DALAM PENDIDIKAN
Oleh: Zulmardi*
Abstract
B
anyak tokoh pendidikan Islam di
Sumatera Barat yang berjasa da- demikian berkembang di pulau Jawa
lam pengembangan Institusi pen- tidak banyak mempengaruhi pertumbuh-
didikan Islam, sebut saja H.M. Thabib an dan perkembangan lembaga pendidik-
Umar, Syekh Ibrahim Musa Parabek de- an Islam semacam ini di Minangkabau,
ngan Sumatera Thawalibnya, Rahmah El sekurangnya sampai terjadi modernisasi
Yunusiah dengan Diniyah Putrinya. dalam pesantren belakangan ini.
Prof. Dr. H. Mahmud Yunus dengan Jika surau disebut sebagai suatu
Normal Islamnya, Abdul Ahmad dengan lembaga pendidikan Islam semacam
Adabiyah Schoolnya dan banyak lagi pesantren, itu tidak lain disebabkan ter-
yang lainnya. Makalah ini akan menge- dapatnya beberapa karakteristiknya yang
mukakan salah satu tokoh tersebut, yaitu sama atau mirip dengan pesantren.
Prof. Dr. H. Mahmud Yunus tentang Meskipun demikian, perbedaan-perbeda-
riwayat hidup, hasil karyanya dan kon- an antara surau dengan pesantren ter-
sep pemikirannya tentang pendidikan. utama dalam hubungannya dengan ke-
dudukan ”Syekh” (kiyainya surau) de-
ngan kiyai dalam pesantren di pulau
PENDIDIKAN ISLAM DI MINANG- Jawa. Lingkungan sosio kultural dan ke-
KABAU SEBELUM MAHMUD agamaan di Minangkabau syarat dengan
YUNUS proses-proses dan dinamika yang terjadi
dalam masyarakat ini mempengaruhi
Sebelum lahirnya madrasah, lem- pula kedudukan syekh sebagai figur
baga pendidikan Islam di Minangkabau
* Penulis adalah Lektor dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum pada STAIN Batusangkar
11
12 Ta’dib Volume 12, No.1 (Juni 2009)
utama pada suatu surau dan untuk disebut ”halaqah”, atau mungkin se-
selanjutnya juga mempengaruhi eksis- macam metode ”bandongan”(Prasidjo,
tensi surau itu sendiri. 1982) di pesantren di Jawa.
Mesjid menduduki tempat penting Materi pelajaran sepenuhnya di-
dalam struktur sosial dan keagamaan tentukan syekh disesuaikan dengan umur
masyarakat Minangkabau. Karena itu dan kemampuan masing-masing orang
surau yang merupakan semacam mesjid siak. Pelajaran yang diberikan pada ting-
dalam ukuran lebih kecil juga mem- kat dasar antara lain membaca Alquran
punyai kedudukan penting, meskipun dengan berbagai qiraatnya, ibadah, da-
fungsinya itulah kemudian dapat dilihat sar-dasar ilmu tauhid dan lain-lain.
perbedaan surau di Minangkabau dengan Sedangkan untuk orang siak yang telah
langgar di Pulau Jawa. cukup dewasa diberikan pula pelajaran
Menurut Sidi Gazalba (1983) surau tasauf dan tarikat.
merupakan bangunan peninggalan ke- Pelajaran pada umumnya di-
budayaan masyarakat setempat sebelum sampaikan oleh syekh sendiri tetapi ka-
datangnya Islam. Surau dalam sistem rena jumlah orang siak sudah sedemikian
adat Minangkabau adalah kepunyaan banyak, maka syekh mengangkat bebe-
kaum, suku atau individu, ia didirikan rapa ”guru tuo” untuk membantunya.
oleh suatu kaum tertentu sebagai Para guru tuo ini selain memberikan
bangunan rumah gadang, di mana ber- penjelasan lebih rinci mengenai mata
diam beberapa keluarga yang sapariuak, pelajaran, juga bertugas mengawasi
saparuik di bawah pimpinan seorang orang siak dalam menghafal pelajaran
datuk. yang diterimanya. Menurut Mahmud
Kehadiran surau sebagai sebuah Yunus, pendidikan Islam pada waktu itu
lembaga pendidikan Islam semacam berada dalam kemunduran. Hal itu
pesantren jelas berkaitan erat dengan disebabkan terutama karena semua da-
perluasan fungsi surau dalam masyarakat erah Minangkabau dikuasai Belanda dan
Minangkabau. Cikal bakal surau dalam banyak Syekh yang meninggal karena
kontek pembicaraan terakhir ini setidak- terlibat dalam Perang Padri.
tidaknya menurut Mahmud Yunus Situasi surau yang demikian itu
(1979) pertama kali dimunculkan oleh ditambah tekanan-tekanan kolonial Be-
Syekh Burhanuddin (1066 – 1111 H/ landa terhadap masyarakat Minangkabau
1646 – 1691). Sekembalinya dari mendorong timbulnya keinginan se-
Kotaraja Aceh di mana dia belajar ilmu bagian kalangan agama untuk mengirim-
agama pada Syekh Abdurrauf Singkel ia kan anak-anaknya belajar ke tanah suci.
mendirikan surau di kampung halaman- Seperti dicatat Hamka, anak-anak dan
nya Ulakan Pariaman. Di surau inilah keturunan kaum agama yang nenek
Syekh Burhanuddin melakukan peng- moyangnya terlibat langsung atau tidak
ajaran Islam dan mendidik beberapa langsung dengan gerakan Padera dikirim
murid yang menjadi ulama yang ber- orangtuanya belajar ke Mekkah. Arus
peran dalam pengembangan ajaran Islam penuntut ilmu ke tanah suci ini lebih di-
selanjutnya di Minangkabau. mungkinkan sejak kapal api telah meng-
Metode utama yang digunakan da- gantikan kapal layar sehingga perjalanan
lam belajar mengajar di surau adalah ke tanah suci menjadi lancar.
ceramah dan resitasi. Pelajaran di- Kebanyakan putra Minangkabau di
sampaikan secara lisan kepada murid- tanah suci belajar pada Syekh Ahmad
murid yang duduk dalam satu lingkaran Khatib, ulama asal Minangkabau yang
di depan syekh. Metode pengajaran ini telah lama menetap dan berkeluarga di
Zulmardi, Mahmud Yunus dan Pemikirannya dalam Pendidikan 13
oleh Syekh H.M. Thaib Umar di surau Pada tahun 1924 Mahmud Yunus
Tanjung Pauh. Berkat ketekunannya da- mendapat kesempatan untuk melanjut-
lam waktu empat tahun Mahmud Yunus kan pendidikan ke Mesir Universitas Al-
telah sanggup mengajarkan kitab Azhar. Setahun kemudian ia memper-
Mahalli, Alfiyah dan Jam’u al Jawami’. oleh Shahadah Aliyah. Kemudian ia
Oleh sebab itu ketika Syekh H.M Thaib melanjutkan studinya ke Madrasah Darul
Umar sakit dan berhenti mengajar, maka Ulum Al-Ulya Cairo dan tercatat sebagai
yang ditunjuk sebagai penggantinya mahasiswa pertama dari Indonesia.
adalah Mahmud Yunus. Pada tahun 1917 Tahun 1930 setelah mengambil spesiali-
Mahmud Yunus bersama-sama teman- sasi Tadris, akhirnya Mahmud Yunus
temannya mengajar di Madrasah School berhasil memperoleh ijazah Tadris dari
mulai memperbaharui sistem kegiatan perguruan tersebut.
belajar mengajar dengan menambah sis- Dengan dua ijazah yang dimiliki-
tem Halaqah (belajar secara melingkar nya bakatnya sebagai seorang guru
di sekitar guru) di samping sistem betul-betul teraplikasi, hal ini terbukti
madrasah dengan mengajarkan kitab- dengan kemampuannya memimpin se-
kitab mutakhir. kolah-sekolah di samping mengajar,
Di sela-sela kesibukannya sebagai seperti Sekolah Al-Jami’ah Al-Islamiyah
guru Mahmud Yunus menghadiri rapat- Batusangkar (1931-1932). Kuliah Mual-
rapat besar alim ulama seluruh Minang- limin Normal Islam Padang Tahun 1932-
kabau tahun 1919 (mewakili Syekh H.M 1946. Akademi Pamong Praja di Bukit-
Thaib pendiri madrasah). Dalam musya- tinggi tahun 1948-1949. Akademi Dinas
warah tersebut diputuskan untuk men- Ilmu Agama (ADIA) Jakarta tahun
dirikan PGAI (Persatuan Guru Agama 1957-1980, menjadi Dekan dan Guru
Islam) Mahmud Yunus termasuk salah Besar pada Fakultas Tarbiyah IAIN
satu anggotanya. Mahmud Yunus juga Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1960-
ikut memprakarsai berdirinya per- 1963. Rektor IAIN Imam Bonjol Padang
kumpulan pelajar-pelajar Islam Batu- tahun 1966-1971. Atas jasa-jasanya di
sangkar dengan nama ”Sumatera Tha- bidang pendidikan ini IAIN Syarif
walib” tahun 1920. Perkumpulan ini Hidayatullah Jakarta menganugrahkan
berhasil menerbitkan majalah Islam yang Mahmud Yunus Doktor Honoris Causa
bernama Al-Basyir di bawah asuhan dalam ilmu Tarbiyah.
Mahmud Yunus. Dengan kegiatan-ke- Di samping pendiri organisasi
giatannya Mahmud Yunus termotivasi Sumatera Thawalib, PGAI dan penerbit
untuk melanjutkan studinya ke Mesir, Majalah Al-Basyir ia juga menjadi
namun niatnya gagal karena tidak mem- anggota Raad Minangkabau tahun 1938-
peroleh visa dari konsul Inggris. Karena 1942, dalam hal ini Mahmud Yunus
kegagalannya ini Mahmud Yunus meng- berhasil memasukkan pendidikan agama
intensifkan dirinya menulis buku-buku Islam di sekolah pemerintah. Ia juga
di samping mengajar. Ketekunan ter- menjadi anggota Pemeriksa Agama pada
sebut menghasilkan karya monumental Jawatan Pengajaran Agama Sumatera
dari Mahmud Yunus dengan berhasilnya Barat. Kepada Bagian Islam pada Jawat-
menulis tafsir Alquran yang tetap po- an Agama Propinsi Sumatera di Pe-
puler sampai saat ini. Penulisan tafsir ini matang Siantar 1946-1949. Mahmud
dimulai tahun 1922 yang dilakukan se- Yunus ikut mendirikan Majlis Islam
cara berangsur-angsur juz demi juz Tinggi Minangkabau yang kemudian
sampai selesai juz ke 30. menjadi MIT Sumatera tahun 1946
menjadi Inspektur Agama pada Jawatan
Zulmardi, Mahmud Yunus dan Pemikirannya dalam Pendidikan 15
lama diganti dengan bahan-bahan yang didikan akhlak sebab Rasulullah diutus
sudah diolah sesuai dengan silabus, di ke dunia ini adalah untuk memperbaiki
antaranya berupa buku atau diktat yang budi pekerti umatnya. Untuk mencapai
ditulis oleh Mahmud Yunus. Pelajaran kebahagiaan di dunia anak-anak harus
umum dimasukkan seimbang dengan diajarkan berbagai macam profesi seperti
pelajaran agama. Murid-murid diharus- bertani, berdagang, bertukang, menjadi
kan berbicara dengan bahasa Arab. guru dan lain-lainnya sesuai dengan
Dari uraian di atas tampaklah bakat dan minat anak.
bahwa metode dan sistem pendidikan Dari aspek kurikulum pandangan
seperti ini merupakan perubahan secara dan berwawasan Mahmud Yunus pada
drastis, artinya dengan dimasukkannya saat itu yang tergolong baru adalah yang
pelajaran umum dalam kurikulum, ada- berkaitan dengan kurikulum bahasa
nya laboratorium untuk praktek ilmu Arab, bahwa pengajaran bahasa Arab itu
fisika dan kimia serta dijadikannya dilakukan secara integral dari cabang-
bahasa Arab dan Belanda sebagai bahasa cabang ilmu bahasa Arab dengan tidak
pengantar dan dengan tidak meninggal- memisah-misahkannya satu persatu,
kan pelajaran agama dengan mem- seperti mengajarkan muthala’ah di
pelajari kitab-kitab kuni yang telah dalamnya juga dibahas tentang qawaid,
dikemas sedemikian rupa sesuai dengan insyak, qira’ah dan lainnya dari cabang
tingkat jenjang pendidikannya merupa- ilmu bahasa Arab.
kan inovasi yang dipelopori oleh Untuk penerapan kurikulum ba-
Mahmud Yunus. hasa Arabnya tersebut Mahmud Yunus
Untuk mewujudkan hasil yang telah mengarang buku pelajaran bahasa
maksimal Mahmud Yunus mewajibkan Arab sebanyak 4 jilid. Dalam buku
siswanya untuk tinggal di asrama yang tersebut Mahmud Yunus menerapkan
telah disiapkan oleh PGAI agar siswa metode pengajaran bahasa Arab dengan
terdidik dan mempunyai kedisiplinan memadukan unsur membaca, menulis,
yang tinggi selama menempuh pendidik- memahami dan bercerita dengan meng-
an di Normal Islam. gunakan bahasa Arab. Buku yang di-
karangnya pada saat ia berada di Mesir
Aspek Tujuan dan Kurikulum Pen- itu mulai ia laksanakan pada tahun 1931
didikan ketika mengajar di Madrasah Al-Jami’ah
Menurut Mahmud Yunus tujuan Al-Islamiyah (1931-1932) dan Normal
pendidikan Islam adalah (a) untuk ke- Islam (1931-1946) yang diberi nama
cerdasan perorangan (b) untuk kecakap- Kulliyatul Al-Muallimin al-Islamiyah
an mengerjakan pekerjaan dengan kata Normal Islam Padang.
lain tujuan pendidikan Islam itu me- Mahmud Yunus menambahkan da-
nyiapkan anak didik agar di waktu lam kurikulum Nasional Islam dan Al-
dewasa kelak mereka cakap melakukan Jami’ah Al-Islamiyah ilmu-ilmu umum,
pekerjaan dunia dan akhirat sehingga seperti ilmu alam/ kimia, ilmu hayat/
tercipta kebahagiaan bersama dunia biologi, ilmu pasti/ aljabar dan ilmu
akhirat. ukur, ekonomi, sejarah, ilmu falak, tata
Agar anak-anak bahagia di akhirat negara, bahasa Inggris, bahasa Belanda,
maka harus diajarkan tentang keimanan, gerak badan, ilmu pendidikan, ilmu jiwa,
akhlak, ibadah dan isi-isi Alquran yang ilmu kesehatan dan khat. Pelajaran ba-
berhubungan dengan hal-hal yang wajib hasa Arab lebih ditekankan pada
dan haram dan lain-lainnya. Tetapi yang penguasaan kosa kata, sehingga kelas
lebih utama dari itu semua adalah pen- satu sudah diajarkan mengarang dengan
20 Ta’dib Volume 12, No.1 (Juni 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, 2005. Tokoh-tokoh Pem- Ensiklopedi Islam Indonesia,
baharuan Pendidikan Islam di Jakarta: Djambatan
Indonesia, Jakarta: Radja Grafindo Harun Nasution, 1975. Pembaharuan
Persada, dalam Islam; Sejarah Pemikiran
Didin Syafrudin, 1995 Mahmud Yunus dan Gerakan, Jakarta: Bulan
wa Ijtihaadhu fi Tajdid Ta’lim al- Bintang,
Lughah al-Arabiyah, Jakarta: Mahmud Yunus dan Kasim Bakri, 1986
Studia Islamika, Vol. 2 No. 3 Al-Tarbiyah wa al-Ta’lim,
Hamka, 1992. Adat Minangkabau Ponorogo: Pondok Moderen
Menghadapi Revolusi, Jakarta: Gontor.
Tekad, Harun Nasution,
Zulmardi, Mahmud Yunus dan Pemikirannya dalam Pendidikan 21