Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dela Yolanda sapitri

Kelas : S1.A
NIM : 160101014

DRUG RELATED PROBLEMS OBAT ANALGESIK

1.1 Pendahuluan
Salah satu gejala yang sering terjadi dikalangan masyarakat yaitu nyeri. Nyeri
merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berhubungan dengan adanya atau potensi kerusakan jaringan atau keadaan yang
menggambarkan kerusakan tersebut. Manifestasi klinik yang sering muncul yaitu
rasa tajam yang menusuk, pusing, panas seperti terbakar, menyengat, pedih, nyeri
yang merambat, rasa nyeri yang hilang-timbul, dan dapat dirasakan pada tempat yang
berbeda-beda. Berdasarkan tingkatan nyeri dibagi menjadi nyeri ringan, nyeri
sedang, dan nyeri berat. Biasanya untuk nyeri ringan sampai sedang obat yang
digunakan analgesik non opioid/AINS (Anti Inflamasi Non Steroid) sedangkan untuk
nyeri berat biasanya digunakan analgesik opioid. Salah satu penyakit yang dapat
menimbulkan rasa nyeri yaitu osteoarthritis. Osteoarthritis merupakan penyakit
inflamasi, dimana penyakit ini ditandai dengan hilangnya progresif dari sendi tulang
rawan yang dapat menyebabkan rasa sakit dan kecacatan. Tatalaksana yang biasa
digunakan yaitu obat golongan AINS mengingat osteoathritis merupakan masalah
kesehatan dengan prevalensi, morbiditas, dan mortalitas yang terus meningkat, serta
resiko terjadinya masalah terkait obat pada pasien usia lanjut besar sehingga harus
dilakukan evaluasi terkait obat yang digunakan.

1.2 Masalah
Pada penelitian yang dilakukan RSUD Prof. Dr.Margono Soekardjo
Purwokerto sebagai rumah sakit A dan RS Wijaya Kusuma Sebagai Rumah Sakit B
ditemukan penggunaan obat analgesik tidak tepat dosis dan mengalami interaksi
obat. Salah satunya yaitu meloksikam.
.
Dari tabel diatas dapat dilihat meloksikam dapat berinteraksi dengan obat
antihipertensi dan kortikosteroid dimana jika diberikan secara bersamaan dapat
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal, terutama pada pasien usia lanjut sehingga
dapat menyebabkan toksisitas dan tukak lambung.
Dari penelitian tersebut juga didapatkan dosis berlebih pada penggunaan
meloksikam

Dengan kejadian dosis berlebih, dapat menurunkan kualitas hidup pasien


karena pasien akan mengalami efek samping lain yang ditimbulkan dari kejadian
tersebut. Sehingga pasien akan menerima terapi obat dengan jumlah yang banyak.
Selain itu terapi obat yang terlalu banyak dapat menurunkan efektifitas dari terapi
utama. Jika pemberian dosis melebihi dosis standar maka dikhawatirkan dapat
menyebabkan efek toksik yang berkepanjangan bahkan dapat menyebabkan
kematian. Pengujian toksikologi meloksikam menunjukan bahwa dosis berlebih tidak
menyebabkan toksisitas parah pada manusia. Namun dalam jangka waktu panjang,
meloksikam dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Bukti menunjukkan bahwa
hambatan aktivitas COX-2 akan menyebabkan retensi natrium. Hal ini sudah tentu
dapat meninggikan tekanan darah penderita. Lebih lanjut, kejadian edema pada
penderita osteoarthritis yang mendapat sediaan AINS dengan hambatan selektif
COX-2

1.3 Solusi
Solusi dari masalah diatas yaitu penggunaan meloksikam pada pasien pasien
yang mengalami hipertensi tidak dianjurkan dalam waktu jangka pajang atau obat
yang digunakan diganti dengan NSAID yang lain. Dan untuk dosis berlebih
sebaiknya aturan pakai meloksikam diganti menjadi satu kali sehari atau dosis 15 mg
diturunkan menjadi 7,5 mg.
Daftar Pustaka

Octaviana, Riska, dkk. 2013. Perbandingan Interaksi Obat dan Permasalahan Dosis
Pada Pasien Osteoarthritis di Dua Rumah Sakit. 10 (1) : 99-108.

Wells, Barbara.G, dkk. 2009. Pharmacotherapy Handbook Edisi 7th . The McGraw-
Hill Companies.

Sukandar, Elin Yulinah, dkk. 2013. Iso Farmakoterapi Buku 1. Jakarta: Penerbit PT.
ISFI Penerbitan.

Anda mungkin juga menyukai