientasi input disebut sebagai metode biaya diskresioner
(discretionary-cost method), karena biaya sebagian besar dianggap tidak dapat dikendalikan
dan keleluasaan diterapkan pada tahap perencanaan. Pendekatan yang berorientasi pada
output disebut sebagai metode biaya rekayasa (engineered-cost method), karena biaya
bersifat variabel dan oleh karenanya “direkayasa” atau dapat dikendalikan.
Pendekatan Biaya Diskresioner Pendekatan Biaya Rekayasa

Sebagian besar sifat biaya bersifat tetap, tidak dapat Sebagian besar biaya bersifat variabel, dapat dikendalikan
dikendalikan

Perusahaan menggunakan fokus perencanaan berorientasi


Perusahaan menggunakan fokus evaluasi berorientasi
input
output
Operasinya kurang jelas
Operasinya dirumuskan dengan baik
Fokusnya adalah pada perencanaan
Fokusnya adalah pada evaluasi

Beberapa departemen produksi lebih sulit untuk diklasifikasikan sebagai tingkat batch,
produk, atau fasilitas. Pilihan lain pengendalian manajemen departemen teknik atau
departemen pemeliharaan adalah dengan memperlakukan masing-masing departemen sebagai
pusat laba dan membebankan departemen pengguna sebuah harga untuk jasa yang mereka
terima.

Anda mungkin juga menyukai