Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan segenap kekuatan dan kesanggupan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Penentuan kandungan formaldehida dengan metode spektrofotometri pada
ikan tawar’’ Makalah ini merupakan salah satu persyaratan menyelesaikan mata kuliah
kapita selekta kimia anlaitik.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami tidak terlepas dari bantuan dan jasa baik
informasi, penjelasan, dorongan semangat, nasehat serta Do’a yang tidak ternilai harganya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada :

1. Dosen pembimbing yang telah membimbing dalam mata kuliah kapita selekta kimia
analitik.
2. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan.
3. Kepada Pihak-Pihak yang telah memberikan kritik dan saran terhadap makalah ini.

Semoga rahmat dan kasih sayang Tuhan yang Maha Esa selalu tercurah pada kita
semua serta usaha dan kerja kita bernilai ibadah di hadapan Tuhan .Kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan, supaya kami dapat meningkatkan lagi
kesempurnaan dalam penulisan makalah untuk kedepannya.

Padang,September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………………...2

1.3 Batasan Masalah……………………………………………………………2

1.4 Rumusan Masalah…………………………………………………………..2

1.5 Tujuan Penelitian……………………………………………………………2

1.6 Manfaat Penelitian…………………………………………………………..3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………4

2.1 Formaldehid…………………………………………………………………4

2.2 TCA dari reagen Nash……………………………………………………....5

2.3 Spektrofotometer UV-VIS………………………………………………….5

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN………………………………………..7

3.1 Alat dan Bahan………………………………………………………………7

3.2 Prosedur Penelitian…………………………………………………………..7

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………...9

4.1 Pembahasan……………………………....…………………………………..9

4.2 Kesimpulan…………………………………………………………………,.9

4.3 Saran……………………………...………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia, zat pengawet yang sedang marak-maraknya dan banyak ditemukan
penggunaan dalam pengawetan makanan dan di ikan yaitu formalin. Bukan di Indonesia saja,
tetapi dinegara-negara maju juga banyak ditemukan pedagang yang menggunakan pengawet
makanan seperti formalin.Karna bagi pedagang, beranggapan bahwa untungnya lebih besar
jika memakai formalin agar , makanan awet dan bertahan lama.
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 35–40%.
Formalin mempunyai fungsi sebagai antibacterial agent yang dapat memperlambat aktivitas
bakteri dalam makanan yang mengandung banyak protein, maka formalin bereaksi dengan
protein dalam makanan dan membuat makanan menjadi awet (Singgih H, 2013).
Larangan penggunaan formalin dalam makanan telah tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No. 722/MENKES/PER/IX/88 dan Peraturan Menteri Kesehatan
No.1168/Menkes/PER/X/1999, dimana dinyatakan bahwa Formalin merupakan zat pengawet
yang dilarang penggunaannya sebagai bahan tambahan pangan.Penelitian BPOM RI
(2010)penggunaan formalin pada ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas, yakni
66% dari total 786 sampel. Sementara, mi basah menempati posisi kedua dengan 57%. Tahu
dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16% dan 15%.
Metode analisis formalin dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif formalin biasanya didasarkanpada reaksi warna seperti tes Fehling, tes Tollens,
tes asam kromatoprat, dan lainnya sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode, yaitu dengan titrasi volumetrik, spektrofotometri,
kromatografi gas, dan kromatografi cair kinerja tinggi. Pada penelitian ini dipilih metode
analisis kuantitatif yang sederhana, cepat, ekonomis dan memiliki sensitivitas dan
selektifitas yang baik, yaitu metode spektrofotometri UV-Vis.
Formalin tidak memiliki gugus kromofor atau ikatan rangkap terkonjugasi dan tidak
berwarna sehingga tidak dapat dianalisis menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis
secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan suatu reagen yang dapat bereaksi dengan
formalin dan menghasilkan perubahan warna. Dalam penelitian ini, digunakan reagen nash
dan TCA (trickloroacetic)? sebagai bahan pereaksi, pada reagen nash dan TCA
(trickloroacetic)?merupakan pereaksi spesifik dari formalin yang merupakan oksidator kuat
sehingga dapat mengoksidasi formaldehid yang ditandai dengan hilangnya warna kalium

17
permanganat dan terbentuknya endapan coklat. Sehingga senyawa ini dapat diamati intensitas
pantulannya dengan Spektrofotometer UV-Vis (Sudjarwo dkk, 2013).
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengajukan
penelitian untuk menganalisis formalin menggunakan reaksi formalin dengan reagen nash
dan TCA (trickloroacetic)? secara Spektrofotometri UV-Vis.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai
berikut :
1. Formalin merupakan bahan pengawet yang sangat sering ditemukan didalam bahan
pangan yang mengandung kadar air tinggi seperti ikan. Jika formalin masuk ke dalam
tubuh maka ia akan bersifat karsinogenik dan mutagenik yang dapat memicu tumbuhnya
sel kanker dan cacatnya gen dalam tubuh.
2. Metoda analisis formalin kuantitatif yang relative rumit, mahal, dan memiliki sensitivitas
dan selektifitas yang lama menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam penelitian ini masalah dibatasi pada :
1. Penentuan kondisi optimum reaksi formalin dengan reagen nash dan TCA (trickloroacetic)?
pada bahan nanomaterial.
2. Validasi metode analisis formaldehid berdasarkan silika nanomaterial dilakukan dengan
pembuatan kurva kalibrasi dan penentuan linearitas, penentuan batas deteksi (LOD) dan
batas kuantifikasi (LOQ), uji presisi, dan uji akurasi.

1.4 Perumusan Masalah


Berdasarkan pembatasan masalah diatas didapatkan perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana reaksi antara formalin dengan reagen nash dan TCA (trickloroacetic)?
2. Bagaimana kondisi optimum reaksi antara formalin dengan reagen nash dan TCA
(trickloroacetic)?
3. Bagaimana validasi metode analisis formalin menggunakan reagen nash dan TCA
(trickloroacetic)? secara Spektrofotometri UV-Vis.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas didapatkan tujuan penelitian dalam proposal ini
sebagai berikut :
1. Menentukan panjang gelombang pantulan maksimum dari reaksi formalin dengan reagen
nash dan TCA (trickloroacetic)?
2. Mendapatkan kondisi optimum pembentukan reaksi formalin dengan reagen nash dan
TCA (trickloroacetic)?secara Spektrofotometri UV-Vis.
3. Mendapatkan validasi metode analisis reaksi formalin dengan reagen nash dan TCA
(trickloroacetic)?secara Spektrofotometri UV-Vis.

2
1.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas didapatkan manfaat penelitian dalam proposal ini
sebagai berikut :
1. Dapat memberikan gambaran tentang reaksi antara formaldehid dengan reagen nash dan
TCA (trickloroacetic)? pada analisis Formalin.
2. Sebagai sumber referensi untuk penelitian tentang analisis kandungan Formalin.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Formaldehid
1. Pengertian Formaldehid
Formaldehid adalah anggota paling sederhana dari senyawa aldehid dengan rumus
molekul CH2O yang sangat reaktif dan mudah mengikat air. Senyawa ini dalam bentuk
gas dikenal sebagai formaldehid dan bentuk cair sebagaiformalin (Noordiana dkk, 2011).
Formalin merupakan larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37 % dan biasanya
ditambahkan metanol hingga 15 % yang digunakan sebagai pengawet (Singgih H, 2013).
2. Sifat Fisika-Kimia Formalin
Rumus Molekul : CH2O

Rumus Struktur :

Nama kimia :Formaldehyde

Nama lain : Formalin, formalith, formol, Formic Aldehyde, Methaldehyde,


Morbicid, Oxamethane, Paraform, Methanal, Methylene
Oxide, Oxymethylene
Massa molar : 30,02 g/mol
Wujud : Cair
Kelarutan : Larut dalam air, dietil eter, aseton
Densitas : 0.8153 g/cm3 pada suhu -25oC
Tekanan Uap : 2.4 kPa pada suhu 20oC
Titik didih : 98oC (208,4oF)
Titik leleh : -15oC (5oF)
Ionisitas dalam air : Non-ionik(Anonim, 2013).
3. Kegunaan Formalin
Penggunaan formalin oleh para produsen ikan asin juga cukup mudah, cukup
ditambahkan pada saat proses perendaman ikan asin. Hal ini dikarenakan formalin sangat
mudah larut dalam air. Jika dicampurkan dengan ikan misalnya, formalin dengan mudah
terserap oleh daging ikan. Formalin mempunyai sifat formaldehida mudah larut dalam air
sampai kadar 55%, sangat reaktif dalam suasana alkalis serta bersifat sebagai zat pereduksi

4
kuat, mudah menguap karena titik didihnya yaitu -21°C. secara alami formaldehida juga
dapat ditemui dalam asap pada proses pembakaran makanan yang bercampur fenol, keton
dan resin (Winarno 2004).Didalam industri perikanan, formalin digunakan untuk
menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan. Formalin sangat efektif digunakan
dalam pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit seperti kulit berlendir. Meskipun
demikian, bahan ini juga sangat beracun bagi ikan. Formalin juga digunakan dalam
pengawetan sampel ikan untuk keperluan penelitian dan identifikasi(Yuliarti, 2007).
Didalam industri makanan, formalin digunakan sebagai Antibacterial Agentdan zat
pengawet dalam pengolahan makanan. Formalin secara luas digunakan dalam pengolahan
makanan untuk pemutihan dan juga digunakan sebagai zat pengawet untuk mencegah
pembusukan/kerusakan yang disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme. Formalin juga
digunakan sebagai pengawet makanan kering, serta didalam minyak dan lemak(Wang, S
dkk, 2007).
4. Toksiksitas Formalin
Menurut IPCS (Programme on International Chemical Safety ) yang
mengkhususkan pada keselamatan penggunaan bahan kimiawi, secara umum ambang
batas aman di dalam tubuh adalah 1 miligram per liter. Sementara formalin yang boleh
masuk ke tubuh dalam bentuk makanan untuk orang dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg
per hari.Bila formalin masuk ke tubuh melebihi ambang batas tersebut maka dapat
mengakibatkan gangguan pada organ dan sistem tubuh manusia. Akibat yang
ditimbulkan tersebut dapat terjadi dalam waktu singkat atau jangka pendek dan dalam
jangka panjang, bisa melalui hirupan, kontak langsung atau tertelan (Hastuti, 2010).
Di dalam tubuh manusia, senyawa formaldehid dikonversi menjadi asam format
yang dapat meningkatkan keasaman darah, sesak nafas, hipotermia, koma hingga
kematian sesuai kadar formalin yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu juga dapat
menyebabkan kanker (karsinogenik), kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas,
sistem susunan saraf pusat dan ginjal. Di dalam jaringan tubuh, formalin bisa
menyebabkan terikatnya DNA oleh formalin, sehingga mengganggu ekspresi genetik
yang normal atau bersifat mutagenik (Purawisastra S & Sahara E, 2011).
2.1 2.2 Reagen Nesth

Pereaksi Nash dibuat dari 2 mL asetil aseton, 3 mL asam asetat glasial, dan 150 gram amonium
asetat yang diencerkan dengan aquadest hingga 1 L
2.4 Spektrofotometer UV-Vis

5
Analisis dengan Spektrofotometri UV-Vis didasarkan pada interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan molekul atau zat yang dianalisis. Spektrofotometri UV-Vis adalah
suatu teknik analisis spektroskopi yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet
(190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm)dengan memakai instrument Spektrofotometer
UV-Vis (Sanny, 2010).
Spektrofotometer terdiri dari spektrometer dan fotometer.Spektrometer menghasilkan
sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.Spektrofotometer tersusun atas
sumber spektrum yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau
blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun
pembanding (Khopkar, 1990).
Pengukuran dengan Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup
besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak digunakan
untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.Metoda ini sangat sensitif dan dengan
demikian sangat cocok untuk tujuan analisis.Spetrofotometri UV-Vis sangat kuantitatif dan
jumlah sinar yang diserap oleh sampel dikemukakandalam hukum Lambert-Beer (Levine,
2009).

6
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan gelas laboratorium,
Erlenmeyer 100 ml,Spektrofotometer UV-Vis, pH meter, labu, pipet tetes, batang pengaduk,
wadah sampel, botol reagen.
b. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini asam Trichloroacetic (TCA) (60
ml 6%,) Nash's Reagent, A 0,1 N kalium hidroksida (KOH) dan asam hidroklorat 0,1 N (HCl)
amonium asetat
3.5 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa prosedur, yaitu :
1. Penentuan konsentrasi formaldehid
Formaldehida terjadi secara alami pada ikan dan makanan laut. Segera setelah ikan
menjalani post mortem, trimethylamine oxide (TMAO) dipecah menjadi
dimethylamine dan formaldehyde sebagai produk utamanya. TMAO terutama
ditemukan pada ikan laut . Formaldehyde dapat terbentuk selama proses penuaan
dan kerusakan daging ikan

2. Uji Aplikasi Formalin pada sampel ikan

Uji aplikasi formaldehid dengan cara spektrofotometer UV perhitungan


absorbansi dari sampel ikan awalnya larutan formaldehida dianalisis dalam
fraksi yang berbeda dan pembacaan direkam dengan spektrofotometer UV.
Konsentrasi yang direkam kemudian digunakan untuk persiapan kurva standar.
Dari kurva standar konsentrasi formaldehida dalam sampel ikan yang berbeda
dibandingkan dan hasilnya ditabulasi.

3.Penentuan kurva standar

Pada penentuan kandungan formaldehid pada air tawar memiliki kuvra standar
untuk menegetehaui mengukur berdasrkan konsentrasi absorbansi dan molar
dengan gravik

7
8
BAB IV

PENUTUP

4.1 Pembahasan

Pada penelitian ini, formaldehid dideteksi menggunakan menggunakan

metode spektrofotometeri UV-Vis dengan penambahan reagen nash dan TCA sebagai

asam Trichloroacetic (TCA) (60 ml 6%) digunakan untuk keperluan ekstraksi sampel ikan Dan

Nash's Reagent digunakan sebagai indikator untuk mendeteksi absorbansi formaldehida

. Pada penelitiam dilakukan langkah-langkah yaitu : penentuan konsentrasi

formaldehid, penentuan kurva standard dan uji aplikasi formaldehid pada sampel ikan.

Formaldehid diperoleh daroi daging ikan yang telah mengalami kerusakan.

Pada penelitian ini digunakan formaldehid tersebut dengan konsentrasi 6.2%. Dan

pada uji aplikasi formaldehid disini peneliti menggunakan spketrometer UV-VIS

sebagai alat untuk merekam konsentrasi yang didapatkan. selanjutnya pada penentuan

kurva standar digunakan konsentrasi absorbansi dan molar sebagai pembandingnya.

Dan dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi formaldehid

yang digunakan maka semakin tinggi pula molaritas yang digunakan.

4.2 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan yaitu

Penentuan panjang gelombang maksimum diukur dengan spektrofotometer UV-Vis

pada rentang panjang gelombang 300-700 nm. Dalam penelitian ini, diperoleh panjang

gelombang maksimumnya pada panjang gelombang 412 nm, Panjang gelombang 412

9
nm merupakan daerah warna komplementer hijau kekuningan dengan pH 4 dan waktu

pengompleksan selama 75 menit

4.3 Saran

Berdasarkan jurnal yang dibuat ini , maka disarankan pada jurnal selanjutnya

dilakukan penentuan kondisi optimum yang lain seperti pengaruh suhu dan konsentrasi

menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Bagi masyarakat untuk selalu

berhati-hati dan cermat dalam mengkonsumsi bahan pangan yang dikonsumsi sehari-

hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Material Safety Data Sheet: Formaldehyde 37% solution MSDS.

Atkinson, A. D., Hill, R. R., Pignatiello, J. J., Vining, G. G., White, E. D., & Chicken, E.
(2017). Simulation Modelling Practice and Theory Wavelet ANOVA approach
to model validation. Simulation Modelling Practice and Theory, 78, 18–27.

Bishop, O. 1995. Understand Electronics. Newnes : London

Chan, Chung Chown., Herman Lam., Y.C. Lee., Zue Ming,. 2004. Analitical Method
Validation And Instrument Performance Verification. John Willey & sons, Inc
publication. Ney Jersey

Christian, Gary D. 2004. Analytical Chemistry, 6th edition. New York: John Wiley &
Sons Inc.

Descamps M.N. dkk. 2011. “ Real-Time Detection of Formaldehyde by a Sensor”.


Procedia Engineering. 1–9

Dhimas Fahri, 2010. Bahan Kimia Berbahaya pada Makanan. Wordpress.com (diakses
9 September 2013)

Gandjar, I.G & Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Halaman 220, 240 dan 255

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.


Majalah Ilm
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press

Levine, M., Dhariwal K.R., Welch R.W., Wang Y., dan Park J.B. 2009.
Determination of Optimal Vitamin C requirements in Humans. Am. J. Clin.
Nutr. 62, 1347S -1356S
Mehmet Inci, Ismail Zararsiz. 2013. oxic effects of formaldehyde on the urinary system
Formaldehitin üriner sistem uzerindeki toksik etkiler. Turkish Journal of
Urology. 39(1): 48-52

Niloy Jaman, Md. Sazedul Hoque, Subhash Chandra Chakraborty, Md. Enamul Hoq,
Hari Pada Seal. 2015. Determination of formaldehyde content by
spectrophotometric method in some fresh water and marine fishes of
Bangladesh. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies; 2(6): 94-98

11
Noorhamdani, A dkk. 2011. Analisis Kualitatif Formalin, Boraks, Dan Rhodamin B
Pada Keamanan Pangan Kerupuk Aci, Rambak, Ikan, Dan Berwarna Di
Pasar Tradisional Mergan Dan Pasar Besar Tradisional Kota Malang

Ocean Optics Inc. 2013. Spectrasuite Spectrometer Operating Software : Installation and
Operation Manual. USA: Halma Group Company Pitoi, M.M. 2015. Sianida:
Klasifikasi, Toksisitas, Degradasi, Analisis (Studi Pustaka). 4(1). 1-4

Parven N, Rohan Y. 2011. Spectrophotometric determination of some environmental


sampels. Journal of Environmental Research And Development. 6:57-62 Raya,
Indah. 2014. Kimia Anorganik Fisik dan Material. Makassar: Universitas
Hasanuddin

Po-Ren Chung , Chun-Ta Tzeng , Ming-Tsun Ke and Chia-Yen Lee. 2013.


Formaldehyde Gas Sensors. Sensors . 13, 4468-4484

Purwanti, R. dan D.Widowati. 2003. Deteksi Formalin dan Penentuan Total Angka
Kuman pada Tahu yang Dijual di Pasar Kartasura. Pharmacon Pharmaceutical
Journal of Indonesia 4(2):96-99

Ramadhani, Sri. 2011. Penentuan Kadar Kalsium Dengan Metoda Permanganometri


Terhadap tempe yang Dibungkus Plastik dan Daun di Pasar Arengka
Pekanbaru. Pekanbaru : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Singgih, H. 2013. Uji Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Menggunakan Sensor
Warna Dengan Bantuan FMR (Formalin Main Reagent). Jurnal ELTEK. 11
(1) : 55-70

Sudjarwo dkk. 2013. Penetapan Kadar Formalin Dalam Ayam Potong Yang Diambil Di
Pasar Tradisional Surabaya Timur (Vol.2, No.2). Surabaya: Universitas
Airlangga

Sugiharto, A. 2002. Penerapan Dasar Transduser dan Sensor. Kanisius. Yogyakarta

Susanti, Sanny. 2010. Penetapan Kadar Formaldehid pada tahu yang dijual di pasar
Ciputat dengan metode spektrofotometri UV-Vis disertai Kalorimetri
menggunakan pereaksi Nash. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Tang, F.Q., L.L. Li, and D. Chen, Mesoporous Silica Nanoparticles: Synthesis,
Biocompatibility and Drug Delivery. Advanced Materials, 2012. 24(12): p.
1504-1534
Wang, S., X. Cui, G. Fang, “Rapid Determination of Formaldehyde and Sulfur Dioxide
in Food Products and Chinese Herbals”, Food Chemistry, vol. 103, pp. 1487-
1493, 2007

Yuliarti, Nurheti, 2007. Awas! Bahaya Di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta

12
Xiaohui Tang, Jean-Pierre Raskin, Driss Lahem, Arnaud Krumpmann, Andre Decroly
and Marc Debliquy. 2017. A Formaldehyde Sensor Based on Molecularly-
Imprinted Polymer on a TiO2 Nanotube Array. Sensors

Xueqin Wang, Yang Si, Xue Mao, Yan Li, Jianyong Yu, Huaping Wang and Bin Ding.
2013. Colorimetric sensor strips for formaldehyde assay utilizing fluoral-p
decorated polyacrylonitrile nanofibrous membranes. Analyst. 138. 5129

19

13

Anda mungkin juga menyukai