1. Riwayat Hidup
Nama lengkapnya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa
Sumatera Barat pada hari Ahad, tanggal 17 Februari 1908 M./13 Muharam
1326H dari kalangan keluarga yang taat agama. Ayahnya adalah Haji Abdul
Karim Amrullah atau sering disebut Haji Rasul bin Syekh Muhammad
Amarullah bin Tuanku Abdullah Saleh. Haji Rasul merupakan salah seorang
bernama Siti Shafiyah Tanjung binti Haji Zakaria (w. 1934). Dari geneologis
ini dapat diketahui, bahwa ia berasal dari keturunan yang taat beragama
pada akhir abad XVIII dan awal abad XIX. Ia lahir dalam struktur
Alquran langsung dari ayahnya. Ketika usia 6 tahun tepatnya pada tahun
peroleh dengan belajar sendiri (autodidak). Tidak hanya ilmu agama, Hamka
79
Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran
Hamka tentang Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 15-17.
juga seorang autotodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti
filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat.80
Hamka mempelajari ilmu agama dan mendalami ilmu bahasa arab. Sumatera
pelajar mengaji di Surau Jembatan Besi Padang Panjang dan surau Parabek
berkelas.81
sehingga kelas dua. Ketika usia Hamka mencapai 10 tahun, ayahnya telah
pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam
maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat
menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki
80
Hamka, Kenang-kenangan Hidup (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), jilid I, hal. 46.
81
Badiatul Roziqin, 101 Jejak Tokoh Islam Indonesia (Yogyakarta: e-Nusantara,
2009), hal. 53.
Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis,
Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud,
Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga
gurunya adalah Syekh Ibrahim Musa Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid,
pada saat itu ramai dengan penuntut ilmu agama Islam, di bawah pimpinan
saat itu sistem klasikal yang diperkenalkan belum memiliki bangku, meja,
kapur dan papan tulis. Materi pendidikan masih berorientasi pada pengajian
kitab-kitab klasik, seperti nahwu, sharaf, manthiq, bayan, fiqh, dan yang
aspek hafalan. Pada waktu itu, system hafalan merupakan cara yang paling
dan latin, akan tetapi yang lebih diutamakan adalah mempelajari dengan
teman-teman Hamka yang fasih membaca kitab, akan tetapi tidak bisa
menulis dengan baik. Meskipun tidak puas dengan sistem pendidikan waktu
82
Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual…21
83
Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual…22.
itu, namun ia tetap mengikutinya dengan seksama. Diantara metode yang
ilmu bumi.84
84
Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual….. 22
4) Akademi, Kursus, dan Bimbingan Masyarakat. Di antara kegiatan badan
media pendidikan dan sosial. Ia telah mengubah wajah Islam yang sering
Madjid, Habib Abdullah, Jimly Assidiqy, Syafii Anwar, Wahid Zaini, dan
lain-lain.
menurutnya, komunikasi antara sekolah dan rumah, yaitu antara orang tua
dan guru harus ada. Untuk mendukung hal ini, Hamka menjadikan Masjid
Al-Azhar sebagai tempat bersilaturrahmi antara guru dan orang tua untuk
di masjid, maka antara guru, orang tua dan murid bisa berkomunikasi
85
Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual…102
86
Herry Mohammad, Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, (Jakarta: Gema
Islami, 2006), hal. 64.
2) Pendiri sekolah Tabligh School, yang kemudian diganti namanya
(1934).
pemerintahan Soeharto.
Islam modern yang punya cabang di berbagai kota dan daerah, serta
Soekarno runtuh dan orde baru lahir, tahun 1967. Tapi selama
15) Ketua MUI (1975-1981), Buya Hamka, dipilih secara aklamasi dan
tidak ada calon lain yang diajukan untuk menjabat sebagai ketua
87
Rusydi Hamka, Hamka di Mata Hati Umat (Jakarta: Sinar Harapan, 1984), hal. 55.
mundur dari jabatannya karena berseberangan prinsip dengan
relevan dan dapat digunakan pada zaman sekarang, itu semua dapat dilihat
Islam, fiqh, sastra dan tafsir. Sebagai penulis yang sangat produktif, Hamka
menulis puluhan buku yang tidak kurang dari 103 buku. Beberapa di antara
dan badan, harta benda dan bahagia, sifat qonaah, kebahagiaan yang
bahagia, celaka, dan munajat kepada Allah. Karyanya yang lain yang
2. Lembaga Budi (1983). Buku ini ditulis pada tahun 1939 yang
3. Falsafah Hidup (1950). Buku ini terdiri atas IX bab. Ia memulai buku
Islam sebagai pembentuk hidup. Buku ini pun merupakan salah satu
tersirat.
Sebagian besar isi tafsir ini diselesaikan di dalam penjara, yaitu ketika
lebar.
autobiografi Hamka.
88
Mif Baihaqi, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan: Dari Abendanon Hingga
Imam Zarkasyi, (Bandung: Nuansa, 2007), hal. 62.
9. Islam dan Adat Minangkabau(1984). Buku ini merupakan kritikannya
10. Sejarah umat Islam Jilid I-IV (1975). Buku ini merupakan upaya
untuk memaparkan secara rinci sejarah umat Islam, yaitu mulai dari
dan Islam.
keberadaannya.89
Cermin Kehidupan.
Berbunyi.
89
Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual……45-47.
90
Hamka, Tasauf Modern,…XVII-XIX.
16. Artikel Lepas; Persatuan Islam, Bukti Yang Tepat, Majalah Tentara,
yang lain, sebab keduanya adalah dua referensi yang valid bagi agama ini.
Sungguh, umat Islam telah menjauh dari kedua referensi ini sepanjang
sejarah mereka dan lalai darinya karena sibuk dengan kitab-kitab yang
mengenyangkan.
mendalam akan apa-apa yang ada di balik kalimat dan huruf, mampu
Qur’an, serta hidup meski ia hidup pada abad ke-19 dalam naungan al-
mendesak yang sedang dialami umat Islam serta yang tengah mereka
keefektifannya.
realita umat Islam yang jauh dari sosok tersebut. Dengan kata lain, beliau
berusaha keras menjelaskan jahiliah dan memperlihatkannya sama seperti
mana jalan orang-orang kafir, agar ada pemisahan antara keduanya atas
dasar akidah.
B. Tafsir Al-Azhar
kitab Tafsir karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau biasa dikenal
dengan panggilan Buya Hamka dan juga kitab tafsirnya dikenal dengan nama
tafsir al-Azhar. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kitab tafsir al-
Azhar cetakan PT. Pustaka Panjimas Jakarta tahun 1982. Kitab ini
Kebayoran Baru sejak tahun 1959. Nama al-Azhar bagi masjid tersebut telah
Tafsir al-Azhar berkaitan erat dengan tempat lahirnya tafsir tersebut yaitu
untuk menghasilkan karya tafsir tersebut, hal ini dinyatakan sendiri oleh
beliau untuk menanam semangat dan kepercayaan Islam dalam jiwa generasi
ini, dimuat di majalah Panji Masyarakat. Kuliah tafsir ini terus berlanjut
al-awwal 1383H/27 Januari 1964, Hamka ditangkap oleh penguasa orde lama
dengan tuduhan berkhianat pada negara. Penahanan selama dua tahun ini
penulisan tafsirnya.92
sebab Hamka menyusun tafsiran ayat demi ayat dengan cara pengelompokan
pokok bahasan sebagaimana tafsir Sayyid Qutb dan atau al-Maragi. Bahkan
satu sampai lima ayat yang menurutnya ayat- ayat tersebut satu topik.
dalam terjemah.
segala segi dan maknannya, menafsirkan ayat demi ayat, surat demi surat,
sesuai dengan urutan Mushaf Rasm Utsmani, menguraikan kosa kata dan
antara yang satu dengan yang lain, merujuk kepada asbabun nuzul, hadis
93
Nasruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Alquran (Yogjakarta: Pustaka
Pelajar, 2000), hal. 31.
94
Ali Hasan al-Arid, Sejarah dan Metodologi Tafsir (Jakarta: Rajawali Pers,
1992), 41.
Jika dilihat dari bermacam corak tafsir yang ada dan berkembang
hingga kini, Tafsir al-Azhar dapat dimasukkan kedalam corak tafsir adab
sesuai dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat pada waktu itu agar
tafsir al-Azhar ini sebenarnya telah ada dan dimulai dari masa Muhammad
Abduh (1849-1905). Corak tafsir seperti ini dapat dilihat pada kitab Tafsir
Muhammad Abduh.96
tafsir al-Azhar karya Hamka ini. Tafsir ini pada umumnya mengaitkan
kesempatan untuk mengupas isu-isu yang ada pada masyarakat, Hamka akan
95
Hamka, Tafsir al-Azhar, ….42.
96
M.Quraish Shihab, Study Kritis Tafsir al-Manar, (Bandung: Pustaka
Hidayah, 1994), hal. 21.
Ketika dinyatakan bahwa tafsir al-Azhar memiliki corak budaya
tentang hal-hal lain yang biasanya terdapat dalam tafsir-tafsir lain, seperti
fiqih, tasawuf, sains, filsafat dan sebagainya. Dalam tafsir al-Azhar, Hamka
Alquran yang berguna bagi kehidupan masyarakat. Ini bisa dirujuk ketika
oleh tafsir Al-Manar karangan Sayyid Ridha, yang terkenal dengan corak
penafsiran birra’yi.
terbagi kedalam tiga bagian besar (fiqih, Aqidah dan Kisah) yang
menjadi keharusan (bahkan wajib dalam hal fiqih dan akidah) untuk disoroti
berpandangan bahwa ayat yang sudah jelas, terang dan nyata maka
97
hal. 279-282
Lihat Tafsir al-Azhar, jilid 29,
98
Hamka, Tafsir al-Azhar, ….27.
keyakinannya pada agama yang di anut, kemampuan berfikirnya yang
yang sempurna terhadap Allah dengan keimanan yang tidak akan pernah
petunjuk ke jalan yang lurus bagi mereka yang tersesat jalan, serta dengan
bantuan ilmu dan petunjuk yang diberikan oleh Allah kepada mereka,
terang.101
pada islam ini maka manusia bebas melakukan perubahan akan tetapi harus
tetap sesuai dengan nas al-Qur’an. Mulai dari hati nurani setiap individu dan
sebuah hati, kemudian hati itu dibiarkannya menyerah tunduk kepada suatu
satu dan maha perkasa. Islam tidak pernah membangkitkan sebuah hati, lalu
99
Abul Hasan Ali Nadwi, Islam Dan Dunia, (Bandung: Penerbit Angkasa,2008),
hal.xi.
100
Ibid,
101
Ibid,
terhadap dirinya, atau terjadi terhadap sekelompok manusia dibagian
Tuhan tidak akan menolong suatu kelompok manusia yang tidak mau
menolong diri sendiri, orang yang tidak percaya kepada keluarganya sendiri,
(Ar-Ra’du: 11)
ۡ َت ِّم ۢن بَ ۡي ِن يَد َۡي``` ِه َو ِم ۡن خَ ۡلفِِۦه يَ ۡحفَظُ```ونَ ۥهُ ِم ۡن َأمۡ``` ِر ٱهَّلل ۗ ِ ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقٞ َلَ ۥهُ ُم َعقِّ ٰب
```و ٍم َحتَّ ٰى
ٍ ُوا َما بَِأنفُ ِس ِهمۡۗ َوِإ َذٓا َأ َرا َد ٱهَّلل ُ بِقَ ۡو ٖم س ُٓوءٗ ا فَاَل َم َر َّد لَ ۚۥهُ َو َما لَهُم ِّمن دُونِِۦه ِمن َو
١١ ال ْ يُ َغيِّر
menyentuh hati manusia dengan cara yang benar, maka dalam hati itu akan
Seseorang tidak lebih baik dari yang lainnya selain dengan takwa.
makhluk pun di atas dunia, tidak suatu kejadianpun, dan tidak suatu nilai
102
Sayyid Qutb, Bebebrapa Studi Tentang Islam, (Jakarta: Penerbit Media Da’wah,
2001), hal 29.
103
Departemen Agama, Al-Hikmah, ( Bandung: Penerbit Diponegoro, 2010), Cet Ke-
10, hal. 10.
104
Sayyid Quthb, Op.Cit, hal. 31.
1. Etos kerja
a) QS. Ar-Ra’du: 11
ت ِّم ۢن بَ ۡي ِن يَد َۡي``` ِه َو ِم ۡن َخ ۡلفِِۦه يَ ۡحفَظُ```ونَ ۥهُ ِم ۡن َأمۡ``` ِر ٱهَّلل ۗ ِ ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يُ َغيِّ ُر َماٞ َلَ ۥهُ ُم َعقِّ ٰب
ُوا َما بَِأنفُ ِس ِهمۡۗ َوِإ َذٓا َأ َرا َد ٱهَّلل ُ بِقَ ۡو ٖم س ُٓوءٗ ا فَاَل َم` َر َّد لَ ۚۥهُ َو َما لَهُم ِّمن
`ْ بِقَ ۡو ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّر
١١ ال
ٍ دُونِِۦه ِمن َو
b) QS. Al-Mulk: 15
ۡ `وا ِمن
رِّزقِ ِۖۦه َوِإلَ ۡي` ِه ْ `ُوا فِي َمنَا ِكبِهَا َو ُكل
ْ `ض َذلُ`واٗل فَٱمۡ ُش
َ `ل لَ ُك ُم ٱَأۡل ۡر
َ `ه َُو ٱلَّ ِذي َج َع
c) QS. Al-qhashas: 73
d) QS. Az-Zumar: 39
٣٩ َۖل فَ َس ۡوفَ ت َۡعلَ ُمونٞ وا َعلَ ٰى َم َكانَتِ ُكمۡ ِإنِّي ٰ َع ِم
ْ ُٱع َمل
ۡ قُ ۡل ٰيَقَ ۡو ِم
2. Leadership
105
Departemen Agama, Op.Cit, hal.250.
106
Ibid, hal. 563.
107
Ibid, hal. 394.
108
Ibid, hal. 462.
a. Ayat Makkiyah
ٱلص `لَ ٰو ِة َوِإيتَ``ٓا َء ِ َو َج َع ۡل ٰنَهُمۡ َأِئ َّم ٗة يَ ۡه ُدونَ بَِأمۡ ِرنَا َوَأ ۡو َح ۡينَٓا ِإلَ ۡي ِهمۡ فِ ۡع َل ۡٱلخ َۡي ٰ َر
َّ ت َوِإقَا َ`م
ٰۡ ۡ ٰٓ
ِ ۚ ه َُو ٱلَّ ِذي َج َعلَ ُكمۡ َخلَِئفَ فِي ٱَأۡل ۡر
ِ `ِض فَ َمن َكفَ َر فَ َعلَ ۡي ِه ُكف` ُر ۖهۥُ َواَل يَ ِزي ` ُد ٱل َكف
َ`رين
٣٩ ُۡك ۡف ُرهُمۡ ِعن َد َربِّ ِهمۡ ِإاَّل َم ۡق ٗت ۖا َواَل يَ ِزي ُد ۡٱل ٰ َكفِ ِرينَ ُك ۡف ُرهُمۡ ِعن َد َربِّ ِهم
َ `َ`ع ۡٱله
`و ٰى ِ `ِق َواَل تَتَّب
ۡ `ِ`ٱح ُكم بَ ۡينَ ٱلنَّاس ب
ِّ `ٱل َح ِ ۡ `َض ف َ َٰيَدَا ُۥو ُد ِإنَّا َج َع ۡل ٰن
ِ ك خَ لِيفَ ٗة فِي ٱَأۡل ۡر
b. Ayat Madaniyah
imamah
109
Ibid, hal. 328.
110
Ibid, hal. 328.
111
Ibid, hal. 454.
َ `َاس ِإ َم ٗام ۖا ق
`ال َو ِمن ِ َّك لِلن َ َت فََأتَ َّمه ۖ َُّن ق
َ ُال ِإنِّي َجا ِعل ٖ َوِإ ِذ ۡٱبتَلَ ٰ ٓى ِإ ۡب ٰ َر ِۧه َم َربُّ ۥهُ بِ َكلِ ٰ َم
ٰ
١٢٤ َال اَل يَنَا ُل ع َۡه ِدي ٱلظَّلِ ِمين
َ َُذ ِّريَّتِيۖ ق
2) QS. An-Nisa: 83
ۡول َوِإلَ ٰ ٓى ُأوْ لِي ٱَأۡلمۡ` ِر ِم ۡنهُم ِ ر ِّمنَ ٱَأۡلمۡ ِن َأ ِو ۡٱل َخ ۡوٞ َۡوِإ َذا َجٓا َءهُمۡ َأم
ْ `ف َأ َذا ُع
ُ `وا بِ ِۖۦه َولَ` ۡ`و َر ُّدوهُ ِإلَى ٱلر
ِ `َّس
٨٣ ض ُل ٱهَّلل ِ َعلَ ۡي ُكمۡ َو َر ۡح َمتُ ۥهُ ٱَلتَّبَ ۡعتُ ُم ٱل َّش ۡي ٰطَنَ ِإاَّل قَلِياٗل
ۡ َلَ َعلِ َمهُ ٱلَّ ِذينَ يَ ۡست َۢنبِطُونَ ۥهُ ِم ۡنهُمۡۗ َولَ ۡواَل ف
َّس``و َل َوُأوْ لِي` ٱَأۡلمۡ`` ِر ِمن ُكمۡۖ فَ``ِإن ْ ُ``وا ٱهَّلل َ َوَأ ِطيع
ُ ُ``وا ٱلر ٓ ُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
`ْ ``و ْا َأ ِطيع
ُ تَ ٰنَ`` َز ۡعتُمۡ فِي َش`` ۡي ٖء فَ`` ُر ُّدوهُ ِإلَى ٱهَّلل ِ َوٱلر
ۡ ََّس``و ِل ِإن ُكنتُمۡ تُ ۡؤ ِمنُ``ونَ بِٱهَّلل ِ َو ۡٱلي
``وِ`م
ْ `ُوا ِم َّما َج َعلَ ُكم ُّم ۡست َۡخلَفِينَ فِي ` ۖ ِه فَٱلَّ ِذينَ َءا َمن
ۡ`وا ِمن ُكم ْ ُوا بِٱهَّلل ِ َو َرسُولِِۦه َوَأنفِق
ْ َُءا ِمن
112
Ibid, hal. 19.
113
Ibid, hal. 91.
114
Ibid, hal. 87.
kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh
pahala yang besar.” (QS. Al-Hadid: 7)115
b. Asbab An-Nuzul
1. QS. An-Nisa: 83
istrinya. Umar berdiri di pintu masjid dan berteriak bahwa Nabi tidak
2. QS. An-Nisa: 59
Dari Abdullah bin abbas r.a, ia mengatakan, ayat ini turun dengan
115
Ibid, hal. 538.
116
Syaikh Mahmud Al-Mishri, Asbabun Nuzul, (Solo: Zamzam, 2014), hal. 140.
117
Ibid, hal. 135.