Anda di halaman 1dari 56

MODUL PJOK

BOLA BESAR &


BOLA KECIL

Andra Matarisman
X ATP 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4 SAMPIT


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan modul yang berjudul“Permainan Bola Besar dan Bola
Kecil” ini dapat terselesaikan sesuai dengan yangdiharapkan dan tepat pada waktunya. Modul
yang membahas tentang sejarah, tehnik dasar dan peraturan dalam permainan bola besar dan
bola kecil ini merupakan tugas liburan. Dalam penulisan modul ini penulis merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Semoga modul ini bermanfaat dalam bidang pembelajaran dan bagi semua. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.

Sampit, 18 September 2019

Penulis
BAB I
Permaina Bola Besar

A. PermainanSepak Bola

Sepak bola merupakan salah satu jenis permainan bola besar yang dimainkan secara beregu.
Pemain dalam sepak bola berjumlah sebelas orang tiap tim. Oleh karena itu, setiap regu pemain
sepak bola disebut kesebelasan. Dalam sepak bola, setiap pemain memainkan bola dengan
menggunakan seluruh anggota badan, kecuali tangan tidak diperbolehkan. Hanya pemain sepak
bola yang menempati posisi sebagai penjaga gawang (kiper) yang diperbolehkan menggunakan
semua anggota badan selama dalam batas garis 16 meter. Permainan sepak bola bertujuan
untuk memasukkan bola kegawang lawan sebanyak mungkin dan menahan/menghalangi bola
lawan tidakmasuk kegawang. Permainan ini dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu dua orang
penjaga garis sehingga pelaksanaan permainan ini dapat berjalan baik. Perkembangan
permainan sepak bola saat ini mengalami kemajuan. Banyak hal baru yang mempengaruhi
permainan sepak bola. Berikut ini akan diuraikan tentang permainan sepak bola mulai dari
sejarahnya sampai dengan teknik dasar permainannya.

1. Sejarah Sepak Bola

Sampai saat ini nama permainan sepak bola belum jelas dari mana asalnya. Meskipun
demikian, permainan sepak bola sangat populer di Inggris. Karena sepak bola mulai
berkembang di Inggris maka Inggris diakui sebagai bangsa yang pertama kali mendirikan
perserikatan sepak bola yang dinamakan Football Association. Organisasi ini dibentuk pada
tahun 1863. Perkembangan sepak bola dari tahun ke tahun mengalami kemajuan sehingga
tanggal 21 Mei 1904 dibentuk federasi sepak bola internasional yang dinamakan Federation
International deFoot Ball Asssociation (FIFA). Atas prakarsa Julius Rimet maka setiap empat
tahun sekali diselenggarakan kejuaraan dunia sepak bola yang dinamakan Julius Rimet Cup
atau disebut World Cup. Perkembangan sepak bola pun terjadi di Indonesia. Persepakbolaan di
Indonesia menunjukkan perkembangan. Oleh karena itu, pada tanggal 19 April 1930
dibentuklah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta. Ketua umum PSSI
pertama dijabat oleh Ir. Suratin Sastro Sugondo. Untuk mengenang jasanya maka mulai tahun
1966 diselenggarakan kejuaraan sepak bola untuk tingkat taruna remaja. Piala yang
diperebutkan dinamakan piala Suratin Cup.

2. Sarana dan Peralatan Sepak Bola


Sarana dan peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah sebagai berikut.
a. Lapangan Sepak Bola
Gawang yang digunakan untuk bermain memiliki ketentuan sebagai berikut
1) Panjang garis samping : 90 – 120 meter.
2) Lebar : 45 – 90 meter.
3) Jari-jari lingkaran tengah : 9,15 meter.
4) Daerah gawang : 18,3 × 5,5 meter.
5) Daerah penalti : 40,3 × 16,5 meter.
6) Jarak titik tendangan hukuman penalti dengan garis gawang 11 meter.

b. Gawang
Gawang yang digunakan memiliki ketentuan sebagai berikut.
1) Gawang sepak bola dibuat dari kayu atau besi dengan dicat warna putih.
2) Tinggi gawang berukuran : 2,4 meter.
3) Lebar gawang berukuran : 7,3 meter.

c. Bola
Bola yang digunakan untuk permainan sepak bola memiliki ketentuan sebagai berikut.
1) Bola terbuat dari bahan kulit atau bahan lain yang dapat digunakan.
2) Keliling bola : 68 – 71 cm.
3) Tekanan udara : 0,60 – 0,70 atm.
4) Berat bola : 396 – 453 gram.

3. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola


Berikut ini beberapa teknik-teknik dasar sepak bola.
a. Teknik Menendang
Teknik menendang dalam permainan sepak bola ada beberapa
macam sebagai berikut.
1) Teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam sebagai berikut.

a) Sikap tubuh berdiri menghadap ke arah bola.


b) Kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan lutut sedikit ditekuk. Kedua tangan untuk
keseimbangan ditekuk di samping badan.
c) Kaki yang digunakan untuk menendang sedikit ditekuk dengan diputar ke arah keluar.
d) Kaki yang digunakan untuk menendang diayun dari belakang ke arah depan dengan sasaran
bola di bagian samping.
e) Setelah menendang, berat badan digeser ke kaki yang digunakan untuk menendang.

2) Teknik menendang bola dengan kura-kura kaki (punggung kaki) sebagai berikut.

a) Sikap awal tubuh berdiri menghadap ke arah bola.


b) Kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan lutut sedikit ditekuk, kemudian tangan rileks
untuk keseimbangan.
c) Pergelangan kaki yang digunakan untuk menendang bola, ditekuk ke bawah dan pandangan
mata tertuju pada bola yang akan ditendang.
d) Pada waktu akan menendang, lutut kaki yang digunakan untuk menendang ditekuk
menghadap ke depan dan diayun dari belakang ke arah bola, kemudiankaki disentuhkan pada
bola bagian belakang.
e) Setelah menendang, berat badan ke arah depan.

3) Teknik menendang bola dengan kaki bagian luar sebagai berikut.


a) Sikap awal berdiri menghadap ke arah bola.
b) Kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan kedua tangan bergerak rileks untuk
keseimbangan.
c) Kaki yang digunakan untuk menendang sedikit diputar ke dalam.
d) Pandangan mata ke arah bola, kaki yang digunakan menendang diayunkan ke depan.
e) Kaki bagian luar dikenakan pada bola, kemudian berat badan digeser ke depan.

b. Teknik Mengontrol/Menghentikan Bola


Teknik mengontrol atau menghentikan bola ada beberapa gerakan, yaitu sebagai berikut.
1) Teknik mengontrol dengan kaki bagian dalam sebagai berikut.

a) Sikap tubuh menghadap ke arah datangnya bola.


b) Pergelangan kaki yang digunakan untuk mengontrol diputar ke arah luar.
c) Kaki tumpu lututnya sedikitnya ditekuk dan kedua tangan bergerak secara rileks untuk
keseimbangan.
d) Kaki yang digunakan untuk mengontrol bola diangkat diarahkan ke datangnya bola.
e) Bola disentuhkan pada kaki bagian dalam, kemudian kaki ditarik ke belakang, selanjutnya
bola dikuasai.

2) Teknik mengontrol bola dengan punggung kaki sebagai berikut.

a) Sikap tubuh berdiri menghadap ke arah datangnya bola dan pandangan mata ke arah
datangnya bola.
b) Kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki yang digunakan untuk mengontrol bola ditekuk ke
depan dengan pergelangan kaki ditekuk ke bawah.
c) Pada waktu mengontrol bola, punggung kaki dikenakan pada bola. Selanjutnya, bola
dikuasai.

3) Teknik mengontrol bola dengan telapak kaki sebagai berikut.

a) Sikap tubuh berdiri dengan tubuh dibungkukkan ke depan sambil pandangan mata ke arah
datangnya bola.
b) Pada waktu bola datang langsung ditahan dengan telapak kaki menghadap ke arah depan.
c) Pada waktu menahan bola kaki tumpu dengan lutut sedikit ditekuk.

4) Teknik mengontrol bola dengan kaki bagian luar sebagai berikut.


a) Sikap tubuh berdiri dengan tubuh condong ke depan dan pandangan mata ke arah datangnya
bola.
b) Kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki yang digunakan untuk mengontrol bola disilangkan
untuk menahan bola atau dikenakan.
c) Bola dikontrol dengan kaki luar dan tangan bergerak rileks untuk keseimbangan.
B. Permainan Bola Voli

Bola voli merupakan salah satu jenis permainan bola besar. Permainan bola voli dilakukan oleh dua regu.
Setiap regu terdiri atas enam pemain. Dalam permainan bola voli, setiap regu saling memantulkan bola yang
melewati atas net atau jaring. Setiap regu berusaha mematikan gerakan lawan sehingga tidak mampu
mengembalikan bola dari pukulan atau pantulan bola dari lawan.

1. Sejarah Bola Voli


Permainan bola voli berasal dari Amerika Serikat. Permainan ini diciptakan oleh William
G. Morgan pada tahun 1985. Permainan ini berkembang pesat di Amerika Serikat sehingga
pada tahun 1922 Young Man Cristien Association sukses menyelenggarakan kejuaraan
nasional bola voli. Bola voli masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Belanda. Pada waktu
itu Indonesia masih menjadi wilayah jajahan Belanda. Bola voli masa penjajahan Belanda
hanya untuk para pelajar. Baru setelah masa pendudukan Jepang, permainan bola
voli mulai berkembang karena tentara Jepang sering bermain bola voli. Akhirnya, masyarakat
mulai bermain bola voli. Pada tahun 1951, diselenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON)
II di Jakarta. Saat itu permainan bola voli mulai dipertandingkan sehingga permainan bola voli
menjadi lebih populer. Akhirnya, pada tahun 1955 dibentuk organisasi bola voli seluruh
Indonesia yang disebut PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia).

2. Sarana dan Peralatan Bola Voli

a. Lapangan Bola Voli


Lapangan untuk permainan bola voli memiliki persyaratan sebagai berikut.
1) Panjang lapangan : 18 meter.
2) Lebar lapangan : 9 meter.

b. Net atau Jaring


Net atau jaring untuk permainan bola voli memiliki ukuran sebagai berikut.
1) Panjang net : 9,50 meter.
2) Lebar net : 1,00 meter.
3) Mata net : 10 cm.
c. Bola
Bola untuk permainan bola voli memiliki ketentuan sebagai berikut.
1) Bola dibuat dari bahan kulit atau bahan yang biasa digunakan untuk membuat bola voli.
2) Berat bola voli 250 – 280 gram.
3) Keliling bola 65 – 70 cm.

3. Teknik Dasar Permainan Bola Voli


Dalam permainan bola voli, ada beberapa teknik dasar yang wajib dikuasai seorang pemain
bola voli. Teknik dasar dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut.

a. Teknik Servis Bawah


Teknik servis bawah dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Sikap tubuh berdiri, kaki membentuk kuda-kuda dengan tubuh condong ke depan.
2) Salah satu tangan memegang bola dan tangan yang lain digunakan untuk memukul bola
dengan jari-jari tangan dalam keadaan mengepal.
3) Bola sedikit dilambungkan, kemudian bola dipukul di bagian bawah dengan ayunan tangan
dari belakang ke depan.

b. Teknik Servis Atas


Teknik servis atas dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Sikap tubuh berdiri, salah satu tangan memegang bola.
2) Bola dilambungkan, kemudian bola dipukul dengan jari-jari secara rapat dan sekuat tenaga.
3) Pukulan bola diusahakan melewati di atas net.
4) Bola dapat dipukul dengan keras supaya membentuk atau bergelombang.

c. Teknik Passing
Teknik passing dilakukan dengan dua cara sebagai berikut.
1) Teknik passing bawah dengan cara sebagai berikut.
a) Sikap tubuh berdiri kangkang dengan lutut sedikit ditekuk.
b) Kedua tangan lurus ke depan dengan jari-jari tangan dikaitkan.
c) Pada waktu bola dipantulkan dengan lengan diikuti tubuh diangkat ke atas.
d) Pandangan mata mengikuti jalannya bola.
C. Permainan Bola Basket

Basket merupakan permainan bola besar yang dimainkan oleh dua regu, baik putra maupun
putri. Setiap regu terdiri atas lima orang pemain. Tujuan dilakukannya permainan bola basket
adalah mencari nilai atau angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke
keranjang lawan dan menghalangi masuknya bola ke keranjangnya sendiri dari serangan lawan.
Setiap pemain bola basket dapat memainkan bola dengan cara, yaitu mendorong bola,
memukul bola dengan telapak tangan terbuka, melemparkan, menggelindingkan dan
menggiring atau mendribel bola ke segala arah dalam lapangan pemain.

1. Sejarah Permainan Bola Basket


Permainan bola basket diciptakan oleh James A. Naismith tahun 1891 di Massachusett,
Amerika Serikat. Awal mulanya permainan ini sasarannya menggunakan keranjang buah
persik sehingga permainan ini diberi nama basket ball. Permainan bola basket berkembang
cukup pesat di Amerika Serikat. Bahkan, sampai ke negara-negara di seluruh dunia. Oleh
karena itu, pada tahun 1924 permainan bola basket dipertandingkan dalam olimpiade di
Prancis. Hal itu atas prakarsa dr. Elmer Beny, direktur sekolah olahraga di Jenewa dan para
direktur sekolah olahraga di Argentina, Cekoslavia, Italia, Portugal, Rumania, Swiss, dan
Yunani. Pada tanggal 21 Juni 1992 dibentuklah federasi bola basket internasional yang
dinamakan FIBA kepanjangan dari Federation International de Basket Ball Amateur. Sebagai
Presiden FIBA, terpilih Keon Buffard dan sekretaris jenderalnya adalah William Jones.
Permainan bola basket pertama kali dipertandingkan pada olimpiade di Jerman tahun 1936.
Pada waktu itu olimpiade diikuti oleh 21 negara. Permainan bola basket masuk ke Indonesia
dibawa oleh perantau dari Cina. Permainan bola basket di Indonesia dapat berkembang baik.
Kemudian, pada tahun 1951 Maladi sebagai sekretaris Komite Olimpiade Indonesia menunjuk
Tonny When dan Wim Latumeter untuk menangani perbasketan di Indonesia sehingga
terbentuklah Perbasi (Persatuan Basket Ball Seluruh Indonesia). Tonny When ditunjuk sebagai
ketua, dan Wim Latumeter sebagai sekretaris. Pada tahun 1955 Perbasi diubah namanya
menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi). Tahun 1953, Perbasi masuk
menjadi anggota Federation International de Basket Ball Amateur (FIBA).

2. Sarana dan Peralatan Bola Basket


a. Lapangan
Lapangan permainan bola basket memiliki kriteria sebagai berikut.
1) Bentuk lapangan : persegi panjang.
2) Panjang lapangan : 28 meter.
3) Lebar lapangan : 15 meter.
Lapangan bola basket diberi batas garis yang disebut garis samping dan garis pendek disebut
garis akhir atau garis belakang. Setiap garis tebalnya 5 cm. Papan pantul dan keranjang bola
basket memiliki aturan sebagai berikut.
1) Papan pantul terbuat dari kayu, tebalnya 3 cm, panjang 180 cm, lebar 120 cm, dan tinggi
papan 2,75 cm; dipasang di belakang ring; jaraknya diberi jala.
2) Keranjang dibuat dari besi yang melingkar yang diberi jala.
3) Ring besi dengan garis tengah 45 cm, jala yang dibuat dari sebangsa tali yang berwarna putih
yang digantungkan di ring dengan panjangnya berukuran 40 cm.

c. Bola
Bola yang digunakan untuk bermain basket dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Bola dibuat dari karet yang berlapis sejenis kulit.
2) Keliling bola : 75 – 78 cm.
3) Berat bola : 600 – 650 gram.
4) Tekanan udara dalam bola harus melambungkan bola dengan ketinggian 120 – 140 cm.

3. Teknik Dasar Permainan Bola Basket


Jika ingin menjadi pemain bola basket yang baik maka harus menguasai teknik dasar
permainan bola basket dengan baik. Di samping itu, juga harus didukung memiliki daya tahan
tubuh yang prima, kelincahan, kelentukan, kekuatan, dan keseimbangan tubuh. Berikut ini akan
dijelaskan tentang teknik-teknik dasar permainan bola basket sebagai berikut.

a. Teknik Dasar Melempar (Passing)


Sebelum melakukan gerakan teknik dasar melempar, kita harus memahami cara memegang
bola terlebih dahulu. Cara memegang bola sebagai berikut.
1) Kedua tangan memegang bola dengan jari-jari dan telapak tangan menempel pada bola.
2) Kedua telapak tangan diletakkan pada bola bagian samping bola.
3) Bola yang dipegang diletakkan di depan dada dengan siku tangan ditekuk ke arah samping.
b. Teknik Dasar Melempar Bola dengan Dua Tangan di Depan Dada (Chest Pass)
Cara melakukan gerakan ini adalah sebagai berikut.
1) Bola dipegang dengan dua tangan diletakkan di depan dada dengan siku tangan ditekuk ke
samping.
2) Posisi kaki dalam keadaan sejajar atau kuda-kuda.
3) Gerakan kedua tangan diluruskan sambil bola dilemparkan,
kemudian berat badan bergeser ke depan.

c. Teknik Melempar Bola Pantul (Bounce Pass)


Cara melakukan gerakan ini sebagai berikut.
1) Sikap tubuh berdiri dengan badang condong ke depan.
2) Gerakannya, bola didorong ke depan ke arah lantai agar bola memantul.
3) Pada waktu melempar bola diikuti posisi tubuh bergeser ke depan.

d. Teknik Melempar Bola dari Atas Kepala (Two Hand Over


Head Pass)
Cara melakukan gerakan ini sebagai berikut.
1) Sikap tubuh berdiri sambil kedua tangan memegang bola yang diletakkan di atas kepala.
2) Gerakannya, kedua tangan didorong sambil dilepaskan.
3) Pada waktu mendorong diikuti gerakan lutut diangkat ke atas.

e. Teknik Melempar Bola dengan Satu Tangan

Teknik melempar bola dengan satu tangan dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
1) Teknik Operan Kaitan (Hook Pass) Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
a) Sikap tubuh berdiri dengan berat badan di kaki kanan dan kaki yang lain lurus ke depan.
b) Tangan kanan memegang bola diletakkan di belakang sejajar bahu.
c) Gerakannya, tangan diletakkan ke depan atas sambil bola dilepaskan, diikuti gerakan tubuh
ke depan sehingga gerak badan berada di kaki kiri.

2) Teknik Bola Samping


Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
a) Sikap tubuh berdiri tegak dengan kaki kanan serong ke kanan.
b) Tangan kanan memegang bola yang dibawa dengan tangan kiri.
c) Ketika awalan, tangan kanan diangkat ke belakang, kemudian dilemparkan ke depan.
d) Pada waktu tangan kanan melemparkan bola, berat badan geser ke kaki kiri.

f. Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling)

Menggiring atau mendribel bola adalah gerakan memantul-mantulkan bola dengan satu tangan,
baik tangan kanan maupun tangan kiri. Menggiring bola dapat dilakukan di tempat atau ke
segala arah. Menggiring bola juga dilakukan dengan bola rendah, tinggi, ataupun campuran.
1) Menggiring Bola Rendah Cara melakukannya sebagai berikut.
a) Sikap tubuh berdiri dengan tubuh condong ke depan dengan satu tangan menguasai bola.
b) Gerakannya, setiap langkah bola dipantulkan ke lantai. Bola ditekan dan diusahakan tidak
memantulkan terlalu tinggi.

2) Menggiring Bola Tinggi Cara melakukannya sebagai berikut.


a) Sikap tubuh berdiri tegak sambil salah satu tangan menguasai bola.
b) Gerakannya, bola dipantul-pantulkan ke lantai.
c) Pada waktu bola memantul selalu berhubungan dengan tangan.

Uji Kompetensi
Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (×) pada huruf a, b, c, ataupun d di depan jawaban
yang benar!

1. Permainan sepak bola dari mana asalnya d. diputar ke belakang


sampai sekarang belum jelas, tetapi 6. Bagian kaki yang digunakan untuk
pertama kali yang mengembangkan sepak menendang bola kecuali...
bola adalah negara …. a.kaki bagian luar
a. Inggris c. Belanda b. kaki bagian dalam
b. Jerman d. Belgia c.tumit kaki
2. Anggota badan yang tidak boleh ikut d.punggung kaki
memainkan bola dalam sepak bola adalah 7. Posisi tubuh waktu mengontrol bola
…. dengan telapak tangan, yaitu ….
a. kaki c. kepala a. berdiri tegak
b. tangan d. dada b. jongkok
3. Orang yang menciptakan permainan bola c. condong ke kiri
basket adalah …. d. condong ke belakang
a. William Morgan 9. Pada tanggal berapa PSSI didirikan ?
b. Gulix a. 21 Juni 1992
c. James A. Naismith b. 19 April 1930
d. John Lock c. 21 Mei 1904
4. Ketua umum PSSI yang pertama kali d. 26 Desember 1935
dijabat oleh …. 9. Istilah lain servis dalam permainan bola
a. Nirwan Bakrie voli adalah ….
b. Kardono a. pukulan smes
c. Wismoyo Arismunandar b. pukulan sajian pertama
d. Suratin c. syarat bermain bola voli
5. Posisi kaki yang benar saat menendang d. dimulai permainan
bola dengan kuda-kuda penuh, yaitu …. 10. Permainan bola voli dimainkan oleh
a. berdiri tegak dua regu. Setiap regu jumlah pemainnya
b. diputar ke kanan adalah ….
c. diputar ke kiri a. 3 orang c. 5 orang
b. 4 orang d. 6 orang a. 1953 c. 1956
11. Penilaian dalam permainan bola voli b. 1955 d. 1957
menggunakan rally point dengan jumlah 17. Ketua umum Perbasi pertama kali
nilai setiap game adalah …. dijabat oleh ….
a. 25 c. 20 a. Elmer Beny
b. 21 d. 15 b. Tony When
12. permainan bola voli diciptakan oleh... c. Wim Latumeter
a. Julius Rimet d. Rita Subowo
b. Ir. Suratin Sastro Sugondo 18. Permainan bola basket dimainkan
c. dr.Elmer Beny pertama kali tahun 1936 pada olimpiade di
d. William G. Morgan ….
13. Melempar bola pantul dalam a. Yunani
permainan bola basket disebut dengan b. Jerman
istilah …. c. Cina
a. bounce pass c. long pass d. Inggri
b. chest pass d. hook pass 19. Salah satu tekhnik melempar bola
14. Two hand over head pass adalah istilah dengan satu tangan dalam permainan bola
dalam permainan …. basket...
a. bola voli a. Chest Pass
b. sepak bola b. Bounce Pass
c. bola basket c. Hook Pass
d. sepak takraw d. Dribbling
15. Ukuran lebar lapangan bola basket 20. ukuran panjang dan lebar lapangan
adalah …. bola voli...
a. 12 meter c. 14 meter a. 10 meter dan 15 meter
b. 13 meter d. 15 meter b. 18 meter dan 9 meter
c.9,50 meter dan 1,00 meter
16. Perbasi masuk menjadi anggota FIBA d. 9,15 meter dan 5,5 meter
pada tahun ….

Uraian

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!


1. Jelaskan teknik dasar permainan bola voli!
2. Jelaskan teknik mengontrol bola dengan telapak kaki!
3. Jelaskan cara melakukan passing dan sevis dalam permainan bola voli!
4. Jelaskan cara menggiring bola dalam permainan bola basket!
5. Jelaskan cara melempar bola dengan dua tangan dari atas kepala dalam permainan bola
basket!

BAB II
Permainan Bola Kecil

A. Bulu Tangkis

Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang
(untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan. Mirip dengan tenis,
bulu tangkis bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock") melewati jaring
agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah lawan
melakukan hal yang sama.”. Permainan Bulu Tangkis saat ini adalah salah satu permainan
andalan indonesia untu meraih juara di berbagai kopetisi tingkat internasional yang sedang
berkembang pesat sampai saat ini dalam benak masyarakat indonesia karena olah raga ini
cukup berkebang pesat.

1. Sejarah bulu tangkis

Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang di Mesir kuno
sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Tiongkok.
Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang
melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki.
Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama
mungkin tanpa menggunakan tangan Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-
anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu
biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga
kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi
nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan
kartun untuk ini. Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat
Tiongkok, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian
dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka. Olah raga
kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-
19 saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota
Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada
masa itu. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga
ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt,
seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore
bulu tangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di
Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi bulu
tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi
pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England. Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga
populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi
olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.

2. Sarana dan peralatan bulu tangkis

a. Raket

Secara tradisional raket dibuat dari kayu. Kemudian aluminium atau logam ringan lainnya
menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket bulu tangkis profesional
berkomposisikan komposit serat karbon (plastik bertulang grafit). Serat karbon memiliki
kekuatan hebat terhadap perbandingan berat, kaku, dan memberi perpindahan energi kinetik
yang hebat. Namun, sejumlah model rendahan masih menggunakan baja atau aluminium untuk
sebagian atau keseluruhan raket.

b. Kok

Kok adalah bola yang digunakan dalam olahraga bulu tangkis, terbuat dari rangkaian bulu
angsa yang disusun membentuk kerucut terbuka, dengan pangkal berbentuk setengah bola yang
terbuat dari gabus. Dalam latihan atau pertandingan tidak resmi digunakan juga kok dari
plastik.

c. Net
Pada umunya Tinggi net untuk olah raga bulu tangkis : sekitar 1,5 meter berlaku untuk semua
atlet putra dan putri. Pada umunya Tinggi net bulu untuk olah raga bulu tangkis bagian
tengah : berukuran sekitar 152 sampai 155 cm

d. Sepatu

Karena percepatan sepanjang lapangan sangatlah penting, para pemain membutuhkan


pegangan dengan lantai yang maksimal pada setiap saat. Sepatu bulu tangkis membutuhkan sol
karet untuk cengkraman yang baik, dinding sisi yang bertulang agar tahan lama selama tarik-
menarik, dan teknologi penyebaran goncangan untuk melompat; bulu tangkis mengakibatkan
agak banyak stres (ketegangan) pada lutut dan pergelangan kaki.

e. Lapangan

Pada umunya ukran untuk Panjang lapangan olah raga bulu tangkis : sekitar 13,40 meter.
Panjang lapangan ini berlaku untuk semua sub dari olah laga bulutangkis seperti pein tugal
putra putri maupun ganda putra putri. Pada umunya Lebar lapangan untuk olahraga bulu
tangkis : sekitar 5,18 meter untuk para pemain putra dan 6,10 meter untuk para pemain putri (
berlaku di semua sub dari olah raga ini ).

3. Teknik Dasar memegang raket Permainan Bulu Tangkis

Teknik memegang raket dalam bulu tangkis dapat dibedakan menjadi empat macam.

a. American Grip
1. Tangan memegang raket di bagian ujung tangkai (handle) seperti memegang pukul
kasur.
2. Ibu jari dan jari telunjuk menempel pada tangkai.

Keuntungannya sebagai berikut.


a) Pegangan American grip bagi pemukulan mudah mengarahkan bola, baik ke kanan
maupun kekiri. Kelemahannya adalah pegangan American grip kurang efektif untuk
melakukan pukulan backhand dan untuk bermain net yang bolanya berada di samping
kanan dan kiri.
b) Jenis pegangan American grip sangat efektif untuk melakukan pukulan smes bola di
depan net.
c) Mudah untuk memukul bola-bola atas.

b. Forehand Grip
1. Raket dipegang dalam posisi miring.
2. Ibu jari dan jari telunjuk menempel pada tangkai raket yang sempit.
3. Pada waktu memegang raket tidak boleh diubah-ubah.

Keuntungannya sebagai berikut.


a) Pegangan ini lebih mudah untuk melakukan pukulan bola di sebelah kanan dari tubuh
sehingga bola akan mudah dipukul dengan pukulan forehand.
b) Untuk melakukan pukulan forehand tidak perlu memutar pegangan raket.

Kelemahannya sebagai berikut.


a) Untuk melakukan pukulan backhand memerlukan kekuatan pergelangan tangan dan
kekuatan sendi bahu.
b) Mengalami kesulitan dalam mengembalikan bola yang ada di depan net.

c. Backhand Grip
1. Raket dipegang dalam posisi miring.
2. Pada waktu memegang raket ibu jari berada di bagian belakang tangkai raket,
sedangkan jari-jari tangan diletakkan di bagian depan.

Keuntungannya sebagai berikut.


a) Memukul shuttlecock dengan pegangan ini dapat menghasilkan arah bola yang sulit
diduga.
b) Bola yang dipukul dapat berjalan cepat dan keras.
Kelemahannya sebagai berikut.
a) Dengan pegangan ini pemain akan mengalami kesulitan jika mengembali bola keras yang
arahnya ke samping kanan badan.
b) Pukulan bola keras dari lawan yang arahnya ke tubuh juga sulit untuk dikembalikan.

d. Combination Grip

Cara melakukan sebagai berikut.


1. Jari telunjuk diletakkan di bagian depan menghadap ke ujung raket, ibu jari memangkul di
tangkai raket di sisi belakang dan jari-jari yang lain ditekuk di bawah tangkai raket.
2. Raket yang dipegang dalam posisi miring.
Keuntungan sebagai berikut.
a) Pegangan combination grip mudah mengubah tangkai raket menyesuaikan arah
datangnya bola.
b) Pegangan ini campuran antara jenis pegangan forehand grip dan backhand grip.

Kelemahannya adalah
pegangan combination grip sulit dicermati. Sebab pegangan raket combination grip
mudah untuk melakukan pukulan bola yang datangnya ke arah tubuhnya karena pegangan
ini ibu jari mudah digeser.

4. Jenis-Jenis Pukulan

Pukulan dalam permainan bulu tangkis, antara lain sebagai berikut.

a. Servis
Pukulan servis, yaitu pukulan sajian bola pertama yang dilakukan pada awal permainan.
Servis merupakan pukulan untuk memperoleh nilai. Jika akan melakukan servis maka harus
memahami tipe permainan lawan. Kalau lawan mempunyai tipe permainan keras, sebaiknya
tidak melakukan servis tinggi. Seorang pemain bulu tangkis harus menguasai berbagai jenis
pukulan servis. Adapun jenis-jenis pukulan servis itu adalah sebagai berikut.
1. Servis Pendek (Short Service)
Servis pendek (short service) dapat dilakukan secara forehand ataupun backhand. Pukulan
servis pendek diusahakan bola serendah mungkin dengan ketinggian net sehingga lawan akan
mengalami kesulitan dalam mengembalikan bola.

Cara melakukan servis pendek forehand sebagai berikut.


1. Sikap awal berdiri dengan sikap kaki kuda-kuda.
2. Salah satu tangan memegang raket yang diletakkan di samping badan dan tangan yang
lain melambungkan bola.
3. Setelah bola dilambungkan, bola dipukul secara pelan-pelan dengan menggunakan
pergelangan tangan diikuti berat badan digeser ke depan.

Cara melakukan servis pendek secara backhand sebagai berikut.


1. Sikap awal berdiri badan condong ke depan dengan sikap kaki kuda-kuda.
2. Salah satu tangan memegang raket yang diletakkan di depan badan di bawah pusat
dan tangan yang lain memegang bola.
3. Bola dilambungkan kemudian bola didorong dengan raket secara pelan-pelan
diusahakan bola dekat dengan ketinggian net.

2. Servis Tinggi (Lob Service)

Servis ini dilakukan dengan pukulan yang keras dan bola diusahakan berjalan melambung
tinggi kemudian bola sampai di garis bagian belakang. Servis tinggi juga dapat dilakukan
secara forehand dan backhand.

Cara melakukan servis tinggi dengan pukulan forehand adalah sebagai berikut.
a. Sikap awal berdiri kaki kuda-kuda, salah satu tangan diletakkan di samping badan bagian
belakang bawah dan tangan yang lain memegang bola.
b. Bola dipukul melambung sekuat tenaga dengan ayunan raket dari belakang ke arah depan
atas dan diusahakan melambung tinggi ke arah garis belakang.

Cara melakukan servis tinggi dengan pukulan backhand adalah sebagai berikut.
a. Sikap awal berdiri dengan posisi kaki kuda-kuda dan badan condong ke depan.
b. Salah satu tangan memegang raket yang diletakkan di depan tubuh di bawah pusat dan tangan
yang lain memegang bola.
c. Bola dilambungkan kemudian dipukul dengan raket ke arah depan secara keras. Usahakan
bola berjalan melambung ke arah lapangan bagian belakang.

b. Pukulan Lob
Pukulan lob dapat dilakukan dari atas kepala ataupun dari bawah. Menurut caranya,
pukulan lob dapat dilakukan dengan forehand dan backhand.

1). Pukulan lob forehand overhead cara melakukan sebagai berikut.


a. Sikap awal berdiri tangan yang memegang raket diletakkan di atas kepala bagian
belakang.
b. Arah datangnya bola dari atas dipukul dengan ayunan tangan dari belakang atas dipukulkan
ke arah bola.

2) Pukulan lob backhand overhead cara melakukan sebagai berikut.


a. Sikap awal berdiri kaki selebar bahu dengan tubuh sedikit miring.
b. Raket dipegang diletakkan di sebelah kiri dari tubuh di bagian atas kepala.
c. Bola dipukul dengan cara raket diayun ke depan atas sehingga bola melambung ke arah
lapangan bagian belakang lawan.

3) Pukulan lob forehand underhand cara melakukan sebagai berikut.


a. Sikap awal berdiri kangkang selebar bahu dengan tangan kanan memegang raket.
b. Bola yang datang dari arah lawan setelah turun dipukul dengan ayunan raket dari bawah ke
depan atas. Usahakan bola melambung ke arah garis belakang daerah lapangan lawan.

4) Pukulan lob backhand underhand cara melakukan sebagai berikut.


a. Sikap awal berdiri kangkang tangan kanan memegang raket.
b. Bola yang datang ke arah bagian kiri tubuh dipukul dengan ayunan raket dari bawah ke
depan atas, bola diusahakan melambung ke arah lapangan lawan bagian belakang.
c. Pukulan Drive

Pukulan drive, yaitu jalannya bola mendatar cepat sehingga lawan akan kesulitan
mengembalikan bola. Pukulan drive biasanya diarahkan ke arah samping kanan atau samping
kiri lawan dan pukulan ini lebih banyak digunakan pada permainan ganda. Pukulan drive juga
dapat dilakukan dengan forehand ataupun backhand.

Pukulan drive forehand cara melakukan sebagai berikut.


a. Sikap awal berdiri kangkang menghadap ke arah samping kanan.
b. Pukulan bola datar dengan ayunan tangan dari belakang ke arah depan.

Pukulan drive backhand cara melakukan sebagai berikut.


a. Sikap awal berdiri kangkang selebar bahu pandangan mata ke arah samping kanan dengan
tubuh sedikit miring ke kanan.
b. Bola yang datang ke arah kanan dari tubuh dipukul dengan ayunan raket dari belakang ke
arah depan, diusahakan bola jalannya datar.

d. Pukulan Smes
Pukulan smes, yaitu pukulan yang keras dan bola jatuh di daerah lapangan lawan. Cara
melakukan sebagai berikut.
a. Sikap awal berdiri kangkang selebar bahu tangan kanan memegang raket yang diletakkan di
atas kepala bagian belakang.
b. Bola yang melambung dari lawan dipukul secepatnya dengan mengayunkan raket dari atas
ke depan bagian bawah.

e. Pukulan Dropshot
Pukulan dropshot, yaitu usaha memukul bola yang diarahkan ke area lapangan lawan dekat
dengan net. Pukulan dropshot dapat dilakukan dari atas kepala ataupun dari bawah.
Cara melakukan sebagai berikut.
a. Sikap awal berdiri kangkang selebar bahu, tangan kanan memegang raket yang diletakkan
di atas kepala.
b. Bola dari lawan dalam ketinggian puncak dipukul dengan raket. Usahakan bola masuk ke
lapangan lawan dekat dengan net.
5.Peraturan Bulu Tangkis

a. Partai permainan
Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis, yaitu:
1. Tunggal putra
2. Tunggal putrid
3. Ganda putra
4. Ganda putrid
5. Ganda campuran

b. Scoring System ( Sistem perhitungan poin )


Sejak Mei 2006, pada kejuaraan resmi seluruh partai menggunakan sistem perhitungan 3x21
reli poin. Pemenang adalah pemain/pasangan yang telah memenangkan dua set.

1. set (game) terdiri dari 21 poin


2. Pemain yang memenangkan rally (rally berarti mulai dari sebuah service hingga cock
dinyatakan mati) akan mendapatkan poin. Tidak perduli apakah pemain tersebut yang
memulai service atau tidak. Berbeda dengan sistem klasik (15 poin) hanya sisi yang
melakukan service saja yang dapat memperoleh poin jika berhasil memenangkan sebuah
rally.
3. Jika pada set permainan, kedua belah pemain mendapat poin masing-masing 20 poin, maka
pemain yang lebih dulu mendapat 2 poin berikutnya yang akan memenangkan set (game).
Ini sering juga disebut dengan jus (deuce).
4. Jika deuce terus-menerus terjaid hingga masing-masing mendapat poin 29, maka pemain
yang memendapatkan poin 30 lebih dulu yang akan memenangkan set tersebut sehingga
scorenya adalah 30-29. Maksimal skor adalah 30.
5. Pemain yang memulai service akan terus melakukan service jika memenangkan rally. Jika
rally dimenangkan oleh pemain yang menerima serivice maka selanjutnya yang memulai
service akan berpindah. Dengan kata lain service dimulai oleh pemain yang memenangkan
rally, baik untuk tunggal maupun ganda.
6. Jika pemain yang memulai service memenangkan rally, maka pemain yang sama akan
melakukan service lagi dari arah service yang berbeda (bergantian kiri dan kanan lapangan)
7. Jika skor genap, maka service dilakukan dari sebelah kanan lapangan. Jika skor ganjil maka
service dilakukan dari sebelah kiri lapangan. Hal ini berarti jika service berpindah, maka
service dapat dimulai dari sebelah kiri lapangan, baik untuk tunggal maupun ganda.

B. Tenis meja

Bentuk olah raga tenis meja yang sekarang kita kenal, sangat berbeda sekali dengan saat
permulaan orang memainkannya. Tenis meja mulanya dikenal sebagai sarana hiburan ringan
bagi masyarakat, tidak ada aturan yang bersifat baku/resmi tentang ukuran lapangan, pemukul,
jaring/net, bola, serta perlengkapan-perlengkapan lainnya. Tetapi yang jelas tenis meja ini
berasal dari permainan Lawn tennis kuno, dan bersama badminton, permainan ini populer di
Inggris pada pertengahan ke dua abad 19. Pada waktu tersebut orang menyebutnya dengan
sebutan permainan "PING PONG” yang berasal dari bunyi perkenaan antanra bola dengan
meja atau pemukulnya, cara memukulnyapun sama dengan permainan tenis lapangan, yaitu
boleh dipukul langsung sebelum menyentuh meja (Volley) atau dipukul setelah bola
menyentuh meja (Half Volley). Ketidakbakuan aturan ini menyebabkan tenis meja dianggap
sebagai sekedar hiburan sehabis makan malam” yang menjadi kegemaran golongan masyarakat
tertentu, bukan sebagai olahraga.
Tahun 1903, dari golongan masyarakat tertentu tersebut mulai mengeluarkan peringatan
terhadap penggunaan busana lengkap bagi pria dan wanita yang melakukanpermainan ini (etika
berpakaian), serta mulai dirintisnya pemberian petunjuk teknis mengenai pemukul/bat,
pegangan /grip dan taktik permainan. Tahun 1905-1910, permainan ini menjadi populer di
Eropa Tengah dan dengan perubahan-perubahan pada hal tertentu, permainan ini mulai
menyebar ke kawasan
Jepang, Cina dan Korea, tetapi mungkin disebabkan ketidakbakuar aturan yang ada, atau
terdesak oleh cabang olahraga lain yang lebih elit dan lebih dulu memasyarakat, pingepong
mulai memudar penggemarnya di Eropa, hanya di Inggris dan Wales saja yang masih bertahan,
ini terjadi pada permulaan tahun dua puluhan. Dari ungkapan-ungkapan di atas, nampaknya
sulit sekali menyebutkan siapa, darimana dan kapan tenis meja ditemukan. Ada sumber lain
yang menyatakan, bahwa dari lektur-lektur diketahui, pada akhir abad 19 beberapa perwira di
daerah koloni Inggris di Afrika Selatan telah mencoba. Permainan tenis lapangan di atas meja,
sebagai rekreasi di waktu luang. Heja yang dipakai tidak ada ketentuannya, jaring/net yang
dipakai terbuat dari tali sepatu atau perban yang dikaitkan ujungnya pada kursi yang berada
ditengah-tengah kedua sisi meja, pemukulnya terbuat dari kayu yang bentuknya seperti raket
pada tenis lapangan, bolanya memakai bola tenis lapangan, cara memainkannya sama dengan
tenis lapangan. Pada awal abad 20, terjadi perubahan besar-besaran yang meyangkut
perubahan nama dari ping-pong berubah menjadi TABLE TENNIS, bola yang digunakanpun
bukan dari karet tetapi dari bahan seluloid, hasil dari penemuan insinyur Inggris yang bernama
JAMES GIBB. Pada era inilah perkembangan tenis meja melaju dengan pesatnya dengan
terbentuknya asosiasi-asosiasi (persatuan) Tenis Meja Nasional, dan standardisasi peraturan
mulai disusun.

Pelembagaan Tenis Meja

Pada tanggal 15 Januari 1928 di Berlin, atas prakasa Dr. GREGG LEHMANN dari Jerman,
diadakan pertemuan untuk membahas masalah tenis meja. Hasil pertemuan ini adalah
memberikan kepercayaan kepada Inggris untuk mengadakan pertandingan tenis meja skala
internasional, yang pada waktu itu masih disebut sebagai “Kejuaraan Eropa“ yang akan
dilaksanakan pada akhir bulan di tahun 1928 itu juga. Kejuaraan yang diadakan di
MEMORIAL HALL, FARRINGDON STREET, pesertanya berasal dari negara Austria,
Cekoslovakia, -Denmark, Inggris, Jerman, Hungaria, India, Swedia dan Wales. Henyertai
kejuaraan ttersebut, pada tanggal 12 Desember 1928, diadakan pertemuan antar wakil-wakil
negara peserta, yang hasilnya berupa kesepakatan tentang :
1. Kesepakatan tentang Anggaran 'Dasar dan Peraturan Pertandingan.
2. Kejuaraan yang tadinya bernama kejuaraan ErOpa diubah menjadi Kejuaraan Dunia yang
pertama.
3. Terbentuknya ITTF (International Table Tennis Federation).
4. Terpilihnya Hr. HON. IVOR HONTAGU dari Inggris, sebagai Presiden ITTF.

Berawal dari pertemuan di London-Inggris itulah akhirnya kejuaraan tenis meja dunia diadakan
tiap 2 tahun sekali, pada tahun 1987, Mr. HON. IVOR HONTAGU, yang telah menjadi
presiden ITTF selama 41 tahun, dengan alasan kesehatan dan usia, atas kesepakatan konggres
akhirnya mengundurkan diri dan digantikan oleh H. ROY EVANS, OBE dari Wales. Pada
bulan September tahun 1981, di Baden-Baden, Komite Olimpiade Internasional (IOC)
menetapkan tenis meja harus dimasukkan ke dalam program olimpiade dan mulai
dipertandingkan pada Olimpiade ke 24 di Seoul-Korea Selatan tahun 1988.

Perkembangan Tenis Meja di Asia

Usaha-usaha untuk mengorganisir tenis meja di Asia diawali ketika diselenggarakan kejuaraan
dunia di Bombay India, bulan Pebruari tahun 1952. Event tersebut mendorong negara-negara
di Asia untuk membentuk Federasi Tenis Meja Asia atau The Table Tennis Federation of Asia
(TTFA). Federasi ini telah sukses menyelenggarakan kejuaraan tenis meja tingkat Asia
sebanyak 10 kali, tetapi beberapa negara di Asia kurang puas dengan TTFA, yang dianggap
kurang mampu menghimpun seluruh kekuatan tenis meja di Asia, sebagaimana yang temaktup
dalam anggaran dasar TTFA. Maka pada bulan Maret 1972, perwakilan tenis meja Cina,
Jepang dan Korea mengadakan pertemuan di Beijing untuk merombak TTFA. Tanggal 7 Mei
1972, atas persetujuan 16 negara anggotaTTFA, maka dibentuklah Asian Table Tennis Union
(ATTU) sebagai ganti TTFA yang mewakili pertenis mejaan Asia. Kelanjutan dari berdirinya
ATTU, maka pada bulan September tahun 1972 di Beijing diselenggarakan Kongres ATTU I
dan Kejuaraan Asia I. Tujuan ATTU ialah : Untuk mempererat tali persahabatan antar pemain
tenis meja dan rakyat negara-negara Asia, dan untuk memperdalam hubungan persahabatan
dengan kontingen di luar negara Asia. Untuk mempertinggi populerisasi, pengembangan dan
prestasi tenis meja di Asia, dengan dasar pokok persamaan hak, serata saling hormat-
menghormati antar sesama anggota Uni, besar maupun kecil, serta konsultasi demokratif.
ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah resmi yang mengatur
pertenismejaan di Asia dari ITTF pada tahun 1975, ketika diadakan general meeting ITTF ke
33 di Calcutta-India.

Perkembangan Tenis Meja di Indonesia


Perkembangan tenis meja di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa
dalam menghadapi kolonial Belanda.; Di Indonesia, tenis meja baru dikenal pada tahun 1930,
ketika itu pelakunya hagyalah dari kalangan orang-orang Belanda dan kalangan tertentu dari
pribumi, seperti para pejabat pribumi serta keluarganya. pelaksanaannya pun hanya terbatas
pada balai-balai pertemuan dan masih dianggap sebagai suatu permainan untuk mengisi waktu
luang. Sekitar tahun 1940 banyak didirikan klub ping-pong di lembaga-lembaga tertentu,
seperti sekolahan dan kantor pemerintah, sehingga bagi bangsa Indonesia, hanya kalangan
tertentu pula yang dapat memainkannya. Setelah Indonesia merdeka, mulailah terjadi
penyebaran permainan ping-pong ke khalayak ramai, dan pada tanggal 5 Oktober 1951, di
Surabaya diadakan Kongres I yang menghasilkan berdirinya Persatuan Ping-pong Seluruh
Indonesia (PPPSI). Berawal dari sinilah diadakan pemasyarakatan olahraga ping-pong ke
seluruh lapisan masyarakat yang ada.

Pada tahun 1958, di Surabaya diadakan Kongres Ping-Pong yang menghasilkan keputusan :
merubah PPPSI menjadi PTHSI atau Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia. Pada tahun
1960 PTHSI telah diterima sebagai salah satu anggota TTFA, kemudian pada tahun 1961
PTMSI diterima sebagai anggota penuh dari ITTF. Setelah itu, PTHSI aktif mengikuti
kejuaraan-kejuaraan resmi tingkat Asia maupun tingkat dunia, yaitu antara lain :
1. Tahun 1963 regu putra-putri mengikuti kejuaraan dunia ke 27 di Praha.
2. Tahun 1965, untuk kedua kalinya mengikuti Kejuaraan Dunia ke 28 di Ljubljana Yugoslavia.
3. Tahun 1966 sewaktu berlangsungnya Asian Games ke 5 di Bangkok.
4. Tahun 1967, tim putra dikirim ke Kejuaraan Dunia ke 29 di Stockholm-Swedia.
5. Tahun 1967, pada kejuaraan Asia ke 8 di Singapura.
6. Tahun 1968, Indonesia selaku tuan rumah kejuaraan Asia ke 9.
7. Tahun 1969, untuk ketiga kalinya mengikuti Kejuaraan Dunia ke 30 di Munich-Jerman.
8. Tahun 1970, mengikuti Kejuaraan Asia di Nagoya-Jepang khusus tim putra.
9. Tahun 1971, pada kejuaraan dunia ke 31 di Nagoya-Jepang mulai ada peningkatan prestasi.
10. Tahun 1972, Indonesia kembali menjadi tuan rumah kejuaraan Asia, prestasi yang diraih
adalah sebagai runner up untuk tim senior putra/putri dan juara untuk tim yunior putra.
11. Tahun 1973, Indonesia mengikuti kejuaraan dunia ke 32 di Sarajevo-Yugoslavia.
Keikutsertaan Indonesia pada kejuaraan-kejuaraan resmi terus berlangsung sampai sekarang
dengan prestasi yang menunjukkan fluktuasi, hal ini dapat saja terjadi mengingat
perkembangan tenis meja di negara-negara lain berlangsung dengan cepat dan penggunaan
teknologi canggih untuk mencetak atlitpun digunakan, terutama dalam pemilihan jenis karet
pemukul, sarana dan prasarana latihan, proses. latihan dan evaluasinya, serta usaha-usaha
pembibitan atlit sejak dini.

Teknik Pegangan/Grip

Secara umum pegangan/grip pada tenis meja dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
l. Pegangan tangkai pena (Penholder Grip)
2. Pegangan jabat tangan (Shakehand Grip)

Dua jenis pegangan di atas bisa mempunyai variasi-variasi dalam menempatkan jari tangan,
sehingga antara atlit yang satu tidak sama dengan atlit yang lain, walaupun jenis pegangan
yang digunakan sama, hal ini tergantung dari kebiasaan yang dilakukan atlit bersangkutan dan
pegangan yang terbaik bagi atlit adalah pegangan yang sesuai dan serasi dengan kebiasaan
yang telah dirintis serta ditekuni sejak awal.

1. Pegangan Tangkai Pena (Penholder Grip)

Pegangan ini sering disebut sebagai pegangan gaya Asia. karena banyak sekali pemain Asia
yang menggunakannya dan tipe pemain Asia cocok dengan pegangan ini, yaitu tipe penyerang
(offensif) dan rata-rata postur tubuhnya relatif pendek sehingga gerak kaki cenderung lincah.

Keuntungan penholder grip ini mempunyai waktu yang lebih capat dalam memukul bola.
karena hanya menggunakan satu permukaan bat saja, sedang kelemahannya, pukulan backspin
tidak sekuat (putarannya) pemain yang menggunakan shakehand grip.

Teknik pegangan tangkai pena ini mirip dengan kalaikita memegang pena saat menulis, yaitu
tangkai bat dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk, sedang tiga jari lainnya difungsikan
sesuai dengan jenis pukulan yang dilakukan. Tiga jari ini berada di belakang bat untuk memberi
tekanan dan untuk merubah sudut bat sesuai keinginan pemukul.

2. pegangan Jabat Tangan (Shakehand Grip)


Pegangan ini dering disebut sebagai pegangan gaya Eropa (Western Style) yang cenderung
mempunyai tipe bertahan atau kombinasi bertahan dan menyerang karenadengan pegangan
jabat tangan pemain mempunyai variasi pukulan yang banyak, baik forehand maupun
backhand, sedang kelemahannya gerak pergelangan tangan tidak sebebas/ seluas pegangan
tangkaipena.

Teknik pegangan jabat tangan ini mirip dengan klau kita berjabat tangan, untuk melakukan
pegangan ini, letakkan batdiatas meja, angkat bat dengan daunnya dengan tangan yang tidak
digunakan memukul, lalu ganggam tangkainya seolah olah berjabat tangan, hasilnya akan
nampak ibu jari berada di muka bat, jari telunjuk berada di belakang bat sebagai penahan,
sedang ketiga jari lainnya mencengkram tangkai bat.

Variasi pegangan jabat tangan ini biasanya ditentukan oleh posisi jari telunjuk yang berada
di belakang bat sebagai penahan. Untuk menghasilkan pukulan forehand keras, jari telunjuk
didorong masuk sejauh-jauhnya guna lebih kuat dalam memberikan tekanan bat.

Posisi Siap (Ready Position)

Posisi siap ini penting dalam tenis meja, terutama dalam' rangka mengembalikan bola
lawan. Makin siap posisinya, makin efektif dan efisien pukulan pengembaliannya, artinya
posisi siap yang baik akan mengakibatkan kemudahan pemain menjangkau bola, kemanapun
bola itu diarahkan, juga posisi yang baik akan memudahkan pemain dalam melangkahkan kaki
(foot work) dalam menyongsong bola.
Posisi siap dalam tenis meja hendaknya dilakukan dengan rileks namun tetap waspada, yaitu
dengan terus mengamati gerakan lawan. Kunci-kunci pokok posisi siap
adalah sebagai berikut :
1. Berdiri di belakang meja dengan jarak yang sesuai jangkauan tangan. Cara menemukan jarak
tersebut ialah dengan mencoba mengulurkan tangan yang memegang bat ke meja sampai dapat
menyentuh bat ke meja.
2. Pandangan selalu ke depan dengan badan sedikit membungkuk, lutut sedikit ditekuk, kedua
kaki dibuka selebar bahu dan bertumpu pada ujung kaki, berat badan
3. sedikit ke depan.
4. Bat dipegang di depan badan, tangan pemegang bat ditekuk, sedang tangan bebas
menyesuaikan dengan prinsip tetap menjaga keseimbangan. Untuk pegangan jabat tangan,
tangkai bat hendaknya lebih rendah daripada daun bat, yaitu mengarah ke bawah, sedang daun
bat mengarah ke depan atas.

Posisi siap seperti disebutkan di atas harus tetap dilakukan setelah memukul bola, jadi
setelah melakukan jenis pukulan apapun, pandangan mata jangan sampai lepas dari bola dan
secepat itu pula harus berusaha membuat posisi _siap seperti di atas.

Karakteristik Olahraga Tenis Meja

Tiap-tiap olahraga pasti mempunyai ciri khas yang berbeda dengan cabang olahrga lainnya.
Dalam tenis meja, ada 'tiga ciri khas dalam memainkan bola untuk memperoleh point/angka,
yaitu :
1. Kecepatan (Speed).
2. Penempatan (Placement).
3. Putaran (Spin).
Ketiga ciri khas di atas perlu dipahami oleh siapapun yang berkecimpung langsung dalam
upaya meningkatkan prestasi tenis meja, agar proses pembibitan dan proses latihan terarah pada
karakter tadi, sehingga kegiatan yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

l. Kecepatan (Speed)

Siapapun akan mengakui bahwa tenis meja merupakan cabang olahraga yang tercepat dalam
menggerakkan bola. hal ini dapat dilihat dari daya pantul bola yang begitu tinggi terhadap,
meja dan terhadap, bat yang dilapisi karet, apalagi dimainkanpada medan yang relatif kecil.
Oleh karena itu, kondisis fisik yang berperan dalam tenis meja adalah kecepatan reaksi dan
kelincahan dalam mengantisipasi bola yang cepat, disamping kondisi fisik lainnya, seperti
kesegaran jasmani, sebagai syarat mutlak pemain yang baik. Kekhasan kecepatan dalam tenis
'meja banyak dimanfaatkan untuk memperoleh angka, yaitu dengan cara melakukan serangan
kilat (fast attack).

2. Penempatan (Placement)

Tak .jarang dijumpai pemain yang bertipe bertahan (defensif) yang mengandalkan
kemampuan dalam menempatkan bola pada sasaran-sasaran tertentu dalam usaha
memenangkan pertandingan. Tipe ini membutuhkan ketenangan, ketepatan (accuracy) dan
keuletan dalam memukul bola dengan beragam jenis pukulan yang dipunyai untuk
menghasilkan arah bola yang sesuai dengan keinginannya. Tipe pemain seperti ini biasanya
mencoba menempatkan bola pada sasaran tertentu yang merupakan titik lemah lawan, dengan
harapan angka dapat diperolehnya karena lawan membuat kesalahan sendiri, bukan karena
dimatikannya.

3. Putaran (Spin)
Putaran merupakan ciri khas yang menonjol dalam tenis meja, hal ini mengingat bola tenis
meja yang terbuat dari seluloid sangat peka sekali terhadap gesekan bat yang dilapisi karet.
Dengan mengandalkan pukulan- pukulan tertentu yang menghasilkan putaran pada bola,
diharapkan lawan mengalami kesulitan dalam pengembaliannya.

Secara umum, putaran (spin) dalam tenis meja dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

Putaran ke Depan
Putaran tipe pertamam ini biasanya merupakan hasil pukulan top spin, yaitu dengan cara
menggesekkan bola pada bat yang tersyun ke atas. Hasil pukulan ini mengakibatkan bola
berputar ke depan laju bola lambat dan membentuk lintasan melengkung tajam/parabola,
setelah menyentuh meja lawan akan memantul dengan cepat. Akibat dari hal ini, jika lawan
kurang sempurna pukulan 'pengembaliannya, maka bola akan cenderung naik/ke atas.

Putaran ke Belakang
Biasanya merupakan hasil pukulan back spin, yaitu dengan cara menggesekkan bola pada bat
yang terayun ke bawah, akibatnya bola akan melaju/berputar ke belakang dan membentuk
lintasan datar, setelah menyentuh meja lawan, bola cenderung memantul lamban. Jika lawan
kurang sempurna pukulan pengembalianny, maka bola akan cenderung menukik /menyangkut
net.

Putaran ke Samping
Putaran bola ke samping ini bisa ke kiri maupun ke. kanan. Tipe putaran ini biasanya hasil dari
pukulan side spin, yaitu dengan cara menggesekkan bola pada bat yang terayun kesamping.
Pengembalian yang tak sempurna terhadap pukulan side spin akan mengakibatkan bola
melenceng ke kiri maupun ke kanan.

Kecepatan, ketepatan dan putaran yang merupakan ciri khas olahraga tenis meja, dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri. Banyak dijumpai pemain yang mengkombinasi
ketiga unsur tadi dalam usaha memenangkan pertandingan, terutama kombinasi antara
kecepatan dengan putaran yang merupakan senjata ampuh untuk mendapatkan angka.

Pukulan-pukulan (Stroke) Dasar Tenis Meja


Secara Umum, pukulan-pukulan dalam Tenis Meja, baik yang dilakukan dengan forehand
maupun dengan backhand mengandung 2 komponen arah, yaitu :
1. Komponen ke depan
2. Komponen ke atas/bawah

Proporsi gaya tertentu pada 2 komponen di atas. Akan menghasilkan -bermacam-maoam tipe
pukulan yang berbeda atau dengan yang lainnya. Pukulan dasar dalam tenis meja banyak sekali
jenisnya, bahasan yang sistematis diawali dari pukulan pembukaan, yaitu pukulan servis.
1. Servis
Servis atau pukulan pembukaan adalah pukulan yang dilakukan untuk memulai permainan
dalam upaya memperoleh angka/point. Pelaksanaan servis yang resmi menurut-aturan ialah,
dilakukan di belakang meja,;bola diletakkan pada telapak tangan dengan jari-jari terbuka, lurus
dan rapat, ibu jari terpisah, selanjutnya bola dilambungkan ke atas tanpa diputar dengan sudut
lempar tidak boleh lebih dari 45 derajat terhadap garis vertikal, baru dipukul mengenai meja
sendiri, melintasi net dan jatuh pada meja lawan. Ada tiga jenis servis yang lazim digunakan
dalam tenis meja, yaitu:
a. Servis yang mengutamakan kecepatan
Tujuan utama servis ini ialah lawan mengalami kesulitan dalam mengembalikan bola cepat dan
pada arah yang tak terduga, sehingga makin cepat bola melintasi net kemudian masuk meja
lawan, maka makin tinggi pula tingkat kesulitannya.

b. Servis yang mengutamakan ketepatan


Tujuan utama servis ini ialah lawan mengalami kesulitan dalam mengembalikan bola yang
jatuh pada daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh lawan.

c. Servis yang mengutamakan putaran


Tujuan utama servis ini ialah lawan mengalami kesulitan_ dalam mengembalikan bola
putar/bola isi. Servis semacam ini biasanya dilakukan dengan pukulan top spin, back spin
ataupun side spin.

Dalam kenyataan di pertandingan, tak ada pemain yang murni hanya menggunakan satu jenis
servis saja, yang paling baik adalah bagaimana mengkombinasi ketiga jenis servis tadi menjadi
satu, sehingga dihasilkan servis yang benar-benar mampu menyulitkan lawan.

Juga perlu diperhatikan dalam hal servis jangan sampai monoton, karena hal itu akan
memudahkan lawan mengenali tipe servis, akibatnya servis yang dilaksanakan dengan mudah
dapat dikembalikan lawan, bahkan pengembaliannya justru berbalik menciptakan kesulitan.

2. Pengembalian servis (Return Serve)


Untuk menghasilkan pengembalian servis yang baik (bola tidak keluar/menyangkut
net/melambung tinggi), maka perlu sekali diperhatikan:

a. Arah gerakan atau ayunan bat lawan


Mengetahui arah gerakan/ayunan bat lawan berarti akan mengetahui arah putar bola yang
dihasilkan server tersebut. Jika ayunan servis ke kiri, maka pengembalian bola arahkan ke
sebelah kanan lawan, demikian pula sebaliknya. Jika ayunan bat lawan ke bawah, maka
pengembalian bola hendaknya agak diangkat ke atas.
b. Macam putaran bola, dapat diketahui dari
l. Laju bola
2. Suara yang dihasilkan dari perkenaan bola dengan bat.
Prinsip pengembalian servis dalam menghadapi bola isi/putaran adalah dengan melawan arah
putaran, makin kuat putaran bola lawan, maka makin kuat pula putaran itu harus dilawan.
Biasanya apapun tipe servis lawan, dapat dikembalikan dengan pukulan baekspin/chop yang
kuat.

3. Pukulan Forehand
Bagi para pemain yang tidak kidal, pukulan forehand ini akan dilakukan jika bola berada di
sebelah kanan tubuh. Posisi siap yang baik dalam melakukan pukulan forehand ini ialah, badan
menghadap/serong ke kanan, kaki kiri agak lebih depan, berat badan agak jatuh ke kaki kanan.
Sistematika gerakan pukulan forehand ini meliputi:

a. Sebelum perkenaan
Sewaktu bola datang ke sebelah kanan tubuh, langkahkan kaki kiri ke depan atau kaki kanan
ke belakang (tergantung jarak jangkauan bat terhadap bola) badan sedikit diputar sehingga
bahu kiri lebih dekat dengan meja, bersamaan dengan .itu lengan kanan yang memegang bat
ditarik ke belakang dengan pandangan terus ke arah bola.

b. Saat perkenaan
Bersamaan dengan memindahkan fberat badan dari kaki kanan ke kaki kiri, lengan diayun
untuk memukul bola, pandangan mata terus mengikuti bola. Saat perkenaan pergelangan
tangan ikut membantu mengaktifkan bola.

c. Gerak lanjut
Setelah perkenaan, kekuatan ayunan lengan akan membawa bat berada di depan badan,
bersamaan dengan hal itu kaki kanan harus disejajarkan dengan kaki kiri, sehingga terbentuklah
posisi siap menerima bola dari lawan. Jadi setelah memukul dengan jenis pukulan apapun.
secepatnya harus diakhiri dengan posisi siap dan bat harus berada di depan badan.

4. Pukulan Backhand
Hagi pemain yang tidak kidal, pukulan backhand ini akan dilakukan jika bola berada di sebelah
kiri badan. Sistematika pukulan backhand ini meliputi:
a. Sebelum perkenaan
Sewaktu bola datang ke sebelah kiri badan, langkahkan kaki kanan sedikit ke depan atau kaki
kiri” sedikit ke belakang (tergantung jarak jangkauan bat terhadap bola), bersamaan dengan itu
lengan kanan ditarik mendekati atau menyentuh togog, dengan berat badan agak di belakang.

b. Saat perkenaan
Bersamaan dengan memindahkan berat badan ke depan, lengan kanan digerakkan- ke depan
untuk memukul bola. Saat perkenaan ini, kekuatan backhand terbantu jika pergelangan tangan“
ikut aktif.

c. Gerak lanjut
Seperti halnya pukulan forehand, gerak lanjut pukulan backhand harus diakhiri dengan posisi
siap. Perbedaan yang menyolok pukulan backhand di banding pukulan forehand adalah, dari
segi kekuatan/kekerasan pukulan. Pukulan forehand akan lebih keras dibandingkan pukulan
backhand, hal ini disebabkan keleluasaan lengan yang digunakan untuk memukul lebih luas,
sehingga hampir seluruh kekuatan lengan dapat digunakan, sedangkan pada pukulan backhand,
gerakan lengan atas (particulatio humeri) terhalang oleh badan sehingga semua kekuatan
lengan bisa terpakai. Oleh sebab itulah perlu digunakan kekuatan pergelangan lengan untuk
membantu menambah kekuatan pukulan.
Pada hal penempatan kaki, sewaktu memukul dengan forehand maupun baehand, yaitu dengan
cara melangkahkan satu kaki ke depan atau ke belakang, hal ini terutama untuk menghadapi
bel-bola yang tidak terlalu cepat. Sedang untuk menghadapi bola yang cepat bisa dilakukan
pukulan forehand maupun backhand.

Dari pukulan forehand dan baokhand ini bisa berkembang menjadi bermacam-macam pukulan
yang sangat penting dikuasai tenis meja. Variasi pukulan itu diakibatkan oleh arah ayunan bat
yang dapat dikelompokkan menjadi dua macam) yaitu ayunan ke depan dan ayunan ke atas
atau ke bawah.

Proporsi yang sama ataupun berbeda dari kedua komponen tadi akan menghasilkan jenis-jenis
pukulan:
a. Drive.
Drive merupakan pukulan yang mempunyai komponen ke depan yang sama besarnya dengan
komponen ke atas.

b. Top spin
Pukulan ini dilakukan dengan menggesekkan bola pada bat dengan arah gerak bat lebih
dominan komponen ke atas dan sedikit komponen ke depan. Hasil pukulan ini bola akan
berputar cepat ke depan.

c. Back spin
Pukulan ini bisa juga disebut chop, merupakan kebalikan dari top spin dalam arah ayun bat,
back spin ini dilakukan dengan mengesekkan bola pada bat dengana arah ayun bat ke bawah
dan sedikit ke depan. Hasilnya, bola akan berputar ke arah belakang.

c. Flat
Merupakan pukulan yang digunakan untuk mematikan lawan karena tingkat kekerasan tinggi
sekali, biasanya flat dipakai untuk mengakhiri suatu rally dan pada saat bola melambung agak
tinggi. Pukulan flat hanya terdiri dari komponen ke depan saja, sehingga hasilnya berupa bola
polos, tetapi sangat cepat sekali lajunya.

d. Side spin
Seperti top spin maupun back spin, side spin ini merupakan pukulan yang menimbulkan efek
putar pada bola, yaitu efek putar kesamping, dengan demikian side spin dapat dibagi menjadi
dua, yaitu side spin ke kiri dan side spin ke kanan.
Pelaksanaan side spin ialah dengan menggesekkan bola pada bat dengan arah arah ayun bat ke
kiri atau ke kanan. Akibat pukulan ini, jika teknik pengembalian pukulannya kurang sempurna,
maka side spin ke kiri akan menghasilkan arah bola kembalian melenceng ke kiri pemukul
semula, demikian sebaliknya untuk side spin ke kanan.

e. Push stroke (Pukulan dorongan)


Merupakan pukulan yang sangat sederhana, yaitu dilakukan dengan cara mendorong bola ke
depan baik dengan forehand maupun dengan backhand. Pukulan ini digunakan dalam
melakukan rally sambil menunggu kesempatan untuk menyerang, juga dapat pula berfungsi
untuk menjajagi tingkat kemampuan lawan.

l. Dorongan forehand
Posisi kaki ke kiri agak maju, lengan atas membentuk sudut kecil terhadap tubuh, artinya tidak
terlalu rapat ataupun terlalu renggang, sedang lengan atas membentuk sudut kira-kira 90 derajat
terhadap lengan atas. Posisi bat selama melakukan pukulan terbuka/tengadah ke atas dan
gerakan pukulan dilakukan dari belakang ke depan (dorong) dengan sedikit gerakan kebawah.
Saat perkenaan dengan bola, sebaiknya dilakukan ketika bola mencapai titik tertinggi, tetapi
jika menghadapi bola yang terlalu tinggi, hendaknya ditunggu sampai bola telah melewati titik
tertinggi.

2. Dorongan backhand
Posisi kaki kanan agak maju, lengan atas menyorong, (tidak tergantung lurus ke bawah, tidak
mengarah horizontal ke depan), sedang lengan bawah membentuk sudut keeil terhadap lengan
atas. Gerakan lengan sama dengan dorongan forehand. Prinsip pukulan dorongan ini ialah
dilakukan dengan cara merentangkan lengan/mengaktifkan persendian siku dan perhatian
terutama dicurahkan pada lengan bawah.

f. Block stroke (Pukulan bendungan)


Pukulan ini terutama untuk membendung serangan lawan, yaitu denagan cara
memblok/menutup bola dengan bat segera setelah bola memantul dari meja, sehingga hasil
pukulan blook ini bola akan cepat kembali ke daerah lawan. Jadi fungsi pukulan ini dapat
sebagai pikulan balasan serangan.

1. Forehand block
Posisi kaki lebih baikkaki kiri agak ke depan, tetapi dalam situasi permainan cepat, posisi
sejajar bisa digunakan untuk melakukan pukulan forehand block. Sikap awal lengan bawah
lebih dibugkukkan terhadap lengan atas, lengan atas tidak terlalu rapat dengan tubuh.
Pada saat perkenaan hampir tidak ada gerakan, bat harus menutup dan diam, kemudian sedikit
didorong ke depan.

2. Backhand block
Posisi kaki sejajar, lengan atas. menyerong ke depan dan lengan bawah membentuk sudut
sekitar 90 derajat terhadap lenganratas. Saat perkenaan hampir tidak ada gerakan, tetapi untuk
menambah kecepatan pengembalian pukulan, dapat dilakukan sedikit dorongan ke depan.

g. Pukulan bertahan
Dalam keadaan diserang, seorang pemain tanis meja bisa saja melakukan pukulan balasan
(counter attack), tetapi jika hal ini tidak bisa” dilakukan (karena memerlukan teknik yang
sangat tinggi), maka dia harus bisa bertahan dengan melakukan pukulan bertahan. Pukulan
bertahan yang efektif bisa dilakukan dengan chop/backspin.

l. Backpin forehand I
Posisi kaki kiri agak ke depan, titik berat badan jatuh sedikit di belakang kaki kiri, sehingga
badan agak dicondongkan ke belakang. Sikap lengan atas agak rapat terhadap tubuh, dan
lengan bawah membentuk sudut keeil terhadap lengan atas.
Posisi bat terbuka dan saat perkenaan dengan bola, gerak lengan lebih didominasi oleh lengan
atas, bola dipukul dengan arah gerak bat lebih banyak unsur ke bawah, sedikit unsur ke depan.
Bola dipukul setelah turun dari titik tertinggi, tetapi jangan sampai menunggu terlalu lama,
sehingga bola terlalu rendah.

2. Baekspin backhand
Posisi kaki kiri agak lebih ke depan, kedua kaki sedikit ditekuk, badan agak lebih tegak..
Lengan bawah membentuk sudut kecil tehadap lengan atas. Gerakan lengan diarahkan lebih
banyak unsur ke bawahnya dibandingkan unsur ke depan. Untuk menghasilkan pukulan yang
panjang, lengan atas lebih banyak dipergunakan. Saat perkenaan dengan bola, bat hendaknya
lebih banyak menggesek daripada membentur, hal ini untuk menghasilkan putaran yang cepat.
Bola dipukul setelah melewati titik tertinggi.
Yang perlu diperhatikan dalam bertahan adalah kemampuan bergerak untuk menjaga jarak
terhadap bola, hal ini membutuhkan footwork dan antisipasi yang baik dalam melakukan rally.

h. Pukulan lob
Pukulan lob akan terjadi jika ada pemain yang berdiri jauh dari meja untuk mengembalikan
pukulan lawan (bertahan), tetapi lob ini bisa juga digunakan untuk menyerang secara -halus,
terutama untuk pemain yang tidak bisa mengembalikan bola- bola tinggi.
Lob dapat dilakukan dengan bola polos, tetapi yang.baik dilakukan dengan bola isi, yaitu
dengan lob topspin dan ini sulit dilakukan dengan pukulan backhand, oleh karena itu
pembahasan berikut hanya mengulas pukulan lob forehand.
Lob forehand dilakukan dengan merenggangkan kedua kaki, dan tubuh lebih tegak dari sikap
normal, karena gerakan lob ini dilakukan dengan memukul bola ke atas daripada ke depan.
Sikap awal lengan terentang (sudut antara lengan atas dengan lengan bawah besar/ lebih dari
90 derajat) hal ini' untuk menghasilkan topspin sebanyak-banyaknya.
Posisi bat pada tahap persiapan tergantung dari jenis pukulan lob yang akan dilakukan. Jika lob
dilakukan tanpa bola putar, maka posisi bat terbuka/tengadah, tetapi jika lob dilakukan dengan
pukulan topspin, maka posisi bat tertutup.
Gerakan lengan harus terayun dengan kuat ke atas, yaitu dengan mempercepat gerak lengan
bawah sampai hampir membentuk arah vertikal ke atas. Hal ini akan menghasilkan gerak bola
ke atas/tinggi, sehingga sikap akhir lengan berada disamping kepala. Saat perkenaan, untuk
bola polos/kosong, dilakukan dengan membenturkan bat dengan bola, pada pelaksanaan
pukulan ini diperlukan “touch“ yang baik agar bola tidak terlalu lemah atau terlalu kuat
terpukul, sehingga bola dapat masuk lapangan lawan. Sedang untuk bola putar/isi, dilakukan
dengan menggesekkan bat dengan bola, makin kuat gesekkan yang terjadi, makin cepat putaran
yang dihasilkan dan makin melengkung laju bolanya. Sebaiknya untuk melakukan lob topspin,
bola dipukul setelah turun dari ketinggian puncaknya.

i. Smash
Setelah menguasai pukulan-pukulan dasar, pemain tenis meja perlu sekali menguasai pukulan
smash, yaitu pukulan serang untuk memperoleh angka, terutama untuk menghadapi bolaebola
tinggi sebaiknya dipukul dengan smash forehand, sebab hal ini akan sulit dipukul dengan
smash backhand. Oleh karena itu dalam pembahasan berikut ditekankan pada smash forehand.
Smash dalam tenis meja yang efektif akan menghasilkan bola dengan kecepatan tinggi,
sehingga pukulan yang cocok untuk smash adalah pukulan flat, yaitu yang hanya terdiri dari
unsur ke depan saja, dan bola yang memenuhi syarat untuk dismash dengan pukulan flat hanya
bola yang memantul lebih tinggi dari net, karena pukulan flat menghasilkan bola lurus bukan
melengkung.

1. Bola yang memantul tinggi cocok dipukul dengan smashflat


2. Bisa dismash flat tetapi banyak menanggung resiko (perlu timing yang tepat).
3. Bola lebih rendah dari net, bukan untuk dismash.

Untuk melakukan smash forehand, posisi kaki kiri agak ke depan) tubuh dipilin/diputar ke
kanan dari pinggul. Posisi lengan,.terutama lengan atas, ditentukan oleh tingkat ketinggian bola
yang akan dipukul. Makin tinggi bola, maka lengan atas harus menyesuaikan ketinggiannya,
jika bola hanya sedikit lebih tinggi dari net, lengan atas tidak perlu diangkat terlalu tinggi.
Sebaiknya lengan atas tidak terlalu rapat dengan tubuh dan lengan bawah membentuk sudut
lebih dari 90 derajat terhadap lengan atas. Posisi bat harus tertutup, tingkat tertutupnya bat juga
harus disesuaikan dengan tingkat ketinggian bola, tetapi prinsipnya arah gerak bat harus tegak
lurus dengan arah gerak bola.
Gerakan lengan dimulai dari belakang ke depan, dari kanan ke kiri dan yang paling penting
diperhatikan adalah gerak dari atas ke bawah. Gerak ke bawah ini lagi-lagi ditentukan oleh
ketinggian bola, makin tinggi bola, makin ke bawah arah gerakan lengan dan putaran tubuh.
Yang penting diperhatikan dalam smash adalah lengan atas jangan sampai sejajar atau lebih
tinggi dari bahu, karena jika hal itu terjadi, maka bola akan sulit terkontrol untuk diarahkan
pada sasaran. Oleh karena itu jika menghadapi bola yang terlalu tinggi, ada dua kemungkinan
yang bisa dilakukan, yang pertama melakukan smash sebelum bola mencapai titik tertinggi,
atau melakukan smash sesudah-bola melampaui titik tertinggi.
Sikap akhir lengan setelah melakukan smash yaitu sudut antara lengan atas dengan tubuh
menjadi lebih kecil dan lengan atas mengarah ke depan. Sudut antara lengan atas dengan lengan
bawahpun juga menjadi kecil. Pada posisi seperti ini pandangan tetap diarahkan ke bola untuk
mengetahui hasil pukulan smash dan pengembalian lawan, kalau lawan bisa mengembalikan
pukulan smash, smasher sudah dalam posisi siap untuk melakukan pukulan berikutnya.

D. Tenis lapangan
1. SEJARAH TENIS

Perkembangan dunia olahraga tidak akan maju tanpa melibatkan berbagai disiplin ilmu
penunjang yang saling berkaitan. Tenis lapangan adalah olahraga permainan yang
menggunakan raket, yang dimainkan oleh dua orang pemain (single=tunggal) yang berhadapan
satu lawan satu, atau empat orang pemain (double=ganda) yang bermain dua lawan dua, dan
lapangan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian utama yaitu; lapangan sendiri dan lapangan
lawan. Lapangan sendiri merupakan tempat mengadakan serangan dan sebagai tempat
pertahanan, sedangkan lapangan lawan sebagai target pukulan, yang batasi oleh net dan garis-
garis bidang, dimana kita bisa dan tidak bisa menempatkan bola.

a. Asal kata tenez


Olahraga ini juga yang mengangkat nama Indonesia ditingkat dunia oleh Yayuk Basuki
yang masuk peringkat dunia rangking 30 WTA. Mulanya permainan ini dimulai pada zaman
Yunani di abad pertengahan (kira-kira 1300), dimainkan oleh bangsa Roem dengan nama Pila
, di Prancis permainan ini berkembang sebagai hiburan yang Fashionable oleh para bangsawan
dalam pemerintahan Raja Charles ke V dan di Perancis permainan ini dinamakan “Tenez”’
yang dalam bahasa Prancis yang artinya “permainan, menangkap, dan berlari-lari” sementara
orang Inggris menamakan kata tenez menjadi tenis, (Hohm, Klavora, 1987:2-4).
Permainan tenis ini kemudian menyebar di negeri Inggris tahun 1874, untuk pertama
kalinya dimainkan di lapangan rumput yang terbuka atas anjuran Mayor Walter Clopton
Wingfield dan dinamakan sphaeriske yang artinya permainan bola dengan menggunakan
pemukul yang terbuat dari kayu dan bentuk belum sempurna seperti raket yang dipakai saat
ini. Olahraga permainan tenis saat ini lebih popular dengan nama Lawntenis .
Peraturan permainan tenis disusun oleh Mayor Walter Clopton Wing- field (Mayor
Angkatan Darat Inggris - British Army) pada 1873. Selanjutnya pada 1874 bulan Februari
tanggal 23 mengajukan permohonan agar memperoleh hak patent dengan nomor 685 dimana
peraturan tersebut sampai sekarang sebagian besar masih berlaku.
Julian Marsali pada 1877 telah menyusun peraturan dimana telah menyempurnakan
peraturan tenis sebelum yang sampai dewasa ini dipakai dengan mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan dan kemajuan tenis.
Pada awalnya olahraga permainan tenis hanya dimainkan oleh kalangan bangsawan
dilingkungan kerajaan hanya untuk ajang rekreasi, dimainkan di dalam halaman istana yang
berumput, oleh karena itu, induk organisasi tenis dunia ILTF (International Lawn Tenis
Federation). Kata “Lawn” (halaman berumput). Selanjutnya mengikuti perkembangan zaman
tenis tidak saja dimainkan pada rumput tetapi juga dapat dimainkan di lapangan keras (hard
court), tanah liat (Chay atau gravel). Akhirnya induk organisasi diubah menjadi ITF
(International Tenis Federation).
Pada masa kini melalui permainan tenis, orang diajak dan dituntun untuk berprilaku dan
bertindak tanduk laksana seorang raja atau ba- ngsawan. Dimana raja atau bangsawan pada
masa lalu merupakan simbol dari segala-galanya. Meskipun tidak menutup kemungkinan raja
atau bangsawan pada masa sekarang ini melakukan hal-hal yang melanggar aturan, akan tetapi
yang dicontohkan disini adalah perilaku yang baik sebagai suri teladan.

b. Awal abad ke-19 di indonesia


Di Indonesia tenis merupakan olahraga permainan, dikenal pada awal abad ke 19 dan pada
mulanya permainan tenis hanya dimainkan oleh orang- orang kaya, anggota eksekutif.
Meskipun kini tenis berkelompok seperti itu masih ada namun masyarakat dari seluruh social
ekonomi bermain tenis 60 persen masyarakat Indonesia bermain tenis gratis di lapangan tenis
untuk umum. Sesudah perang dunia pertama permainan ini makin berkembang sampai
golongan terbawah. dan berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan tingkatan usia 8 tahun
sampai 75 tahun. Kebanyakan adalah pemain amatir yang bermain hanya untuk bersenang-
senang dengan teman-teman, dalam turnamen, tim dan beberapa liga diseluruh negeri ini.
Sehubungan dengan ini permainan tenis mu!ai dimasukkan dalam acara pertandingan dalam
kegiatan pekan olahraga. Gagasan untuk mendirikan Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI)
dipelopori oleh dokter Hoerip, sebagai sumbangan darma baktinya kepada tanah air. Tepat
pada 26 Desember 1935 terbentuklah organisasi yang dinamakan PELTI dengan resmi
sekarang diketuai oleh, Martina Wijaya. Di Semarang yang diketuai oleh dokter Buntaran
Martoatmojo sampai dengan perang dunia kedua. PELTI secara resmi diterima oleh
International Lawn Tenis Federation (ILTF) pada tahun 1967.
2.SARANA DAN PRASARANA

a. RAKET
Raket mempunyai bagian-bagian yaitu handle/grip (daerah tempat memegang) dan frame
(bingkai/rangka). Pada bagian frame terdapat lobang-lobang tempat string (senar). Pada handle
terdapat pula bagian yang disebut throat (leher), daerah grip (pegangan) dan butt (popor/bagian
bawah). Daerah grip mempunyai bentuk segi delapan. panjang raket secara keseluruhan tidak
lebih dari 31,75 cm (32 inci). dan berat berkisar 11,5 ons sampai 15 ons.

b. Bola
Bola harus memiliki permukaan luar yang rata dan harus berwarna kuning atau putih.
Garis tengah bola harus lebih dari 6,35 cm (2 inci) tetapi kurang dari 6,67 cm (25/8 inci) dan
beratnya lebih dari 56,7 gram (2 ons) tetapi kurang dari 58,5 gram (2 ons). Bola harus bisa
memantul lebih dari 135 (53 inci) tetapi kurang dari 147 cm (58 inci) bila dijatuhkan dari
ketinggian 254 cm (100 inci) di atas dasar beton. Bola harus dapat merubah bentuk lebih dari
0,56 cm (0,220 inci) tetapi kurang dari 0,74 cm (0,290 inci) bila ditekan dan bila tekanan
dilepaskan dapat merubah bentuk kembali lebih dari 0,89 (0.350 inci) tetapi kurang 1,08 cm
(0,425 inci) jika dibebani seberat 8,165 kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

c. Lapangan
Panjang lapangan tenis 23,77 m (78 kaki) dan lebar 8,23 m (27 kaki). Lapangan dibagi dua dan
dibatasi oleh net/jaring yang tergantung pada tall atau kabel metal diameter maksimum 0,8 cm
(sepertiga inci), poros tiang terletak disebelah luar lapangan berjarak 0,914 m (3 kaki) dan masing-
masing sisi dan tinggi net/jaring 1,07 m (3 kaki 6 inci).
Bila lapangan untuk permainan ganda, dipergunakan untuk permai- nan tunggal, maka
jaring/net harus ditunjang hingga ketinggian 1,07 m (3 kaki 6 inci) dengan menggunakan dua
buah tiang yang disebut “tongkat tunggal” (sigle post) bila berbentuk empat persegi, sisinya
tidak melebihi 7,5 cm (3 inci), bila berbentuk bundar diameternya tidak melebihi 7,5 cm (3
inci). Poros tongkat tunggal terletak 0,914 (3 kaki) ditambah luar lapangan tunggal pada setiap
sisinya, tinggi jaring/net ditengah 0,914 (3 kaki).
Dalam kejuaraan international atau kejuaraan resmi lainnya haruslah tersedia bidang
dibelakang garis belakang tidak kurang dari 6,4 m (21 kaki) dan disamping selebar tidak kurang
dari 3,66 m (12 kaki).

3. TEKNIK DASAR BERMAIN TENIS

a. Cara memegang raket


Cara memegang raket sangat penting oleh setiap pemain tenis dan terutama bagi pemula
(beginner) ada 4 macam cara memegang raket/grip :
1) Eastern Grip
2) Continental Grip
3) Western Grip
4) Semi Western Grip

1. Pegangan Eastern (eastern grip)


Pegangan ini baik untuk mengekspresikan serta mampu bermain dengan bola tinggi maupun
pendek.

Keuntungan pegangan eastern :


a) Dapat melakukan forehand dan apabila melakukan backhand harus mengubah pegangan,
b) Dapat memukul bola setengah volley,
c) Untuk pukulan servis Ia hams menempatkan pegangan posisi peras tangan secara tersendiri,
d) Mengarahkan bola pada saat spin, balk tospin atau backspin terhadap bola-bola tinggi.

Kelemahan pegangan eastern


a) Harus segera mengubah dengan cepat pegangan apabila melakukan pukuIan forehand dan
backhand, dan
b) Pemain mengalami kesulitan kecil terhadap bola-bola yang tinggi, namun pegangan ini
lebih baik dari pegangan continental.

Cara melakukan pegangan eastern ini, dapat diuraikan sebagai berikut: Peganglah raket pada
lehernya dengan tangan kiri dan tangan kanan bagi pemain kidal, lalu tempatkan telapak tangan
yang digunakan di belakang pegangan jari-jari ditempelkan melingkar pegangan raket, dan
posisinya seolah-olah berjabatan dengan raket serta memberikan kekokohan tangan terhadap
raket, pertahankan agar posisi pegangan tangan dengan raket tidak goyah pada saat melakukan
pukulan.

2. Pegangan Continental Grip


Pegangan continental dipopulerkan oleh pemain Pancho Gonzales, Jack Krame pada tahun
lima puluhan dan diuji cobakan pada pukulan forehand hasilnya cukup tajam.
Cara Melakukan Pegangan Continental adalah:
a) Peganglah gagang raket dengan tangan kiri (tangan yang tidak akan dipakai memukul)
b) Letakkan telapak tangan seperti huruf “V” antara ibu jari dengan telunjuk di bagian
atas raket, lalu lipat jari-jari tangan mengelilingi raket secara kuat.
c) Pertahankan posisi pegangan ini agar tetap kuat setiap melakukan pukulan (Stroke).

Kelebihan pegangan continental:


a) Baik untuk serve dan volley,
b) Dapat untuk melakukan pukulan forehand dan backhand, tanpa harus merubah posisi
pegangan
c) Suka melawan yang rival dan keras, dan
d) Netral terhadap bola topspin dan backspin.

Kelemahan pegangan continental:


a) Posisi lengan sering lurus dan kurang lentur,
b) Sulit mengembalikan bola yang mengarah tubuhnya
c) Sulit untuk melakukan forehand yang tinggi-tinggi.

3. Pegangan Western Grip


Pegangan atau pengaman western dikembangkan di lapangan keras California dimana para
pemain dalam mengatasi bola-bola tinggi dengan menggunakan spin. Sejak itulah pegangan
western terus berkembang. Kelebihan dan rgan pegangan western ini

Kelebihan pegangan western:


a) Pemain untuk memukul bola dengan top-spin.
b) Baik sekali untuk melakukan pukulan forehand menyerang dan pukulan-pukulan
cepat serta bola dalam bentuk apapun dan ketinggian yang berbeda-beda.

Kelemahan pegangan western:


a) Sulit mengatasi bola-bola datar, rendah serta bola-bola lebar, sebab posisi
b) Pergelangan tangan mengarah pada lantai atau ke dalam,
c) Permainan yang menggunakan pegangan western kesulitan melakukan pukulan backhand
secara cepat sebab bidang perkenaan raket hanya satu sisi saja.
d) Dalam permainan kurang lincah dan sulit bila berada di depan walaupun pukulan
dan forehandnya keras.

Cara melakukan pegangan western “Peganglah raket dengan tangan kiri, Letakkan telapak tangan
di bawah pegangan raket lalu bungkus dengan jari-jari tangan.

4. Semi Western Grip


Pukulan ini yang banyak dipergunakan pemain-pemain top dunia, karena pukulan ini dapat
menghasilkan putaran bola yang lebih kencang. Di dunia tenis profesional sekarang ini yang
dipergunakan pukulan speed and power game (kuat dan cepat).

Kelebihan pukulan semi western :


a) Bisa dipakai menyerang dari garis base line
b) Memudahkan pemain melakukan spin (putaran bola) yang lebih kencang
c) Baik sekali untuk pukulan forehand menyerang dan bertahan.

Kelemahan pukulan ini :


a) Susah melakukan pukulan servis dan beckhand
b) Sulit mengatasi pukulan dari lawan yang menggunakan pukulan slice terhadap bola.
c) Permainan yang menggunakan pegangan western kesulitan melakukan pukulan backhand
secara cepat sebab bidang perkenaan raket hanya satu sisi saja.

Prinsip Dasar Dalam Permainan Tenis Lapangan


Untuk menjadi seorang pemain tenis lapangan yang baik, haruslah menguasai teknik-
teknik dasar dalam permainan tenis lapangan. Teknik-teknik dasar ini adalah fondasi yang
dapat dijadikan kekuatan untuk melangkah ke pemain profesional ataupun top. Seorang pemain
tidak akan dapat meningkatkan permainannya bila tidak didukung dengan penguasaan teknik-
teknik dasar yang baik.

Menurut Lukas Loman, ada tiga (3) teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain
“Good Tenis”, yaitu:

(1). Ball concentration and ball feeling atau konsentrasi pada bola dan daya perasaan untuk
bola.
(2) Footwork and body movement, yaitu cara mengatur serta menggerakkan kaki dan badan.
(3) Racket control atau menguasai raket, yakni mahir mengayunkan raket untuk memukul bola
dengan cara, arah dan kecepatan yang tepat. Dalam belajar dan melakukan mengajar pukulan
drive hendaknya sudah dapat memegang raket dengan cara yang tepat dan dapat mengayunkan
raket itu dengan mulus dan tepat.

Lebih lanjut Lucas Loman mengelompokkan bagian penting dalam permainan tenis lapangan
adalah sebagai berikut:

1) Konsentrasi pada bola serta ball feeling.


Konsentrasi pada bola yakni mengikuti larinya dan pantulan bola dengan mata serta
mengembangkan “ball feeling”
2) Gerakan kaki dan badan (Footwork and body-balance).
Mengajar gerakan kaki serta putaran bahu dan pemindahan berat badan dari kaki yang satu ke
kaki yang lain ini, harus dilakukan tiap hari, hingga gerakan itu menjadi otomatisasi seperti
refleks.
3) Posisi siap (Ready Position)
Posisi siap untuk forehand dan backhand sama, hanya posisi dan pergelangan tangan yang agak
lain. Pada backhand posisi raket miringdiagonal ke kiri, tidak lurus ke depan.
4) Genggaman raket (Grip)
Cara pemain tenis memegang raket ada pengaruhnya atas gaya permainannya dan grip yang
dirasakan enak itu adalah grip yang cocok. Gri-grip forehand biasanya dilakukan dengan huruf
“ V”, yang dibentuk oleh pangkal ibu jari dan jari telunjuk, di atas tangkai raket yang dipegang
tegak lurus ke depan.

Selain itu rangkaian dalam melakukan pukulan forehand dan backhand drive dalam tenis
lapangan dimulai dari hal-hal yang perlu diperhatikan:

(1) Posisi siap (ready position).


a. Untuk belajar forehand drive, raket dipegang dengan eastern forehand grip sedemikian rupa
hingga daun raket berada dalam posisi vertical menunjuk lurus ke net.
b. Untuk belajar backhand drive, raket dipegang dengan eastern backhand grip. Pergelangan
tangan lurus, hingga daun raketnya dalam posisi vertikal, mengarah ke tiang net sebelah kiri.
c. Dalam posisi siap, jangan lalai menggunakan tangan kiri untuk menyangga leher raket, dan
menjaga supaya daun raket tetap dalam posisi vertikal, dan jangan menggenggam grip raket
erat-erat.
d. Yang menggenggam grip raket, adalah jari-jari tangan tengah, manis, dan kelingking. Jari
telunjuk dan ibu jari hanya untuk menyangga raket dan untuk stabilitas posisi raket.
(2) Tahap persiapan.
Setelah anda melihat bola dipukul oleh lawan (pelatih atau teman) dari seberang net, anda mulai
mempersiapkan pukulan bola dengan:
a. Pivot ke kanan untuk forehand atau pivot ke kiri untuk backhand.
b. Ayunan raket ke far backswing.

(3) Tahap pelaksanaan.


a. Ayunan raket ke muka, yang disertai dengan putaran bahu dan pinggul.
b. Step into the ball, yakni melangkah ke bola, yang dilakukan bersamaan waktunya dengan
ayunan raket, yaitu kaki kaki kanan untuk backhand dan dengan kaki kiri untuk forehand.

(4) Tahap penyelesaian (Follow through).


Setelah raket membentur bola (impact) ayunkan raket terus ke muka dan ke atas, yakni ke arah
bola yang dikehendaki, hingga raket berangsur-angsur berhenti sendiri setinggi kepala atau
lebih tinggi.
Tampaknya terdapat berbagai macam teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang
pemain tenis lapangan, sesuai dengan pengarangnya.Dalam pembahasan beberapa buku
ternyata ada buku yang hanya menekankan pada pukulan-pukulan (stroke) saja. Namun begitu,
bukan berarti bahwa teknik dasar lainnya tidakpenting atau tidak diperhatikan, melainkan
teknik dasar tersebut perlu dikuasai juga untuk meningkatkan prestasi. Dengan kata lain, setiap
pemain yang bukan pemula lagi, pasti mengetahui serta menguasai teknik dasar tenis lapangan.
Secara berturut-turut dikemukakan oleh Jim Brown teknik dasar yang dimaksud yaitu,
memegang raket, pengenalan terhadap lapangan, posisi siap memukul, dimana harus berdiri,
dan kemana dan bilamana harus bergerak.
Sementara itu Mikanda Rahmani menyatakan bahwa teknik dasar yang dimaksud terdiri
dari posisi siap, mengajar gerakan forehand drive, mengajar gerakan backhand drive dan
mengajar servis. Selanjutnya Sarjono dan Sumarjo mengemukakan bahwa teknik dasar
bermain tenis adalah cara memegang raket (grip), pengenalan terhadap lapangan, posisi siap
memukul, dimana harus berdiri, kemana dan bilamana harus bergerak. Berdasarkan pendapat
tersebut, tampak bahwa terdapat berbagai macam teknik dasar yang harus dikuasai oleh
seorang pemain tenis lapangan, sesuai dengan pengarangnya. Dalam pembahasan beberapa
buku ternyata ada buku yang hanya menekankan pada pukulan-pukulan (stroke) saja.
Namun walaupun demikian, bukan berarti bahwa teknik dasar yang lain tidak penting.
Sikap siap dan posisi serta pergerakan kaki merupakan teknik dasar yang saling berhubungan
dalam pelaksanaan proses gerak,untuk meningkatkan keterampilan teknik pukulan drive dalam
permainan tenis lapangan. Teknik dasar ini akan lebih jelas lagi dibicarakan pada pembahasan-
pembahasan berikutnya. Cara memegang raket (grip) merupakan hal yang penting untuk
dikuasai terlebih dahulu oleh pemain tenis lapangan.
Selain itu, teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain tenis lapangan adalah sikap siap
sedia (stance). Selanjutnya latihlah pukulan-pukulan individual yang khas seperti pukulan
servis, pukulan volley, pukulan forehand drive,backhand drive dan pukulan smash. Seorang
pemain tenis lapangan akan unggul kalau berhasil mengembangkan suatu pukulan yang khas.
Pukulan individual ini dapat berupa pukulan forehand drive atau backhand drive maupun
smash yang keras, pukulan dengan putaran bola ke atas dari posisi forehand (forehand spin),
atau dengan pukulan bola yang memutar dari sisi luar/dalam (sidespin). Langkah selanjutnya
yang ditawarkan oleh OpaL’Esgay tentang berbagai macam ground stroke yang perlu
dilakukan untuk menguasai teknik dasar main tenis dan pada bagian lain ditambahkan pula
bahwa servisadalah salah satu pukulan yang paling penting dalam pertandingan tenis, karena
point kemenangan sebagian besar tergantung dari kemampuan servis.
Dengan demikian, bila dilihat secara keseluruhan, maka teknik dasar yang harus
dikuasaioleh pemain tenis lapangan meliputi: konsentrasi pada bola serta ball feeling, gerakan
kaki dan badan (footwork and body balance), posisi siap (ready position), cara memegang raket
(grip), gerakan memukul (twitch groundstroke), belajar memukul boladan gerakanservis
(service).

Brown menyatakan bahwa ada dua langkah atau tahapan yang harus dikuasai untuk
menjadi pemain tenis yang baik, yaitu

(1) cara memegang raket,

(2) membentuk pondasi.

Posisi Siap (Stance)


“Stance” adalah sikap siap sedia menerima pukulan servis lawan dan mengembalikannya
untuk memainkan suatu stroke dan menunggu pengembalian bola lawan, bersedia memainkan
bola berikut. Sikap siap sedia (stance) maupun posisi (position) adalah suatu teknik dasar yang
penting dalam upaya menerima servis ataupun menerima bola pengembalian lawan.Selain itu,
posisi siap sangat penting untuk melakukan servis serta melakukan pukulan-pukulan yang
mematikan permainan lawan. Bilamana seorang pemain tenis lapangan salah menempatkan
tubuh saat menerima servis lawan, maka dia akan terdesak yang dapat menyebabkan suatu
kesalahan dalam permainan dan akhirnya akan kehilangan angka. Demikian juga saat pemain
menanti datangnya bola pengembalian lawan, baik dilakukan dengan pukulan biasa maupun
dengan serangan.
Sebenarnya posisi siap ini tidak dapat dipisahkan dengan gerakan kaki (footwork). Sebab
sebaik-baiknya posisi siap, jika tidak diimbangi dengan gerakan kaki yang baik, maka
pengembalian bola tidak akan sempurna. Posisi berdiri ke kiri atau ke kanan tidak dapat
ditentukan begitu saja, sebab tergantung pada gaya permainan masing-masing. Bila pemain
memegang raket dengan tangan kanan, maka saat menerima servis posisinya harus berdiri di
sebelah kiri lapangan. Demikian sebaliknya, bila memegang raket dengan tangan kiri, maka
sikap siap sedia (stance) dan posisi berdiri harus di sebelah kanan. Posisi ini memudahkan
untuk bergerak mengembalikan bola biasa maupun dalam melakukan serangan. Tenis lapangan
adalah suatu permainan yang membutuhkan reaksi yang cepat sesuai dengan datangnya bola
secara cepat pula. Jika kita bereaksi pada pukulan lawan antara seperseratus detik, maka
dibutuhkan cara berdiri yang memungkinkan untuk bergerak dengan cepat dalam
mengembalikan bola, baik posisi untuk melakukan serangan maupun posisi untuk bertahan.
Jarak tempat berdiri atau pengambilan posisi dilihat dari belakang lapangan tergantung pada
tipe bermain.Lebih lanjut, sikap siap (stance) untuk pemain yang akan melakukan serangan
dapat dibedakan atas: (a) sikap siap dasar untuk pukulan-pukulan forehand, (b) sikap siap dasar
untuk pukulan-pukulan topspin dari posisi backhand, dan (c) sikap siap dasar untuk pukulan-
pukulan backspin dari posisi backhand. Dengan demikian, maka sikap siap atau posisi berdiri
sebagai persiapan menerima bola sangat tergantung pada tipe bermain sendiri, apakah itu tipe
menyerang, tipe bertahan atau tipe netral (bisa kedua-duanya). Selain itu, cara berdiri atau
posisi siap tergantung pulapada jenis pukulan yang akan dilakukan, baik untuk pukulan
forehand, backhand topspin, maupun backhand backspin.

Uji Kompetensi
Pilihan Ganda

Berilah tanda silang (×) pada huruf a, b, c, d, ataupun e di depan jawaban


yang benar!
1. International badminton federation 2. Teknik atau cara memegang raket bulu
(IBF) berdiri pada tanggal... tangkis ada empat cara. Yaitu cara
a. 10 juli 1934 memegang raket grip dengan memutar
b. 5 mei 1943 putaran ke kiri disebut dengan pegangan
c. 5 juni 1934 cara ...
d. 10 mei 1943 a. Handle grip
e. 5 juli 1934 b. Pryngpon grip
c. Shakehand grip e. Badminton
d. England grip 9. Nama lain permainan tenis meja yaitu...
e. Backhand grip a. Tenis lapangan
3. Permainan bulu tangkis berasal dari b. Minnote
Negara ... c. Bulu tangkis
a. Amerika Serikat d. Ping pong
b. Indonesia e.Table tenis
c. Inggris 10. Teknik memegang bet tenis meja
d. India seperti menjabat tangan dinamakan ....
e. China a. Combination grip
4. Di bawah ini yang tidak termasuk jenis b. Skahehand grip
pukulan dalam bulu tangkis yaitu ... c. Penhold grip
a. service d. American grip
b. dropshot e. Backhand grip
c. lob
d. smash 11. Memukul bola untuk menyajikan bola
e. topspin pertama dinamakan ...
5. Dalam permainan bulu tangkis pukulan a. Block
yang paling utama yaitu ... b. Push
a. drive c. Service
b. smash d. Chop
c. service e.smash
d. forehand 12. Di Indonesia, Induk olahraga tenis
e. block meja yaitu ...
6. Pada pertandingan bulu tangkis putri a. PBSI
deuce (yus) diberikan apabila kedudukan b. PRSI
angka... c. PSSI
a. 21 – 21 d. PTMSI
b. 17 – 17 e. IPSI
c. 19 -19 13. Arah putaran bola yang berputar searah
d. 18 -18 jarum jam dinamakan ...
e. 20- 20 a. Drive
7. Pukulan yang jatuhnya dekat net b. Backspin
dinamakan pukulan... c. Topspin
a. Drive d. Block
b. Service e. putaran
c. Smash 14. Pukulan dengan cara merendahkan
d. Lop posisi tubuh, lalu gerakkan tangan yang
e. Sdopshot memegang bet ke arah pinggang. Jika
8. Permainan olahraga yang menggunakan tidak kidal gerakan ke arah kanan. Siku
raket (terbuat dari papan kayu) dan dilapisi membentuk sudut kira-kira 90 derajat.
karet yang biasa disebut bet yaitu ... Sekarang tinggal menggerakkan tangan
a. Tenis lapangan kedepan tanpa merubah siku merupakan
b. Bola voli proses pukulan...
c. Bulu tangkis a. Chop
d. Tenis meja b. Backhand
c. Forehand 18.Grip yang paling mudah diaplikasikan
d. Push petenis pemula. Grip ini sering kali disebut
e. smash sebagai ‘pegangan berjabat tangan’...
15. Posisi badan menyamping baik a. Forehand eastern
kesamping kiri atau ke kanan.Pada side b. Continental
stance jarak antara bahu ke meja atau ke c. Western
net harus ada yang lebih dekat d. Penhold
dinamakan.... e. Grip
a. Close stance 19. cara memmegang rake tenis lapangan
b. Square stance kecuali...
c. Side stance a. Forhand eastern
d. Open stance b. Continental
e. stance c.Western
16. Posisi badan menghadap penuh ke d.penhold
meja dinamakan ... e. Grip
a. Passing
20. Grip ini sebagai ‘pegangan wajan’
b. Service
karena cara memegang raket ini seperti
c. Smash saat kita memegang gagang wajan atau
d. Square Stance panic masakan. Caranya adalah
e. Side stance menempatkan posisipangkal telunjuk pada
17.Permainan yang menggunakan raket sisi bawah dari gagang raket....
untuk memukul bola melewati net dan a. Forehand eastern
memantul sampai lawan tidak dapat b. Continental
mengembalikan bola tersebut... c. Western
a. TenisLapangan d. Penhold
b. TenisMeja e. Back hand
c. TenisRuang
d. Tenis Gedung
e. Ping pong

Uraian

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Jelaskan perbedaan pegangan forehand da pegangan backhand dalam permainan bulu


tangkis!
2.Jelaskan macam-macam pukulan servis
3. JelaskanpengertianpermainanTenisMeja !
4. Sebutkan dan jelaskanmacam-macamteknikdasardalampermainanTenisMeja !
5. sabutkan dan jelaskancaramememgangraket pada permainantenislapangan !
BAB III
PENUTUP
Demikian modul ini penulis sajikan dengan semaksimal mungkin. Dengan adanya mudul ini
penulis mengharapkan modul ini dapat berguna bagi semua dan jika ada kesalahan atau
kekurangan dalam modul ini mohon diberikan kritik dan saran yang membangun.sekian saya
ucapkan terima kasih.

Kritik dan Saran


................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai