Anda di halaman 1dari 16

Panduan

Pelayanan Pasien Tahap Terminal

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALIDERES

Jalan Satu maret No. 48 Kel.pegadungan Kec. Kalideres, Jakarta Barat


Telp. 021-54390575
Email: rskalideres@gmail.com
汎鞣鐵AN SAKttT U闇 ∪闇 DAttRAtt hA饉 務目RttS
や1鱚 AS hES匿 ‖ATAM PI鵞 V:鶉 奪1錮 A匿 懃Att K銀 やsttЮ
IBUKOTA」 AKARTA

KEIDUTUSAN DI賦 EKTUR

NOMOR 140 Tahun 2018

丁ENTANG

PEMBERLAK∪ AN PAttDUAN PELAYANAtt PASIEN TAHAP TERA/11NAL


R∪ RllAH SAKIT UM∪ M DAERA‖ 卜
砂、LiDttRttS

DENGAN MHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKT∪ R RUlllAH SAKIT UM∪ M DAttRAH KALIDERES,

Meni『 ηbang i a. bahwa dalanl upaya rneningkatkan rnutu pelayanan Rumah Sakit
Umurn Daerah Kalideres,rnaka diperlukan penyelenggaraan pelayattan
yang berrnutu tinggl:

b. bahwa agar pelayanan di ttumah Sakit∪ mum Daerah Kalideres dapat


terlaksana dengan balk, perltl adanya Peraturan Direkttlr tentattg
KebJakan Pelayanan Rumah saktt Urnum Daerah 隆 lideres sebasai
landasan bagi penyelenggaraan seltlruh pelayanan di RLIman Sattit
Umum Daerah Kalideresi

bahwa berdasarkan beだ asarkan buJF(a)dan(b)maka Rumab Sak蛙


Umurn Daerah Kalideres memberlakukan Panduan Pelayanan Pasien
Tahap Terrninal di Rumah Sak識 ∪muFn Daerah KalideFeSi

Mengingat i l: Undang一 Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentans Praktik Kedokteran:

2. Undang― ∪ndang Nornor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatani

3. Undang― undang Nomor44 Tahun 20o9 tentang Rumah Sakit;

4. PeratuFan Menteri Kesehatan Republik lndonesia Norrlor


269ノ :Ⅵ ENKES/PER/111/2008 tentang Rekam Medis:

5. Peraturan Menteri Kesehatan ttepublik lndonesia NOmoF


1438ノ lИ ENKES/PttR/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran:

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia NOrlloF 37 Tah輔 彎


2

2014 Pasa1 15 Tentang PenentLlaln Kematian dan Pernanfaatan Organ


dOnOF:

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia Nomor 4丁 ahun 2018


Tentang Kewaiiban Rumah Sakn dan Kewaiiban Pasieni

PeFaturan MenteFi KeSehatan RepLlblik lndonesia NOrnor 蝶4 Ta鶴 瞳陰


2018 Tentang PettyelengoaFaan promosi Kesehatan Rumah Sakit:

MEMUT∪ SKAN.

闇enetapkarl i KEPtJTUSAN DIREKTUR R∪ MAH SAKIT∪ MUA/1 DAttRAH KALIDERttS


TENTANG PEMBERLAKUAtt PANDUAN FELAYANAN PASIEN TAHAP
TttRMINAL.

KESATU Panduan Pelayanan Pasien Tahap TerrTlinal sebagat acuan dalam


petaksanaan pelayanan pasien di Rumah Sakit umttFn Daerah Kblideres.

KEDUA Surat Keputusan ini berlaku seiak tanggal ditetapkan.Apabila dikemudian


hari terdapat perubahan dalarn keputusan ini, maka akan diperbalki
sebagairnana rnestinya.

Ditetapkan di 」akarta
TttnOsal

DiRttK7り UMU聯
S,

NIP 196904112002122003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas bekat, rahmat dan ridho-Nya telah
tersusun buku Panduan Pelayanan Pasien Tahap Terminal di RSUD Kalideres.
Undang–undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 29
menyebutkan bahwa Rumah Sakit berkewajiban untuk memenuhi hak pasien. Oleh
sebab itu disusunlah buku Panduan Pelayanan Pasien Tahap Terminal yang
bertujuan memberikan prosedur memenuhi hak pasien secara seragam diseluruh
rumah sakit. Panduan Pelayanan Pasien Tahap Terminal ini adalah prosedur rumah
sakit dalam merespon kebutuhan pasien dengan standar baku yang telah ditetapkan
oleh manajemen rumah sakit dimana prosedur ini harus dipatuhi oleh semua
instalasi/unit pelayanan di lingkungan RSUD Kalideres. Panduan ini bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan pasien serta meningkatkan mutu pelayanan.
Disadari bahwa masih banyak hal-hal yang mungkin belum tertampung dalam
buku panduan ini, dengan kata lain bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan
kritik yang membangun dan saran-saran berbagai pihak guna perbaikan di masa
mendatang.

Jakarta, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI .............................................................................................. 2


BAB II RUANG LINGKUP .............................................................................. 6
BAB III TATA LAKSANA ................................................................................ 7
BAB IV DOKUMENTASI ................................................................................ 12

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 1


BAB I
DEFINISI

Pasien tahap terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami


penyakit/sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh yang diakibatkan
kegagalan organ atau multiorgansehingga sangatdekat proses kematian. Respon
pasien tahap terminal sangat individual tergantung kondisi fisik, psikologis, sosial
yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga
berbeda.Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien
terminal.
Menurut Dadang Hawari “orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual,
dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat pasien menjelang ajal
perlu mendapatkan perhatian khusus”.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan seseorang dalam kondisi
terminal/ mengancam hidup, antara lain :
 Penyakit kronis seperti TBC, pneumonia, edema pulmonal, sirosis hepatis,
penyakit ginjal kronis, gagal jantung dan hipertensi.
 Kondisi keganasan seperti ca otak, ca paru-paru, ca pankreas, ca liver,leukemia
 Kelainan syaraf seperti paralisa, stroke, hidrocephalus, dll.
 Keracunan seperti keracunan obat, makanan, zat kimia.
 Kecelakaan/trauma seperti trauma kapitis, trauma organ vital (paru-paru atau
jantung) ginjal dll.
Doks (1993) Menggambarkan respon terhadap penyakit yang
mengancam hidup kedalam 4 fase:
1. Fase prediagnostik terjadi ketika diketahui ada gejala atau faktor resiko penyakit.
2. Fase Akut: Berpusat pada kondisi krisispasien dihadapkan pada serangkaian
keputusan, termasuk kondisi medis, interpersonal, maupun psikologis.
3. Fase kronis, pasien bertempur dengan penyakit dan pengobatannya.
4. FaseTerminal, dalam kondisi ini kematian bukan lagi hanya kemungkinan,tetapi
pasti terjadi.

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 2


Pasien dalam kondisi terminal akan mengalami berbagai masalah baik fisik,
psikologismaupun sosial-spiritual . Gambaran problem yang dihadapi pada kondisi
terminal antara lain:
 Problem oksigenisasi: Respirasi irregular,cepat atau lambat,pernafasan cheyne
stokes,sirkulasi perifer menurun,perubahan mental : agitasi-gelisa,tekanan darah
menurun,hypoksia,akumulasi secret,nadi ireguler.
 Problem eliminasi : konstipasi,medikasi atau imobilitas memperlambat
peristaltic,kurang diet serat dan asupan makanan juga mempengaruhi
konstipasi,inkontinensia fekal bisa terjadi oleh karena pengobatan atau kondisi
penyakit (mis : ca colon) retensi urine,inkoptinesia rutin terjadi akiobat penurunan
kesadaran kondisi penyakit misalnya trauma medulla spinalis,oliguri terjadi
seiring penurunan intake cairan atau kondisi penyakit seperti gagal ginjal.
 Problem nutrisi dan cairan : asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic
menurun, distensi abdomen, kehilangan BB, bibir kering dan pecah pecah, lidah
kering dan membengkak, mual, muntah, cegukan, dehidrasi terjadi karena
asupan cairan menurun.
 Problem suhu: ekstremitas dingin, kedinginan sehingga harus memakai selimut.
 Problem sensori : penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat
mendekati kematian, menyebabkan kekeringan pada kornea, pendengaran
menurun, kemampuan berkonsentrasimenjadi menurun.
 Penglihatan kabur, pendengaran berkurang, sensasi menurun.
 Problem nyeri ambang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara intra
vena, pasien harus selalu didampingi untuk menurunkan kecemasan dan
meningkatkan kenyamanan
 Problem kulit dan mobilitas sering kali baring lama menimbulkan masalah pada
kulit sehingga pasien terminal memerlukan perubahan posisi yang sering.
 Masalah psikologis pasien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami
banyak respon emosi, perasaan marah dan putus asa sering kali
ditunjukkan.Problem psikologis lain yang muncul pada pasien terminal antara lain
ketergantungan, hilang kontrol diri, tidak mampu lagi produktif dalam hidup.
Kehilangan harga diri dan harapan. Kesenjangan komunikasi/barier komunikasi.
Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah mengidentifikasi lima tahap berduka yang
dapatterjadi pada pasien menjelang ajal.

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 3


1. Denial (pengingkaran), pada tahap ini individu menyangkal dan bertindak seperti
tidak terjadi sesuatu, dia mengingkari bahwa dirinya dalam kondisi terminal.
Pernyataan seperti tidak mungkin hal ini tidak akan terjadi pada saya, saya tidak
akan mati karena kondisi ini umum di lontarkan pasien.
2. Anger (marah) individu melawan kondisi terminalnya, dia dapat bertindak pada
seseorang atau lingkungan disekitarnya. Tindakan tidak mau minum obat,
menolak tindakan medis, tidak ingin makan, adalah respon yang mungkin di
tunjukkan pasien dalam kondisi terminal.
3. Bergaining(tawar-menawar) merupakan tahapan proses berduka dimana pasien
mencoba menawar waktu untuk hidup cara yang halus atau jelas untuk
mencegah kematian. Seperti Tuhan beri saya kesembuhan, jangan cabut
nyawaku, saya akan berbuat baik mengikuti program pengobatan.
4. Depresion (depresi), ketika ajal semakin dekat atau kondisi semakin memburuk
pasien merasa terlalu sangat kesepian dan menarik diri. Komunikasi terjadi
kesenjangan, pasien banyak berdiam diri dan menyendiri.
5. Aceptance ( penerimaan ), reaksi fisiologis semakin memburuk, pasien mulai
menyerah dan pasrah pada keadaan dan putus asa.
Dari tahap-tahap tersebut rumah sakit memberikan pelayanan yang optimal
sesuai kebutuhan asuhan pasien dengan melibatkan peran pihak keluarga pasien
menjelang akhir kehidupannya.Peran perawat dalam setiap tahap ini sangatlah
penting dengan mengamati perilaku pasien terminal, mengenali pengaruh kondisi
terminal terhadap perilaku, dan memberikan dukungan yang empati
Tujuan pelayanan pada pasien tahap terminal ini adalah :
1. Meringankan pasien dari penderitaannya, baik fisik (misalnya rasa nyeri, mual,
muntah, dll), maupun psikis (sedih, marah, khawatir, dll) yang berhubungan
dengan penyakitnya sehingga tercapai kenyamanan fisik dan psikis.
2. Memberikan dukungan moril, spiritual maupun pelatihan praktis dalam hal
perawatan pasien bagi keluarga pasien dan perawat
3. Menghindarkan atau mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan isolasi
4. Meningkatkan mutu pelayanan pada pasien tahap terminal
5. Memberikan pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien tahap
terminal dengan segala kebutuhan uniknya

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 4


6. Menyiapkandukungan dan bantuan bagi pasien sehingga pada saat-saat terakhir
dalam hidupnya bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan senang
dan damai.
Assesmen dan assesmen ulang bersifat individual agar sesuai dengan kebutuhan
pasien dalam tahap terminal ( dying) dan keluarganya. Assesmen dan assesmen
ulang harus menilai kondisi pasien seperti :
1. Gejala mual dan kesulitan pernafasan
2. Faktor yang memperparah gejala fisik
3. Manajemen gejala sekarang dan respons pasien
4. Orientasi spriritual pasien dan keluarga serta keterlibatan dalam kelompok
agama tertentu.
5. Keprihatinan spiritual pasien dan keluarga seperti putus asa, penderitaan ,
dan rasa bersalah
6. Status psikososial pasien dan keluarga seperti kekerabatan, kelayakan
perumahan, pemeliharaan lingkungan, cara mengatasi, serta reaksi pasien
dan keluarganya menghadapi penyakit.
7. Kebutuhan bantuan atau penundaan pelayanan untuk pasien dan
keluarganya.
8. Kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan.
9. Faktor resiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi
reaksi patologis atas kesedihan.

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 5


BAB II
RUANG LINGKUP PELAYANAN

Pelayanan pasien tahap terminal ini berlaku untuk semua staf dan unit-unit
pelayanan di RSU Kecamatan Kalideres terutama di HCU dan ruang perawatan.
Ketepatan pemberian pelayanan harus dimulai pada saat kontak pertama dengan
pasien, saat dokter telah mengindentifikasi pasien tahap terminal dari segi medis
dan perawat mengidentifikasi gejala tahap terminal.Hal ini merupakan tanggung
jawab semua staf rumah sakit baikklinis atau admisi.
Rumah sakit melatih staf untuk menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir
kehidupannya yaitu meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder,
manajemen nyeri, respon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan
budaya pasien dan keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 6


BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN

Pelayanan pasien tahap terminal merupakan hal berbeda dengan pelayanan


pasien pada umumnya, baik dari segi tatalaksana pengobatan maupun asuhan yang
diberikan. Pengobatan yang diberikan tidak dapat menghilangkan penyebab, namun
hanya memberikan rasa nyaman,atau terapi paliatif agar pasien dengan kondisi
terminal lebih nyaman, gejala-gejala yang dirasakan lebih minimal, sehingga siap
untuk menghadapi tahap akhir kehidupannya.
Asuhan yang diberikan perawat bersifat khusus karena pasien tahap terminal
memiliki kebutuhan yang khusus pula, yang mana kerjasama dan dukungan dari
keluarga turut mempengaruhi keberhasilan pelayanan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pelayanan pasien tahap terminal, untuk itu pengkajian
sesaat pasien datang sangatlah penting, dengan menggali informasi klinik yang
lengkap, meliputi :
1. Petugas memberi salam dan memperkenalkan diri kepada pasien dan
keluarga.
2. DPJP memberikan informasi kepada pasien dan keluarga yang diberi
wewenang mengenai penyakit pasien berada pada kondisi tahap terminal.
3. DPJP memberi kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya atau
pendapat yang berkaitan dengan kebutuhan pelayanan pasien tahap terminal.
4. DPJP memberikan pengertian kepada pasien atau keluarga, apabila
menghendaki pelayanan pasien tahap terminal, dapat menghubungi perawat.
5. Pasien dan keluarga meminta pelayanan pasien tahap terminal kepada
perawat kemudian perawat membantu mengisikan form tersebut.
6. DPJP menanyakan kembali mengenai informasi pelayanan pasien tahap
terminal kepada pasien dan keluarga untuk ditindak lanjuti oleh pihak-pihak
yang terkait.
7. Petugas mengarsipkan formulir di dalam rekam medis pasien
8. Petugas memastikan identitas pasien dan keluarganya

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 7


9. Petugas memberikan pelayanan pasien tahap terminal sesuai dengan formulir
permintaan pasien dan keluarga oleh petugas pelayanan pasien tahap
terminal yang diminta..
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang yang dilakukan
diharapkan dokter dan perawat mampu mengidentifikasi masalah-masalah
kesehatan yang ada dan direncanakan asuhan yang tepat, sesuai dengan
kebutuhan pasien.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Ada beberapa faktor yang harus dikaji oleh dokter dan perawat untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu pada pasien dengan kondisi terminal,
yaitu:
a. Faktor fisik
Gejala fisik yang ditunjukkan antara lain perubahan pada penglihatan,
pendengaran, nutrisi, cairan, eliminasi, tanda-tanda vital, mobilisasi, nyeri. Di
ruang perawatan, staf harus mampu mengenali perubahan fisik yang terjadi
pada pasien.Pasien mungkin mengalami berbagai gejala selama berbulan-
bulan sebelum terjadi kematian.Perawat harus respek terhadap perubahan
fisik yang terjadi pada pasien terminal karena hal tersebut menimbulkan
ketidak nyamanan dan penurunan kemampuan pasien dalam pemeliharaan
diri.
b. Faktor psikologis
Perubahan psikologis juga menyertai pasien dalam kondisi terminal.Perawat
harus peka dan mengenali kecemasan yang terjadi pada pasien terminal,
harus bisa mengenali ekspresi wajah yang ditunjukkan apakah sedih, depresi,
atau marah. Problem psikologis lainnya muncul pada pasien terminal antara
lain ketergantungan, ajal yang terjadi pada pasien terminal.
c. Faktor Sosial
Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama kondisi terminal,
karena pada kondisi ini pasien cenderung menarik diri, mudah tersinggung,
tidak ingin berkomunikasi, dan sering bertanya tentang kondisi
penyakitnya.Ketidakyakinan dan keputusan sering membawa pada perilaku
isolasi. Perawat harus bisa mengenali tanda pasien mengisolasi diri, sehingga
dapat memberikan dukungan sosial bisa dari teman dekat, kerabat/keluarga
terdekat untuk selalu menemani pasien.

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 8


d. Faktor Spiritual
Sejalan dengan memburuknya kondisi pasien perawat membuat diagnose
yang relevan dengan kebutuhan dasar seperti perubahan rasa nyaman,
perubahan eleminasi,pernafasan tidak efektif,perubahan sensoris dan
sepertinya. Berbagai kondisi tersebut bias di tuangkan dalam bentuk
diagnosa actual atau potensial. Karena sifat dan tingkat keparahan kondisi
terminal, data pengkajian fisik harus di kumpulkan dengan sering dan dapat
digunakan untuk memvalidasi diagnosa.

A. GEJALA DAN TANDA


Berikut beberapa gejala yang dialami pasien tahap terminal disertai cara
memberikan kenyamanan sebagai suatu rangkaian pelayanan pada pasien
dengan kondisi terminal.
Gejala Cara memberikan kenyamanan
Penurunan kesadaran Keadaan awal yang harus diwaspadai dan
(ngantuk) segera menghubungi dokter untuk
menanyakan instruksi
Menjadi tidak Banyak pasien masih bisa mendengar
responsive setelah mereka tidak lagi dapat berbicara
sehingga perawat harus berbicara seolah-
olah pasien dapat mendengar
Kebingungan tentang Bicaralah dengan tenang untuk membantu
waktu tempat dan orang mengembalikan orientasi pasien. Perlahan
terkasih mengingingatkan pasien tentang tanggal,
waktu dan orang yang bersama mereka
Hilangnya nafsu makan Biarkan pasien memilih apakah dan kapan
penurunan kebutuhan harus makan atau minum. Sediakan es, air
pangan dan cairan atau juice dapat menyegarkan jika pasien
masih bisa menelan. Jaga mulut pasien agar
tetap lembab dengan produk seperti swab
gliserin atau lip balm
Kehilangan control Jaga agar pasien agar bersih kering dan
kandung kemih atau senyaman mungkin. Pasien dapat
usus menggunakan kateter atau popok
Akral dingin Hangatkan pasien dengan menggunakan
selimut tapi hindari selimut listrik atau alat
pemanas yang dapat menyebabkan luka
bakar
Rasa nyeri meningkat Identifikasi nyeri dan tentukan derajat
atau tidak berkurang nyerinya. Segera hubungi dokter yang
dengan pemberian merawat untuk segera memberi instruksi
terapi sebelumnya untuk mengurangi rasa nyeri
Nafas sesak tidak Pernafasan mungkin lebih mudah jika tubuh

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 9


teratur dangkal atau pasien dibaringkan kesamping dan bantal
bising nafas diletakkan dibawah kepala dan dibelakang
punggung

Beberapa perubahan fisik saat kematian telah mendekat :


1. Pasien kurang rensponsif
2. Fungsi tubuh melambat
3. Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja
4. Rahang cendrung jatuh
5. Pernafasan tidak teratur dan dangkal
6. Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah
7. Kulit pucat
8. Mata memelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya
Pada saat-saat seperti ini, berikan kesempatan pada pasien dan keluarga
untuk mengungkapkan perasaan, didiskusikan kehilangan secara terbuka, dan
menggali makna pribadi dari kehilangan.Jelaskan bahwa berduka adalah reaksi
yang umum dan sehat Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan yang
dibutuhkan dan bahwa kematian sedang menanti dapat menyebabkan
menimbulkan perasaan ketidak berdayaan, marah dankesedihan yang dalam
dan respon berduka yang lainnya.Diskusi terbuka dan jujur dapat membantu
pasien dan anggota keluarga menerima dan
mengatasisituasidanresponmerekaterhadapsituasitersebut.
Pasien stadium terminal memerlukan perawatan yang lebih khusus,
karena banyaknya keluhan yang dia rasakan.Keluarga umumnya memasrahkan
perawatan dan pengobatannya di rumah sakit, karena dianggap memangtenaga
ahlinya ada disitu, dan keluarga tidak mengetahui bagaimana merawat
penderita.Namun, harus diketahui, pengobatan paliatif tidak ada batas waktu
sampai kapan harus dirawat di rumah sakit, karena hanya mengobati gejala
penyakit saja sampai menunggu panggilan Allah.Jangka waktu perawatan bisa
sangat lama, dan tentunya memerlukan biaya sangat besar baik untuk ongkos
penginapan, obat-obatan, tenaga medis dan paramedis. Selain itu keluarga juga
akan sangat repot, karena harus menunggu siang maupun malam, sehingga
harus meninggalkan rumah, keluarga dan pekerjaan, mengeluarkan biaya yang
tidak sedikit untuk transport dll.

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 10


Memangbenar, untuk mengatasi keluhan-keluhan fisik yang dirasakan
penderita seperti rasa nyeri, mual-mual, perdarahan, borok, sakit kepala dan lain-
lain memerlukan tenaga dokter dan paramedis. Namun keluhan lain seperti rasa
sepi, rasa kesendirian, putus asa, rasa takut, cemas, waswas, rasa ingin dicintai,
rasa ingin disayangi, rasa aman, kebutuhan spiritual, support mental, support
sosial, sangat memerlukan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya
yang dengan tulus hati mau mendengar, memberikan uluran kasih sayang dan
perhatian yang sangat diperlukan penderita mendekati saat-saat terakhirnya.

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 11


BAB IV
DOKUMENTASI

Semua rangkaian pelayanan pada pasien tahap terminal dilakukan secara


terkoordinasi dan terintegrasi dalam suatu rekam medis agar asuhan yang diterima
oleh pasien terencana dengan baik, terpantau sehingga pelayanan yang diberikan
dapat secara optimal dan sesuai dengan kebutuhan asuhan pasien.

Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres 12

Anda mungkin juga menyukai