Modul 07 - Spektrum Atom
Modul 07 - Spektrum Atom
Modul 07
Spektrum Atom
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan memahami prinsip kerja lampu He, Hg dan lampu X,
2. Praktikan memahami spektrum emisi lampu He, Hg, dan lampu X,
3. Praktikan memahami proses difraksi pada celah banyak menggunakan metode grating.
keadaan momentum anguler spin dari kedua elektron dalam keadaan simetri, sedangkan pada
− momentum anguler spin pada kedua elektron memiliki arah anti-simetri. Komponen l
ke 𝐸𝐸/
𝐸
menyatakan momentum angular. Untuk He dan Hg, momentum angular orbital pada keadaan
singlet merupakan jumlah total dari momentum angular dua elektron 𝐸 karena hanya satu
partikel saja yang tereksitasi dan elektron sisanya masih dalam keadaan dasar (𝐸 = 0). Pada
keadaan dasar, total momentum angular orbital memiliki nilai 𝐸 = 0 sehingga menghasilkan
total momentum angular spin 𝐸 = 0 (total 2 spin elektron yang berlawanan).
Pada keadaan eksistasi dapat dicapai dua keadaan, misal pada keadaan 𝐸𝐸/
+ menghasilkan
𝐸
keadaan singlet (𝐸 = 0), sedangkan pada keadaan 𝐸−𝐸/ menghasilkan keadaan triplet (𝐸 = 1)
𝐸
artinya ada 3 kombinasi total momen magnetik spin (𝐸𝐸 = +1,0, −1) [2]. Pada keadaan
transisi optik pada elektron yang berjumlah sedikit terdapat selection rule yaitu,
𝐸𝐸 = 0, ±1, (7)
𝐸𝐸 = 0, (8)
𝐸𝐸 = 0, ±1. (9)
Pada eksperimen kali ini dilakukan juga mengenai analisis tentang fenomena fine structure.
Fine structure adalah splitting energi yang disebabkan oleh koreksi relativitas, kopling spin
dan orbital, dan Darwin term [4]. Adanya fine structure terjadi karena adanya koreksi energi
akibat adanya momen spin yang terjadi pada elektron. Untuk kasus yang sederhana, momen
spin muncul akibat interaksi antara inti dengan elektron. Implikasi dari fenomena ini adalah
terdapatnya garis spektrum yang berdekatan.
Salah satu penyebab dari fenomena fine structure adalah kopling spin dan orbit. Efek kopling
orbit-spin terjadi akibat adanya gerak relatif antara elektron dengan inti, sehingga
menimbulkan medan magnet internal dan dampaknya adalah pelemahan garis spektrum,
sehingga tampak melebar dan halus [2]. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, setiap elektron
pada atom memiliki momentum sudut orbital L dan momentum sudut spin S. Karena keduanya
merupakan momentum sudut, maka momentum sudut total dari elektron pada atom J dapat
dihitung dengan perumusan sebagai berikut:
𝐸 = 𝐸 +𝐸 (10)
Berikut ini merupakan diagram level energi dan transisi optik elektron yang diperbolehkan
untuk helium (Gambar 3) dan merkuri (Gambar 4). Diagram ini menunjukkan bagaimana
transisi elektron yang diperbolehkan pada kedua material tersebut beserta panjang gelombang
foton yang dipancarkan.
Gambar 3. Tabel level energi untuk Helium beserta panjang gelombang yang diemisikan[5].
Gambar 4. Tabel level energi untuk Hg beserta panjang gelombang yang diemisikan dalam
satuan Angstrom [6].
Difraksi
Beberapa cara dapat dilakukan agar foton dengan panjang gelombang yang berbeda tersebut
dapat diamati, salah satunya dengan kisi difraksi [7]. Difraksi merupakan salah satu sifat dari
gelombang elektromagnetik. Fenomena difraksi merupakan penyebaran arah yang dialami
gelombang ketika melewati celah sempit atau terhalang oleh objek kecil atau tepi tajam suatu
benda [8].
Menurut Huygens-Fresnel:
1. Setiap muka gelombang berfungsi sebagai sumber gelombang titik baru (anak
gelombang) spherical dengan frekuensi yang sama dengan gelombang primernya.
2. Muka gelombang berikutnya berasal dari permukaan yang menyinggung muka
gelombang semua anak gelombang yang sefasa dari muka gelombang terdahulu.
3. Medan suatu titik adalah superposisi dari medan oleh semua anak gelombang [8].
Dari pernyataan Huygens-Fresnel di atas maka kita dapat membuktikan bahwa akan terjadi
pelenturan medan pada cahaya ketika melewati celah tipis. Hal ini diakibatkan terjadinya
interferensi dari sumber (anak gelombang) yang sangat banyak pada celah sempit tersebut.
Pelenturan akan menghasilkan pola difraksi.
Salah satu cara yang umum digunakan untuk mengamati pola difraksi cahaya adalah dengan
menggunakan metode difraksi pada grating. Grating merupakan lapisan tipis transparan yang
telah digores permukaannya. Bagian goresan pada grating memiliki sifat tidak tembus cahaya
sedangkan pada bagian transparannya dapat meneruskan cahaya. Material grating
memungkinkan untuk dibuat banyak goresan/cm untuk membentuk jumlah celah sempit
dengan jumlah yang banyak, misalnya terdapat grating dengan jumlah 6000 goresan/cm. Oleh
karena itu, grating dapat juga dipandang sebagai kisi difraksi yang celah-celahnya tersusun
secara paralel.
Gambar 5 . Skema difraksi menggunakan grating [8].
Jika sumber cahaya dengan panjang gelombang λ diarahkan tegak lurus pada grating dengan
konstanta grating k, dengan menggunakan persamaan pola terang difraksi sebagai berikut [8],
𝐸𝐸𝐸 𝐸 (11)
= 𝐸𝐸
𝐸
maka dapat ditentukan panjang gelombangnya (λ) dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut dari pengamatan pita terang orde pertama,
𝐸𝐸 (12)
𝐸= .
√𝐸2 + 𝐸2
Penggunaan metode ini membuat setiap panjang gelombang akan teramati pada sudut yang
berbeda sehingga pada akhirnya kita dapat mengamati spektrum atom dengan masing-masing
warna yang terpisah. Lalu dengan menggunakan analisis difraksi, kita akan mendapatkan
panjang gelombang masing-masing foton yang teramati lalu dapat dianalisis pula transisi
elektron yang diwakilkan foton tersebut.
V. METODE PERCOBAAN
Prosedur Keamanan
1. Wajib membaca skema penyusunan alat dan memahami bagian-bagian alat yang akan
digunakan.
2. Pastikan switch dalam keadaan mati dan knop sumber tegangan dalam keadaan nol
sebelum menyambungkan catu daya ke sumber listrik PLN.
3. Perhatikan cara memasang lampu pada holder. Pastikan holder belum tersambung catu
daya. Dilarang memegang bagian kaca/transparan pada lampu He dan Hg, diharuskan
memegang bagian elektrode pada lampu.
4. Pastikan cover lampu terpasang dengan benar.
5. Dilarang memegang bagian transparan pada grating.
6. Pastikan sumber tegangan dalam posisi off ketika memasang dan melepas lampu pada
holder.
Prosedur Percobaan
Keterangan :
(2) Diffraction
(1) (4) (3) grating
Holder
d(mm)
Warna
L=50 cm L=60 cm L=70 cm L=80 cm L=90 cm
Catatan: Saat mengamati spektrum atom pada kisi difraksi, spektrum yang akan diukur
haruslah dapat dilihat secara keseluruhan dalam satu posisi pandang. Jadi
spektrum yang ada pada bagian kiri dan kanan lampu harus terlihat secara
menyeluruh tanpa harus mengubah posisi kepala dan pastikan spektrum
sejajar dengan penggaris (jika tidak atur orientasi kisi dengan memutarnya
hingga spektrum menjadi sejajar) seperti pada Gambar 7.
Pengolahan Data
1. Dengan menggunakan persamaan (2) cari nilai panjang gelombang untuk masing-
masing spektrum warna yang dihasilkan oleh lampu He, Hg, dan lampu yang
tidak diketahui jenisnya, dengan sin θ menggunakan kedua persamaan berikut, yaitu:
1
( 𝐸)
2
𝐸𝐸𝐸 𝐸 = 1 (13)
2
√ 1
(2 𝐸) + 𝐸2
dan
1
( 𝐸)
𝐸𝐸𝐸 𝐸2 = 2 (14)
𝐸
dengan d = | jarak pada bagian kanan – jarak pada bagian kiri | dan L = jarak antara kisi
dengan lampu.
2. Tentukan transisi energi yang terjadi pada tiap spektrum warna yang dihasilkan lampu
He, Hg, dan lampu yang tidak diketahui jenisnya dengan mencocokkan nilai panjang
gelombang pada transisi yang masuk ke dalam rentang panjang gelombang warna
tertentu.
3. Tabulasikan data dalam bentuk Tabel 2.
Tabel 2. Panjang gelombang spektrum atom
VII. REFERENSI
[1] Condon E. U. 1959. The Theory of Atomic Spectra. London: The Syndics of The
Cambridge University Press.
[2] Krane, Kenneth S. 2012. Modern Physics 3rd ed. USA: John Wiley and Sons.
[3] GSU Astro. Lab., Spectra, tersedia:
(http://www.astro.gsu.edu/~riedel/labstuff/spectra/) diakses pada 5 Juli 2018.
[4] Gasiorowicz S. 2003. Quantum Physics 3rd ed. USA: John Wiley and Sons.
[5] Ivkovic Sasa S., 2014, J. Phys. D: Appl. Phys., p. 055204.
[6] Krupcale M., tersedia: (http://matthewkrupcale.com/work/) diakses pada 5 Juli 2018.
[7] Melissinos, A. C. and Jim Napolitano. 2011. Experiments in Modern Physics 2nd ed.
USA: Academic Press.
[8] Halliday et al. 2011. Fundamental of Physics 9th ed. USA: John Wiley and Sons.