Laporan PKL PDF
Laporan PKL PDF
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat
dan berkatnyalah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini tepat
pada waktunya. Praktek Kerja Lapangan merupakan mata kuliah dengan tujuan agar setiap
mahasiswa mampu untuk menganalisis dan mengamati secara detail mengenai dunia
pekerjaan dan mata kuliah ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Mata Kuliah
Tugas Akhir Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat masukan dan saran dari
pihak – pihak yang membantu. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
sebeesar - besarnya kepada:
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Runa, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Warmadewa.
2. Yth. Ibu Ni Wayan Meidayanti Mustika, S.T., M.Sc selaku Ketua Jurusan Fakultas
Teknik Universitas Warmadewa.
3. Yth. Bapak I Kadek Merta Wijaya, S.T., M.Sc selaku coordinator Praktek Kerja
Lapangan Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur.
4. Yth. Bapak I Nyoman Gede Maha Putra, ST.M.Sc.,Ph.D selaku pembimbing
5. Yth. Pimpinan dan staff pegawai PT. Triguna Karya Sejahtera yang telah bersedia
memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan.
6. Rekan – rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
Dalam laporan ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan, sehingga saran
dan kritik yang berguna dari pembaca untuk penyempurnaan dari Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini
dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Denpasar,
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bentuk Site Proyek D'Coral Paradise Resort Boutique Resort ...................... 22
Gambar 4.1 Time Schedule ................................................................................................. 29
Gambar 4.2 Struktur intern tim HG Architetct.................................................................... 29
Gambar 4.3 Bagan koordinasi Intern................................................................................... 31
Gambar 4.4 Bagan koordinasi Ekstern ................................................................................ 32
Gambar 4.5 Komputer gambar ............................................................................................ 32
Gambar 4.6 Meja Diskusi.................................................................................................... 32
Gambar 4.7 Printer A3, scanner, dan rak menyimpan buku dam beberapa berkas............. 33
Gambar 4.8 Printer A3 dan A4............................................................................................ 33
Gambar 4.9 Denah ruang studio .......................................................................................... 33
Gambar 4.10 Logo HG Architetct ....................................................................................... 36
Gambar 4.11 Logo HG Architetct pada dokumen............................................................... 36
Gambar 4.12 Penerapan Logo sebagai watermark.............................................................. 36
Gambar 4.13 Sketsa awal konsep hotel ............................................................................... 39
Gambar 4.14 Block area tengah .......................................................................................... 39
Gambar 4.15 Layout plan .................................................................................................... 40
Gambar 4.16 Denah area lobby ........................................................................................... 41
Gambar 4.17 3D Exterior .................................................................................................... 41
Gambar 4.18 3D Interor kamar hotel................................................................................... 42
Gambar 4.19 Potongan site pada area tengah...................................................................... 42
Gambar 4.20 3D Unit area unit villa ................................................................................... 43
Gambar 4.21 3D Keseluruhan area belakang hotel ............................................................. 43
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2. Sasaran
Sasaran dari Prakter Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana sebuah konsultan perencana melakukan proses desain utnuk
sebuah proyek baru.
2. Mempelajari cara seorang arsitek dalam menghadapi client
3. Bagaimana mahasiswa mampu menerapkan teori yang didapat selama mengikuti
proses perkuliahan.
1.2.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan mengenai dunia kerja, seperti bagaimana sebuah konsultan
perencana memulai untuk mendapatkan suatu projek, menangani seorang client dan
bagaiman tahapan - tahapan suatu konsultan perencana melakukan proses desain
pada sebuah proyek baru.
2. Bagi Perusahaan
Mendapat bantuan dalam proses penggambaran konsep, menemukan ide - ide baru
dari masukan mahasiswa berdsarkan permasalahan yang muncul dalam proses
desain, sehingga PKL ini juga berdampak pisitif untuk perusahaan.
1.4. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penulisan laporan Prakter Kerja Lapangan ini,
antara lain:
1.4.1. Metode Pengumpulan Data
Adapaun metodelogi yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan
melakukan diskusi dan wawancara terhadap tim perencanaan dan sang arsitek terkait
proses perencanaan dan proyek yang ditangani. Selain itu juga pengumpulan data
dilakukan dengan studi literatur baik melalui buku, jurnal maupun internet yang
berhubungan dengan proyek perencanaan.
BAB V PENUTUP
Pada program ini membahas mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan PKL
yang telah dijalani dan menangani proyek D'Coral Paradise Resort Boutique Resort.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 TinjauanPerencanaan
Terdapat beberapa definisi mengenai perencanaan, Samrin (2015) menyatakan
bahwa perencanaan merupakan memilah dan menggabungkan, pengetahuan, imajinasi,
asumsi, dan fakta untuk masa yang akan datang untuk mencapai target yang dinginkan
dengan memanfaatkan batasan sebagai sarana penyelesaianya.Malayu S.P. Hasibuan dalam
Dr. Badrudin (2015)menyatakan perencanaan merupakan suatu fungsi dasar (fundamental)
mekanisme sistem. Pelaksanaan bukan hanya sekedar aktivitas melainkan juga rencana
yang digunkan untuk mencapai suatu tujuan.Adapun pendapat lain dari Guntur Setiawan
(2004: 39) dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan,
menyatakan bahwa implementasi atau pelaksanaan merupakan penyesuain proses interaksi
antara tindakan dan tujuan untuk mencapainya dan membutuhkan jaringan pelaksana, dan
birokrasi yang efektif(Hadiyanti, 2013).
Bedasarkan definisi diatas tekait dengan pelaksanaan proyek perencanaan, dapat
disimpulkan pelaksanaan proyek perencanaan merupakan suatu proses kegiatan yang
dilandasi oleh sebuah rencana untuk mencapai hasil yang dituju, dengan segala batasan
sumber daya (waktu, anggaran, kwalitas).Dikutip dari situs resmi IAI Bali, jasa Arsitek
yang dalam proses perencanaan dan perancangan arsitektur, akan melalui beberapa tahap
pekerjaan sebagai berikut.:
1. Pekerjaan Tahap ke 1 : Tahap Konsep Rancangan
Pada tahap iniArsitek harus mencari data dan informasi mengenai si
pengguna jasa agar tujuan dari pembangunan tepat sasaran sesuai kebutuhan
pengguna jasa, Dan dari data dan informasi tersebut nantinya arsitek akan membuat
anlisis yang menghasilkan point penting yaitu, mengetahui tujuan dan batasan serta
persyaratan atau kendala yang berlaku pada pembangunan yang nantinya akan
menjadi dasar pada konsep rancangan, yang kemudian konsep rancangan tersebut
menjadi dasar pemikiran dan pertimbangan semua aspek kebutuhan, tujuan, dan
biaya pembangunan.
2. Pekerjaan Tahap ke 2 : Tahap Pra Rancangan / Skematik Desain
Pada tahap kedua berdasarkan konsep rancangan, Arsitek mulai membuat
pola atau menbuat bentuk Arsitektur yang yang diterjemahkan dalam bentuk
gambar, yang kemudian segala bentuk aspek fungsional disajikan dalam bentuk
diagram, yang kemudian segala bentuk data kuantitatif dan kualitatif, terkait luas
bangunan, biaya, material, dan konstruki disajikan dalam bentuk laporan.
3. Pekerjaan Tahap ke 3 : Tahap Pengembangan Rancangan
Pada tahap ini Arsitek mulai melanjutkan pekerjaan berdasarkan dasar
rancangan yang telah disepakati oleh pengguna jasa. Dari tahap ini nantinya arsitek
akan mulai menenuntukan spesifikasi yang akan diterapkan pada pembangunan,
seperti sistem struktur / konstruksi, mekanikal elektrikal, penggunaan material dan
perkiraan biaya dan waktu konstruksi, yang ditentukan dengan berbagai
pertimbangan seperti kelayakan dan kelaikan, nilai manfaat, ketersediaan bahan,
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA
13
PRATKTEK KERJA LAPANGAN HG Architects & Associates
"D'Coral Paradise Resort Boutique Resort"
dan tentunya nilai ekonomi. Dan semuanya disajikan dalam bentuk gambar, laporan
tertulis, dan diagram - diagram sistem, dan apabila sudah menerima persetujuan
pengguna jasa, maka data ini dapat digunakan untuk tahap berikutnya.
4. Pekerjaan Tahap ke 4 : Tahap Pembuatan Gambar Kerja
Pada tahapan pembuatan gambar kerja ini didasari oleh pengembangan
rancangan yang telah disetujui oleh pihak pengguna jasa arsitek. Nantinya arsitek
menerjemahkan konsep rancangan yang diwujudkan dalam gambar - gambar detail,
dan uraian teknis secara rinci yang didalmnya terdapat keterangan spesifikasi,
syarat teknik pembangunan lengkap dan teratur, dan didalmnya terdapat
perhitungan kuantitas pekerjaan dan perkiraan biaya pelaksanaan pembangunan.
agar dapat menjelaskan atau menjadi pedoman dalam pelaksanaan dan pengawasan
proses konstruksi.
5. Pekerjaan Tahap ke 5 : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi
Pada tahap ini arsitak menjadikan gambar - gambar kerja dalam format
dokumen lelang yang didalmnya terdapat syarat rencana kerja dan syarat teknis
pelaksanaan (RKS), rencana angrana biaya (RAB) dan daftar volume. Yang secara
tidak langsung dapat mendukung proses, pemilihan pelaksana konstruksi,
penugasan pelaksana konstruksi, pengawasan pelaksanaan konstruksi, menghitung
luasan dan biaya pembangunan. Tahapan ini memiliki tujuan untuk mendapatkan
penawaran biaya dan waktu pembangunan yang wajar dan memenuhi syarat teknis
pelaksanaan, sehingga pelaksaan pembangunan dapat berjalan dengan baik.
6. Pekerjaan Tahap ke 6 : Tahap Pengawasan Berkala.
Pada tahap ini arsitek melakukan pengawasan langsung terhadap proses
konstruksi yang dilakuakn secara berkala, serta melakuakn pertemuan rutin dengan
pengguna jasa dan pelaksan yang telah ditunju pengguna jasa, dan apabila lokasi
proyek berada diluar kota dari kota tempat tinggal arsitek, maka segala biasa yang
dibutuhkan untuk akomodasi perjalanan sepenuhnya diganti oleh pengguna jasa
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1. Pelelangan umum, merupakan suatu lelang yang dilaksanakan secara terbuka yang
di sebar luaskan melalui berbagai media masa. dan berlaku untuk semua pekerjaan
perencanaan serta pengawasan konstruksi. Menurut PP Republik Indonesia Nomor
29 Tahun 2000, pasal 1 Pelelangan umum dapat dilakukan dengan tahapan
pengumuman, pendaftaran, penjelasan, pemasukan penawaran, evaluasi penawaran,
pengumuman calon pemenang, masa sanggah, dan penentuan pemenang.
2. Pelelangan terbatas, adalah merupakan suatau bentuk lelang yang diselenggarakan
untuk suatu pekerjaan tertentu yang hanya dapat diikuti oleh penyedia jasa yang
telah lulus prakualifikasi dan jumlahnya terbatas, yang diumumkan melalui media
masa. Dan berdasarkan pasal 6 PP Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000
Pelelangan terbatas dapat dilakukan apabila pekerjaan memiliki resiko yang tinggi,
dan memerlukan teknologi yang tinggi pula. Dan dalam Pelelangan terbatas dapat
dilaksanakan dengan cara pengumuman prakualifikasi yang dilanjutkan pemasukan
dokumen, evaluasi, mengundang peserta yang telah dievaluasi, penjelasan,
masuknya penawaran, evaluasi penawaran, penetapan calon pemenang,
pengumuman calon pemenang, masa sanggah, dan penetapan pememnag.
3. Pemilihan langsung, merupakan pengadaan jasa konstruksi yang yang dilakukan
melaui membandingkan sedikitnya 3 penawar dari penyedia jasa yang tentunya
dapat dinegosiasi secara harga dan teknis untuk mendapatkan harga yang tepat
namun dengan teknis yang baik. Dan pada proses ini sebelumnya tidak melalui
proses lelang baik itu lelang umum maupun terbatas. Dan berdasarkan pasal 7 PP
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 proses ini berlaku apabila lingkup
perkerjaannya dalam sekala kecil dengan ketentuan untuk pelayanan umum,
memiliki resiko yang kecil, menggunakan teknologi yang sederhana, dilaksanakan
oleh seorang penyedia jasa perseorangan maupun badan usaha. Dan dalam
pemilihan langsung dapat dilaksanakan dengan cara undangan, penjelasan,
pemasukan penawaran, evaluasi penawaran berdasarkan kualitas dan harga,
kalsifikasi dan negosiasi, penetapan pemenang.
4. Penunjukan langsung, pada proses ini sebelumnya tidak melalui proses lelang
dalam bentuk apapun dan juga tidak melalui pemilihan langsung, melainkan
langsung terhadap satu penyedia jasa yang kemudian diadakan negosiasi terkait
urusan teknis maupun harga. Dan berdasarkan pasal 8 PP Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2000 proses ini berlaku apabila lingkup perkerjaannya dalam
sekala kecil dengan ketentuan untuk kebutuhan pribadi, memiliki resiko yang kecil,
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA
15
PRATKTEK KERJA LAPANGAN HG Architects & Associates
"D'Coral Paradise Resort Boutique Resort"
pekerja dan lain - lian, dan adanya imbalan jasa tambahan dengan jumlah yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak.
4. Kontrak kerja konstruksu dengan perhitungan imbalannya gabungan antara Lump
Sum dan Harga Satuan, dan ada tambahan imbalan jasa sesuai dengan kesepakatan
yang telah berlaku.
5. Kontrak kerja konstruksu dengan perhitungan imbalan Aliansi, merupakan suatu
harga kontrak refrensi dengan menetapkan lingkup pekerjaan dan volume yang
belum diketahui dengan pasti yang pembayarannya dilakukan dengan tambah imbal
jasa sejumlah yang disepakati kedua belah pihak dengan pertimbangan
penghematan ataupun adnaya biaya lebih.
Dan pada PP yang sama seperti diatas, pada pasal 22, menyatakan kontrak kerja
sedikitnya harus menyertakan dokumen yang meliputi surat perjanjian yang ditanda
tangani pengguna dan penyedia jasa (uraian kedua belah pihak, konsiderasi, lingkup
perkerjaan, nilai kontrak, waktu pengerjaan, dokumen yang mengikat), dokumen lelang,
usulan dan penawaran, berita acara yang berisi kesepakatan kedua belah pihak, surat
pernyataan dari pengguna jasa bahwa menyepakati penawaran dari penyedia jasa, surat
pernyataan dari penyedia jasa yang berisi kesanggupan untuk melaksanakan perkerjaan.
Adapun uraian yang harus dilengkapi pada kontrak kerja berdasarkan PP Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 Pasal 23 yaitu, Para pihak ( akte badan usaha atau
pereorangan, sertifikasi keterampilan dll.), Rumusan perkerjaan, pertanggungan dalam
kontrak kerja konstruksi, tenaga ahli, Hak dan kewajiban penyedia dan pengguna jasa
konstruksi, cara pembayaran, ketentuan mengenai cideran janji, penyelesaian perselisihan,
ketentuan pemutusan kontrak kerja, keadaan memaksa mencakup yang telah diepakati,
kewajiban para pihak dalam kegagalan bangunan, perlindungan pekerja, dan aspek
lingkungan.
Adapun kategori - kategori bangunan yang dimaksud pada tabel persentase di atas
adalah sebagai berikut:
1. Bangunan khusus, merupakan gedung gedung yang digunaka, difasilitasi, dan
dibiayai oleh pemerintah berdasarkan dengan pedoman teknis pembangunan
gedung negara.
2. Bangunan sosial, merupakan bangunan yang memiliki nilai sosial namun tidak
bersifat komersil (nonkomersil), seperti tempat ibadah, rumah yati piatu, gedung
pelayanan masyarakat yang luasnya maksimum 250m², dan bangunan rumah
tinggal yang maksimum luasnya 36m².
3. Bangunan kategori 1, merupakan bangunan yang memiliki wujud sederhana,
kompleksitas, dan tingkat kesulitan yang rendah, seperti halnya asrama dan hostel
(hunian), bengkel dan gudang (insutri), bangunan tidak bertingkat dan tempat
parkir(komersial).
4. Bangunan kategori 2, bangunan yang memiliki tingkat kesulitan dan kompleksitas
rata - rata, yang didalamya terdpat beberapa tipe bangunan yaitu tipe hunian,
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA
18
PRATKTEK KERJA LAPANGAN HG Architects & Associates
"D'Coral Paradise Resort Boutique Resort"
(apartemn, perumahan, dll), tipe industri (pabrik, gudang, dl), tipe komersial (cafe,
restaurant, ruko, dll.) tipe komunitas (audotorium, bioskop, gedung pameran, dll.)
tipe pelayanan medis (klinik, apotik, dll), tipe pendidikan (sekolah dan tempat
pelatihan), tipe rekreasi (gedung olahraga, stadion, kolam berenang, dll.)
5. Bangunan kategori 3, bangunan yang memiliki karaktek kesulitan dan kompleksitas
yang lebih tinggi, yang kemudian dibagi juga menjadi beberapa tipe yaitu, tipe
hunian (rumah tinggal privat), tipe komersil (bandara dan hotel) tipe komunitas
(gedung konser, galeri, monumen, dll), tipe medis (rumah sakit), tipe pendidikan
(laboratorium, dan kampus), tipe peribadatan (gereja, kelenteng, masjid, dll.) tipe
lain (kantor - kantor negara)
Tiga faktor pembatas yang terdapat di dalam suatu management proyek adalah
sebagai berikut:
1. Scopeatau ruang lingkup
Ruang lingkup sangat dibutuhkan pada suatu proyek untuk mengetahui batasan -
batasan sampai diaman pekerjaan akan dilaksanakan, sebab hal ini akan
berpengaruh terhadapt waktu dan biaya perkerjaa, karena semakin besar atau luas
lingkup perkerjaannya, maka waktu dan biaya yang dibutuhkan juga akan semakin
besar.
2. Time atau waktu
Waktu merupakan suatu komponen yang sangat penting pada suatau proyek, karena
waktu biasnaya dijadikan suatu target utama dalam suatu proyek untuk mengetahui
berapa lama suatu proyek dapat diselesaikan.
3. Cost atau biaya
Biaya dapat di katakan suatu elemen atau komponen proyek yang utama, sebaba
besarnya biaya yang keluarkan akan berpengaruh besarnya suatu proyek, dan biaya
ini sangat dipengaruhi oleh duafaktor sebelumnya.
BAB III
TINJAUAN PROYEK
Adapun fasilitas yang terdapat pada proyek ini yaitu, 1 unit hotel (30 standart
bedroom, restaurant, lobby, reception, lounge, karaouke), public swimming pool, Gym &
SPA, common area, road, path, dan jogging track.
Hasil produksi pada tahap 1 ini nantinya akan diwujudkan dalam bentuk 2 set
hardprint (size A3) dan 1 soft copy dalam bentuk CD.
Struktur Organisasi dan pembagian tugas pada HG Architects & Associates yang
didapatkan dari hasil wawancara dari pemilik atau direktur perusahaan yaitu Bapak I
Gede Harimurti, S.T, IAI bahwa HG Architects & Associates untuk saat ini dapat dibagi
menjadi dua sub pekerjaan yaitu arsitektur dan struktur. Pada bagian arsitektur di Pimpin
oleh Bapak I Gede Harimurti dan team leader dari bagian sturktur yaitu Bapak I Made
Yuda Lesmana S.T.
Pada bagian adminstrasi diperusahaan ini diisi oleh satu orang yang bertugas
untuk mengatur kas, serta melakukan proses pembayaran terhadap pekerja, selain itu
tugas lain dari administrasi yaitu melakukan pembukuan setiap proyek serta
mempersiapkan segala dokumen yang diperlukan selama proyek itu berlangsung. Yang
bertugas pada bagian ini adalah Ni Made Dwi Antari, SE.
Pada bagian Konstruktur disi oleh Bapak Yuda Lesmana dimana beliau bertugas
sebagai ahli struktur dengan melakukan perhitungan struktur dengan tepat sehingga
dapat menjamin kualitas dan kekuatan dari sebuah bangunan sekaligus sebagai bagian
MEP (mechanical, electrical, plumbing) untuk memberikan perhitungan dalam
merencakan proses pengerjaan MEP yang efektif dan efisien.
Pada bagian Drafter diisi oleh Trisna Como dan Arya Dhirawan untuk membuat
gambar kerja dari proyek konstruksi baik struktur maupun arsitektur hingga membuat
gambar IMB serta 3d perspektif eksterior dan interior.
BAB IV
PEMBAHASAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PROYEK
diperoleh untuk disetujui dan bisa melanjutkan ketahap berikutnya. Dalam penyusunannya
terdapat beberapa hambatan yang dirasakan oleh HG Architetct diantaranya komunikasi
dengan clientyang sulit dan site yang terletak pada daerah yang cukup terpencil.
2. Time Schedul
Time Schedul Proyek ini dibuat berdasarkan dengan program kera yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak yaitu pengguna jasa dan penyedia jasa arsitek.
Time schedule perencanaan proyek ini hanya berfocus pada proses Schematic
Design, yang akan dilaksanakan dalam rentan waktu 4 bulan yang dimulai sejak
Februari 2019.
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA
28
PRATKTEK KERJA LAPANGAN HG Architects & Associates
"D'Coral Paradise Resort Boutique Resort"
kepada internt tim untuk didiskusikan kembali dan mencari solusi yang disepakati oleh
bapak harimurti dan kemudian dieksekusi dalam wujud gambar 2D maupun 3D dan sketsa
oleh drafter dan mahasiswa PKL.
Architetct juga meminta tambahan biaya lebih apabila terjadi pekerjaan tambah kurang
setelah gambar selesai, adanya perjalan dinas (transportasi dan hotel), serta adanya
pekerjaan tambahan diluar lingkup pekerjaan yang telah di sepakati.
4.4.2 Revisi
Dalam suatau proyek perencanaan revisi merupakan suatu hal yang biasa terjadi,
begitu juga dalam proyek D'Coral Paradise Resort Boutique Resort, dimana revisi kerap
terjadi. Adapun hal yang menyebabkan harus dilaksanakan revisi yaitu, adanya ketidak
puasan sang arsitek terhadap konsep yang sedang dikerjakan, karena ditengah proses
pengerjaannya terlihat beberapa kekurangan entah pada fasade, bentuk bangunan,
perletakan masa bangunan, dan bentuk ruangluar yang dapat menyebabkan kualitasdesain
dari konsep kurang baik, maka diadakan revisi untuk memaksimalkan konsep sebelum di
diskusikan kembali kepada client.
Selain itu juga terjadinya revisi disebabkan oleh keinginan client yang berubah -
ubah, ini biasanya disebabkan oleh client biasa mengakses internet dan melihat berbagai
refrensi yang ingin diterapkan pada proyek yang ingin mereka buat, sehingga desain
terkadang harus mengikuti keinginan client yang tentunya akan menimbulkan
permasalahan baru seperti desain yang mulai tidak jelas, adanya desain yang berlebihan,
dan juga kekhawatiran akan ketersediaan material, dan pertimbangan cost yang akan
dikeluarkan oleh client, yang semua itu menyebabkan revisi kembali, dan pertimbangan
konstruksi atau struktur dan ME juga menjadi beberapa alasan dilakukannya revisi.
Sedangkan dalam desain setiap karya yang sudah ditangani maupun yang sedang
ditangani oleh HG Architect tidak memiliki suatu ciri khas khusus yang mampu
ditonjolkan dan menajdi cirikhas karya dari HG Architect. Itu di karenakan HG Architetct
sendiri masih dalam proses belajar dan mencari jati diri dalam menciptakan suatu citra
perusahaannya, dan sejauh ini karya yang dihasilkan oleh HG Architetct masih cenderung
mengikuti keinginan client namun tetap diolah dengan ide dan gagasan original dari HG
Architect untuk tetap menciptakan desain yang fresh dan memiliki kualitas desain yang
baik dan tidak kalah saing dengan mereka yang memang sudah mendapatkan cirikhasnya
masing - masing.
ini diketahui beberapa kekurangan yang mungkin harus diperbaiki atau ditambahkan pada
desain yang direncanakan maupun kekurangan ouput gambar seperti tebal garis,
keterangan dimensi, arsiran maupun keterangan - keterangan yang terdapat pada gambar.
Setelah membuat sketsa dan diperlihatkan pada client kemudian tim dari HG
Architetct sendiri langsung mulai menggambar 2d bentuk site yang akan diolah, dari site
tersebut dibagi menjadi 2 block besar, dimana block pada bagian utara nanti akan diisi
dengan hotel yang didalamnya terdapat fasilitas 30 standar bedroom, lobby, lounge,
restaurant, dan karaoke, sedangkan block yang kedua terletak pada bagian selatan berisi
fasilitas publix swimming pool, deck, jogging track, garden, dive center, dan parkir untuk
buggy.
Bisa dilihat gambar diatas merupakan gambar layout plan terakhir yang dibuat
setelah mengalam beberapa kali revisi, dan pada layout ini kita dapat melihat dengan jelas
pola masa dan bentuk masa yang digunakan serta arah orientasi bangunan.
Pada gambar diatas merupakan salah satu opsi desain dari 3 desain konsep yang
diajukan oleh HG Architetct pada client.
output yang dihasilkan dari perencanaan proyek D'Coral Paradise Resort Boutique Resort.
Adapun beberapa dokumen yang dihasilkan yaitu:
1. Term of References (TOR), TOR Merupakan dokumen yang dihasilkan setelah
mencari data fisik maupun nonfisik sebagai acuan desain.
2. Minutes of Meeting (MOM), merupakn dokumen yang dihasilkan setiap setalah
melakukan meeting dengan client yang berisi tentang revisi dan semua hasil
meeting pada saat itu.
3. Kontrak kerja, Dari kontrak ini mengatur tentang kesepakatan kedua belah pihak
terkait perencanaan proyek yang akan dikerjakan.
4. Output akhir yaitu berupa prin out gambar konsep yang sudah jadi seperti gambar
konsep layout plan, denah, potongan, tampak, dan 3D, serta ditambah dengan
softcopy dalam bentuk CD.
5. Surat serah terima, sebagai tanda bahwa proyek sudah selesai, dan berjalan sesuai
dengan kontrak yang berlaku.
lahan, fasilitas yang terapat didalamnya beserta luasannya, konsep desain, dan beberapa
keunikan yang bisa ditojolkan untuk menarik wisatawan. Sehingga dari penjelasan tersebut
pihak investor yakin untuk melakukan investasi pada pembangunan resort tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) selama 3 bulan di
salah satu konsultan perencana yaitu HG Architects & Associates, ada banyak hal yang
dapat dipelajari penulis mengenai perencanaan proyek dan tata kelola kantor selama
melaksanakan kegiatan PKL. Dan dapat disimpulkan dalam proses perencanaan proyek
yang ditangani yaitu D'Coral Paradise Resort Boutique Resortadapun hal positif yang
dapat diambil oleh penulis diantaranya yaitu bagaimana persiapan awal setelah
mendapatkan proyek mulai dari pembuatan TOR yang diawali dengan mencari data fisik
dan nonfisik, pembuatan time schedule, hingga pembuatan kontrak yang didalamnya
terdapat berbagai perjanjian kerja kedua belah pihak.
Selain itu juga penulis mendapat pembelajaran mengenai team work, bagaimana
kita bekerja sama dengan orang lain baik itu teman drafter dan Arsitek kepala, serta
bagimana kita berhadapan atau berhubungan langsung dengan pihak client sehingga
koordinasi dan suasana dalam lingkup proyek tersebut cukup nyaman untuk kita bekerja.
Serta lingkungan kantor dan fasilitasnya sudah cukup nyaman dan memadai sebagai wadah
kita bekerja mengingat tidak terdapat banyak karyawan karena sebagian besar
karyawannya berstatus kontrak. Serta bagaimana pihak HG Architects melakukan
pengendalian produk terkait dengan pengendalian waktu perencanaan yang cukup efisien
sehingga gambar selesai tepat waktu yang diiringan dengan mutu atau hasil desain yang
dirasa sudah dibuat semaksimal mungkin berkat kontrol kerja yang cukup baik.
Dan dalam proses perencanaannya sendiri cara yang digunakan oleh HG Architects
juga berbeda dengan apa yang penulis dapat dari kegiatan perkuliahan yang cenderung
lebih sitematis seperti membuat program ruang, zoning, data potensi dan analisa site, cara
yang digunakan oleh HG Architects cenderung langsung menuju kedesain tidak ada
tahapan pasti dalam proses desainnya selain mengacu pada TOR melakukan berbagai study
refrensi. Dari perbedaan tersebut memberikan kesan berbeda bagi penulis yang sekiranya
dapat memberi gambaran untuk siap terjun kedunia kerja.
5.2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk HG Architect
setelah menyelesaikan kegiatan PKL dan menangani perencanaan proyek D'Coral
Paradise Resort Boutique Resort, yang pertama terkait dengan teknis yaitu management
waktu, dimana banyak waktu yang terbuang akibat banyak kegiatan revisi dengan volume
kecil ditengah proses penggambaran dengan konsep yang sebelumnya telah didiskusikan,
alangkah baiknya kegiatan revisi dilakukan setelah proses review yang kerap dilakukan
setiap minggunya, termasuk dengan masukan dari pihak client. Dan selain itu juga terkait
kontrak kerja dimana sebaiknya diberi batasan waktu terkait pembayaran, serta berisi
perjanjian kedua belah pihak apabila terjadi pelanggran terkait pembayaran sesuai dengan
batasan waktu yang telah disepakati.
Sedangkan untuk masalah nonteknis yaitu ada baiknya untuk menyediakan satu
komputer dengan spesifikasi yang dirasa mampu untuk pengoprasian aplikasi 3D dengan
maksimal, serta menyediakan satu buah proyektor yang bisa digunkan untuk kegiatan
review maupun persentasi proyek yang akan dikerjakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Laporan Harian
Surat Permohonan PKL
Surat Balasan dari Proyek
Surat Selesai PKL
Time Schedule
Kontrak
Surat Tugas Membimbing
Surat Tugas Menguji
Kartu Bimbingan