kalimat utama ≠ kalimat pertama. Kalimat utama bisa ada di kalimat pertama, bisa pada kalimat terakhir, atau
bahkan kalimat pertama dan terakhir.
Bencana banjir lumpur akibat jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang Selatan menimbulkan berbagai macam
penyakit. Beberapa penyakit yang akan timbul sesudah bencana adalah diare, tifus, leptospirosis dan demam
berdarah. Masalah kesehatan pada korban dan masyarkat di sekitar lokasi lokasi bencana harus segera
diantisipasi. Beberapa penyakit itu muncul karena lingkungan kotor dan sumber air bersih yang tercemar lumpur.
Pada paragraf ini, ide pokoknya adalah “Bencana banjir menimbulkan berbagai penyakit”
Ya, seperti yang bisa kita lihat di atas, kalimat lain dalam paragraf ini hanya “menjelaskan” penyakit-penyakitnya.
Pada kalimat dua, misalnya. Kalimat tersebut berisi contoh dari penyakit yang ditimbulkan. Di sisi lain, kalimat
terakhir menjelaskan penyebab dari munculnya penyakit tersebut.
Dari dahulu hingga sekarang, boneka tetap menjadi mainan kesukaan anak perempuan. Mainan ini disukai
anak perempuan karena bentuknya yang feminin. Selain karena bentuknya yang unik, boneka juga disukai
anak perempuan karena naluri alamiahnya sebagai seorang perempuan yaitu, suka mengasuh dan
menyayangi.
Dari contoh paragraf di atas, bisa kita temukan pengertian dari Kalimat Utama, Kalimat Penjelas dan Gagasan
Pokok. Sekarang mari kita jabarkan satu persatu.
Kalimat Utama
Kalimat utama yaitu kalimat yang menjadi inti dari sebuah paragraf. Kalimat utama merupakan unsur penting
dalam paragraf karena di sinilah inti dari sebuah paragraf, bisa juga diartikan sebagai kalimat yang
mengandung gagasan utama.
Pada contoh paragraf di atas kalimat utamanya terdapat pada kalimat nomor 1 yaitu, Dari dahulu hingga
sekarang, boneka tetap menjadi mainan kesukaan anak perempuan. Kalimat ini disebut sebagai kalimat utama
karena kalimat ini bersifat umum, artinya masih bisa diuraikan lagi secara lebih detail.
Kalimat Penjelas
Sesuai dengan namanya, kalimat penjelas merupakan kalimat yang berfungsi menjelaskan pernyataan yang
disebutkan pada kalimat utama. Penjelasannya bisa berupa rincian, contoh, maupun hal lain yang bersifat
memperjelas kalimat utama.
Pada contoh paragraf di atas, kalimat penjelasnya terdapat pada kalimat kedua dan ketiga, yaitu :
Kalimat 2, "Mainan ini disukai anak perempuan karena bentuknya yang feminin."
Kalimat 3, "Selain bentuknya karena bentuknya yang unik, boneka juga disukai anak perempuan karena naluri
alamiahnya sebagai seorang perempuan yaitu, suka mengasuh dan menyayangi."
Kalimat nomor 2, dan 3, menjelas kan alasan kenapa anak perempuan menyukai boneka.
Gagasan Pokok
Gagasan pokok, atau disebut juga ide pokok adalah pikiran yang menjadi dasar pengembangan sebuah
paragraf. Kita dapat menemukan ide pokok dalam kalimat utama. Dengan kata lain, di dalam kalimat utama
tersirat ide pokok.
Pada contoh di atas dengan kalimat utama Dari dahulu hingga sekarang, boneka tetap menjadi mainan kesukaan
anak perempuan, kita bisa mengetahui bahwa ide pokoknya adalah, Boneka mainan kesukaan anak perempuan.
Yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah bahwa sebuah paragraf yang baik, hanya boleh
mengandung satu gagasan. Jika kalimat-kalimat yang ada dalam sebuah paragraf saling berhubungan dan
saling mendukung dalam menjelaskan gagasan pokok paragraf, maka paragraf tersebut dapat dikatakan
memiliki kesatuan gagasan. Sebuah paragraf yang memiliki lebih dari satu gagasan akan menimbulkan
ketidakjelasan sehingga paragraf tersebut tidak bisa menyatu.
2. Kelengkapan
Kelengkapan sebuah paragraf diwujudkan dengan terpenuhinya semua unsur pembentuk paragraf, yaitu :
- Gagasan utama
Tema atau ide yang menjadi dasar pengembangan paragraf
- Kalimat utama
Setelah mendapatkan ide atau gagasan utama, langkah selanjutnya adalah menuangkan gagasan utama
tersebut ke dalam sebuah kalimat utama. Jadi dalam kalimat utama tersirat gagasan utama. Kita bisa
meletakkan kalimat utama di awal, di akhir ataupun di awal dan di akhir sebuah paragraf
- Kalimat Penjelas
Sebuah kalimat utama yang mengandung gagasan utama belum bisa dikatakan sebuah paragraf, karena itu
paragraf membutuhkan kalimat penjelas. Kalimat penjelas ini berfungsi menjelaskan ide dari kalimat utama
sehingga menjadi jelas, rinci dan lengkap. Yang harus diperhatikan dalam membuat kalimat penjelas adalah,
jangan sampai kalimat penjelas tersebut menyimpang dari ide pokok. Semua kalimat penjelas harus saling
mendukung gagasan utama.
Dengan terpenuhinya semua unsur ini maka sebuah paragraf akan menjadi paragraf yang baik.
3. Kepaduan (Koherensi)
Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf yang terangkai secara logis dan saling mendukung gagasan utama
disebut dengan kepaduan atau koherensi. Kepaduan ini bisa kita dapatkan dengan penggunaan konjungsi
baik intra kalimat maupun antar kalimat.
Ketiga hal di atas adalah syarat wajib yang harus dipenuhi untuk membentuk paragraf yang baik. Dengan
terpenuhinya syarat-syarat di atas, sebuah paragraf akan lebih mudah dipahami.
Contoh Paragraf :
Dari dahulu hingga sekarang, boneka tetap menjadi mainan kesukaan anak perempuan. Mainan ini disukai
anak perempuan karena bentuknya yang feminin. Selain bentuknya karena bentuknya yang unik, boneka juga
disukai anak perempuan karena naluri alamiahnya sebagai seorang perempuan yaitu, suka mengasuh dan
menyayangi.