a :
DURASI : 8 JP
PENYUSUN : 1. MM
1. Generator 3 Phasa
Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet
homogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut.
Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh magnet
tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator
kutub eksternal / external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada
kumparan rotor. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon
sikat, sehingga menimbulkan permasalahan pada pembangkitan daya tinggi. Untuk
mengatasi permasalahan ini, digunakan tipe generator dengan kutub internal
(internal pole generator), yang mana medan magnet dibangkitkan oleh kutub rotor
dan tegangan AC dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan
akan sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara terdistribusi sinusoidal dan
rotor diputar pada kecepatan konstan. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada
mesin sinkron kutub internal pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa
sehingga membentuk beda fasa dengan sudut 120°. Pada Internal pole generator,
suplai DC yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan sikat untuk
menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor
menggunakan magnet permanen, maka slip ring dan sikat karbon tidak diperlukan.
Menurut hukum Faraday, apabila kumparan berputar didalam medan magnet atau
sebaliknya medan magnet berputar didalam kumparan, maka pada ujung-ujung
kumparan tersebut akan timbul gaya gerak listrik (tegangan).
Dimana : f = frekuensi
p = banyak pasang kutub
n = banyaknya putaran
60 = jumlah detik dalam satu menit
Frekuensi adalah banyaknya siklus (gelombang) dalam setiap detik (f) Satuannya
Hertz (Hz) atau cycle per second (c/s). Didalam sistem kelistrikan frekuensi hanya
terdapat pada arus bolak-balik (AC).
Standar frekuensi listrik di Indonesia adalah 50 Hz. Oleh karena itu apabila generator
unit pembangkit diputar oleh turbin dengan kecepatan 3000 rpm, maka jumlah kutub
magnetnya adalah 2 atau satu pasang. Jumlah kutub magnet suatu generator
ditentukan berdasarkan putaran kerja dan frekuensi generator yang dinginkan.
Frekuensi listrik harus dijaga konstan sepanjang waktu, karena perubahan frekuensi
akan menyebabkan berubahnya putaran motor atau clock waktu. Indikator kualitas
listrik yang baik salah satunya ditunjukkan dengan frekuensi yang stabil. Arus bolak
balik mempunyai bentuk gelombang sinus dan kurva nya disebut sinusoida.
Sistem Eksitasi Statik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari
eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem penyearah yang sumbernya
disuplai dari output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui
transformator.
Sistem Eksitasi Dinamik adalah sistem eksitasi yang sumber suplai arus eksitasi
diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin yang bergerak tersebut disebut
Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga penggeraknya dipasang satu
poros dengan generator.
Seperti diketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus searah, maka sebagai
eksiternya adalah mesin arus searah (generator DC) atau dapat juga dengan mesin
arus bolak-balik (generator AC) kemudian disearahkan dengan rectifier.
Terdapat dua cara mengalirkan arus eksitasi ke rotor generator yaitu :
Sistem eksitasi dengan sikat (Brush).
Sistem eksitasi tanpa sikat ( brushless).
Ini adalah daya yang tidak menghasilkan kerja (panas) atau daya yang tidak
berguna (Wattless power), tetapi selalu timbul di dalam rangkaian arus bolak-
balik. Daya ini tidak menghasilkan panas tetapi memerlukan arus untuk energis
atau memuati rangkaian induktif atau kapasitif. Gambar 18 menunjukkan kurva
daya dalam berbagai rangkaian (resitif, induktif dan kapasitif).
Sudut antara daya nyata dengan daya semu adalah sudut , dan faktor daya
juga dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara daya nyata dengan daya
semu.
Daya semu ( S )2 = Daya nyata ( P )2 + Daya reaktif ( Q )2
7. Proteksi Generator
Gangguan sistem dayaadalah keadaan tidak normal (abnormal) suatu bagian sistem
yang mempengaruhi peralatan utama seperti generator , trafo, busbar, dan
sebagainya. Gangguan tersebut dapat menyebabkan kerusakan alat, dan
terganggunya sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu untuk mencegah
kerusakan dan kelangsungan pasok sistem tenaga listrik bagian atau alat yang
terganggu harus diisolasi atau dipisahkan dari sistem dan dipadamkan. Peralatan
8. Proteksi Trafo
Sebagaimana pada generator, pada trafo juga dilengkapi dengan froteksi defferensial
untuk mengamankan trafo dari gangguan hubungan singkat antara fasa dan
hubungan singkat antara kunduktor dalam suatu kumparan (fasa).
a. Relay Bucholz
Relay Bucholz digunakan untuk semua trafo yang berkapasitas besar. Relay ini
secaralangsung mendeteksi gangguan listrik pada trafo. Bila terjadi hubungan
singkat didalam trafo, timbul panas yang menyebabkan minyak trafo sebagian
berubah menjadi gas dan gelembung gas. Tekanan minyak didalam tangki trafo
naik dan gas serta gelembung gas naik dari tangki menuju oil Conservation.
Perapat tipe radial ini terbentuk dari dua pasang sirip perapat (sealing fin) dengan
kelonggaran yang kecil. Untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh
gesekan, maka perapat tersebut ditekan oleh pegas yang lemas. Minyak perapat
dengan tekanan sedikit lebih tinggi dari tekanan hidrogen dialirkan ketengah
perapat dan memberi perapatan dengan mengalir kedua arah yang berlawanan,
satu ke arah sisi hidrogen dan yang lain ke arah sisi udara.
Untuk mencegah minyak masuk ke dalam casing generator, dipasang ring
penghapus minyak. Minyak ini selanjutnya dialirkan ke tangki vakum dan gas
hidrogen dipisahkan dari minyak untuk dikembalikan ke generator. Sedang minyak
yang ke sisi udara dikumpulkan dalam tangki detraining. Minyak perapat dipasok
dengan menggunakan pompa yang digerakan oleh motor listrik. Tekanan minyak
perapat dipertahankan sedikit lebih (sekitar 0,5 bar) tinggi dari tekanan hidrogen
dengan menggunakan katup pengatur.
Ada dua tipe perapat yang umum digunakan, yaitu :
Perapat radial atau perapat berpermukaan aksial
Cara langsung
Udara atau gas H2 yang terdapat dalam generator dikeluarkan dengan cara
dihisap sehingga casing generator menjadi Vacum. Kemudian gas H2 atau
udara diisikan kedalam generator yang telah vacum tersebut.
Keuntungan :
Uap air maupun debu yang terdapat dalam generator ikut terbawa keluar.
Jumlah gas H2 yang diisikan lebih sedikit, karena tidak perlu pembilasan.
Waktu pengisian lebih singkat dan segera mencapai kemurnian yang tinggi.
Tidak memerlukan gas inert CO2 sebagai media perantara.
Kemurnian hidrogen.
Kemurnian hidrogen harus dijaga setinggi mungkin. Penurunan
kemurnian/purity yang melewati batas dapat membahayakan, yaitu
terbentuknya campuran yang explosif (dapat meledak). Kemurnian biasanya
dijaga di atas 95%, pada kemurnian 90% akan memberi alarm. Dan pada
kemurnian sekitar 87% generator trip dan proses pengeluaran (purging ) H2
dengan CO2 terjadi.
Sebagaimana diketahui unit - unit pembangkit listrik baik PLTU, PLTGU, PLTA,
PLTP, PLTG dan PLTD, dapat beroperasi sangat tergantung tersedianya energi
listrik, energi listrik digunakan untuk keperluan operasinya peralatan bantu ,karena
peralatan bantu sangat menunjang dapat operasinya peralatan utamanya.
Sistem kelistrikan untuk pemakaian sendiri pada umumnya di unit - unit pembangkit
menggunakan tegangan yang beragam diantaranya tegangan menengah 4 kV s/d 6
kV, tegangan rendah 380 V dan 220 Volt. Khusus untuk pembangkit listrik tenaga
uap baik berbahan bakar batubara maupun minyak ( PLTU ) dan pembangkit listrik
tenaga gas dan uap ( PLTG/U ) kebutuhan energi listrik untuk peralatan bantunya
menggunakan 2 ( dua ) sistem tegangan diantaranya :
Sedangkan untuk pembangkit listrik tenaga gas ( PLTG ), Pembangkit Listrik tenaga
Air ( PLTA ), Listrik tenaga panas bumi ( PLTP ) dan tenaga diesel ( PLTD ) untuk
kebutuhan energi listrik/daya hanya pada umumnya menggunakan sistem tegangan
rendah yaitu 380 volt. Sistem kelistrikan / pasok listrik untuk unit pembangkit
tenaga listrik sangat diperlukan untuk kelangsungan maupun keandalan
dalam operasinya, karena digunakan untuk keperluan menggerakkan peralatan
bantu yang sangat mendukung peralatan utama dapat operasi secara kontinyu dan
andal.
Dalam tahap perencanaan sistem kelistrikan untuk peralatan bantu harus mendapat
perhatian yang serius, karena sangat berhubungan dengan keandalan unit
pembangkit listrik.
Terganggunya penyediaan supply ( pasok ) energi listrik bagi peralatan bantu
akan menimbulkan terganggunya unit pembangkit, baik pada saat start atau pada
saat operasinya, bahkan dapat mengakibatkan “ Trip “ nya unit pembangkit tersebut.
Dilihat dari sisi tegangan untuk peralatan bantu, maka terbagi atas 2 ( dua )
bagian yaitu
- Turning Gear
- Pompa Minyak pelumas : Aux Oi Pump ( AOP ), Turning Gear Oil
Pump ( TGOP ) dan Emergency Oil Pump ( EOP ).
- Jacking Oil Pump ( bila ada )
- Motor Penggerak Air Heater.
- Seal Oil Pump
- Pompa-pompa anceliary
- Pasok / power supply untuk baterai charger
- Turning Gear
- Pompa Minyak pelumas : Aux Oil Pump ( AOP ), Turning Gear Oil
Pump ( TGOP )dan Emergency Oil Pump ( EOP ).
- Jacking Oil Pump ( bila ada )
- Motor Penggerak Air Heater.
- Seal Oil Pump
- Pompa-pompa anceliary
- Pasok / power supply untuk baterai charger
- Sistem kontrol
- Proteksi/relay
- Lampu penerangan baik AC maupun DC dan lain-lain
3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap “ Combined Cycle” ( PLTG/U )
- Penggerak mula.
- Pompa minyak pelumas.
- Pompa air pendingin.
- Compressor.
- Peralatan kontrol.
- Proteksi.
- Lampu penerangan,
- dll
5. Pembangkit Listri Tenaga Panas Bumi ( P L T P ).
Prinsip Kerja
Pada sistem interkoneksi yang terdiri dari beberapa unit pembangkit untuk
melayani kebutuhan daya yang besar, maka tegangan generator pembangkit
dengan tegangan sistem transmisi melalui Transfomator Utama ( Generator Main
Transfomator ) dengan tujuan agar generator Unit Pembangkit Listrik ( PLTU,
PLTG / U, PLTG, PLTP, PLTA dan PLTD ) dapat synkron
(mensynkronkan ) dengan saluran transmisi yang tersedia misalnya :150 kV, 70 kV
atau 20 kV. Synkron generator dapat dilakukan baik disisi tegangan generator
dengan memasukkan PMT Circuit Breaker) generator atau sinkron disisi tegangan
transmisi dengan memasukkan PMT Line (52 L) yang terdapat di switchyard,
dengan ketentuan persyaratan untuk sinkron sudah terpenuhi persyaratannya yaitu:
Tegangan, Frequensi, Sudut Fasa sama antara generator dan sistem transmisi.
Saluran transmisi adalah sarana untuk menyalurkan energi / daya listrik dari unit
pembangkit ke gardu induk ( GI ) dan dapat juga berfungsi untuk
menyalurkan dari GI satu ke GI yang lainnya. Dari gardu induk ( GI ) didistrubusi
kekonsumen atau langsung disalurkan kekonsumen khusus misalnya : konsumen
tegangan tinggi ( 150 kV, 70kV ). Khusus untuk penyaluran ke konsumen
tegangan menengah dan rendah, maka tegangan transmisi ( 150 kV, 70 kV )
diturunkan tegangannya melalui transfomator daya ( Step Down Transformator)
dan selanjutnyaidistrubusikan kekonsumen tegangan menengah dan rendah.
Pemasangan kwh meter adalah untuk merekam seberapa besar energi listrik
yang telah digunakan oleh pelanggan / konsumen, untuk ketelitian dan
kebenaran akan kwh meter perlu harus dijaga dan dapat diandalkan agar
transaksi jual beli listrik benar-benar fair.
Untuk unit pembangkit yang melayani beban house load, unitnya dapat
dihubungkan langsung kebeban atau tetap dinaikkan tegangannya dengan
transformator sesuai dengan tegangan dari kebutuhan konsumen, sedangkan
untuk konsumen tegangan rendah, maka tegangan dimenengah diturunkan
dengan transformator( Step Down Transformator ) menjadi tegangan 380 Volt dan
220 Volt.
Setelah unit beroperasi normal dan sudah synkron pada sistem jaringan
listrik, maka pada beban diatas beban minimum pasok listrik untuk peralatan
bantu yang mana kebutuhan energi listriknya dipasok dari luar melalui station
service transformator dipindahkan pemakaian energi listrik menggunakan unit
sendiri melalui unit service transformator dengan jalan memparalel kedua
transformator tersebut dengan mengaktifkan synkronouscope, apabila tidak ada
perbedaan tegangan, maka breaker unit auxiliary transformator dimasukkan dan
breaker unit service transformator dilepas, pada kondisi tersebut pemakaian
untuk keperluan peralatan bantu unit Pembangkit Listrik ( PLTU, PLTG/U, PLTP
PLTG,PLTA dan PLTD) dipasok/disupply dari unit sendiri atau dari generatornya
sendiri.
Kategori unit pembangkit ini disebut unit pembangkit yang dapat Start Up dan
tidak tergantung dari pasok daya dari luar atau disebut unit pembangkit
yang dapat“ Black Start “ misalnya : PLTG, PLTA dan PLTD.
Disisi lain terdapat juga unit pembangkit, dimana untuk keperluan start
up peralatan bantu cukup kira-kira 5 s/d 6 % dari kapasitasnya, maka untuk
keperluan energi /daya menjalankan / startnya peralatan bantu sangat
tergantung dari pasok energi / daya dari luar dan hanya untuk keperluan
start up dan setelah masuk kesistem dan berbeban diatas 5 %, maka
kebutuhan akan energi / daya untuk peralatan bantu diambil atau dipasok dari
unit sendiri.
Kategori unit pembangkit ini disebut unit pembangkit yang tidak dapat start
apabila tidak ada pasok energi/daya listrik dari luar atau unit pembangkit yang
tidak dapat “ Black Start “ misalnya : PLTU dengan bahan bakar minyak dan
PLTU dengan bahan bakar batubara.
Keterangan :
Keterangan :