Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KASUS NARKOBA

UNTUK MEMENUHI TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

Oleh Kelompok 4 :

Isabelle Margono P 140544602772


Yulia Fatmawati 180544636003
Nickita Rahmaniar Damayanti 180544636063
Muchamad Very I M 180516628521
Marina 180523630174

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

September 2019
Analisis Kasus Narkoba

Narkotika masih menjadi masalah yang cukup serius di Indonesia. Menurut


Badan Narkotika Nasional (BNN) hampir 50 - 60 orang setiap hari meninggal dunia
akibat dari penyalahgunaan narkoba dan setidaknya lima juta orang menjadi
pengguna narkoba. Mengapa orang-orang di Indonesia banyak yang mengkonsumsi
narkoba? Ada beragam alasan mengapa seseorang dapat mengonsumsi narkoba,
antara lain supaya dapat diterima di lingkungannya, sebagai pelarian, untuk
mengurangi kebosanan, untuk meningkatkan stamina dan lain sebagainya. Saat ini
dikatakan bahwasanya negara kita Indonesia sedang mengalami darurat narkoba,
tidak hanya kalangan masyarakat biasa saja, namun dari kalangan pelajar, entertain,
dan pejabat juga tak luput dari jeratan kasus narkoba. Sindikat peredaran narkoba
pun tidak hanya dilakukan oleh para warga negara Indonesia, tetapi banyak warga
negara asing yang menjadikan Indonesia sebagai sasaran pendistribusian narkoba.
Kenapa harus Indonesia? Indonesia dipilih karena target pasarnya bagus, angka
permintaan yang cukup tinggi, harga jual tinggi, dan penegakan hukum yang
terbilang rendah.

Salah satu faktor mengapa masyarakat di Indonesia banyak yang menjadi


pengedar narkoba adalah faktor ekonomi. Banyak masyarakat yang menjadikan
profesi ini sebagai salah satu mata pencaharian yang cukup menjanjikan karena
hasil yang didapat sebagai pengedar cukup besar, meskipun berisiko tinggi. Dalam
UU No.35 tahun 2009, di mana di dalamnya diatur undang-undang mengenai
narkoba, menjelaskan bahwa pengedar narkoba memiliki beberapa orientasi antara
lain penjual, pembeli untuk diedarkan kembali, mengangkut, menyimpan,
menguasai, menyediakan, dan melakukan ekspor impor narkoba.
Berikut kami paparkan salah satu berita kasur pengedar narkoba di
Indonesia:

Jumat, 8 Maret 2019 17:17 WIB

Zul Zivilia Mengaku sebagai Pengedar Narkoba karena Utang Budi dan Masalah
Ekonomi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vokalis band Zivilia, Zulkifli atau


dikenal dengan Zul Zivilia mengaku pada polisi sebagai pengedar narkoba jenis
sabu-sabu dan ekstasi. Dan ia melakukannya sebanyak dua kali.

"Dari pengakuannya baru dua kali," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy
Pramono di Polda Metro Jaya, Jumat (8/3/2019).

Kabar penangkapan Zul sudah muncul beberapa hari lalu. hal itu dikarenakan Zul
mendadak menghilang dan tak bisa dihubungi keluarga maupun teman-temannya.

Pada saat itu zul seharusnya manggung di Lapangan Merdeka Kota Watampone,
Sabtu (2/3/2019). Zul diketahui mengedarkan sabu dan ecstacy dikarenakan faktor
ekonomi dan hutang budi.

"Alasan ekonomi. Dia merasa utang budi sama Rian," Ditres Narkoba Polda Metro
Jaya Kombes Suwondo.

Zul ditangkap dengan barang bukti 9,5 kilogram sabu, 24.000 butir ecstacy, empat
buah handphone, buah kartu ATM, timbangan elektrik, dan uang tunai Rp 1,4
juta.Ia dijatuhi pasal 114 ayat (2) subsider pasal 112 ayat (2) jo pasal 132 ayat (1)
undang-undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.

Dengan ancaman hukuman pidana mati, pidana seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 6 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp 1
miliar paling banyak Rp 10 miliar.(*)

https://www.tribunnews.com/seleb/2019/03/08/zul-zivilia-mengaku-sebagai-
pengedar-narkoba-karena-utang-budi-dan-masalah-ekonomi.
Di jaman yang modern ini menuntut masyarakat hidup lebih konsumtif. Sehingga
menyembabkan tingginya kebutuhan ekonomi yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari. Akibat kebutuhan ekonomi yang sangat tinggi seseorang mampu
melakukan kegiatan menyimpang untuk menambah pemasukan mereka. Salah
satunya adalah jual beli narkoba. Kami mengambil contoh dalam kasus jual beli
narkoba yang dilakukan oleh seorang vokalis band yaitu, Zul Zivilia yang
mengaku sebagai pengedar narkoba karena memiliki utang budi dan masalah
ekonomi. Berikut analisa masalah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila mengenai
kasus tersebut :

Pertama, Kasus tersebut melanggar sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa
“ . Pada sila ini dijelaskan sebagai umat beragama kita akan mempunyai rasa takut
untuk mengkonsumsi atau mengedarkan. Karena setiap agama melarang dan
mengharamkan sesuatu yang memabukkan dan membahayakan seperti narkoba
karena memiliki dampak yang buruk bagi tubuh manusia.

Kedua, “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Pada sila ini dijelaskan tentang
adab, perilaku dan budi pekerti sesuai dengan hakikat kita sebagai manusia.
Manusia diciptakan untuk tidak merugikan orang lain karena dengan demikian
manusia dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang buruk. Begitupun
dengan penggunaan maupun pengedaran narkoba karena selain merugikan diri
sendiri juga dapa merugikan orang lain dan bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila terutama sila ke dua.

Ketiga, “Persatuan Indonesia”. Pada sila ini dijelaskan tentang persatuan dan
kesatuan. Kita sebagai warga negara diharuskan untuk bersatu memerangi
pengedaran dan penggunaan narkoba sehingga di Indonesia tidak ada lagi masalah
narkoba dan anak cucu kita terselamatkan dari ancaman bahaya narkoba.

Kelima, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Pada sila ini dijelaskan
tentang hukum dan keadilan. Menghukum pengguna dan pengedar narkoba dengan
hukuman seadil-adilnya tanpa memandang jabatan atau public figure sesuai dengan
Undang-Undang merupakan solusi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sila ke
lima.

Anda mungkin juga menyukai