Anda di halaman 1dari 53

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam peningkatan produksi pertanian, dilakukan berbagai upaya
diantaranya dengan dilakukan penelitian sehingga memunculkan inovasi baru
untuk mengoptimalisasikan pengelolaan dan pemanfaatan aspek-aspek pertanian
yang meliputi sumberdaya alam; alat dan mesin pertanian; energi; serta
lingkungan untuk kesejahteraan manusia. Keberadaan industri pertanian
memberikan kontribusi yang besar bagi negara baik dari segi ekonomi maupun
sosial.
PT Mitra Tani Dua Tujuh adalah perusahaan yang bergerak dibidang
agroindustri yaitu budidaya dan pengolahan sayuran beku khususnya edamame.
Pengembangan edamame didorong oleh kepedulian pengusaha swasta terhadap
program pemerintah dalam upaya menekan impor kedelai. Selain itu PT Mitra
Tani Dua Tujuh mempunyai visi untuk tampil sebagai perusahaan sayuran segar
beku terutama edamame yang terkemuka dan bersaing di pasar modal.
Pendinginan adalah salah satu cara pengawetan produk pangan yang telah
dilakukan manusia sejak sekitar 100 tahun lalu. Aplikasi dari teknik pendinginan
adalah proses pembekuan. Proses pembekuan selain bertujuan untuk pengawetan
produk pangan juga menjaga kualitas produk pangan. Mekanisme proses
pembekuan tersebut memperhatikan beberapa aspek antara lain mutu bahan,
sanitasi, dan mesin yang digunakan.
Alasan-alasan tersebutlah yang melatarbelakangi penulis untuk
melakasanakan Praktek Lapangan di PT Mitra Tani Dua Tujuh. Penulis berharap
kegiatan ini menghasilkan nilai tambah yang bermanfaat bagi penulis dan
institusi.

1.2 Tujuan
Tujuan umum kegiatan praktek lapangan di PT Mitra Tani Dua Tujuh
adalah untuk mempelajari penerapan keteknikan pertanian pada proses
pengolahan beku edamame.

1
2

Tujuan khusus adlah untuk :


a. Mempelajari proses pengolahan beku edamame.
b. Mempelajari sistem pendingina pada proses pembekuan edamame beserta
komponen-komponennya.
c. Mengetahui alat-alat dan mesin-mesin pengolahan.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Praktek Lapangan ini berlangsung selama 30 hari kerja pada
tanggal 5 Januari 2015 sampai 31 Januari 2015 yang bertempat di PT Mitra Tani
Dua Tujuh, Jember, Jawa Timur.

1.4 Metodologi
Kegiatan Praktek Lapangan ini menggunakan berbagai metode sebagai
berikut:
a. Pengamatan Langsung
Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung terhadap kegiatan
produksi serta sarana pendukungnya di PT Mitra Tani Dua Tujuh, Jember,
Jawa Timur.
b. Wawancara
Berupa pengumpulan informasi dan keterangan secara lisan dan melakukan
konsultasi kepada pihak-pihak yang terkait mengenai proses produksi yang
berlangsung.
c. Partisipasi Langsung
Berupa keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan praktek di lapangan sesuai
dengan ketentuan yang telah diciptakan.
d. Studi Pustaka
Membandingkan hasil pengamatan dengan bahan pustaka yang sesuai dengan
ilmu yang dikaji serta mencari alternatif pemecahan permaslahan.

2
3

BAB 2. PROFIL UMUM PERUSAHAAN

2.1 Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan


PT Mitra Tani Dua Tujuh adlah perusahaan yang bergerak di bidang
budidaya dan pengolahan sayur beku terutama edamame. Merupakan hasil karya
anak bangsa untuk mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia. Didasari oleh
kebutuhan masyarakat Jepang yang sangat tinggi akan kedelai dan sekaligus
menciptakan lapangan kerja bagi petani dan masyarakat sekita, PT Mitra Tani
Dua Tujuh didirikan berdasarkan Akta Nasional nomor 11 tanggal 17 Nopember
1994 dari notaris Ny. Liliana Gondoutomo, SH di Jakarta. Akta tersebut telah
disahkan dengan keputusan Menteri Kehakiman RI tanggal 23 Nopember 1994.
PT Mitra Tani Dua Tujuh diresmikan oleh Menteri Keuangan bersama Menteri
Pertanian serta disaksikan Menteri Koperasi dan PPKtanggal 26 Nopember 1994.
Fasilitas dan pabrik pengolahan sayuran beku dan kedelai Jepang (edamame)
didirikan dan diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Pertanian di Jember
tanggal 21 Juli 1995.
Pada tanggal 1 Juli 1995 dihadapan Menteri Pertanian dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan di Jember dilaksanakan penandatanganan kerjasama
antara PT Mitra Tani Dua Tujuh sebagai pelaku agrobisnis dan Universitas
Jember sebagai lembaga institusi pendidikan sumberdaya manusia dan penelitian
budidaya pertanian yang berwawasan lingkungan. Kerjasama ini menyangkut
pelaksanaan riset unggul kemitraan dalam menciptakan varietas-varietas kedelai
unggulan baru.
Komoditas hortikultura yang pertama kali dikembangkan oleh PT Mitra
Tani Dua Tujuh adalah edamame (Vegetable soybean) yang seluruh produksinya
di ekspor ke Jepang. Pengembangan edamame sebenarnya didorong oleh
kepedulian pengusaha swasta terhadap program pemerintah dalam upaya menekan
impor kedelai yang terus membengkak melebihi satu ton pada tahun 1995. Hal ini
terutama disebabkan oleh rendahnya produktivitas kedelai nasional yang rata-rata
pertahun sekitar satu ton perhektar. Selain hal tersebut pengembangan edamame

3
4

juga didorong olehpeluang pasar yang ada di Jepang, yang setiap tahun
mengimpor edamame lebih dari 30 ribu ton.
Setelah berhasil menembus pasar Jepang yang sangat ketat persyaratan
kualitas melalui “Frozen Edamame”, PT Mitra Tani Dua Tujuh mendapat
kepercayaan lagi mengekspor komoditas hortikultura lainnya seperti terong,
kacang panjang, dan masih banyak yang lain. Semua hortikultura tersebut
diproses menggunakan IQF (Individual Quick Frozen) Freezer dengan kontrol
kualitas yang sangat ketat untuk pasar Jepang. Ekspor komoditas hortikultura ini
memberikan sumbangsih yang tidak kecil bagi devisa negara dan penyediaan
lapangan kerja.
Selain itu PT Mitra Tani Dua Tujuh juga menjalin kerjasama dengan
pemerintahan Jepang melalui JETRO (Japan External Trade Organization) yang
menghasilkan bantuan asisten teknis, teknologi maupun akses pemasaran yang
terjalin dengan baik. Perhatian khusus dari pemerintah Jepang diberikan pada saat
masa penelitian, uji coba budidaya maupun pengolahan serta uji coba pemasaran
produk sayuran beku sejak tahun 1992-1995 berupa pengiriman batuan tenaga ahli
lapangan, baik dari JETRO maupun dari calon pembeli yang dibiayai oleh
JETRO.
Selama kurun waktu 1992-1994 dilaksanakan persiapan dan pelatihan
khusus bagi sekitar 500 petani Kabupaten Jember oleh Pamulang Farming-Saung
Mirwan bekerjasama dengan PTPN XXVII dan 21 BUMN di lingkup Departemen
Keuangan RI dalam rangka membangun industri Kedelai Nasional (KENAS).

2.2 Lokasi Perusahaan dan Fasilitas


PT Mitra Tani Dua Tujuh terletak di Kabupaten Jember, Jawa Timur
tepatnya di Jalan Brawijaya nomor 83, Desa Mangli, Kecamatan Sukorambi.
Fasilitas yang dimiliki antara lain 1 unit IQF Freezer dengan kapasitas 20
ton perhari, 4 ruang Cold Storage bersuhu -22oC dengan total kapasitas 370 ton,
dan chiller room bersuhu 2oC dengan kapasitas 10 ton. Peralatan pengolahan
edamame antara lain Screening Machine dengan kapasitas 20 ton perhari,
Blanching dan Cooling Machine berkapasitas 20 ton perhari. Selain itu dilengkapi

4
5

dengan unit Boiler yang dapat menghasilkan uap air dengan suhu 140oC,
3000kg/jam.
Untuk mengantisipasi meningkatnya kapasitas produksi saat ini sedang
dibangun 5 unit Cold Storage dan 1 unit IQF Freezer baru.

2.3 Sistem Produksi dan Kapasitas Produksi


Pada sistem produksi, budidaya dan pengolahan memegang peranan
penting dalam proses produksi. Sistem produksi didasari oleh permintaan
konsumen yang terus berlangsung sepanjang tahun. Untuk itu diciptakan pola
usaha yang dapat menanam edamame sepanjang tahun. Selain itu mulai tahun
2000 telah dirintis untuk mengadakan multiplikasi benih sendiri dengan pola
kemitraan, pada lokasi yang memenuhi persyaratan teknik perbenihan. Kedepan
direncanakan impor sebagai induk multiplikasi sekitar 10-20% dari kebutuhan
benih tiap tahun.
Kapasitas produksi yang ditargetkan mencapai 3000 ton tiap tahunnya.
Dengan makin meningkatnya permintaan konsumen, mulai tahun 2005 ini
dilakukan ekspansi lahan penanaman dan pembanguna unit pembekuan dan
penyimpanan dingin baru.

2.4 Sarana dan Penunjang Kegiatan Produksi


Untuk mendukung terciptanya situasi kerja yang kondusif bagi
perkembangan dan kemajuan perusahaan, perlu diperhatikan imbalan yang harus
diberikan kepada karyawan kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan
karyawan antara lain : (i) asuransi bagi karyawan tetap berupa Jamsostek untuk
Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK), sedangkan untuk karyawan harian diikutkan pada asuransi kerja
kolektif PT Bumi Asih Jaya (hasil seleksi); (ii) sarana ibadah dan santapan rohani;
(iii) Koperasi Karyawan; (iv) ruang makan dan kantin; (v) rekola (rekreasi dan
olahraga).
Dalam upaya meningkatkan keterampilan para karyawan telah diadakan
pelatihan-pelatihan atau kursus-kursus antara lain BPPD KANWIL dan Lembaga

5
6

atau Institusi lainnya. Dengan diikutsertakannya karyawan dalam kursus dan


pelatihan seperti di atas diharapkan kemampuan, kecakapan, dan profesionalisme
karyawan dapat berkembang, dan memberikan nilai tambah bagi diri sendiri serta
memberikan kontribusi yang bernilai bagi perusahaan.

2.5 Pemasaran
- Ekspor produk sayuran segar beku terutama di Jepang, AS, Belanda.
- Pemasok produk sayuran segar beku ke kota-kota besar, seperti Jakarta,
Surabaya, Denpasar, Freeport/Papua, dll.

2.6 Budidaya Edamame


- Pola peusahaan budidaya edamame diawali dengan melatih dan mendidik
tenaga terampil untuk merealisasikan rekayasa dan adaptasi teknologi
tanaman dari daerah sub tropis ke daerah tropis. Melalui tahapan dengan
berbagai hambatan, beberapa tahun terakhir telah mulai terbentuk petani
yang mandiri dalam perusahaan.
- Dengan bantuan dan bimbingan perusahaan, akhirnya dapat diciptakan
pola usaha yang dapat menanam edamame sepanjang tahun. Di negara
asalnya hanya dapat ditanam 1 tahun 1 periode tanam. Inilah salah satu
unggulan komparatif di Indonesia khususnya di Jember. Dengan demikian
menjadi tanaman rotasi yang saling menguntungkan dengan tanaman
semusim lainnya.
Kebutuhan benih edamame selama ini masih tergantung dari impor, maka
dari itu mulai tahun 2000 telah dirintis untuk mengadakan multiplikasi
benih sendiri dengan pola kemitraan pada lokasi yang memenuhi
persyaratan teknik perbenihan. Kedepan direncanakan impor hanya
sebagai induk multiplikasi sekitar 10-20% dari kebutuhan benih setiap
tahun.

6
7

BAB 3 STRUKTUR ORGANISASI PT.MITRA TANI

3.1 Struktur Organisasi

Sistem organisasi yang digunakan di PT Mitra Tani Dua Tujuh merupakan


sistem garis dan staff yang terdiri dari unit-unit kerja lini dan unit-unit kerja staff.
Perusahaan dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang membawahi Direktur,
Divisi Keuangan, dan Umum. Direktur membawahi Divisi Teknik dan
Pemeliharaan, Budidaya, Pengolahan, Pemasaran, Pengawas dan Efisien, dan
Litbang.pada struktur organisasi PT Mitra Tani Dua Tujuh, pemegang saham
memiliki kekuasaan tertinggi. Direktur Utama berada dibawah Pemegang Saham
dan Dewan Komisaris. Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 1.
Tenaga kerja di PT Mitra Tani Dua Tujuh terbagi atas karyawan tetap dan
tidak tetap. Karyawan tidak tetap merupakan karyawan harian lepas yang bekerja
pada saat panen serta karyawan kontrak kerja waktu tertentu (KKWT). Latar
belakang pendidikan untuk karyawan tidak tetap beragam dari SD hingga D3.
Sistem pengupahan adalah sistem harian yang dibayarkan setiap minggunya.
Adapun karyawan tetap memiliki latar belakang pendidikan SD hingga S2.

7
8

Klasifikasi karyawan PT Mitra Tani Dua Tujuh berdasarkan tingkat pendidikan


dapat dilihat pada lampiran 2.
Berdasarkan usia karyawan PT Mitra Tani Dua Tujuh diklasifikasikan
adanya kartawan berusia diatas 40 tahun usia mantap sebesar 11% dan usia 30
hingga 40 tahun yang merupakan usia produktif 45%, dan usia di bawah 30 tahun
usia potensial sebesar 44% menunjukan SDM yang potensial dan produktif
dengan harapan cerah di masa depan.untuk itu perlu adanya perencanaan pola
pengembangan dan penjejangan karir sebaik-baiknya. Klasifikasi karyawan
berdasarkan usia dapat dilihat pada lampiran 3.
Total tenaga kerja yang dapat diserap hingga akhir tahun 2004 sebanyak
11.087 orang. Secara lengkap daftar luasan lahan, petani, dan tenaga kerja dapat
dilihat pada lampiran 4.

3.2 Ketenaga Kerjaan


PT. Mitratani Dua Tujuh memiliki tenaga kerja dalam jumlah relatif
banyak. Untuk itu dibutuhkan klasifikasi ataupun penggolongan tenaga kerja demi
kemudahan dalam pengorganisasiannya. Klasifikasi ini juga sangat membantu
untuk mengetahui jumlah karyawan yang ada.
Menurut statusnya, tenaga kerja (karyawan) dibedakan menjadi empat,
yaitu:
1. Karyawan Bulanan
Merupakan karyawan tetap perusahaan yang biasanya ada pada bagian
processing maupun pada staf administrasinya. Ntuk karyawan ini dibayar
tiap bulannya. Jenjang pendidikan umumnya untuk bagian ini adalah
Strata 1 ataupun Diploma Politeknik Pertanian dan ada juga yang
berpendidikan SMA atau lembaga pendidikan yang sederajat.
2. Karyawan Harian
Karyawan dengan sistem penggajian tiap minggu atau dibayar tiap akhir
pekan. Pekerjaan yang dilakukan umumnya membutuhkan suatu kekuatan
fisik. Pendidikan yang ditempuh maksimal adalah SMA ataupun yang

8
9

sederajat. Karyawan harian juga bias mendapatkan uang lembur untuk tiap
kelebihan waktu yang mereka kerjakan.
3. Karyawan Borongan
Karyawan borongan bekerja menurut kebutuhan perusahaan misalnya
pada saat panen raya. Pembayaran diberikan berdasarkan hasil kerja
mereka yang umumnya dinilai dari banyaknya hasil kerja mereka dan
untuk waktu pembayarannya biasanya pada akhir minggu, sama layaknya
karyawan harian.
4. Karyawan Honorer atau Panggilan
Tenaga kerja ini hanya bekerja menurut panggilan dari perusahaan untuk
kondisi tertentu yang biasanya berupa orang yang ahli dibidangnya, untuk
pembayarannya biasanya menurut standar dari masing-masing yang
berkepentingan.

3.3 Keselamatan Kerja


Keselamatan dan kenyamanan pada saat keryawan bekerja adalah hal
terpenting bagi karyawan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap produkifitas
karyawan. Untuk itu PT. Mitratani Dua Tujuh sangat memperhatikan keselamatan
kerja para karyawan dengan memperhatikan beberapa factor antara lain:
a. Pakaian Kerja
Perusahaan memberikan semua kelengkapan bagi karyawannya antara lain
dengan memberikan penutup kepala, masker, sarung tangan maupun
sepatu boot. Perusahaan juga memberikan pakaian khusus kepada
karyawan yang bekerja pada ruangan yang bersuhu rendah maupun
karyawan dibagian perawatan dan pemeliharaan mesin (bengkel). Semua
kelengkapan ini bertujuan agar tidak memberikan dampak negatif bagi
produk yang dihasilkan maupun dampak produk kepada
manusia/karyawan.
b. Pembagian Kerja
Pembagian kerja sangat berpengaruh bagi mekanisme kerja, untuk itulah
PT. Mitratani Dua Tujuh membuat suatu pembagian kerja antara karyawan

9
10

dengan pimpinan perusahaan. Pembagian kerja akan sangat memudahkan


bagi karyawan maupun pimpinan untuk melaksanakan tugasnya masing-
masing sebab tidak akan terbebani oleh tugas yang bukan pekerjaannya
sehingga mekanisme kerja akan semakin baik.
c. Jam Istirahat
Jam istirahat mempunyai peran penting dalam suatu pekerjaan, karena
tubuh manusia membutuhkan istirahat setelah sekian jam bekerja. Maka
perusahaan menetapkan jam istirahat bagi karyawannya agar dapat
dimanfaatkan untuk melaksanakan ibadah maupun untuk makan dan
minum.
d. Pembagian Jam Kerja
Pembagian jam kerja dilakukan agar karyawan yang sedang bekerja tidak
terlalu banyak jam kerjanya sehingga mereka tidak akan mengalami
kelelahan dalam bekerja. Adapun jam kerja di PT. Mitratani Dua Tujuh
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Jam Kerja Umum (Non Shift)
Jam kerja ini biasanya berlaku untuk karyawan tetap dan jam kerjanya
disesuaikan dengan ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja yaitu
selama 8 jam tiap harinya.
2. Jam Kerja Bergantian (Shift)
Jam kerja ini biasanya berlaku untuk keryawan yang bekerja pada
divisi processing dan bengkel mekanik. Setiap harinya jam kerja ini
terbagi atas 3 shift antara lain:
a) Shift Pagi
Shift ini bekerja mulai pukul 07.00 s/d 16.00 dengan 1 jam
istirahat.
b) Shift Sore
Shift ini bekerja pada pukul 14.00 s/d 23.00 dengan 1 jam istirahat.
c) Shift Malam
Shift ini bekerja pada pukul 22.00 s/d 07.00 keesokan harinya.

10
11

BAB 4.
PROSES PRODUKSI DAN PENGOLAHAN EDAMAME
DI PT.MITRA TANI DUA TUJUH

Bahan baku yang dibutuhkan pada proses produksi dibagi menjadi 2


kelompok yaitu bahan baku utama dan bahan baku freeport. Bahan baku utama
yaitu jenis kedelai manis (edamame)yang nantinya akan diproses menjadia
edamme, edatsuki, dan mukimame serta chamame yang akan diproses menjadi
chamame dan chatsuki. Selain kedua komoditi tersebut sayuran berserat tinggi
(okura) menjadi salah satu bahan baku utama. Bahan baku freeport yaitu jenis
sayur mayur (bayam, brokoli, buncis, chay sim, kangkung, dll) yang diproduksi
saat tidak ada panen kedelai sesuai permintaan pasar. Disebut bahan baku freeport
karena pelanggan komoditi ini adalah PT Freeport Indonesia. Penanganan
edamame lebih difokuskan untuk kebutuhan ekspor khususnha ke Jepang.

4.1 Pengadaan Bahan Baku


1. Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku diperoleh melaui proses transaksi penjualan yang sifatnya
terikat. PT Mitra Tani Dua Tujuh bekerja sama dengan para petani di sekitar
Jember dengan menyewa lahan dan menyediakan benih. Lahan produksi
edamame berada disekitar Kabupaten Jember diantaranya Sukowono, Arjasa,
Pakusari, Dumunik, Kranjingan, Suco, Jubung, dan Dawuan.

Gambar 4.1 .Kedelai Edamame


Edamame adalah jenis kedelai manis atau kedelai rebus (glycine max L.) yang
lebih dikenal dengan nama vegetable soybean. Benih yang digunakan oleh PT
Mitra Tani Dua Tujuh berasal dari Taiwan. Kelebihan yang dimiliki jika

11
12

dibandingkan dengan kedelai jenis lain adalah memiliki cita rasa yang manis,
polongnya berukuran lebih besar, dan umur panen yang pendek + 65 hari
setelah tanam karena edamame adalah kedelai muda. Sedangkan chamame
adlah jenis kedelai manis yang memilliki bentuk lebih ramping atau pipih dan
lebih wwangi (beraroma pandan) dibandingkan edamame. Okura adlah
sayuran yang memiliki kandungan serat sangat tinggi berbentuk segi lima
panjang.
Varietas edamame yang digunakan oleh PT Mitra Tani Dua Tujuh
adalah varietas Ryokko-75 (R-75) dan E-01 untuk chamame. Benih diimpor
dari Taiwan. Sebelum pelepasan ke lahan dilakukan uji germinasi (daya
tumbuh). Jika benih yang tumbuh lebih dar 80% maka benih siap ditanam di
lahan.
Dilihat dari bentuknya, bahan baku yang telah dipanen nantinya akan
diproses menjadi :
a. Edamame dan Chamame, yaitu kedelai yang terdiri atas polong dan biji
saja.
b. Edatsuki, yaitu kedelai yang terdiri atas polong, biji, serta tangkainya
atau edamame yang bertangkai.
c. Mukimame, yaitu biji dari edatsuki.
d. Chatsuki, yaitu chamame yang bertangkai.
Pengadaan bahan baku untuk freeport melalui proses transaksi penjualan
yang sifatnya tidak terikat dan tergantung permintaan konsumen.
2. Penerimaan Bahan Baku
Bahan baku yang diterima ada 2 jenis yaitu bahan baku petik dan
brangkasan. Bahan baku petik digunakan sebagai bahan baku untuk edamame
dan mukimame. Sedangkan bahan baku brangkasan digunakan untuk
edatsuki, edamame, dan mukimame. Bahan baku diterima dalam keadaan
segar dalam arti dikirim langsung setelah pemanenan.
Bahan baku dari lahan (raw material)diangkut menggunakan truk atau
pick-up menuju penerimaan di PT Mitra Tani Dua Tujuh. Bahan baku yang

12
13

sampai di penerimaan akan dicek dan ditimbang untuk mencocokkan data di


lahan dan penerimaan sebelum diproses lebih lanjut.
3. Bahan Baku Pembantu
Bahan baku pembantu yang mendukung proses pengolahan kedelai
edamame adalah air, klorin, dan es balok. Dalam industri pangan, air
memegang peranan penting karena dapat mempengaruh mutu produk yang
dihasilkan. Air digunakan untuk perendaman dan pencucian bahan baku dan
alat, perebusan dan pendinginan bahan baku.
Klorin adalah desinfektan yang paling umum digunakan dalam
klorinasi air. Klorinasi air ditujukan guna menciptakan air yang aman bagi
kesehata karena klorin dapat membunuh bakteri-bakteri penyebab penyakit.
Air yang telah diklorinasi digunakan untuk proses yang sama dengan
penggunaan air. Kadar klorin yang digunakan berbeda-beda sesuai dengan
fungsinya. Untuk penanganan produk antara 25-150 ppm, sanitasi dan
pencucian alat berkisar antara 100-200 ppm.
Es balok yang digunakan pada proses pengolahan edamame adalah
sebagai penjaga kesegaran. Edamame yang telah dikuliti (mukimame) akan
direndam terlebih dahulu menggunakan air dan es balok bertujuan untuk
menjaga kesegaran dan mempertahankan kualitas dari mukimame itu sendiri.

4.2 Penanganan Bahan Baku


Bahan baku yang telah diterima oleh perusahaan akan ditangani sesuai
dengan standar-standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan sesuai
permintaan dari konsumen. Standar yang telah ditetapkan PT Mitra Tani Dua
Tujuh untuk kedelai edamame dibagi menjadi 4 tingkatan mutu yang dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Kriteria mutu kedelai edamame

Kriteria Standart Second Grade Third Grade (TG) Four Grade


Quality (SG) (FG)
(SQ)

13
14

Jumlah 165 185 220 240


polong
per 500
gram
Tampilan Mulus Diperbolehkan, Diperbolehkan, Diperbolehkan,
tanpa sedikit sedikit Sedikit
bercak
Warna Hijau Hijau Hijau Hijau
Polong
Kerusaka Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
n
Mekanik
Aroma Khas Khas edamame Khas edamame Khas edamame
edamame
Kadar 9-13 9-13 9-13 9-13
gula
(brix)
Salinity 0.7-1.2 0.7-1.2 0.7-1.2 0.7-1.2
(%)
Sumber : PT Mitra Tani Dua Tujuh (2005)

Bahan baku yang termasuk kriteria Standart Quality (SQ) akan dijadikan
komoditi ekspor. Kedelai mutu Second Grade (SG) dapat menjadi komoditi
ekspor tergantung permintaan konsumen. Sedangkan kedelai mutu Third Grade
(TG) dan Four Grade (FG) dijadikan komoditi untuk pasar lokal. Kedelai yang
tidak memenuhi kriteria SQ, SG, TG, dan FG akan dijadikan bahan baku
mukimame (BBM).
Perusahaan juga menetapkan standar warna untuk kedelai (polong dan
biji). Standar warna diberi kode B hingga F.
Warna B : Hijau tua
Warna C : Hijau agak tua
Warna D : Hijau agak muda
Warna E : Hijau muda
Warna F : Hijau muda kekuningan

14
15

Penanganan untuk edatsuki adalah bahan baku yang diterima sebagai


bahan baku brangkasan akan dipotong-potong tangkainya menggunakan gunting
khusus. Standar mutu edatsuki SLB (Salted Long Blanching) yang ditetapkan
adalah panjang tangkai 4-6 cm, jumlah polong dalam 1 tangkai 2-6 polong, tidak
menerima polong yang berisi 1 biji lebih dari 50% dalam satu tangkai, dan tebal
tangkai tidak boleh kurang dari 3mm.
Penanganan untuk chamame sama seperti edamame. Hanya saja chamame
tidak dibedakan menjadi kelas-kelas tertentu. Perbedaan antara kedelai jenis
edamame dan chamame dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan Edamame dan Chamame
Kriteria Edamame Chamame
Jumlah polong dalam 165, 185, 235 210
500 gram
Bentuk Bergelombang (mengikuti Tampak samping tidak
bentuk biji) bergelombang
Aroma Khas edamame (tidak Lebih wangi (aroma
wangi) pandan)
Biji Kulit ari tetap hijau Kulit ari tampak hijau
gelap
Warna B-D D–E
Sumber : PT Mitra Tani Dua Tujuh (2005)

Penanganan untuk edamame dalam hal rasa dibedakan menjadi edamame


Long Blanching (LB) dan edamame Salted Long Blanching (SLB). Edamame
SLB adalah edamame yang mempunyai rasa asin, sedangkan edamame LB rasa
asli edamame. Proses SLB dilakukan dengan perendaman menggunakan larutan
garam 15% selama 20 menit setelah proses perebusan dan pendinginan I (lihat
proses perebusan).

4.3 Pengolahan Bahan Baku


Edamame yang telah dipanen akan diproses melalui beberapa tahapan
sebelum menjadi produk beku yang siap dipasarkan. Secara garis besar melalui

15
16

tahapan penerimaan, pemisahan berdasarkan standar produk, perebusan atau


pemasakan, pendinginan, pembekuan, penyimpan beku, sortasi, dan pengemasan
1. Penerimaan
Proses penerimaan diawali dengan pengecekan dan penimbangan
terhadap bahan baku yang diterima. Setelah dilakukan pengecekan dan
penimbangan, dilakukan penyiraman dengan air untuk mengembalikan
kesegaran produk yang selama pengirim terkena terik matahari. Proses
selanjutnya adalah pembersihan, pemisahan berdasarkan ukuran dan
pencucian. Bahan baku brangkasan akan dikirim ke bagian pemrosesan 2 atau
bagian pemisahan berdasarkan standar produk untuk dilakukan pencucian dan
pemotongan sebagai bahan baku untuk edatsuki.
a. Pembersihan
Pembersihan dilakukan 2 kali. Pada tahapan ini akan dilakukan
pemisahan antara edamame dengan benda asing (dedaunan, ranting, dan
kotoran lain). Edamame dimasukkan ke dalam konveyor yang bergerak
keatas (+30o) menuju ruang blower. Konveyor menggunakan belt tipe
flat with strip. Hembusan dari blower akan memisahkan antara edamame
dengan benda asing karena bentuk dan berat edamame yang
memungkinkan untuk melewatihembusan blower. Benda asing yang
terpisah akan dilewatkan ke saluran pembuangan dan ditampung oleh
keranjang. Edamame yang berhasil melewati hembusan blower
ditampung pada konveyor 2. Proses selanjutnya sama seperti pemisahan
1. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi adanya benda asing yang masih
terikut pada edamame. Hasil dari pembersihan akan dibawa konveyor
kecil bertipe flat with strip menuju konveyor pemasukan tipe flat belt
berupa kedelai edamame yang telah bersih. Selanjutnya edamame yang
berada diatas konveyor pemasukan akan dipindahkan menuju mesin
pemisah berdasarkan ukuran. Diatas konveyor pemasukan terdapat
konveyor papan rotari untuk membagi edamame yang akan masuk
menuju mesin pemisah berdsarkan ukuran.
b. Pemisahan Berdasarkan Ukuran

16
17

Proses pemisahan berdasarkan ukuran adalah proses untuk


memisahkan bahan baku berdasarkan ukuran. Pemisahan ini dilakukan
untuk mendapatkan edamame dengan kualitas yang telah ditetapkan
perusahaan. Pada proses ini bahan baku tidak mengalami perubahan
bentuk.
Pemisahan bahan baku disebabkan adanya getaran dari vibrator
motor yang ditempelkan pada badan mesin. Vibrator ini akan
menggetarkan badan mesin sehingga bahan akan bergerak maju melewati
sekat-sekat dengan jarak antar sekat antara 0.6-0.8 cm. Edamame yang
mempunyai ketebalan kurang dari 0.6-0.8 cm akan jatuh dan ditampung
dalam keranjang. Edamame yang bagus akan ditampung pada sabuk
konveyor untuk kemudian dibawa mwnuju bak pencucian.
c. Pencucian
Selanjutnya bahan baku akan dicuci dalam bak pencucian dengan
volume air sekitar 525 liter. Ke dalam bak pencucian ditambahkan
larutan NaOCL sebanyak 656 ml atau kadar klorin dalam air 150 ppm.
Pencucian dibantu oleh pompa air bertekanan sehingga air berputar.
Penambahan NaOCL sebanyak 220 ml dilakukan setiap 50 keranjang
edamame hasil pencucian. Pencucian dilakukan dengan tujuan
membersihkan edamame dari kotoran yang menempel dan membunuh
bakteri.

2. Pemisahan Berdasarkan Standar Produk


Pada tahapan pemisahan berdasarkan standar produk, edamame akan
dipisahkan kedalam kelompok-kelompok tertentu. Edamame yang telah
bersih akan di sortasi secara manual diatas meja dan sabuk konveyor dilihat
dari bentuk, ukuran, jumlah bij, spot coklat dan hitam, karat, terlalu muda
atau tua, adanya hama penyakit, dan lain-lain. Edamame yang tidak
memenuhi syarat mutu akan dikelompokkan kedalam Bahan Baku
Mukimame (BBM), dan sisanya sebagai bahan afkir.

17
18

Selanjutnya edamame yang telah melewati tahapan pemisahan


berdasarkan standar produk akan dianalisa dan ditimbang. Perendaman
edamame dilakukan pada bak rendam menggunakan keranjang dengan kadar
klorin 150 ppm selama 10-20 menit. Hal ini berfungsi untuk membunuh
bakteri yang masih melekat pada edamame. Pergantian air untuk perendaman
dilakukan jika keadaan air sudah keruh, pH kurang dari 7, dan kadar klorin
kurang dari 100 ppm. Edamame kemudian ditiriskan dan melewati proses
administrasi sebelum proses selanjutnya.
Pada ruang pemisah terdapat proses pengulitan BBM menggunakan
alat pengupas kulit edamame (mesin muki). Alat ini terdiri dari dua buah besi
silinder berlapis karet dan dipasang berimpitan yang diputar oleh motor listrik
sehingga BBM akan terhimpit dan biji akan terpisah dari kulitnya. BBM yang
dikuliti adalah BBM yang telah melewati proses perebusan dan pendinginan
I. Hal ini dilakukan untuk mempermudah polong dan kulit ari terpisah dengan
bijinya.
Mukimame yang telah disortasi akan ditampung dalam bak mukimame
berisi air dengan es balok sebelum dilakukakn perebusan. Hal ini bertujuan
untuk menjaga kualitas mukimame, dan mempertahankan warna.
3. Perebusan
Perebusan adalah perlakuan pemberian panas pada suatu bahan
dengan cara pencelupan pada air panas atau pemberian uap panas. Cara ini
dimaksudkan untuk me-non-aktifkan enzim-enzim dan menghentikan proses
oksidasi sel.
Pada tahapan ini bahan baku yang akan direbus dicuci terlebih dahulu
pada bak pencucian yang didalamnya terdapat konveyor tipe wire mesh untuk
mengangkut bahan baku menuju tabung perebusan. Kenudian bahan baku
masuk kedalam tabung perebus yang didalamnya terdapat tabung spiral untuk
mendorong bahan baku dan pipa steam bersuhu 140oCuntuk memanaskan air
yang terdapat dalam tabung perebus.

18
19

Temperatur dan lamanya waktu perebusan ini tergantung dari jenis


produk yang diolah. Standar yang ditetapkan oleh PT Mitra Tani Dua Tujuh
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Standar Perebusan (T=100oC)
Standar Perebusan Produk Ekspor
Jenis Produk Lama Perebusan
BBM 2 menit
Mukimame 1 menit
C/LB 30 menit
LB 2 menit 30 detik
Okura Coin 2 menit
Okura Cut 1 menit
Okura Whole 1 menit
RB 2 menit
R/LB 1 menit
SLB Blanching I 2 menit
SLB Blanching II 30 detik
Sumber : PT Mitra Tani Dua Tujuh
4. Pendinginan
Setelah direbus bahan didinginkan bertahap dan menyeluruh.
Pendinginan merupakan tahapan penting dalam penghentian kerusakan warna,
rasa, aroma serta mencegah dari kehilangan zat gizi. Pendinginan bahan hasil
perebusan menggunakan media air. Pendinginan dilakukan dua tahapan
penurunan suhu bahan yaitu proses pendinginan 1 dan pendinginan 2.
a. Pendinginan 1
Pendinginan tahap awal ini menggunakan media air bersuhu +
10oC. Air akan menyerap panas yang dilepaskan produk sehingga suhu air
meningkat. Untuk itu dilakukan sirkulasi pergantian air. Suhu air setelah
terkena produk (edamame) berkisar antara 27-30oC. Selanjutnya suhu
medium dipertahankan antara 27-30oC dengan sirkulasi pergantian air
bersuhu 6-7oC yang dilakukan secara kontinyu, dengan debit air masuk sam

19
20

dengan debit air keluar. Alat yang digunakan berbentuk setengah tabung
didalamnya terdapat tabung spiral berongga yang berfungsi untuk
mendorong produk menuju pendinginan 2.
b. Pendinginan 2
Proses pendinginan 2 menandakan bahwa produk telah siap untuk
dibekukan. Proses pendinginan ini menggunakan media bersuhu 5-6oC.
Suhu air setelah terkena produk sekitar 12oC. Air yang digunakan untuk
mendinginkan produk mempunyai kadar klorin 25-30 ppm dengan pH 6-7.
Produk telah didinginkan dan siap dimasukkan ke dalam IQF Freezer
mempunyai suhu sekitar 20oC. Sama seperti cooling1, sirkulasi pergantian
air dilakukan kontinyu. Hanya saja pada pendinginan 2, pendinginan
dilakukan dengan merendam produk di dalam air di atas konveyor wire
mesh yang akan membawa produk naik menuju alat peniris getar sebelum
masuk IQF. Penirisan dilakukan tiga tahap yaitu pada wire mesh yang
bergerak naik, alatpeniris getar, dan inlet wire mesh menuju IQF yang
dilengkapi dengan kipas.
5. Pembekuan
Produk tang telah tiris akan ditempatkan pada konveyor IQF yang
berjalan. Konceyor menggunakan tipe wire mesh yang memiliki rongga.
Kapasitas terpasang dariIQF ini mencapai 2000 kg produk/jam. Lama
pembekuan tergantung dari jenis dan ketebalan produk. Untuk edamame
sekitar 13 menit. Suhu pusat produk yang diinginkan dari pembekuan ini
adalah -18oC atau kurang dari suhu tersebut.
Prinsip pembekuan ini adalah pembekuan individu secara cepat. Suhu
evaporasi yang digunakan sekitar -40oC. Pembekuan dilakukan dengan teknik
fluidization yaitu produk seakan terlihat seperti fluia yang mengalir karena
adanya hembusan dari kipas sentrifugal. Pada teknik ini produk dipertahankan
untuk menggantung di udara selama proses pembekuan dengan begitu tidak
terjadi pembekuan block, yaitu produk yang dibekukan saling menempel. Suhu
akhir produk yang diinginkan adalah -18oC atau kurang.

20
21

6. Penyimpan Beku
Produk yang telah dibekukan kemudian dikemas menggnakan plastik
besar untuk kemudian disimpam pada ruangan penyimpan beku. Rentang
waktu antara pengemasan ke dalam plastik hingga masuk ruangan penyimpan
beku tidak boleh lebih dari 2 menit, hal ini dapat mempengaruhi kualitas
produk.
Suhu pengaturan penyimpan beku adalah -25oC, sedangkan suhu
aktualnya mencapai -22oC. Suhu ruangan didesain agar menjaga produk beku
tetap pada suhu -18oC. Terdapat 4 unit ruangan penyimpan beku dengan
kapasitas total 370 ton edamame. Penyimpan beku 2,3,dan 4 digunakan untuk
menyimpan produk hasil pembekuan IQF, sedangkan penyimpan beku 1
digunakan untuk menyimpan produk hasil sortasi dan pengemasan
Sirkulasi barang yang masuk dan keluar cold storage sesuai dengan
prinsip FIFO (First In First Out). Produk yang disimpan pada penyimpan beku
dapat tahan hingga 18 bulan.
7. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk mengecek kembali produk beku sebelum
dikemas untuk dipasarkan. Pengecekan dilakukan untuk mengantisipasi adanya
produk yang tidak sesuai standar yang masih terikut pada proses pembekuan
dan mensortasi produk yang rusak akibat mesin. Sortas dilakukan secara
manual dengan tenaga manusia.
Ruangan untuk sortasi merupakan ruangan yang steril dan mempunyai
suhu ruangan yang rendah untuk menjaga produk beku tidak mengalami
penurunan suhu drastis selama proses sortasi. Suhu ruangan sekitar 9-13oC.
Produk yang disortasi berasal dari produk beku yang disimpan pada
penyimpan beku 2, 3, dan 4. Pengangkutan produk dilakukan dengan
menggunakan kereta troli. Sortasi dilakukan menggunakan mesin pemisah
berdasarkan ukuran dan sabuk konveyor tipe flat belt.
Sortasi awal dilakukan pada mesin pemisah berdasarkan ukuran, produk
yang mempunyai ketebalan kurang dari 6-8 mm akan jatuh. Produk kenis
mukimame tidak melalui tahap ini. Produk kemudian menuju sabuk konveyor

21
22

dengan kecepatan gerak 0.2 m/s. Produk yang tidak sesuai dengan standar
mutu akan disortasi dan dipisahkan pada mangkuk-mangkuk plastik. Produk
yang tersortasi dijadikan produk dengan kualitas dibawahnya atau dijadikan
BBM. Sedangkan produk yang lolos (sesuai standar) dikemas kembali dalam
plastik dan disimpan pada penyimpan beku 1. Lama produk keluar dari
penyimpan beku, proses sortasi hingga masuk kembali ke penyimpan beku
tidak boleh melebihi 5 menit.
8. Pengemasan
Pengemasan merupakan tahap akhir dari proses produksi. Pengemasan
dilakukan untuk melindungi produk beku dari benturan selama distribusi dan
memberi label pada produk. Alat yang digunakan pada proses pengemasan
adalah mangkuk, timbangan, stiller, alat pengikat karton dan metal detector.
Produk yang akan dikemas berasal dari penyimpan beku 1 yaitu produk
hasil sortasi. Produk dikemas ke dalam plastik kemasan 250 gr, 400 gr, 500 gr,
atau 1000 gr yang telah diberi label. Kemudian dikemas lagi ke dalam karton
ukuran 1 0kg atau 20 kg.
Sebelum dimasukkan ke dalam kontainer, karton yang telah terikat
terlebih dahulu dilewatkan pada metal detector. Hal ini dilakukan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya kandungan metal pada produk atau kemasan.
Jika metal detector mendeteksi adanya kandungan metal, maka produk tersebut
belum siap dipasarkan dan harus dicek kembali.

4.4 Pemutuan
PT Mitra Tani Dua Tujuh sejak awal ekspor mengikuti standar Jepang
pada proses pemutuannya. Saat ini mulai diterapkan standar HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Point). Pada proses pembekuan Edamame di PT Mitra
Tani Dua Tujuh, setiap titik yang berhubungan langsung dengan produk menjadi
perhatian dan titik kritis terutama dalam hal sanitasi. Proses sanitasi dilakukan
mulai diterimanya produk hingga akhir proses produksi.

22
23

Penerimaan Bahan Baku

Penimbangan

Pembersihan

Pencucian 150 ppm klorin

Grading

Perendaman 150 ppm (10 – 20 menit)

Pencucian

Perebusan 100oC (+ 2 menit )

Pendinginan I, 27oC, 30 detik

Pendinginan II, 6-7oC

Pembekuan, -37oC, 13 menit

Penyimpan Beku -20oC

Sortasi

Pengemasan-Penyimpan Beku

Gambar 3.2 Proses Produksi Edamame

23
24

BAB 5. MAINTENANCE COLD STORAGE

5.1 Prinsip Kerja Cold Storage


Secara umum prinsip kerja cold storage adalah sebagai berikut. Refrigeran
didalam kompresor dikompresikan kemudian dialirkan ke kondensor. Refrigeran
yang mengalir ke kondensor mempunyai tekanan dan temperatur yang tinggi. Di
kondensor refrigeran didinginkan oleh udara luar disekitar kondensor sehingga
terjadi perubahan fase dari uap menjadi cair. Kemudian refrigeran mengalir
menuju pipa kapiler dan terjadi penurunan tekanan. Setelah keluar dari pipa
kapiler, refrigeran masuk ke dalam evaporator.
Di dalam evaporator refrigeran mulai menguap, hal ini disebabkan karena
terjadi penurunan tekanan yang mengakibatkan titik didih refrigeran menjadi lebih
rendah sehingga refrigeran menguap. Dalam evaporator terjadi perubahan fase
refrigeran dari cair menjadi uap. Pada evaporator ini terjadi perpindahan kalor
yang bersuhu rendah, dimana air didinginkan oleh refrigeran. Kemudian
refrigeran dalam bentuk uap tersebut dialirkan ke kompresor kembali.
Di dalam evaporator, air sebagai bahan pendingin sekunder yang telah
didinginkan sampai temperatur tertentu kemudian dialirkan oleh sebuah pompa
menuju koil-koil pendingin dalam ruangan. Air ini akan bersirkulasi terus
menerus selama sistem pendingin bekerja.

5.2 Pendingin Air (Water Chiller)


Pendingin air (water chiller) digunakan untuk mendinginkan air yang
digunakan dalam proses pendingin I dan II, suhu evaporator sebesar 5C, dan tipe
evaporator selubung tabung. Koil-koil evaporator diletakkan dalam tabung yang
didalam berisi air. Panas dari air ini kemudian diserap oleh refrigrant yang
berada dalam koil, sehingga air menjadi dingin dan refrigrant berubah menjadi
gas.

24
25

Gambar 5.1 Pendingin Air (Water Chiller)


Spesifikasi Alat :

- Kompresor : Copeland 35 HP, USA 6 RHI-3500-RD-200-3 unit


BRISTOL, H2NG294DPEF
- Kondensor : Elco, Italy MDO-R13 R5035 A-4T
- Barrel : ONDA, italy 95
- Evaportor : Shel and Coll

5.3 Penyimpanan Beku (Cold Storage)


Penyimpanan Beku digunakan sebagai tempat penyimpanan produk beku
hasil pembekuan IQF Tunnel Freezer dan produk yang akan disortasi dan dikema.
Selain itu juga dimanfaatkan untuk membuat balok es. Suhu penyimpanan beku
diseting pada suhu -250C dan suhu aktual berkisar 180C sampai -220C.

Gambar 5.2 Mesin Penyimpanan Beku (Cold Storage)

25
26

Kapasitas : Cold Storage I 136 ton


Cold Storage I I 69 ton
Cold Storage III 90 ton
Cold Storage I V 75ton
Cold Storage V-XI @150 ton
Cold Storage I
- Ukuran ruang : 1984cm x 1490cm x 264cm
- Kompresor : Bitzer 30HP, Germany, 3 unit
- Kondensor : Elco, Italy MOD – R13 R5035 A AT, 3 Unit
- Evaporator : Searle, 3 Unit
- Body : Polyurethane (Foam) 150mm 40kg/cm2
PT.Jalur Sejuk Indonesia

Cold Storage II
- Ukuran ruang : 1887cm x 900cm x 264cm
- Kompresor : Compelamatic 30HP, USA, 052-1195-00, 1 unit
- Kondensor : Elco, Italy MOD – R13 R5035 A AT, 1 unit
- Evaporator : Water Roller GMBH, ABNR 21478-1 1unit
- Body : Polyurethane (Foam) 150mm 40kg/cm2
PT.Jalur Sejuk Indonesia

Cold Storage III


- Ukuran ruang : 1887cm x 1008cm x 264cm
- Kompresor : Bitzer 30HP, Germany, 1 unit
- Kondensor : Elco, Italy MOD-R13 R5035 A AT, 1 unit
- Evaporator : Searle, LC3-63P-EL1-LMF, 1 unit
- Body : Polyurethane (Foam) 150mm 40kg/cm2
PT.Jalur Sejuk Indonesia

Cold Storage IV
- Ukuran ruang : 1887cm x 1008cm x 264cm

26
27

- Kompresor : Bitzer 30HP, Germany, 1 unit


- Kondensor : Elco, Italy MOD – R13 R5035 A AT, 1unit
- Evaporator : Searle, LC3-63P-EL1-LMF, 1 unit
- Body : Polyurethane (Foam) 150mm 40kg/cm2
PT.Jalur Sejuk Indonesia

Cold Storage V sampai IX

1. Ukuran Ruang : 10m x 20m x 6m


2. Kompresor
- Model : CUT-N62WB-1200 RPM
- Kapasitas : 96,492 kcal/hr (112,2 kW)
Pada Te = -350 C/Te = 380 C
- Motor : 75Kw, 380 V, 50Hz, 4HP (local supply)
- Transmisi : Sabuk – Pulley
3. Kondensor
- Bahan konstruksi : Galvanized
- Tipe : Counter Flow
- Pembuat : BCA
- Beban : Aprox 906Kw pada Wb = 280 C/Te =380C
4. Evaporator
- Pembuat : GUNTNER INDONESIA
- Tipe : Ceiling hanging
- Model : AGHN 066D/210
- Coil & fin : SUS coil & AL fin
- Defrost : Hot-gas Defrosting
- Kapasitas : 27,5 Kw pada -350C

Cold Storage X sampai XI

- Ukuran ruang : 10m x 20m x 6m


- Kompresor : Bitzer 30HP, Germany, 2 unit
- Kondensor : Elco, Italy MOD – R13 R5035 A AT, 2 Unit

27
28

- Evaporator : Searle, 1 Unit


- Body : Polyurethane (Foam) 150mm 40kg/cm2
PT.Jalur Sejuk Indonesia

5.4 Maintenance
Untuk perawatan pada cold storage yang dilakukan oleh PT.Mitra Tani
Dua Tujuh dilakukan menjadi dua cara yaitu, perawatan secara berkala dan jika
terjadi kerusakan saja.

1. Perawatan Berkala :

PEMELIHARAAN HARIAN STANDART NORMAL


Suara compressor dan motor normal, tidak ada suara aneh
Getaran tidak ada getaran kasar si pipa kapiler,
nipple mounting, compressor, condensor,
evaporator
Kebocoran Oli, refrigerant tidak ada kebocoran, rembesan
Sambungan Nipple tidak ada sambungna kendor
Condensor coil dan fan bersih tidak ada kotoran, fan baik
Evaorator coil dan fan bersih tidak ada kotoran (debu dan es), fan
baik
Saluran Pembuangan defrost tidak ada penyumbatan
Koneksi Listrik tidak ada contact point yang kendor (lose)
amphere motor sesuaikan name plate motor
Voltase sesuaikan name plate motor
Tekanan Refrigrant Hi =250-275 psi, Low = 5-15 psi
Oli compressor ada oli, terlihat 3/4 bagian dari sign glass
Oli pressure >40 psi
Thermo Control setting temperatur sesuai target
Pintu dan accesoris handle, heater berfungsi dengan baik
Jendela dan accesoris handle, heater berfungsi dengan baik
Ventilator berfungsi baik
Filter dryer normal, temperature in=out
heater defrost panas dan berfungsi dengan baik, tidak short
body
Oli separator ili receiver, sirkulasi normal
circuit breaker tidak ada loss contact, kenampakan baik
Overload relay tidak ada loss contact, kenampakan baik
Oli protection control OPC cut bila reset, tidak ada loss contact

28
29

High low pressure HLP tidak ada loss contact, kenampakan baik
Time star delta dan start hitungan waktu sesuai, tidak ada loss contact
Solenoid magnit berfungsi baik
Time defrost hitungan waktu sesuai, tidak ada loss contact

PEMELIHARAAN 3 BULAN TINDAKAN


Filter Dryer Ganti sesuaikan dengan standart komponen
Oli compressor Ganti sesuaikan dengan standart komponen
Insulation dinding Periksa, re seal bila perlu
Insulation atap Periksa, re seal bila perlu
Insulation lantai Periksa, re seal bila perlu
High Low pressure HLP Test, Ganti bila perlu
Oli proection control OPC Test, Ganti bila perlu
Thermo control Test, Ganti bila perlu

2. Tindakan Ketika Terjadi Kerusakan

Tindakan yang dilakukan karena adanya gangguan kerusakan yang terjadi


secara tiba-tiba. Kerusakan ini tidak mengenal waktu, kapan saja bisa terjadi,
kerusakan ini bisa terjadi disebabkan karena tidak adanya tanda-tanda akan
membutuhkan rentang waktu yang sedikit sebelum terjadi kerusakan, jadi rentang
waktunya sangat pendek, sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan
penanganan terhadap hal ini harus dilakukan secepat mungkin agar tidak
menggangu proses produksi

29
30

Gambar 5.3 Perbaikan Compresor Cold Storage

30
31

BAB 6. MAINTENANCE PRALATAN PENDUKUNG

6.1 Pemeliharaan secara umum


Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam sebuah pabrik atau
industri. Sebagai suatu usaha menggunakan fasilitas/peralatan produksi agar
kontinuitas produksi dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaan operasi
produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana.
Selain itu, fasilitas atau peralatan produksi tersebut tidak mengalami
kerusakan selama dipergunakan sebelum jangka waktu tertentu.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi
menjadi 3 cara:
1) Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2) Perawatan perioritas
3) Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).

6.1.1 Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)


Pemelihiaraan yang terencana ini dilakukan sebagai langkah antisipasi
untuk menghindari kerusakan maupun menjaga agar tidak terjadi penurunan
efisiensi dari mesin peralatan tersebut. Pemeliharaan yang terencana meliputi
tindakan, antara lain :
1) Perawatan Preventif (Preventive Maintenance).
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan
(preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan
kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama
beroperasi terhindar dari kerusakan.
2) Perawatan Korektif.
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas atau peralatan sehingga mencapai standar yang
dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan

31
32

sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan


agar peralatan menjadi lebih baik.
3) Perawatan Berjalan.
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam
keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan
yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4) Perawatan Prediktif.
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan.
Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-
alat monitor yang canggih.
5) Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance).
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan
tenaga kerjanya.
6) Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
7) Perbaikan (repair)
Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua yang dilakukan oleh bagian
perawatan jika terdeteksi adanya kelainan pada saat kegiatan pemeriksaan
atau mendapatkan laporan adanya sesuatu kerusakan pada fasilitas atau
peralatan mesin. Setelah selesai perbaikan, maka crew. Pemeliharaan atau
maintenance mengisi laporan melalui balngko permintaan pekerjaan.

Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat


juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan
perawatan seperti:

a) Perawatan dengan cara penggantian ( Repleceement instead of maintenance)

32
33

Perawatan diakuan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan


perawatan,karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainya adalah apabila perkembangan
teknologi sangat cepat,peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama atau
banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi di perbaiki.

b) Penggantian yang direncanakan (Planned Replecement)


Dengan telah ditentukan waktu mengganti dengan peralatan
baru,berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan
perawatan,kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti
pelumasan dan penyetean.Ketika peraltan telah menurun kondisinya langsung
diganti dengan yang baru.

6.1.2 Pemeliharaan sistim perioritas

Dalam sistem pemeliharaan, tingkat kebutuhan dan pentingnya suatu


pekerjaan ditentukan dari tingkat kerusakan yang terjadi pada peralatan (dalam hal
ini boiler), intensitas kerusakan yang terjadi dan umur hidup (life time) dari
peralatan tersebut. Tingkat kerusakan yang terjadi dapat dilihat dari seberapa berat
kerusakan tersebut mempengaruhi proses produksi. Kerusakan yang dapat
menyebabkan proses produksi harus berhenti, membutuhkan penanganan sesegera
mungkin.

Umur hidup (life time) peralatan lebih menetukan terhadap penggantian


suatu alat. Selain itu juga perlu beberapa sering kerusakan tersebut terjadi. Jadi
dalam pelaksanaannya ketiga faktor ini sangat memegang peranan yang sangat
penting.

Sistem prioritas terhadap penanganan kerusakan adalah sebagai berikut :

1) Perawatan rutin
Perawatan rutin adalah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan
setiap hari dan sifatnya terus menerus dn sistematis.

33
34

2) Perawatan periodic
Perawatan periodik adalah perawatan yang dilakukan pada jarak
waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dn sistematis pula. .
3) Perawatan berencana
Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas
dasar perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam
waktu singkat.
4) Perawatan pencegahan
Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum
fasilitas mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-
mata telah direncanakan sebelumnya.
5) Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami
kerusakan, karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah siap
sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk kategori perawatan.
6) Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi
standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.

6.1.3 Perawatan tidak terencana (uplaned maintenance)


Pemeliharaan yang tidak terencana dilakukan karena adanya gangguan
kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba. Kerusakan ini tidak mengenal waktu,
kapan saja bisa terjadi , kerusakan ini bisa terjadi disebabkan karena tidak adanya
tanda-tanda akan membutuhkan rentang waktu yang sedikit sebelum terjadi
kerusakan, jadi rentang waktunya sangat pendek, sehingga tidak cukup waktu
untuk melakukan penanganan terhadap hal ini harus dilakukan secepat mungkin
agar tidak menggangu proses produksi.

6.2 Perawatan Pada Alat Peniris Getar (Dewatering)

Dewatering adalah Proses perataan atau penyeleksi dari kedelai yang


berukuran besar dan berukuran kecil atau berfungsi untuk meniriskan produk

34
35

sebelum masuk IQF Freezer dan menata produk pada konveyor pemasukkan IQF
Freezer. Sebelum sampai ke dewatering harus melalui terlebih dahulu yaitu
Proses pendinginan (cooling) bertujuan untuk mengkondisikan edamame agar
tidak mengalami perubahan suhu yang drastis sebelum proses pembekuan.
Cooling dilakukan dua tahap, yaitu cooling I dan cooling II.
Perawatan pada peniris getar ini dilakukan dengan cara membersihkan
besi stainless berongga yang menjadi tempat jalannya kedelai edamame, dengan
tujuan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran maupun edamame yang telah lama
menempel pada bagian besi stainless berongga tersebut dan mengecek pada
bagian besi stainless apabila ada kerusakan maupun lecet.

Gambar 6.1 Peniris Getar (Dewatering)


6.2.1 Perawatan pada Mesin Vibrator
Perawatan pada mesin Vibrator pada pengolahan edamame dan
perawatannya dilakukan setiap 1 tahun sekali atau pada waktu overhaul dan ada
pula perbaikan yang dilakukan setiap saat apabila pada komponen mesin ada yang
rusak.
Pada PT Mitra Tani Dua Tujuh ini motor yang digunakan untuk
mengetarkan alat peniris atau dewatering yaitu Motor Vibrator mempunyai power
2 HP 1400 RPM. Vibrator ini bertugas menggetarkan alat peniris kedelai secara
merata atau bisa dikatakan sebagai mesin pemisah berdasarkan ukuran. Cara
kerjanya yaitu bahan baku akan disortasi ketebalan secara mekanis dengan mesin

35
36

pemisah berdasarkan ukuran ini. Alat ini terdiri dari susunan stainless steel mesh.
Prinsip kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan getaran motor listrik untuk
menggetarkan body mesin. Getaran ini secara mekanis akan menyortasi edamame
yang berada di atas stainless steel mesh dengan ketebalan kurang dari 0,6 cm.
Dalam alat peniris getar ini menggunakan dua buah motor yang ditempelkan pada
bagian bawah belakang dari bahan mesin atau alat penirisnya kemudian
disalurkan kedalam listrik control.
 Mengenai Spesifikasi Mesin yaitu:
Merk : Taifang-ROC Taiwan
Kapasitas : 1000 kg/jam
Grader motor : 1.5 A / 220 volt 18000 RPM
Step - down Transformer : Input 380 volt 3 phase
Output 220 volt 3 phase
Dimensi mesin : Panjang 1600 mm
Lebar 900 mm

Gambar 6.2 Motor Vibrator

6.2.2 Perawatan pada Bearing dan Poros Penggerak Motor Vibrator.

Perawatan pada bearing dan poros ini dilakukan setiap overhaul dan
biasanya penggantian pada bearing dilakukan satu set atau satu pasang bearing
pada penggerak motor vibrator dan apabila masih layak dipakai maka tidak perlu

36
37

diganti. Dan setelah pergantian dilakukan diberi pelumasan pada bearing dan
poros.

Motor Vibrator

Bearing
Poros

Gambar 6.3 Perawatan pada Bearing dan Poros Penggerak Motor Vibrator

Langkah-langkah Perawatan pada Penggerak Bak Peniris Getar


1. Gulingkan bak peniris getar agar lebih mudah mengambil motor
vibratornya.
2. Lepaskan motor vibrator dari bak penisis getar satu persatu dengan
melepaskan baut dan mur pengunci motor.
3. Setelah terlepas lakukan pembukaan pada tutup motor vibrator.
4. Lakukan pengecekan pada bearing, poros dan lempengan pemutar 1500
rpm atau sebesar 60º berlawanan arah atas dan bawah atau pemutar sudut.
5. Bongkar semua komponennya,kemudian bila terjadi kerusakan lakukan
penggantian.
6. Seteah selesai pengecekan dan perawatan, lakukan pemasangan kembali
dengan menutup motor vibrator.
7. Gulingkan bak peniris tadi ke tempat semula.
8. Lakukan pamasangan kembali pada bak peniris getar dengan
mengencangkan baut dan mur pengunci.
9. Lakukan uji coba pada motor penggerak dan bak peniris getar.

37
38

Gambar 6.4 Perawatan pada Penggerak Bak Peniris Getar


6.2.3 Perawatan Lempengan Pemutar 1500 Rpm
Perawatan ini dilakukan dengan membuka tutup motor vibrator dan
melepaskanya dari poros. Setelah diidentifikasi dengan melakukan pengecekan
dengan hasil lempengan pemutar 1500 rpm masih dalam keadaan baik.
Perawatannya dilakukan dengan cara membersihkan dari kotoran maupun karat
yang ada pada lempengan tersebut. Kemudian pasang kembali seperti semula dan
atur arah putarannya.

lempengan pemutar 1500


rpm
Gambar 6.5 Lempengan Pemutar 1500 Rpm

38
39

6.3 Perawaatan Pada Mesin Blansing

Perawatan pada mesin Blansing pada pengolahan edamame dan


perawatannya dilakukan setiap 1 tahun sekali atau pada waktu overhaul,dan ada
pula perbaikan yang dilakukan setiap saat apabila pada komponen mesin ada yang
rusak
Blansing merupakan suatu cara pemanasan pendahuluan atau perlakuan
pemanasan tipe pasteurisasi yang dilakukan pada suhu kurang dari 100oC selama
beberapa menit, dengan menggunakan air panas atau uap. Proses blansing
termasuk ke dalam porses termal dan umumnya membutuhkan suhu berkisar 75 -
95°C selama 10 menit. Tujuan utama blansing ialah menginaktifan enzim
diantaranya enzim peroksidase dan katalase, walaupun sebagian dari mikroba
yang ada dalam bahan juga turut mati. Kedua jenis enzim ini paling tahan
terhadap panas. Blansing biasanya dilakukan terhadap sayur-sayuran dan buah-
buahan yang akan dikalengkan atau dikeringkan. Di dalam pengalengan sayur-
sayuran dan buah-buahan, selain untuk menginaktifkan enzim, tujuan blansing
yaitu :
a) Membersihkan bahan dari kotoran dan mengurangi jumlah mikroba
dalam bahan
b) Mengeluarkan atau menghilangkan gas-gas dari dalam jaringan
tanaman, sehingga mrngurangi terjadinya pengkaratan kaleng dan
memperoleh keadaan vakum yang baik dalam “headspace” kaleng.
c) Melayukan atau melunakkan jaringan tanaman, agar memudahkan
pengisian bahan ke dalam wadah
d) Menghilangkan bau dan flavor yang tidak dikehendaki
e) Menghilangkan lendir pada beberapa jenis sayur-sayuran
f) Memperbaiki warna produk dan memantapkan warna hijau sayur-
sayuran

39
40

6.3.1 Perawatan pada tabung blansing


Perawatan pada tabung ini dilakukan dengan cara membersihkan tabung
dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran maupun edamame yang
telah lama menempel pada bagian dinding-dinding blansing dan mengecek pada
bagian dinding-dinding tabung apabila ada kerusakan maupun lecet dan mengecek
pada dinding apakah ada kebocoran apa tidak.
Perawatan Periode Pengecekan Kerusakan
Dilakukannya 1-2 bulan sekali Pengecekan Kerusakan yang
pembersihan pada atau tergantung dilakukan setiap biasa yang terjadi
tabung blansing pemakaian dan hari dan pada dinding-
pembersihan total dilakukan oleh 2-3 dinding tabung.
dilakukan pada orang
saat overhaul.

Gambar 6.6 tabung blansing

6.3.2 Perawatan pada gear dan sprocket pada penggerak motor Blansing.

Perawatan pada gear dan sprocket ini dilakukan setiap overhaul dan
dilakukan penggantian satu set atau satu pasang gear dan sprocket dan apabila
masih layak dipakai maka tidak perlu diganti dan setelah pergantian dilakukan
diberi pelumasan pada gear dan sprocket.

40
41

Langkah pembongkaran :

1. Siap kan alat untuk membongkar


2. Lepas pin pengunci yang terdapat pada sprocket
3. Lepas gear pada motor dengan cara membuka pin pada poros motor dengan
menggunakan Tracker

Perawatan Periode Pengecekan Kerusakan


Dilakukannya 1-2 bulan sekali Pengecekan Kerusakan yang
pelumasan pada atau tergantung dilakukan setiap biasa terjadi aus
gear dan sprocket pemakaian.dan hari dan pada sprocket dan
penggantian total dilakukan oleh 2-3 gear karena
dilakukan pada orang kurangnya
saat overhaul/1 pelumasan.
tahun sekali.

Letak gear dan sprocket

Gambar 6.7 gear n sprocket

6.3.3 Perawatan bantalan atau pillow pada dinding blansing.

Perawatan ini dilakukan dengan cara mengganti bantalan atau pillow


pada dinding tabung dengan mengganti bearing. Kerusakan bearing terjadi karena
kelebihan muatan bocor dan karat hal ini terjadi karena kurangnya pelumasan

41
42

pada bantalan atau pillow biasanya yang digunakan bantalan nomer seri 6203-
6205. Dan apabila masih layak dipakai maka cukup dengan membersihkannya
saja.

Perawatan Periode Pengecekan Kerusakan


Dilakukannya 1-2 bulan sekali Pengecekan Kerusakan yang
pelumasan pada atau tergantung dilakukan setiap biasa terjadi
bantalan pemakaian.dan hari dan kebocoran pada
penggantian total dilakukan oleh 2-3 bearimg.
dilakukan pada orang
saat overhaul/1
tahun sekali.

Letak bantalan atau pillow


Gambar 6.8 Pillow

a. Perawatan Berjalan pada Blansing


Perawatan ini dilakukan ketika alat dewatering dalam proses berjalan
atau beroprasi. Perawatan ini meliputi:
 Perawatan pada dinding Blansing
 Pengecekan pada motor vibrator
 Pengecekan pada bagian dalam blansing
 Pengecekan pada penguat motor (mur dan baut)
 Pengecekan pada motor.

42
43

b. Perawatan Overhaul pada blansing.


Perawatan ini diterapkan pada alat blansing agar dapat beroperasi
pada proses produksi dengan lancar dan tidak ada kendala. Perawatan ini
biasanya dilakukan 1 kali dalam setahun dan harus dilakukan pengecekan
secara total atau bongkar keseluruhan komponen-komponennya baik motor
penggerak maupun bak getarnya. Perawatan ini meliputi:
 Pengecekan pada dinding blansing.
 Penggantian bearing
 Pengecekan dan perawatan poros, gear
 Perawatan lempengan pemutar 1500 Rpm
 Penggantian baut pengunci rumah motor
 Penggantian mur dan baut dudukan motor
 Perawatan pada bagian dalam tabung blansing
 Pelumasan pada motor penggerak (vibrator)

6.3.4 Perawatan v- belt pada motor dengan reducer.

Perawatan ini sangat mudah,perawatan ini dilakukan dengan cara


mengecek kekendoran pada v-belt dan apabila rusak maka diganti dengan yang
baru. Biasanya kerusakan ini disebabkan karena putarannya yang tidak setabil dan
bisa juga disebabkan karena kelebihan muatan atau overload dan juga bisa factor
usia v-belt itu sendiri.

Letak v- belt

letak pulley
Gambar 6.9 v – belt & pulley

43
44

6.3.5 Perawatan motor penggerak

Perawatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali dengan cara mengecek
lilitan pada dynamo motor apabila sudah tidak stabil maka dilakukan pengelilitan
kembali dengan maksud motor kembali dengan normal.

Letak motor

Gambar 6.10 Motor

6.3.6 Perawatan reducer

Perawatan ini dilakukan dengan membuka gear box dan Trouble


Shotingnya adalah bearing yang terdapat pada gear box bocor dan
mengakibatkannya oli keluar dari gear box. Perawatannya dilakukan dengan cara
mengganti bearing,ukuran biasa yang digunakan 6203-6205 tergantung pada besar
kecilnya bearing yang digunakan. Selain terdapat bearing juga terdapat juga roda
gigi,roda gigi yang biasa digunakan adalah roda gigi cacing,dan pengecekan pada
poros.

Reducer

Gambar 6.11 Reducer

44
45

6.4 Perawatan Pada Konveyor


Konveyor sendiri di mesin screening berfungsi untuk memindahakan
atau mentransfer kedelai ademame menuju kipas sentrifugal. Fungsi konveyor
secara umum adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan
barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Konveyor screening sendiri
modelnya tinggi dengan sudut (+30o)

Konveyor

Gambar 6.12 konveyor di mesin Screening

Perawatan konveyor di mesin screening secara total sendiri dilakukan 1


tahun sekali pada saat overhaul , dan juga setiap saat jika pada waktu pengecekan
konveyor tidak berfungsi dengan baik.
Perawatan konveyor sendiri meliputi:
1. Bearing rusak atau tidak bergerak /macet.
2. Rumah atau bantalan bearing rusak.
3. Korosi
Pembongkaran Bearing pada Roller Conveyor :
1. Melepas snap ring external (terpasang pada shaft)
2. Membuka cover Roll

45
46

3. Melepas bearing dari shaft


4. Melepas bearing dari rumah bearing
5. Melepas bearing dengan menggunakan track kaki tiga

Perawatan harian pada konveyor meliputi :


1. Periksa rantai penggerak konveyor.
2. Menghapus bagian-bagian kecil dan puing-puing yang mungkin
menumpuk di sana.
3. Periksa sabuk untuk setiap kerusakan, keausan terlihat atau pemisahan.
4. Sabuk tampak rusak harus segera diganti.
Perawatan berkala pada konveyor meliputi :
1. Periksa atau melumasi semua bantalan, sambungan universal, dan puli.
2. Periksa ketegangan rantai, memakai dan melumasi.
3. Periksa sambungan listrik pada conveyor.
4. Periksa gearbox dan mengisi ke tingkat yang tepat
5. Periksa ketegangan belt datar, keausan dan mengikat tali
Perawatan besar (overhaul) meliputi :
1. Mengganti bantalan poros konveyor.
2. Mengganti bearing jika bearing rusak.
3. Mengganti komponen-komponen yang rusak lainya.

6.5 Perawatan Mesin Screening

Fungsi dari mesin ini adalah untuk membersihkan bahan baku edamame
dari benda-benda asing (kotoran, daun, ranting, dan lain-lain). Prinsip kerja dari
mesin ini adalah dengan cara menghembuskan udara dengan kecepatan tertentu
pada bahan baku yang melewati ruang pemisah menggunakan kipas sentrifugal.
Bahan baku diangkut oleh konveyor untuk dilewatkan pada ruang pemisah.
Spesifikasi :
Merk : Hsin I – ROC Taiwan
Kapasitas : 3500 kg / jam
Gear motor : 1 Hp rasio 1: 50, 2 unit

46
47

Tranmisi : Rantai dan Sproket


V belt : 720 cm/ menit
Tipe belt : Flat with strip
Dimensi belt : Panjang 8620 mm
Lebar 593 mm
Tebal 3 mm

Gambar 6.13 Mesin Screening

Perawatan harianya pada mesin screening meliputi :


1. Mengecek kekencangan pada rantai penghubung motor dengan kipas
sentrifugal atau blower dan rantai penghubung motor dengan konveyor.
2. Mengecek apakah konveyor berfungsi dengan baik atau tidak.
3. Mengecek dan memberi pelumas pada bagian-bagian yang berputar.
4. Mengecek semua komponen pada mesi screening apakah masih
berfungsi dengan baik atau tidak.
Perawatan berkala meliputi :
1. Jika mesin screening terus-menerus beroprasi selama (8 jam per kelas)
maka perlu dilumasi bagian pelumasan seminggu sekali,
2. Kerja terus menerus dari mesin screening, harus dilakukan perawatan
rutin, memeriksa isolasi, sambungan baut, bersihkan kotoran-kotoran
yang menempel pada mesin.
3. Ganti komponen-komponen yang yang rusak jika perlu perlu diganti.

47
48

Perawatan besar ( overhaul ) meliputi :


1. Pembongkaran dan penggantian komponen pada motor penggerak
konveyor dan motor penggerak kipas sentrifugal.
2. Penggantian bantalan poros konveyor.
3. Penggantian gear pada pada penghubung motor dengan konveyor dan
gear penghubung motor dan kipas sentrifugal.
4. Total 10.000 jam operasi harus dilakukan perbaikan besar, seperti
memeriksa bantalan, getaran semi isolasi, harus diganti jika rusak
6.6 Perawatan pada motor (penggerak)
Motor pada mesin screening berfungsi sebagai penggerak konveyor dan
penggerak kipas sentrifugal. Perawatan pada motor penggerak Sendiri dilakukan
setiap 1 tahun sekali pada saat overhaul. Proses perawatan dengan cara mengecek
lilitan pada dynamo motor apabila sudah tidak stabil maka dilakukan pengelilitan
kembali dengan maksud motor kembali dengan normal. Dan pergantian bearing.
Di screening ada dua motor penggerak ,satu motor untuk menggerakan konveyor
dan satu motor untuk menggerakan kipas sentrifugal(blower), dengan proses
perawatan yang sama.

Gambar 6.14 Motor untuk kipas sentrifugal(blower)

48
49

Gambar 6.15 Motor untuk konveyor

6.7 Perawatan Pada Kipas Sentrifugal (blower)

Kipas Setrifugal atau yang biasa disebut blower mempunyai fungsi yang
cukup penting di mesin Screening ,karena fungsinya untuk memberikan hembusan
pada kedelai edamame untuk memisahkan kedelai edamame dari (kotoran, daun,
ranting, dan lain-lain). Kecepatan hembusan angin pada kipas sentrifugal atau
blower sendiri mencapai 119 rpm untuk mesin screening satu 93 rpm untuk mesin
screening dua ,kecepatanya berbeda karena jika kecepatanya sama bisa merusak
edamama oleh karena itu di mesin screening yang kedua kecepatanya lebih pelan
dibanding kecepatan dimesin screening satu.

blower

motor

Gambar 6.16 kipas sentrifugal pada mesin screening

49
50

Sekilas gambaran proses pembongkaran mkipas sentrifugal atau blower:


1. Buka tutup dari motor maupun kipas sentrifugal.
2. Buka tutup dari v-belt
3. Buka kerangka baling-baling
4. Dan baru buka baling-baling kipas sentrifugal
Perawatan kipas sentrifugal atau blower yaitu ;
1. Bagian-bagian yang berputar harus dilumasi secara teratur
2. Pembersihkan bagian-bagian blower secara teratur , jika tidak
keseimbangan dinamis akan mudah rusak.
3. Pemeriksaan bagian-bagianya secara teratur .
4. Jangan biarkan air masuk pada bagian seperti motor kipas.
Perawatan harian pada kipas sentrifugal atau blower meliputi :
1. Bersihkan permukaan luar dari blower.
2. Periksa kunci throttle dan fungsi memicu throttle dengan cara yang aman.
3. Periksa apakah saklar berhenti bekerja dengan baik.
4. Bersihkan atau ganti filter udara.
5. Pastikan semua mur dan sekrup benar diperketat.
6. Periksa bahwa semua rumah bebas dari retakan.
Perawatan berkala pada kipas sentrifugal atau blower meliputi :
1. Melumasi bagian-bagian yang bergerak.
2. Pembersihan bagian-bagian blower secara teratur,jika tidak
keseimbangan dinamis akan mudah rusak.
3. Pemeriksaan bagian-bagianya secara teratur .
Perawatan besar (overhaul) pada kipas sentrifugal atau blower meliputi :
1. Lepaskan roda blower dan motor.
2. Bersihkan motor blower dengan air sabun.
3. Bersihkan motor kipas dengan sikat lembut-bulu.
4. Periksa sabuk drive dan filter.

50
51

BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan pengenalan pabrik selama
masa pelaksanaan kerja praktek di PT Mitra Tani Dua Tujuh, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Keberadaan PT Mitra Tani Dua Tujuh memberikan manfaat yang besar
bagi kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat Kecamatan Mangli
Kabupaten Jember Jawa Timur pada khususnya dan industri dalam negeri
pada umumnya.
2. PT Mitra Tani Dua Tujuh merupakan pabrik edamame yang cukup besar
di indonesia dengan peralatan yang memadai, baik peralatan utama untuk
mengelolah bahan baku menjadi bahan jadi, maupun unit-unit penujang
seperti unit CRP dan unit dephiting, utilitas fasilitas laboratorium
penelitian dan pengembangan yang lengkap sehingga menjadi pengendali
mutu.
3. Organisasi PT Mitra Tani Dua Tujuh dibedakan menjadi empat level
yaitu : tingkat manager, tingkat superintendent, tingkat supervisor, dan
kelompok kerja.
4. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan edamame adalah kedelai
jepang.
5. PT Mitra Tani Dua Tujuh berusaha meningkatkan kualitas SDM melalui
kursus dan latihan bagi karyawan, juga mengirimkan karyawan belajar
keluar negeri sehingga dapat meningkatkan kualitas dan pengetahuan
karyawan.
Dari tugas khusus tersebut dapat di simpulkan bahwa:
1. Kita dapat mengetahui tentang proses produksi edamame dan perawatan-
perawatan pada peralatan penunjang proses produksi.
2. Kita dapat mengetahui cara dan prosedur pengoprasian dan perawatan
mesin pada PT Mitra Tani Dua Tujuh Jember.

51
52

3. Kita dapat mengetahui komponen yang sering rusak/trobleshooting pada


motor produksi dan penanganannya.
4. Kita dapat mengetahui prosedur pemeliharaan pada cold storage dan motor
produksi lainnya.
7.2 Saran
Setelah melaksanakan kerja praktek di PT.Mitra Tani Dua Tujuh penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa

a) Sebelum melaksanakan kerja praktek sebaiknya mahasiswa terlebih


dahulu mempersiapkan diri dengan membaca mengenai teknologi-
teknologi terbaru yang diterapkan pada mesin-mesin saat ini agar tidak
bingung saat kegiatan kerja praktek.
b) Adaptasi dengan lingkungan kerja di industri merupakan hal yang sangat
menentukan keberhasilan melakukan kerja praktek karena lingkungan
kerja sangat jauh berbeda dengan lingkungan kampus.
c) Mahasiswa hendaknya mematuhi segala peraturan yang berlaku di
industri.
d) Mahasiwa harus aktif dalam melakukan kerja di industri.
e) Mahasiswa harus selalu menjaga nama baik diri sendiri, industri , dan
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER.

2. Bagi Fakultas Teknik,


UNIVERRSITAS NEGERI JEMBER

a. Waktu untuk melakukan kerja praktek sebaiknya diperpanjang sehingga


mahasiswa benar-benar dapat menguasai ilmu dan ketrampilan tentang
mesin industri maupun tentang keteknikan.
b. Diharapkan pihak fakultas teknik UNIVERSITAS JEMBER prodi teknik
mesin selalu meningkatkan kerja sama dengan industri, PT yang bergerak

52
53

di bidang mesin industri agar kedepanya mempermudah mahasiswa


dalam mencari tempat kerja praktek.
c. Sebaiknya fasilitas dan prasarana prodi teknik mesin terus selalu
ditingkatkan agar memdukung program dan kegiatan kuliah.
d. Diharapkan dilakukanya monitoring oleh piihak jurusan terhadap
mahasiswa yang kerja praktek, untuk mengontrol sekaligus mempererat
hubungan dengan pihak tempat kerja praktek.

3. Bagi industri atau PT

a. Praktikan/mahasiswa sebaiknya diberikan kepercayaan dalam


menghadapi kasus dengan bantuan pembimbing.
b. Pembagian work order sebaiknya dilakukan secara merata ,agar tidak
timbul rasa iri dan persaingan negatif di antara semua mekanik.
c. Kerja sama pihak industri dengan pihak fakultas teknik, Universitas
Negeri Jember sebaiknya terus dijalin sehingga tetap dapat menerima
mahasiswa yang melaksanakan tugas praktek di PT.Mitra Tani Dua
Tujuh.

Demikian sedikit saran dan masukan yang dapat penyusun sampaikan melalui
laporan kerja praktek ini . Penyusun berharap semoga saran dan masukan ini
dapat bermanfaat untuk kemajuan bersama.

53

Anda mungkin juga menyukai