Oleh:
Kelompok 3
Nama Anggota:
1. Ninit Avrilia
2. Dwi Suci Fitriyah
3. Binti Lailatul
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, tanpa
pertolongan-Nya kami tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.
Penulis
Daftar Isi
BAB l
Pembukaan
c. Naturalisme
Pandangan baturalisme menyatakan bahwa kwcil kemungkinan manusia dapat di
didik jarena fajtor pembawaan yabg bersifat kodrat dari kelahuran.tokoh
aluranini adalah jean jacques rousseau(1712-1778),seorabg filosof bangsa
prancis yang mengemukaman pendapatnya dalam bukunya Emiler.rousseau
mengemukakan bahwa semua adalah baik pada waktu datang dari tangan sang
pencipta,tetapi semua menjadi buruk di tangan manusia.
Aliran ini di sebut juga akiran negatifisme karena berpandangan bahwa pendidik
habya wajib membiyarkan pertumbuhan anak didik saja dengan sendurinya dan
selanjutnya di serahkan pada alam.jadi,pendidikan tidak di perlukan dan yang
dilaksanakan adalah menyerahkan anak didik pada alam agar pembawaan yang
baik tadi tidak menjafi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan
pendidikan.
d. Konvergensi
Aliran konvergensi merupakan sebuah usaha untuk mengompromikan dua
macam aliran yang berbeda secara ekstrem yaitu aliran empirisme dan
nativisme. Tokoh aliran ini adalah William Stern (1871-1938), seorang ahli
pendidikan bangsa Jerman. William Stern (dalam Indar 1994:45) berpendapat
bahwa pembawaan dan lingkungan sama pentingnya.
William Stern dalam Sukardjo dan Komarudin (2010:31) menjelaskan bahwa
pemahamannya tentang penyingnya pembawaan dan lingkungan itu dengan
perumpamaan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan. Oleh karena itu,
teorinya dikenal dengan sebutan konvergensi.
e. Perenialisme
Brameld dalam O'Neil (2002:22) menjelaskan bahwa pada dasarnya perenialisme
adalah sudut pandang dimana sasaran yang layak dipakai dan layak dicapai oleh
pendidikan adalah kepemilikan atas prinsip-prinsip tentang kenyataan,
kebenaran, dan nilai, yang abadi, tak terikat waktu, tak terikat ruang.
Perenialisme berakar pada tradisi filosofi yang dilacak kembali ke filosofi plato,
Aristoteles, Thomas Aquinas, dan Robert M. Cara pandang budaya menyeluruh
perenialisme sangat bersifat mundur (regresif) yang berusaha memulihkan tolak
ukur-tolak ukur mutlak yang mengatur dunia zaman kuno dan zaman
pertengahan dan bersifat menentang demokrasi yang murni.
f. essensialisme
Essensialisme, di pihak lain, berpegang pada pernyataan utama bahwa alam
semesta beserta segala unsurnya diatur oleh hukum yang mencakup semuanya ,
serta tatanan yang sudah mapan sebelumnya. Oleh karena itu, tugas utama
manusia adalah memahami hukum dan tatanan ini sehingga ia bisa menghargai
dan menyesuaikan diri dengannya.
Tujuan umum aliran essesialisme adalah membentuk pribadi dunia dan akhirat.
oleh karena itu, isi pendidikannya ditetapkan berdasarkan kepentingan
efektifitas pembinaan kepribadian yang mencakup ilmu yang harus dikuasai
dalam kehidupan dan mampu menggerakkan keinginan manusia sehingga
kurikulum essensialisme dianggap semacam miniatur dunia yang dapat dijadikan
sebagai ukuran kenyataan, kebenaran, dan kegunaan. Dengan demikian, peranan
sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan menjadi lebih fungsi, berhasil guna
dan berdaya guna sesuai prinsip-prinsip dan kenyataan sosial (Indar 1994:137)
Tokoh yang menganut aliran ini adalah Desiderius erasmus, Johannhenrich
peztalozi, dan William T.haris
g . Progressivisme
Tujuan utama sekolah,menurut pandangam progressivisme,adalah
meningkatkan kecerdasan praktis.serta untuk membuat siswa menjadi lebih
efektif dalam menecahkan problem yang di sajikan dalam kontek pengalaman
pada umumnya (O'NAIL,2002:23). progressivisme mempercayai manusia sebagai
subjek yang mempunyai kemampuan meng hadapi dunia dan lingkungan
hidupnya,serta mempunyai jenampuan untuk mengatasi dan memecahkan
masalah masalah yang aka mengancam manusia itu sendiri pendidikan
dibanggap mampu untuk mengubah dan menyelamatkan manusia demi masa
depan.tujuan pendidikan selalu di artikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang
terus menerus yang bersifar progresif (indar,1994:134).
h. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah berpabdangan bahwa sekolah semestinya di abdikan
kepada pebcapaian tatanan demokratis yang mendunia.alirqn ini percaya bahwa
teori pada puncaknya tak terpisahkan dari latar belakang sosial dalam suatu era
kesejarahan tertentu.filosofi dari pandangan ini beranggapan bahwa sekilah
harus nerintis jalan ke arah usaha penciptaan sebuah tatanan sosial yang lebih
manusiawi,memanusiaka,dan demokratis.
Aliran ini bercita cita untuk mewujudkan suatu dunia di mana kedaulatan
nasional berada dalam pengayoman atau subordinat kedaulatan dan otoritas
internasional.aliran ini huga bercita cita untuk mewujudkan dan melaksanakan
satu sintesus,yaitu perpaduan ajaran agama (kristen) debgan demokrasi dan
reknologi modern,serta seni modern di dalam satu kebudayaan yang di bina
bersama sama oleh nangsa vabgsa di dunia(indar,1994:140).
2.2 Tokoh dan gerakan baru pendidikan
1. Paulo freire (1921-1997)
Freire lahir pada tanggal 1921 di recife. Sebuah kota pelabuhan di timur
laut brasil. Ayahnya bernama Joachin Themisthcles Freire dan
ibunya bernama Edeltrus Neres Freire.Orang tuanya berasal dari
golongan menengah, namun mengalami kesulitan finansial yang
parah lama masa depresi besar.
Tahun 1944, freire menikahi Elza Mala Costo Olivera dari Recife,seorang
guru sekolah dasar dan mempunyai tiga orang putri dan dua orang
putra. Karya-karya pendidikan Freire dimulai dari tulisan Educacao
Como practica DaLiberdade (pendidikan sebagai praktik
pembebasan) yang diterbitkan di Brasil tahun 19967.Karya
lainnya, yaitu Cultural Action for Freedom (1970) dan Pedagogy of
the Opresed (1970) diterbitkan di Amerika.
Freire (dalam Smith, 2001: 64) mendriskipsikan conscientizacao (proses
penyadaran) sebagai sebuah proses untuk menjadi manusia yang
selenkapnya proses perkembangan ini dapat dibagi menjadi tiga
fase, yaitu kesadaran magis,naif, dan kritis.
2. Ivan Illich(1926 2002)
Karya Ivan Illich,Deschooling Socitiety (1972) atau bebas dari
sekolah,meperlihatkan pandangan kritisnya kepada praktek
pendidikan. Ivan illich dalam Adiwirkata (1988:26)mengatakan
bahwa sekolah adalah tempat anak-anak ditekan dan di paksa
untuk mempelajari hal hal yang tidak mereka kehendaki atau
senangi, padahal belajar yang baik adalah belajar yang
berlangsung dalam suasana bebas yang memungkingkan pelajar
sendiri memilih pelajaran yang disukainya.
3. Piere Bourdieu (1930-2002)
Perhatian utama Piere Bourdieu meliputi dua hal yaitu menemukan
hukum yang menerangkan mengapa struktur cenderung
memproduksi dirinya sendiri dan mencari keterangan mengenai
cara-cara pendidikan memindahkan pengetahuan dan gagasan-
gagasan. Dalam hal ini ia menekankan pada cara-cara efaluasi
yaitu cara-cara menentukan kriteria yang digunakan untuk
menetapkan apa peserta didik itu “hebat”, “biasa-biasa” dan
“lemah”.
Seperti pada zaman pengaruh Hindu-Budha telah memberi pandangan pendidikan yang
sampai dengan sekarang masih dijalankan oleh masyarakat yang menganut
pandangannya. Pandangan yang masih memiliki pengaruh Hindu-Budha yang kuat
sampai saat ini tampak pada pengakuan sistem pendidikannya yang diakui undang-
undang sistem pendidikan nasional. Isi undang-undang tersebut menunjukkan bahwa
pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok
masyarakat dari pemeluk agama sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya.
3.1 Kesimpulan
1. Pandangan-pandangan pendidikan terdiri dari empirisme,
nativisme, naturalisme, konvergensi, perenialisme,
essensialisme, progressivisme, dan rekonstruksionisme.
2. Tokoh dan gerakan baru pendidikan yaitu Paulo Freire
(1921-1997, Ivan Illich (1926-2002), dan Piere Bourdieu
(1930-2002)
3. Tokoh dan gerakan baru pendidikan adalah:
a. Paulo Freire (1921-1997)
b. Ivan Illich (1926-2002)
c. Piere Bourdieu (1930-2002)
4. Pendidikan di Indonesia berkembang terus-menerus
mengikuti perubahan peradaban manusia. Melacak
pandangan pendidikan di Indonesia berarti melihat kurun
sejarah pendidikan Indonesia.
3.2 Saran
Pendidikan sangatlah penting dalam setiap aspek kehidupan. Manusia yang
merupakan makhluk hidup dengan banyak aspek yang melingkupunya
menjadi kajian ilmu yang tidak mudah mengering, terus-menerus menjadi
sumber. Oleh karena itu, manusia harus memanfaatkan waktu yang
dimiliki dengan sebaik-baiknya untuk menggali ilmu setiap harinya. Ilmu
tidak hanya di dapat dari pendidikan formal, namun dimanapun manusia
menginjakkan kakinya di muka bumi, disitulah ada ilmu yang dapat
mereka petik di dalamnya.
Daftar Pustaka