Disusun Oleh :
Dwi Mishelia (H1AP10033)
Istiqomah Katin (H1AP13041)
2
Tujuan utama pemberian terapi farmakologi adalah untuk mengurangi nyeri dan
inflamasi akibat OA. Pilihan utama terapi yang disarankan adalah acetaminofen,
obat anti inflamasi non steroid (OAINS) oral, OAINS topikal, tramadol, dan
7
injeksi kortikosteroid sendi.
Salah satu jenis OAINS yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan
inflamasi pada osteoarthritis adalah OAINS non selektif COX-2 yaitu ibuprofen
dan diklofenak. Ibuprofen dan diklofenak merupakan jenis OAINS yang paling
sering digunakan di pelayanan kesehatan primer untuk osteoarthritis karena
ketersediaannya yang selalu ada dibandingkan meloxicam dan jenis OAINS
lainnya. Diklofenak memiliki efikasi yang lebih baik terhadap nyeri, fungsi fisik
8
dan asesmen global pasien pada penderita orteoarthritis dibandingkan ibuprofen.
Penggunaan diklofenak 150 mg/hari secara signifikan dapat mengurangi nyeri
9
lebih baik dibandingkan penggunaan ibuprofen 1200mg/hari. Akan tetapi
penggunaan kedua jenis OAINS ini jangka panjang dapat menimbulkan beberapa
efek samping yaitu perdarahan saluran cerna, gangguan renal, retensi cairan, dan
7
peningkatan tekanan darah.
Penggunaan diklofenak memiliki risiko peningkatan kejadian
10
kardiovaskular sebesar 20% lebih tinggi dibandingkan ibuprofen. Sedangkan
menurut Sherve et al (2014), penggunaan diklofenak 2-3x secara signifikan lebih
berisiko terjadinya stroke dibandingkan placebo. Akan tetapi, ibuprofen sendiri
memiliki efek perubahan tekanan darah yang secara signifikan yaitu +3,5 mHg
pada tekanan darah sistolik dan +1,2 mmHg pada tekanan darah diastolik,
sedangkan pada diklofenak adalah -0,5 mmHg pada tekanan darah sistolik dan -
11
0,56 pada tekanan darah diastolik.
Dua meta-analisis lain juga menunjukkan bahwa secara umum OAINS
dapat meningkatkan tekanan darah dengan tekanan arteri rerata (mean arterial
pressure) sebesar 3,3 mmHg dan 5 mmHg pada pasien hipertensi. Pada pasien
hipertensi yang mengonsumsi dua obat antihipertensi, OAINS dapat
meningkatkan tekanan arteri rerata sebesar 6 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian OAINS pada pasien hipertensi yang mengonsumsi obat antihipertensi
12
akan menurunkan efektivitas obat antihipertensi yang dikonsumsi.
3
Selain menghilangkan efektivitas obat antihipertensi, OAINS juga dapat
berinteraksi dengan obat antihipertensi golongan penghambat ACE, ARB, dan
diuretik. Interaksi ini menyebabkan terjadinya gagal ginjal akut sebesar 25,9%.
Efek samping lainnya yang dapat terjadi karena interaksi ini antara lain ialah
hiponatremia dan hiperkalemia, efek samping ini khususnya terjadi pada pasien
13,14
lansia.
Oleh karena itu, penulis membahas di dalam laporan EBCR ini mengenai
efek pemberian diklofenak dibandingkan ibuprofen terhadap peningkatan tekanan
darah pada pasien osteoarthritis dengan hipertensi.
ILUSTRASI KASUS
Ny. R, 65 tahun, datang ke Poli Umum UPTD Puskesmas Kuala Lempuing
dengan keluhan nyeri sendi sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan di bagian
lutut terutama sebelah kanan dan sering kaku pada pagi hari (<5 menit). Nyeri
yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, bertambah jika pasien
melakukan aktivitas fisik dan berkurang saat istirahat. Pasien juga mengeluhkan
lututnya yang membengkak sejak 2 hari sebelum datang ke puskesmas. Bengkak
dirasakan pada lutut kanan. Bengkak dirasakan sebesar telor ayam, bengkak tidak
mengecil meskipun telah pasien kompres dengan air hangat. Bengkak tersebut
menambah rasa nyeri yang dirasakan pasien sebelumnya, sehingga menyebabkan
terhambatnya aktivitas sehari-hari pasien. Pasien masih bisa berjalan namun harus
secara pelan-pelan. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi yang diderita sejak 1
tahun terakhir. Pasien rutin kontrol dan mengambil obat hipertensi setiap minggu
di Puskesmas. Adapun obat yang di minum pasien adalah amlodipin 1x10 mg.
Pada pemeriksaan fisik tanda vital yaitu tekanan darah 150/90 mmHg,
o
frekuensi nadi 84x/menit, pernafasan 20x/menit, dan suhu 36.7 C. Pada
pemeriksaan fisik lainnya didapatkan berat badan pasien 72 Kg, tinggi badan 152
cm, dan lingkar perut 112 cm. Pada pemeriksaan fisik status lokalis genu dextra
didapatkan deformitas (-), bengkak (+), hiperemis (-), nyeri tekan (+), ROM
terbatas sedangkan genu sinistra dalam batas normal. Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, maka pasien didiagnosis osteoarthritis genu dextra + hipertensi
4
grade I terkontrol. Penatalaksanaan medikamentosa yang diberikan pada pasien
yaitu ibuprofen 3x200 mg dan amlodipin 1x10 mg.
Berdasarkan rekomendasi IRA tahun 2014, tatalaksana osteoarthritis dengan
gejala nyeri ringan hingga sedang dapat diberikan obat anti inflamasi non steroid
(OAINS). Salah satu jenis OAINS yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri
dan inflamasi pada osteoarthritis adalah OAINS non selektif COX-2 yaitu
ibuprofen dan natrium diklofenak. Ibuprofen dan natrium diklofenak merupakan
jenis OAINS yang paling sering digunakan di pelayanan kesehatan primer untuk
osteoarthritis. Ibuprofen dengan sediaan 200 mg dan 400 mg dan natrium
diklofenak dengan sediaan 25 mg dan 50 mg sering kali digunakan di puskesmas
karena ketersediaannya yang selalu ada dibandingkan meloxicam dan jenis
OAINS lainnya. Akan tetapi, penggunaan kedua OAINS ini jangka panjang dapat
menimbulkan beberapa efek samping yaitu perdarahan saluran cerna, gangguan
7
renal, retensi cairan, dan peningkatan tekanan darah.
Berdasarkan hal inilah sehingga dokter mempertimbangkan efek pemberian
ibuprofen dibandingkan natrium diklofenak terhadap peningkatan tekanan darah
pada pasien osteoarthritis dengan hipertensi.
PERTANYAAN KLINIS
1. Bagaimanakah efek pemberian diklofenak dibandingkan ibuprofen terhadap
peningkatan tekanan darah pada pasien osteoarthritis dengan hipertensi?
P : Pasien dengan osteoarthitis dan hipertensi
I : Diklofenak
C : Ibuprofen
O : Peningkatan tekanan darah
KATA KUNCI
Pencarian jurnal dilakukan dengan menggunakan PubMed dan Cochrane pada
tanggal 15 Februari 2019 dengan menggunakan kata kunci:
Adults OR patients AND Osteoarthritis AND Hypertension AND Diclofenac
AND Ibuprofen AND Blood Pressure
5
Adults OR patients AND Osteoarthritis AND Hypertension AND Ibuprofen
AND Blood Pressure
Adults OR patients AND Osteoarthritis AND Hypertension AND Diclofenac
AND Blood Pressure
KRITERIA INKLUSI:
- Pasien dewasa
- Pasien yang terdiagnosis osteoarthritis
- Pasien yang terdiagnosis hipertensi
- Penelitian Randmized Controlled Trial
- Penelitian dengan Systematic review
- Jurnal berbahasa Inggris
- Website : PubMed, Cochrane
- Jurnal Full text
- Jurnal 15 tahun terakhir
KRITERIA EKSKLUSI:
- Jurnal dengan judul yang sama
- Penderita osteoarthritis dengan penyakit lain
- Penggunaan obat diklofenak topikal
METODOLOGI
Pencarian artikel dilakukan pada tanggal 15 Februari 2019 pada dua
database yaitu PUBMED dan Cochrane Library. Pencarian artikel pada kedua
database menggunakan 3 kata kunci. Dari hasil pencarian dengan menggunakan
kata kunci tersebut didapatkan total 44 artikel dengan 29 artikel berasal dari
PUBMED dan 15 artikel berasal dari Cochrane Library.
Setelah dilakukan penyaringan, sebanyak 22 artikel yang memiliki judul
yang sama sehingga kemudian tersisa 22 artikel. Kemudian dilakukan
penyaringan kembali, didapatkan sebanyak 6 artikel yang memenuhi kriteria
inklusi dan 12 artikel di eksklusikan. Setelah itu, dilakukan penyaringan
6
berdasarkan judul dan abstrak dan didapatkan 1 artikel. Detail lebih lengkap
mengenai penyaringan pada masing-masing database dapat dilihat pada diagram
1.
Duplicates
n = 22
Records screened
n = 22
Inclusion criteria:
Adult, Patient diagnosed
osteoarthritis, diagnosed
hypertension, RCT, Excluded
Systematic review, n = 16
English journal, Full
text, last 15 years
7
Telaah Kritis
Whelton et al. tahun 2006 melakukan penelitian di Amerika Serikat yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan penurunan fungsi renal da efek tekanan
darah pada celecoxib dibandingkan diklofenak dan ibuprofen pada pasien
ostheoarthritis (OA) dan rhematoid arthritis (RA). Jumlah responden penelitian
adalah 8059 pasien. Pasien adalah laki-laki maupun perempuan usia dewasa (>18
tahun) yang telah didiagnosis OA atau RA ≥3 bulan yang memerlukan terapi
OAINS. Pasien dengan penyakit ginjal dengan kadar kreatinin >1,5 mg.dL
dieksklusikan dalam penelitian ini.
Subjek penelitian dibagi ke dalam 3 kelompok perlakuan secara
randomisasi, yaitu kelompok dengan pemberian celecoxib (400 mg, 2 kali sehari),
kelompok dengan pemberian ibuprofen (800 mg, 3 kali sehari), dan kelompok
dengan pemberian diklofenak (75 mg, 2 kali sehari). Semua pasien ditindak
lanjuti dan di follow up pada minggu ke-4, 13,26 dan setiap 13 minggu selama 9
bulan. Telaah kritis menggunakan kriteria Center of Evidence Based Medicine
Oxford dapat dilihat di Tabel 1, sedangkan bagan Gate Frame dapat dilihat di
Gambar 1.
Kemiripan YA
Populasi Tercantum pada metode bagian
populasi studi dan protokol halaman
1501 paragraf pertama.
Akuntabilitas dan YA
Analisis Intention-to- Tercantum pada hasil bagian
Treat
9
populasi sampel halaman 3284
paragraf 1.
Blind YA
Jurnal ini menggunakan double
blind, tercantum pada metode
bagian populasi studi dan protokol
halaman 1501 paragraf ketiga.
TOTAL NILAI
5
VALIDITAS
10
IMPORTANCE Control Event Rate 7%
(CER)
Experimental Event 6,6%
Rate (EER)
Relative Risk 5,7%
Increased (RRI)
Absolute Risk 40%
Increased (ARI)
Number Needed to 2,5
Harm (NNH)
11
P
Randomized
Pasien osteoarthritis, laki-laki/perempuan, 8059
usia >18 tahun yang memerlukan terapi
OAINS untuk meredakan nyeri akibat
arthritis (osteoarthritis atau rheumatoid 7968 Taking Medication
artritis) dan memiliki penyakit hipertensi
3409
Endpoint
E C C
1996 1985 3987
Tidak Meningkat
6 weeks
1864 1846 3787
HASIL
Sebanyak 8059 pasien yang berasal dari 386 senter di Amerika Serikat dan
Kanada dari Desember 1998 sampai Januari 2000 dilakukan randomisasi.
Terdapat 7968 pasien yang mendapatkan pengobatan dan di bagi menjadi 3
kelompok perlakuan secara randomisasi. Sebanyak 3409 (43%) dari 7968 pasien
dapat memenuhi penelitian selama 9 bulan, sedangkan sebanyak 4559 pasien
(1057 diklofenak, 1294 ibuprofen, dan 1779 celecoxib) tidak dapat melengkapi
penelitian selama 9 bulan.
12
Gambar 2. Alur Sampel Penelitian
Kelompok pertama sebanyak 1996 orang di berikan diklofenak (75 mg, dua
kali sehari), kelompok kedua sebanyak 1985 orang diberikan ibuprofen (800 mg,
tiga kali sehari), dan kelompok ketiga sebanyak 3987 orang diberikan celecoxib
(400 mg, dua kali sehari). Masing-masing kelompok memiliki baseline yang sama
terhadap serum kreatinin dan tekanan darah dengan rerata tekanan darah 133/80
mmHg. Sebanyak kurang lebih 40% pasien mengalami hipertensi pada masing-
masing kelompok. Terdapat lebih dari 40% pasien yang hipertensi tersebut
mendapatkan pengobatan satu atau lebih obat antihipertensi dan sebanyak 20%
dengan obat golongan diuretik. Ringkasan baseline karakteristik subjek penelitian
dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Baseline Karakteristik Partisipan
Tekanan darah sistolik dan diastolik pada baseline dan saat bulan ke-6 pada
ketiga kelompok ditunjukkan pada Tabel 4. Peningkatan tekanan darah sistolik
dari baseline secara signifikan terlihat pada diklofenak dan ibuprofen (p<0,05),
sedangkan tidak ada perubahan signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik
pada kelompok celecoxib dan naproxen. Perubahan tekanan darah sistolik pada
kelompok diklofenak adalah -0,8 mmHg dan tekanan darah diastolik yaitu -1,1
mmHg, pada kelompok ibuprofen yaitu +0,3 mmHg pada tekanan darah sistolik
dan -0,6 mmHg pada tekanan darah diastolik, sedangkan pada celecoxib yaitu -
0,6mmHg dan diastolik -0,7 mmHg.
Tabel 4. Efek Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Diklofenak, Ibuprofen dan
Celecoxib
DISKUSI
KESIMPULAN
Terdapat hubungan signifikan antara peningkatan tekanan darah dan
penggunaan OAINS. Pada penelitian didapatkan bahwa perubahan tekanan darah
sistolik pada penggunaan obat diklofenak adalah -0,8 mmHg dan tekanan darah
diastolik yaitu -1,1 mmHg sedangkan pada penggunaan obat ibuprofen yaitu +0,3
mmHg pada tekanan darah sistolik dan -0,6 mmHg pada tekanan darah diastolik.
Ibuprofen memiliki efek peningkatan tekanan darah yang lebih tinggi
dibandingkan diklofenak. Sehingga pada pasien ini dapat dipertimbangkan
pemberian obat diklofenak untuk mendapatkan efek peningkatan tekanan darah
yang lebih rendah dibandingkan ibuprofen.
DAFTAR PUSTAKA