“Kombinasi dari berbagai tool dan metode yang digunakan untuk mengukur, mengontrol, dan
meningkatkann return dari investasi IT dan pengeluaran perusahaan pada umumnya untuk
memenuhi tujuan-tujuan bisnis tanpa melebihi sumber daya yang telah tersedia atau melebihi batas
lain”
Manajemen proyek TI adalah hal yang penting. Terutama ketika sumber daya dibatasi dan tujuan
bisnis cenderung berubah. Diperlukan sistem yang tepat sehingga manajer bisa menyelaraskan
proyek dan sumber daya untuk tujuan strategis.
Sistem manajemen proyek TI yang hanya memonitor kemajuan dan laporan saja tidak cukup.
Diperlukan alat pendukung keputusan yang tepat untuk memprioritaskan dalam permintaan secara
efektif, memilihproyek yang tepatdan mengelolaportofolioproyek TI dalam bisnis (Pri ing, 2009).
Sudah menjadi tugas CIO untuk merasionalisasikan pilihan investasi dan mampu mengelola
‘portofolio mix’ aset TI untuk mengoptimalkan nilai bisnis perusahan.
Informasi yang harus diketahui oleh CIO adalah sebagai berikut (Urusov, 2005) :
1. Status dan nilai Aktiva lancer (perangkat keras, perangkat lunak, dan orang-orang).
2. Aset yang kurang bermanfaat
3. Aset yang memiliki nilai penurunan.
4. Aset yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai.
5. Program dan status Proyek, jadwal dan ketergantungan.
6. Risiko, manfaat dan dampak biaya dari semua program dan proyek yang sedang
dipertimbangkan dan sedang berlangsung.
Oleh karena itu, seorang CIO harus mengadopsi metodologi manajemen portofolio dimana
memungkinkan kategorisasi dapat dilaksanakan dengan efektif dan e sien untuk semua aset TI
(termasuk aset manusia).
Proses manajemen portofolio harus memberikan data analitis yang cukup untuk mendukung
prioritas sarana dan urutan pengembangan dan pemanfaatan aset TI. Manajemen portofolio harus
ditetapkan pada sebuah kerangka kerja berbasis toolset yang menyediakan analisa peng-ambilan
keputusan untuk menyeimbangkan risiko investasi dan biaya dengan nilai bisnis.
Toolset diperlukan agar CIO dapat mengartikulasikan dengan jelas timbal balik manfaat risiko bisnis
yang relevan dan memastikan proyek didanai dengan tepat, pada saat yang tepat, dan pada tingkat
investasi yang tepat.
Didalam Portofolio Manajemen Proyek TI, yang dilakukan adalah meportofolio investasi. Tujuan
dilakukannya portofolio TI adalah untuk memaksimalkan keuntungan dari sumber daya yang
terbatas pada tingkat risiko yang dapat diterima dan terukur.
Manajemen portofolio proyek terbentuk dari unsur-unsur berikut (Calderini et al., 2005) :
Fase-fase utama dari proses manajemen portofolio proyek dapat dibagi menjadi sepuluh “langkah”
logis. Namun, sebelum proses dawali, harus diiliki pemahaman yang jelas dari dua bidang
mendasar, yaitu (Wideman,2007):
Memahami sifat dan tingkat pekerjaan yang ingin dikelola sebagai portofolio.
Setelah ini dide nisikan baru akan terbentuk ruang lingkup porto folio.
Sepuluh langkah yang harus dipertimbangkan dalam proses manajemen portofolio adalah sebagai
berikut:
Proses manajemen Portofolio Proyek TI terdiri dari serangkaian kegiatan yang terdiri dari tugas
yang saling terkait. Seperti yang disarankan oleh (Project Management Institute, 2006), kegiatan
dilaksanakan di tiga subproses:
Berdasarkan ketiga sub proses yang ada, redesain manajemen portofolio proyek TI dijelaskan dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Tahap identi kasi dipicu oleh munculnya kebutuhan bisnis, misalnya pengebangan layanan baru,
integrasi sistem, penggantian solusi, dan lain-lain. Ini diformalkan dalam dokumen yang bernama
Change Request (CR) untuk tim TI yang ditugaskan sesuai dengan keahlian mereka.
Untuk menyelaraskan portofolio dengan strategi bisnis, diusulkan untuk mendeteksi dan
mengevaluasi proyekproyek potensial dengan menggunakan pendekatan berdasarkan Balanced
Scorecard (BSc) dan Strategy Maps yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (2000).
Strategy Maps dibangun untuk setiap Strategic Business Unit (SBU) dan ini digunakan untuk
menyaring proyek potensial tergantung pada kontribusi mereka terhadap tujuan strategis
perusahaan.
2. Evaluasi
Evaluasi, mende nisikan harapan dan pengukuran kinerja. IT PPM adalah alat pengelolaan yang
baik serta pendekatan control rekon gurasi diusulkan dalam proses.
Di perusahaan TI pendekatan tata kelola didasarkan pada kepercayaan. Berdasarkan pengamatan
dan diskusi dengan tim TI, diputuskan untuk tidak meminta pelanggan untuk menyediakan angka-
angka keuangan yang mencerminkan nilai proyek melainkan menilai dampak proyek sehubungan
perubahan proses bisnis, seperti yang disarankan (Applegate, 2005).
Prioritas dan Seleksi, Proyek yang dipilih berdasarkan perkiraan"politik" keuangan dan pentingnya
permintaan klien.
Prioritas ditetapkan berdasarkan perbandingan proyek-proyek yang sedang berjalan dan potensi
lainnya. Pemilihan proyek sesuai dengan kontribusi global dalam mencapai tujuan bisnis bersama
perspektif BSc.
Pemilihan ini dibuat berdasarkan kemungkinan paling cocok antara identi kasi himpunan proyek
dan lingkup kontribusinya dalam hal faktor keberhasilan bisnis. Diusulkan untuk memprioritaskan
proyek-proyek berdasarkan dampak dan risiko.
Skor proyek diberi bobot sesuai dengan criteria yang mencerminkan orientasi strategis dari SBU.
Keseimbangan portofolio berfokus pada ketersediaan sumber daya (tenaga kerja, keahlian,
infrastruktur teknis) dan optimalisasi beban kerja. Keseimbangan portofolio adalah fase kritis
terhadap menciptakan nilai tambah (McFarlan, 1981).
Departemen TI : Organisasi terdiri dari karyawan perorangan dan atau tim pengembang.
Sponsor Bisnis: pengguna bisnis internal atau eksternal yang menyediakan pembiayaan atau
mensponsori proyek TI.
Dukungan Unit Eksternal: internal atau eksternal organisasi non TI yang menyediakan segala
bentuk dukungan untuk proyek TI
Infrastruktur perangkat keras: kelompok perangkat keras yang mendukung Infrastruktur
proyek TI.
Infrastruktur perangkat lunak: kombinasi dari modul perangkat lunak yang dibangun dan
dibeli untuk mendukung proyek TI.
Dalam penelitiannya, (Urusov, 2005) menjelaskan bahwa model manajemen portofolio yang
menggunakan pendekata manajemen Portofolio TI merupakan proses yang kompleks. Oleh karena
itu, dalam pelaksanaannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut :
Dapat mengidenti kasi proyek TI yang berisiko tinggi, seperti proyek penting yang berada
dalam keadaan kritis karena kehabisan waktu atau melebihi anggaran, kelebihan beban
infrastruktur, dan pengguna berungkali merasa tidak puas.
Mengumpulkan da ar proyek-proyek TI yang sudah dikerjakan. Hal ini berguna untuk
mendapatkan data proyek, mulai dari laporan resiko, hambatan hingga keuntungan.
Memungkinkan CIO untuk dapat mengalokasikan sumber daya yang ada ke proyek TI yang
menguntungkan
Sumber :
Terakreditasi
Mudah, murah, cepat
BUKA
Didalam manajemen portofolio teknologi informasi, organisasi tidak melihat setiap proyek TI
secara terpisah, tetapi setiap proyek tersebut merupakan satu bagian yang utuh sesuai dengan
visi misi organisasi.
Menurut Maizlish dan Handler (2005), ITPM adalah sebuah kerangka kerja dan alat yang
menghasilkan korelasi positif antara jumlah dana yang diinvestasikan dalam TI dan peningkatan
produktivitas.
Sebaliknya, menurut Verhoef (2008) ITPM berfokus pada masalah pengelolaan nilai investas TI
untuk prsose bisnis organisasi.
Selanjutnya, ITPM akan memberikan pandangan yang menyeluruh terkait total Investasi TI dan
membantu pengeluaran organisasi di masa depan (Symons, et al., 2005).
Selain itu, ITPM dibutuhkan apabila sumber daya yang ada didalam perusahaan terbatas dan
manajer tidak secara bebas dapat melakukan investasi TI, walaupun menurutnya investasi TI yang
akan dilakukannya membawa lebih banyak manfaat bagi organisasi (Gliedman, 2002; Gliedman,
Leaver and Sedov, 2010). Batasan-batasan tersebut misalnya ; keuangan, sumber daya manusia,
sumber daya yang ada di sistem dan atau tantangan-tantangan bisnis lainnya.
Kondisi seperti itu pastinya terjadi di seluruh organisasi yang ada, karena tidak ada organisasi yang
mempunyai sumber daya yang tidak terbatas.
Dimensi ITPM
Operasional, dibagi menjadi Produksi, logistik, persediaan, jual beli, akuntansi umum,
penggajian dan personil;
Kontrol Manajerial (Managerial Control): dibagi ke dalam anggaran, buku besar, aset dan
depresiasi, laporan keuangan, pelacakan proyek, analisis penjualan dan analisis keuntungan;
Perencanaan Strategis: terdiri dari database korporatif, analisis ekonomi, peramalan
teknologi, evaluasi produk baru, analisis akuisisi dan penggabungan, analisis pesaing dan
analisis pasar. ( Turner and Lucas’s 1985)
These managerial objectives were speci ed, derived and extended from research by Weill (1992) and
came to be referred to as: (i)
Transactional IT, (ii) Strategic IT, and (iii) Informational IT. The managerial objectives
or dimensions created form the basis and focus of interest for the present research. Note
that in the evolution of research, the nomenclature changed, with the operational part
becoming Transactional IT, managerial control Informational IT and strategic planning
IT Strategy. From this point on, the terminology used will be the latter, presented here.
Selanjutanya, Tujuan manajerial atau dimensi ini lebih dispesi kkan, diderivasi dan diperluas
menjadi : (i) Transaksional TI , (ii) Strategis TI, dan (iii) Informasi TI. Weill (1992)
Terdapat perubahan nomenklatur dimensi yang ada dimana bagian operasional dirubah menjadi
Transaksional TI, kontrol manajerial dirubah menjadi Informasi TI dan perencanaan strategis
dirubah menjadi Strategi TI.
Selanjutnya, dimensi-dimensi tersebut dilengkapi melalui penelitian yang dilakukan oleh Mirani
dan Lederer (1998), dimana :
Dimensi strategis : fokus pada bagaimana merubah produk yang dihasilkan oleh organisasi
atau bagaimana cara organisasi bersaing dengan para kompetitor yang ada.
Bersaing disini dapat dilakukan dengan cara meberikan keuntungan kepada pelanggan,
seperti misalnya memberikan produk yang kompetitif, melakukan penyelarasan produk, dan
peningkatan hubungan pelanggan;
Selanjutnya, yang dimulai oleh penelitian Broadbent dan Weill (1997) terdapat penambahan dimensi
baru yaitu dimensi Infrastruktur, sehingga terdapat empat dimensi dalam Manajemen Portofolio
Teknologi Informasi, yaitu ; Infratruktur, Transaksional, Informasional dan Strategis.
Berikut penjelasan tiap-tiap dimensi yang ada pada Manajemen Portofolio Teknologi Informasi,
menurut Weil dan Aral (2006).
Investasi pada infrastruktur ini dibagi ke seluruh layanan TI yang digunakan oleh aplikasi-
aplikasi yang ada didalam organisasi: misalnya server, jaringan, laptop dan database
pelanggan.
Infrastruktur yang ada akan memberikan manfaat terhadap organisasi, seperti melakukan
integrasi bisnis proses, meningkatkan eksibilitas proses bisnis dan meningkatkan
kemampuang proses bisnis, mengurangi biaya TI di setiap unit bisnis dan mengurangi biaya TI
dari waktu ke waktu dengan melakukan standardisasi.
Tujuannya adalah untuk memotong biaya dengan mengganti tenaga kerja dengan mesin, atau
bekerja dengan jumlah volume transaksi yang lebih besar dengan kecepatan yang lebih cepat
serta menurunkan biaya unit, atau meningkatkan produktivitas.
Sistem transaksional dibangun dan bergantung pada kapasitas infrastruktur yang andal.
Investasi yang dilakukan pada dimensi ini akan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
organisasi,misalnya keuangan, pelaporan kemajuan organisasi, kepatuhan organisas dan analisis
organisasi.
Hal ini akan memberikan manfaat seperti peningkatan kontrol didalam organisasi, kecerdasan yang
lebih baik, Integrasi yang lebih baik , kualitas informasi dan waktu siklus informasi yang lebih baik
pada organisasi.
Pada tingkat yang sama dengan dimensi informasi TI , terdapat dimensi strategis, di mana
tujuan dimensi ini sedikit berbeda dengan dimensi-dimensi lainnya yang ada pada portofolio.
Investasi pada dimensi strategi dibuat untuk mendapatkan keunggulan kompetitif atau, lebih
umum lagi, untuk memposisikan perusahaan di pasar dengan cara meningkatkan penjualan atau
memperluas pangsa pasar.
Automate Teller Machine (ATM) adalah kasus keberhasilan strategis penggunaan TI pada tahun
1980-an. Citibank, pelopor penggunaan ATM secara besar-besaran di New York, mengubah proses
bisnis Bank selamanya
Berikut adalah gambar dimensi-dimensi yang ada pada manajemen portofolio teknologi informasi.
Gambar Dimensi-dimensi pada manajemen portofolio teknologi informasi. Sumber: Weill and Broadbent, 1998; Aral and Weill, 2004;
Weill and Aral, 2006.
► Referensi :
ADVERTISEMENT
© Dictio 2017 - 2019, Inc. All Rights Reserved. How To | Frequently Ask Question | Terms of Use |
Privacy Policy