Anda di halaman 1dari 24

Sejarah Penemuan

ZPT ditemukan Taxisme dan Tropisme

1. Geotaxisme/Geotropisme
2. Phototaxisme/Phototropisme
3. Chemotaxisme/Chemotropisme

Taxisme /Tropisme Dahulu tanpa diketahui apa


penyebab dan bagaimana prosesnya

Harus dibuktikan:
1.Tropisme & Taxisme
disebabkan oleh zat tertentu
2.Penyebab sel pada pucuk
batang yang selalu tumbuh
3.Arah pertumbuhan yang
disebabkan oleh perbedaan
kadar zat tersebut dari bagian
yang satu dengan yang lain
Dugaan Went:
Arah pertumbuhan tanaman pada waktu berkecambah
disebabkan oleh apa yang ada di dalam tanaman itu
sendiri, sedang faktor-faktor diluarnya hanya sebagai
perangsang (Geo, Foto dan Chemo)
Percobaan Went (dengan coleoptil Avena)
1. Pucuknya tidak dipotong

2. Pucuknya di potong

Kesimpulan :
1. Tanaman yang dibiarkan tumbuh maka pertumbuhannya
akan sama
2. Tanaman yang dipotong pucuknya, pertumbuhannya akan
lebih lambat
3. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh zat yang berada
pada ujung tanaman
4. Zat tersebut dapat ditranslokasikan ke bawah

Bukti bahwa zat tersebut dapat ditranslokasikan ke bawah :

Pucuk tanaman

Agar blok (x) agar blok (y) mika (z)


sinar

Potongan ditaruh setengah bagian atas,


ternyata membelok ke arah zat yang lebih
sedikit dan hal ini terjadi juga pada bagian
yang diberi agar-agar
Kesimpulan :
1. Zat yang dibentuk oleh ujung coleoptil benar-benar
diangkut ke bawah dan tidak dapat menembus
mika/plastik
2. Di pucuk terjadi pembentukan zat yang menyebabkan
terjadinya pembelokan pertumbuhan dimana besar
kecilnya kadar zat dipucuk akan berpengaruh terhadap
ketajaman pembelokan.
3. Jika kadar zat tersebut pada bagian tertentu lebih banyak
maka bagian tersebut akan lebih cepat.
4. Penimbunan zat tersebut banyak terdapat pada bagian
yang gelap.
Karena zat tersebut mempengaruhi pertumbuhan maka disebut
zat tumbuh (hormon)
ZOO HORMON
HORMON TUMBUH PHYTO HORMON :
1. Caulocalin
2. Rhizocalin
3. Phylocalin
4. Anthocalin/Florigen
5. Hormon luka
Hormon Tumbuhan :
Senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian
tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain dan pada
konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan
suatu respon fisiologis (menghambat / memacu
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan)

HORMON TUMBUH
Sebelum diketahui persis apa senyawanya  ada 3 senyawa
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman (dengan
chromatografi) Senyawa tersebut adalah AUKSIN :
AUKSIN A Berpengaruh sama dengan
AUKSIN B  senyawa buatan yang telah
HETEROAUKSIN diketahui sebelumnya

Senyawa buatan (Auksin Sintesis)


1. Indol Acetic Acid (IAA)
2. Indol Buteric Acid (IBA)
3. Napthalene Acetic Acid (NAA)
4. Dichloro Phenoxy Acetic Acid (2,4-D)

Persyaratan Hormon Tumbuh:


1. Senyawa organik yang dihasilkan tanaman sendiri
2. Dapat ditranslokasikan
3. Tempat sintesa dan tujuan berbeda
4. Aktif dalam konsentrasi rendah (10-6 – 10-5 mM)
VITAMIN dan GULA  Bukan Hormon Tanaman !!

Alasannya :
GULA  diproduksi dari daun dan bagian lain yang
mengandung klorofil  ditranslokasikan ke
bagian lain tetapi aktif dalam jumlah besar
(10-3mM)

VITAMIN  * Bahan organik yang aktif dalam jumlah kecil,


tetapi pada umumnya tidak ditranslokasikan

* Tempat sintesis dan kerjanya sama

Untuk membedakan auksin alami dan buatan :


1. Plant Regulator (Zat Pengatur Tumbuhan) / Phytohormon
2. Growth Regulator (Zat Pengatur Tumbuh)
a. Auksin
b. Gibberelin
c. Sitokinin
d. Ethylen
e. Inhibitor

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasinya agar


diperoleh hasil yang baik :
1. Bentuk senyawanya
2. Kadar dan dosisnya
3. Cara penggunaannya
4. Bagian tanaman yang diperlakukan
5. Saat atau waktu perlakuan
AUKSIN

Biosintesis Auksin
Sintesis terjadi dari dalam tubuh tanaman berasal dari tryptophan yang
berjalan dalam pembentukan aksin sbb :

Indol Etanol

Tryphtophan Indol Pyruviacid Indol Acetaldehid

Tryptamine IAA

Glucobrassicin Indol Acetal Nitrite

I. Tryphtophan Indol Pyruvic acid Indol Acetaldehid IAA

II. Tryphtophan Tryptamine Indol Acetaldehid IAA

III. Tryphtophan Glucobrassicin Indol Acetal Nitride IAA

ARTI AUKSIN BAGI FISIOLOGI TANAMAN


1. FOTOTROPISME
2. GEOTROPISME
3. ABSCISSION
4. APIKAL DOMINANSI
5. SENESCENCE
6. PENGEMBANGAN SEL
7. SINTESIS PROTEIN
8. PENGENDALIAN GULMA
9. PEMBENTUKAN AKAR
MEKANISME KERJA HORMON DALAM
MEMPENGARUHI PROSES METABOLISME DALAM
TANAMAN

Hormon

Reseptor Kompleks hormon-reseptor


Masuk ke dalam inti sel
Dinding Sel (mengalami modifikasi protein)

Menggerakkan gen tertentu

Ditranskripsi melalui m-RNA

SINTESIS
PROTEIN Keluar ke sitosol, ditanslasi
menjadi protein (enzim)

Mengkatalisis satu langkah


metabolisme
PHOTOTROPISME

KETERANGAN :
A. Iluminasi (penyinaran) diberikan secara simetris
Daun mendapat sinar dengan posisi ┴ (tegak lurus)
B. Iluminasi dilakukan dengan posisi sinar membentuk sudut
Ada perbedaan intensitas sinar yang diterima daun
C. Tanaman membelok pada arah datangnya sinar

TEORI PHOTOTROPISMA
1. Teori Choldony Went
“Phototropic stimulus mendorong lateral translokasi auksin
di daerah yang peka terhadap sinar pada suatu coleoptile”

[ ] auksin pada daerah gelap > terang

Sel elongation lebih cepat
2. Teori Photodestruction of Auxin
“Auksin pada jaringan yang teriluminasi akan
menimbulkan terjadinya konsentrasi yang berlainan
antara daerah yang teriluminasi dengan daerah yang
tidak teriluminasi”

3. Rate Syntesa Auxin


“Rate syntesa auxin pada pucuk coleoptil di bagian
yang tersinari akan lebih rendah daripada yang tidak
tersinari”

Pembuktian Teory Choldony Went

GEOTROPISME

Geotropisme negatif pertumbuhan batang


Geotropisme positif pertumbuhan akar
KETERANGAN :

A. Posisi statocystes tegak statolith di bawah


B. Posisi statocystes horisontal statolith di bawah
C. Posisi statocystes miring statolith di bawah

ABSCISSION
“Suatu proses secara alami terjadinya permisahan bagian/organ
tanaman (ex : daun, bunga, buah)”

ABSCISSION panas, dingin, kekeringan

Mengapa Auksin di distal berkurang?


 Jaringan sudah dewasa → Laju produksi auksin menurun
 Transportasi auksin polar basipetal
 Foto oksidasi

Apa manfaat gugur daun, bunga dan buah?


Buah : kelanggengan spesies → biji dalam buah
Daun : memberi tempat bagi daun baru untuk tumbuh pada
musim berikutnya
Bunga : membuang organ yang mungkin menjadi sumber
infeksi
Faktor yang mempengaruhi terbentuknya Lapisan Pemisah :

Daun aktif

Metabolisme aktif (auksin banyak)

Didistribusikan ke bagian lain
melalui tangkai daun

Lapisan pemisah tidak terbentuk
meskipun kedudukan lapisan tersebut
sudah ada pada tangkai daun

Bagaimana jika suplai zpt berkurang pada tempat tersebut?

Terbentuk lapisan dinding sel yang tipis


(kaya akan sitoplasma dan berkas pengangkut)

Tercukupi kebutuhan air bagi daun

ZPT berkurang

Lysis (pelarutan)

Tergantung enzim :
 Pektinase
 Selulase

Hubungan antara daun dan batang pokok lemah hanya


bergantung pada berkas pengangkut jadi hanya dengan
kekuatan sedikit maka daun akan gugur.
DOMINANSI APIKAL
DOMINANSI APIKAL
Adalah penghambatan pertumbuhan ujung batang sehingga akan
mengakibatkan pertumbuhan tunas lateral.

Percobaan Skoog dan Thimann

KETERANGAN :
A : Tanaman normal

B : Pucuk dipotong sehingga tunas lateral tumbuh

C : Pucuk dipotong kemudian di atasnya diletakkan agar blok


tanpa auksin → tunas lateral tumbuh

D : Pucuk dipotong kemudian di atasnya diletakkan agar blok


yang mengandung auksin → tunas lateral tidak tumbuh

APLIKASI → pada pemotongan bunga jantan (detasseling)


tanaman jagung baby corn
SENESCENCE
SENESCENCE (Penuaan)
 Proses penurunan kondisi yang menyertai pertambahan
umur, yang mengarah pada kematian organ

 Penurunan kemampuan tumbuh yang diikuti dengan


kepekaan terhadap tantangan (lingkungan, penyakit dan
perubahan fisik lain)

Meristem tidak menua (barangkali tidak akan pernah mati),


sedangkan semua sel yang sudah berdiferensiasi yang dihasilkan
oleh meristem mempunyai masa hidup yang terbatas.
→ Penuaan dialami semua sel bukan meristem pada saat yang
berbeda-beda
Contoh : rumput-rumputan dan herba tahunan, sistem yang ada di
atas tanah mati setiap tahun tetapi akarnya tetap viabel

Apa yang menyebabkan terjadinya penuaan?


→ diprogram secara genetik
→ kehilangan klorofil, RNA, protein, lipid dan berbagai enzim

Sintesis lambat
Perusakan terjadi sangat cepat

: tidak terjadi senescence


: senescence
PROSES SENESCENCE

Fase 1 : - Daun tumbuh dan berkembang


- Berfungsi sebagai organ penting bagi tanaman

Fase 2 : - Daun menjadi matang (mature) dan


berkembang sempurna
- Fungsi daun sebagai pengekspor bahan
makanan, fotosintesis, sintesis protein
Fase 3 : - Aktivitas hidrolisa meningkat
- Proses yellowing cepat
- Sintesis protein menurun
Fase 4 : - Lamela sel menjadi lemah
- Terjadi abscission
- Terjadi pemecahan enzim dalam zone
abscission

Berhubungan dengan auksin pada abscission

PENGEMBANGAN SEL
Abidin (1985) : Auksin dapat meningkatkan tekanan osmotik,
sintesis protein, permeabilitas sel terhadap air,
melunakkan dinding sel yang diikuti
menurunnya tekanan dinding sel sehingga air
dapat masuk ke dalam sel yang disertai
dengan kenaikan volume sel → meningkatkan
plastisitas dan pengembangan dinding sel.

Permeabilitas sel → Kehadiran auksin dapat meningkatkan difusi


masuknya air ke sel.
Wareing dan Philips

Pembelahan sel (Division Phase)

Fase pertumbuhan tanaman

Pelebaran sel (Enlargement Phase)

Saat sel mengalami pelebaran → sel akan mengalami :


1. Keregangan (stretching)
2. Penebalan dalam pembentukan material-material dinding sel
baru

Distimulasi oleh auksin

Dinding sel → terdiri dari cellulosa microfibril yang mengelilingi


di dalam matrix non-cellulosic polisakarida
Sel akan stabil → karena adanya matrix (berperan dalam plastisitas
dinding sel)
Spektrum polisakarida → mengandung uranic acid → PECTIC
SUBSTANCE
PECTIC ACID → asam dengan 1-4 rantai galacturonic acid Rantai
carboxyl group (-COOH) diganti menjadi (-CH3) → proses
esterisasi → PECTIN

Ca2+ → Calcium Pectate

Dinding sel mengalami RIGIDITAS (kekakuan)

Pelebaran sel terhambat

Peran positif auksin akan menggeser Ca2+ dari pectic
substance

Pelunakan dinding sel
PERAN AUKSIN TERHADAP SINTESIS
PROTEIN

Fungsi auksin : membebaskan DNA dari histone untuk sintesis


RNA

mRNA membantu pembentukan enzim-enzim baru

meningkatkan plastisitas dan pelebaran dinding sel

Ray (1878) Hipotesis pertumbuhan Asam

Mekanismenya : Sel penerima auksin akan mengeluarkan H+ ke


dinding sel

Ion H+ akan menurunkan pH

Pengenduran dinding sel dan pertumbuhan cepat

Mengapa pH rendah?
MENGENDALIKAN GULMA
Pengendalian gulma ada 4 cara :
1. Kultur Teknis
Melakukan kultur teknis untuk tanaman pokok dan
berpengaruh terhadap tanaman gulma

2. Mekanis → Langsung mati

3. Biologis → Dengan makhluk hidup


Syaratnya : 1. Makhluk hidup tersebut tidak merusak
tanaman pokok
2. Mudah dikembangkan
3. Mudah diusahakan apabila waktunya
diperlukan

4. Kimiawi

Penggolongan herbisida :
1. Herbisida selektif
2. Herbisida non selektif
3. Herbisida kontak
4. Herbisida sistemik

Senyawa : 2,4-D
MCPA
2,4.5 T → Tumbuhan berkayu tahunan dan berdaun
sempit/lebar
Pikloram → Untuk gulma dikotil daun lebar

Mekanisme kerja :

→ Intinya akan mengganggu transkripsi DNA dan translasi RNA


sehingga tidak ada enzim
PEMANFAATAN AUKSIN DALAM
PERBANYAKAN VEGETATIF (STEK)
Fungsi auksin pada STEK → merangsang terbentuknya primordia
akar

Pada dasarnya semua jaringan dapat dirangsang


membentuk primordia akar

Perisikel, Floem, pembuluh kortex


dan bagian yang mengalami duratasi

Jaringan parenkim terbentuk


mengisi celah-celah pembesaran Floem

Bagaimana proses munculnya akar pada STEK?

Macam-macam STEK
→ Masing-masing memberi tanggapan yang tidak sama terhadap
perlakuan ZPT

1. STEK AKAR
- Jaringan akar lebih peka terhadap auksin daripada batang
- Apabila [ ] akar = [ ] batang → tidak baik
- ZPT pada akar berpengaruh (-)→ menghambat terbentuknya
kuncup tunas
-
2. STEK DAUN
Ex : Begonia
 Sangat mudah membentuk akar dan tunas
 Tanpa ZPT keberhasilannya tinggi
3. STEK UMBI LAPIS
o Merupakan pembengkakan pangkal daun
o Dengan ZPT 1 umbi akan mendapatkan banyak tanaman

4. STEK RHIZOMA
 Merupakan batang yang tumbuh dalam tanah
 Tanggapan terhadap ZPT = pada stek batang

APLIKASI ZPT
Banyak cara perlakuan terhadap stek :
1. Orang terpaku pada kenyataan fisiologis “translokasi auksin
polar basipetal”

Jika bahan stek telah dipotong translokasi polar


basipetal aplikasi pada bagian atas berhasil baik
tapi tidak praktis.

Cara praktis

Dibuat pasta

Berhasil!!! tidak harus dari atas

2. Oleh karena itu dicari cara lain


a. Perlakuan serbuk kering
b. Perlakuan pencelupan
c. Perlakuan perendaman
Cara perendaman dilakukan dengan pertimbangan :
- Jika bahan stek kurang baik :
 Kurang subur di tambah sukrosa
 Kandungan N↓ di tambah asam amino
 > 24 jam (mungkin dalam larutan tambahan mikroba)
Ditambah bakterisida, fungisida

KONSENTRASI ZPT
SERBUK : [ ]↓ = s/d 1 mg
Sedang = 4 – 10 mg
[]↓ = > 10 mg

PENCELUPAN : [ ] ↓ = 1 mg/ml larutan


Sedang = 4 – 5X dari [ ] ↓
[ ]↑ = 10 – 20X dari [ ] ↓

PERENDAMAN :[]↓ = 5 – 10 mg / 1 larutan


Sedang = 4 – 5X dari [ ] ↓
[ ]↑ = 10 – 20X dari [ ] ↓

Tindakan tambahan bila bahan tanam sulit berakar :


1. Penggunaan sungkup pada tempat penanaman
2. Apabila tanaman kurang subur cabang diikat

2,4-D efektifitas ↑, [ ] yang dipakai ↓


Auksin hemat tapi bahayanya [ ] > normal akan
tumbuh akar tidak normal
NAA lebih efektif daripada IAA
IBA lebih banyak digunakan untuk memacu perakaran
Gambar 16.17 Awal mula akar sekunder, Pertumbuhan dimulai
dengan adanya pembelahan di perisiklus (b dan c) yang
menghasilkan massa sel yang kecil. Massa sel itu menjadi
primordia akar yang tumbuh ke arah luar menembus korteks.
Seringkali, endodermis membelah bersamaan dengan
pertumbuhan akar cabang tersebut, melindunginya, sampai
menguak akar pokok, seperti terlihat pada d. (Dari Jensen dan
Salisbury, 1972)
Gambar 16.16. Diagram sederhana yang menggambarkan irisan
membujur daerah pertumbuhan akar. Jumlah sel pada akar yang
hidup biasanya jauh lebih banyak daripada yang tergambar di sini
(bandingkan dengan gamabr 5.9). pada akar seperti gambar 16.13,
titik pemanjangan maksimum terletak pada sekitar 4 mm dan
ujung. (Dari The Living Plantedisi kedua, oleh Peter Martin Ray.
Hak cipta © 1972 pada Saunders College Publishing, divisi pada
Holt, Rinehart & W ston. Inc. Disalin seizin penerbit)
Gambar 17.1. Pertumbuhan Phaseolus vulgaris yang dipacu
dengan ekstrak yang mengandung giberelin, yang diambil dari biji
kultiva yang sama (Black Valentine). Ekstrak biji dalam eter
diuapkan dan 125 μg residunya dicampur dengan lanolin dan
diberikan di sekeliling ruas pertama tanaman yang di sebelah
kanan. Tanaman diambil gambarnya 8 minggu setelah perlakuan.
Tanaman di kiri tidak diberi perlakuan. (dari Mitchel dkk, 1951)

Anda mungkin juga menyukai