Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN EVALUASI AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI


SIPIL DALAM UPAYA OPTIMALISASI MUTU RUMAH
SAKIT JIWA GRHASIA

DISUSUN OLEH :
dr. Sylvana Kusumaningrum
NOMOR PRESENSI :
37/LATSAR/III/II/2019

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN II
YOGYAKARTA
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan ini menyatakan bahwa laporan aktualisasi dengan judul “Laporan Aktualisasi
Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negri Sipil dalam Upaya Optimalisasi Mutu Rumah
Sakit Jiwa Grhasia” yang diimplementasikan sudah dikonsultasikan dan disetujui oleh
coach.

Yogyakarta, 17 Juni 2019

Coach, Peserta,

Ulis Sulistiyanto, ST., M.Pd dr.Sylvana Kusumaningrum

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat, dan
karunianya sehingga Evaluasi Aktualisasi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Evaluasi Aktualisasi dengan judul “Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri
Sipil dalam Upaya Optimalisasi Mutu RS Jiwa Grhasia .”
Dalam Proses Pembuatan dan penulisan hingga terselesaikannya
EvaluasiAktualisasi ini, penulis menyadari banyak dukungan dan motivasi untuk
menyajikan karya ini lebih baik. Sehingga penulis berusaha semaksimal mungkin
untuk menyajikannya. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
kepada:
1. Ibu drg.Ririn Puspandari, selaku Mentor sekaligus Kepala Bidang Pelayanan Medis
yang telah memberikan arahan, dukungan, serta bimbingan dalam penulisan
EvaluasiAktualisasi ini.
2. Bapak Ulis Sulistiyanto, ST.,M.Pd selaku Coach dari Badan Diklat DIY yang
senantiasa membimbing dan memberi arahan kepada penulis selama proses
penulisan EvaluasiAktualisasi.
3. Bapak Deni Suryato, B.Sc selaku wali kelas Golongan III Angkatan II yang telah
memberikan dukungan dan arahan selama mengikuti Pelatihan Dasar.
4. Seluruh Widyaiswara dan staf Badan Diklat DIY yang telah membekali dan
menyalurkan ilmu kepada penulis.
5. Teman-teman Pelatihan Dasar Golongan III Angkatan II yang telah bersama-sama
berjuang dan bekerja sama selama mengikuti Pelatihan Dasar.
6. Suami, orangtua serta keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, serta
doa dengan penuh keikhlasan tanpa henti.
7. Anis dan Fibry sebagai teman sekamar yang selau menghibur penulis.
8. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu demi
terselesaikannya EvaluasiAktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

iv
Evaluasi Aktualisasi ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk
memberikan saran dan masukan yang membangun untuk penyempurnaan isi
EvaluasiAktualisasi ini. Penulis juga berharap semoga EvaluasiAktualisasi ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan
dapat memberikan contoh tentang implementasi nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu Dan Anti Korupsi dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
kerja dan masyarakat.

Yogyakarta, 29 April 2019

Penulis

v
vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


HALAMAN BERITA ACARA ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
ABSTRAK…………………………………………………………………………. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..
A. Posisi Organisasi dalam lingkup NKRI……...……………………………. 1
B. Visi, Misi dan Tujuan Organisasi................................................................... 2
C. Struktur Organisasi…...….............................................................................. 3
D. Tugas dan Fungsi…...……....…………….................................................... 4
BAB II AGENDA AKTUALISASI…………...........................................................
A. Latar Belakang pemilihan isu ........................................................................ 9
B. Proses Aktualisasi .......................................................................................... 12
Kegiatan I………………………………………………………………….. 13
Kegiatan II………………………………………………………………….
18
Kegiatan III…………………………………………………………………
Kegiatan IV………………………………………………………………… 23
28
BAB III ANALISIS DAMPAK……………………….............................................
A. Kegiatan I………………………………………………………………….. 33
B. Kegiatan II……………………………………………………………….... 33
C. Kegiatan III………………………………………………………………...
34
D. Kegiatan IV………………………………………………………………...
35
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………………... 36
B. Saran………………………………………………………………………. 36
C. Rencana Aksi………………………………………………………………
36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 37
LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Mentor
2. Undangan Seminar
3. Catatan pembimbingan rancangan aktualisasi
4. Catatan pembimbingan laporan aktualisasi
5. Surat pernyataan mentor
vii
6. Catatan perbaikan seminar rancangan aktualisasi
7. Lembar komitmen revisi
8. Handout Presentasi rancangan aktualisasi
9. Handout Presentasi laporan aktualisasi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Susunan Organisasi Rumah Sakit Jiwa Grhasia........................................3


Gambar 2. Proses Pengisian Clinical Pathway…………………………………… 17

Gambar 3. Foto pada saat memverivikasikan clinical pathway pada DPJP……… 17

Gambar 4. Lembar Assessment Awal Yang Telah Diisi………………………… 22


Gambar 5. Proses Pengisian Assessment Awal…………………………………….22
Gambar 6. screenshot saat pempersiapkan materi untuk membuat flyer……… 27

Gambar 7. Pendistribusian Flyer Etika Batuk…………………………………… 27

Gambar 8. Edukasi Etika Batuk Kepada Pengunjung RS………………………… 27

Gambar 9. Foto pembuatan kartu triase dan kartu tanda resiko jatuh…………… 32
Gambar 10. Foto kartu triase dan tanda resiko jatuh yang sudah jadi.......................32

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Posisi Organisasi dalam Lingkup NKRI


Dalam era pasar bebas dan Globalisasi ini peranan Rumah Sakit sangatlah
penting dan vital. Rumah sakit sebagai garda pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Rumah sakit dalam lingkup kesehatan merupakan upaya dasar untuk penyehatan
masyarakat. Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan No 44 tahun 2009, Rumah
sakit institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Penyelenggaraan Rumah sakit perlu ditata ulang untuk
meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan dan kualitas pelayanan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menyukseskan program jaminan
sosial nasional.
Dalam keputusan menteri ini, Rumah sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna serta memiliki fungsi sebagai
penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, dan
penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Rumah sakit jiwa Grhasia Sleman merupakan rumah sakit jiwa negeri yang
bergerak pada penanganan pasien khusus kejiwaan. Berdasarkan observasi dilakukan
pada seluruh wilayah Rumah sakit jiwa Grhasia dimana dapat diketahui bahwa
Rumah sakit jiwa Grhasia memiliki luas lahan 56.390 m2 dan luas bangunan 14.182
m2 . Rumah sakit Jiwa Grhasia terletak di jalan Kaliurang Km 17, Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman D.I Yogyakarta.
Rumah sakit ini sendiri memiliki jumlah gedung sebanyak 44 gedung yang
terdiri dari beberapa instalasi seperti Gedung instalasi gawat darurat, Gedung
1
instalasi rawat inap, Gedung instalasi rawat jalan, Gedung Instalasi Rawat Intensif,
Rehab Medik Penyalahgunaan NAPZA, Poli Tumbuh Kembang Anak, Klinik
Psikologi, Laboratorium, Gedung Radiologi Rontgen & USG, Gedung Rehabilitas
Medik, Gedung Utama Selain menangani pasien dengan masalah kejiwaan dan
ketergantungan narkoba Rumah sakit ini juga melayani pasien dengan masalah
penyakit umum, penyakit saraf, penyakit kulit dan juga terdapat klinik priksa gigi.

B. Visi, Misi dan Tujuan Organisasi


1. Visi: Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA Paripurna yang
Berkualitas dan Beretika.
2. Misi:
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa dan NAPZA paripurna
b. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai pusat pembelajaran, penelitian dan
pengembangan kesehatan jiwa dan NAPZA
c. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan menjamin keselamatan pasien
d. Mewujudkan pelayanan yang beretika dan mencerminkan budaya masyarakat
DIY.
3. Tujuan:
Meningkatkan persentase penderita jiwa yang ditangani RS Jiwa Grhasia DIY.

2
C. Struktur Organisasi.
Gambar 1

3
D. Tugas dan Fungsi
1. Organisasi
Tugas Organisasi:
Sesuai Peraturan Gubenur Nomor 60 Tahun 2008 yaitu :
Rumah Sakit Grhasia mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
khususnya kesehatan jiwa.
Unit/ instalasi Kerja:
a) Instalasi Gawat Darurat mempunyai tugas melaksanakan perawatan dan
pengobatan penderita dalam keadaan darurat medis , yang memerlukan
tindakan atau pertolongan segera untuk menyelamatkan jiwa .

b) Instalasi Rawat Intensif mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan,


menetapkan diagnosa, melakukan pengobatan dan perawatan
fisik,psikologi dan psikiatri untuk penderita gangguan jiwa, penderita
gangguan kesehatan dasar, penderita penyakit gigi dan mulut, penderita
penyakit dalam, penderita penyakit saraf, penderita penyakit anak dan
gangguan tumbuh kembang anak, penderita penyakit kulit dan kelamin,
pelayanan geriatri terpadu yang memerlukan perawatan secara intensif,
serta memberikan penyuluhan/ bimbingan kepada pasien beserta
keluarganya.

c) Instalasi Rawat Inap mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan,


menetapkan diagnosa, melakukan pengobatan dan perawatan fisik,
psikologi, dan psikiatri untuk penderita gangguan jiwa, penderita
gangguan kesehatan dasar, penderita penyakit gigi dan mulut, penderita
penyakit dalam, penderita penyakit saraf, penderita penyakit anak dan
gangguan tumbuh kembang anak, penderita penyakit kulit dan kelamin,
pelayanan geriatri terpadu yang perlu rawat inap, serta memberikan
penyuluhan/ bimbingan kepada pasien beserta keluarganya.

d) Instalasi Rawat Jalan mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan,


menetapkan diagnosa, pengobatan dan perawatan fisik, psikologis dan
psikiatrik untuk penderita gangguan jiwa, penderita gangguan kesehatan
dasar, penderita penyakit gigi dan mulut, penderita penyakit dalam,
penderita penyakit saraf, penderita penyakit anak dan gangguan tumbuh
4
kembang anak, penderita penyakit kulit dan kelamin, pelayanan geriatri
terpadu serta memberikan penyuluhan/ bimbingan kesehatan untuk
penderita rawat jalan yang datang atau memerlukan rujukan ke instalasi
lain atau unsur pelayanan kesehatan diluar Rumah Sakit.

e) Instalasi Rehabilitasi mempunyai tugas melaksanakan usaha rehabilitasi/


pemulihan penderita gangguan fisik dan mental.

f) Instalasi Penanganan korban NAPZA mempunyai tugas melaksanakan


pemeriksaan, menetapkan diagnosa, pengobatan dan perawatan secara
fisik, psikologik dan psikiatrik terhadap korban penyalahgunaan NAPZA
beserta komplikasinya, serta melaksanakan rehabilitasi medis.

g) Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan


kegiatan usaha pencegahan gangguan jiwa dan peningkatan kesehatan
jiwa masyarakat melalui penyuluhan, konsultasi, integrasi di pelayanan
kesehatan dasar dan kerja sama dengan instansi lain dalam
menanggulangi masalah kesehatan jiwa.

h) Instalasi Rekam Medik mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan


pelayanan yang meliputi : pendaftaran, pencatatan, pengkodean,
pengindeks an, dan penyimpanan berkas rekam medik, pengumpulan,
penyusunan dan analisa data pasien rawat jalan, rawat intensif dan rawat
inap dalam rangka menunjang tertib administrasi pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit.

i) Instalasi Farmasi mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,


penyimpanan, peracikan dan penyaluran obat, bahan medis habis pakai,
alat kesehatan habis pakai ke unit kerja fungsional yang memerlukan,
serta memberikan konsultasi obat.

j) Instalasi Laboratorium mempunyai tugas melaksanakan pelayanan


pemeriksaan penunjang secara laboratoris untuk keperluan penegakan
diagnosa, sesuai permintaan dokter.

5
k) Instalasi Elektromedik mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
pemeriksaan penunjang dan atau pengobatan dengan alat elektromedik
sesuai permintaan dokter.

l) Instalasi Radiologi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan


pemeriksaan penunjang dengan peralatan radiologi dan gelombang
ultrasonik, sesuai permintaan dokter.

m) Instalasi Gizi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyediaan,


pengolahan, dan penyaluran makanan, serta memberikan asuhan gizi
serta melakukan penyuluhan dan konsultasi gizi kepada pasien dan
keluarganya.

n) Instalasi Pemeliharaan Linen mempunyai tugas memelihara linen RS


meliputi pencucian, pengeringan, perapihan, perbaikan ,serta penyerahan
kembali.

o) Instalasi Pemulasaraan Jenazah mempunyai tugas memelihara/ merawat


jenazah pasien yang meninggal dalam perawatan di rumah sakit sebelum
diserahkan kepada keluarga/ penanggung jawab serta memakamkan bagi
pasien tertentu yang tidak mempunyai keluarga.

p) Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit mempunyai


tugas pemeliharaan bangunan, listrik, gas teknis, alat elektromedik,
peralatan listrik, tenaga listrik, alat – alat bermesin medis dan non medis
serta kalibrasi dan Pemeliharaan instalasi sanitasi, penyediaan air bersih,
pengelolaan sampah medis dan non medis, cairan buangan, sterilisasi
ruang, penyucihamaan alat kedokteran / alat kesehatan, dan K3 (
Keselamatan dan Kesehatan Kerja )

q) Instalasi Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan


mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan medis,
paramedis, dan non medis internal dan eksternal, melaksanakan
penelitian dan pengembangan pelayanan.

6
2. Pegawai
Keadaan pegawai RS Jiwa Grhasia DIY dari tahun 2013 hingga 2018 sejumlah
327 orang. Berdasarkan status kepegawaian, pegawai RSJ Grhasia DIY terdiri
dari PNS, CPNS, tenaga kontrak BLUD, dan tenaga PTT Gubernur. Persentase
Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian di RS Jiwa Grhasia DIY Tahun
2013 Keadaan pegawai di RSJ Grhasia DIY tahun 2013 berdasarkan status
kepegawaian paling banyak adalah PNS sebanyak 288 (88%) pegawai dan yang
paling sedikit adalah CPNS sebanyak 7 (1%) orang pegawai. Adapun pegawai
lainnya adalah pegawai tenaga kontrak BLUD (4%) dan tenaga PTT Gubernur
(7%). Jumlah pegawai PNS dan CPNS di RS Jiwa Grhasia DIY tahun 2013
berdasarkan jabatan struktural sebanyak 16 pegawai dan jabatan fungsional
sebanyak 274 pegawai. Jumlah Pegawai PNS dan CPNS Berdasarkan Jabatan
Struktural dan Fungsional di RS Jiwa Grhasia DIY Tahun 2013 Jumlah pegawai
PNS dan CPNS berdasarkan jabatan struktural dan fungsional di RS Jiwa Grhasia
DIY tahun 2013 paling banyak adalah jabatan fungsional tertentu yaitu sebanyak
194 (67,2%) orang.
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan No.73 Th 2013, Dokter Ahli Pertama
mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan

2. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap

3. Melaksanakan pelayanan kegawat daruratan medis

4. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA

5. Menganalisis data dan hasil apemeriksan pasien sesuai dengan pedoman


kerja untuk menyusun catatan medis pasien

6. Menyusun draft Visum et Repertum

7. Melaksanakan tugas jaga

8. Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas

9. Menyusun laporan pelaksanaan tugas

10. Menyusun laporan lain-lain

7
Untuk melaksanakan tugas tersebut Dokter Ahli Pertama mempunyai fungsi :
1. D2 (menganalisis data)
Mempelajari, mengurai, merinci dan menilai data untuk mendapatkan
kejelasan atau menyajikan tindakan alternative

2. O7 (melayani orang)
Memenuhi kebutuhan permintaan orang lain, baik yang dinyatakan atau
yang tidak dinyatakan secara langsung tetapi harus dilaksanakan menurut
ketentuan. Fungsi ini diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus
untuk melaksanakannya

3. B7 (memegang)
Menggunakan anggota badan, perkakas tangan atau alat khusus lain dalam
mengerjakan, memindahkan atau membawa benda.
Kemudian sebagaimana telah disebutkan dalam Pergub No.88 Tahun 2018
Pasal 31 tentang jabatan fungsional, maka tugas dan fungsi jabatan fungsional
di Rumah Sakit Jiwa Grhasia adalah sebagai berikut :
(1) Jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis
di bidang keahliannya masing-masing.
(2) Jabatan fungsional dapat dibagi dalam subkelompok sesuai dengan
kebutuhan dan keahliannya masing-masing dan dikoordinasikan oleh
seorang tenaga fungsional senior.
(3) Pejabat fungsional dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada Direktur.
(4) Kebutuhan jabatan fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis,
dan beban kerja.
(5) Pembinaan terhadap pejabat fungsional dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

8
BAB II
AGENDA AKTUALISASI

A. Latar Belakang
Penerapan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Antikorupsi) di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat diperlukan untuk
membentuk ASN yang profesional, berkomitmen, beretika, mempunyai jiwa
nasionalisme, serta antikorupsi. Setiap ASN harus dapat menerapkan dan
mengaktualisasikan ANEKA disetiap kegiatan yang dilakukan.
Selaku ASN dibidang kesehatan secara garis besar adalah pengabdian kepada
masyarakat tanpa pamrih dengan ikhlas dan rela berkorban, peduli pada pasien serta
dalam kegiatannya penuh integritas, disiplin, penuh tanggung jawab serta profesional.
Penerapan ANEKA dibidang kesehatan dibutuhkan agar pelayanan bermutu
untuk pasien, karena sebagai ASN yaitu pelayan masyarakat perlu memberikan
pelayanan yang bermutu, tepat dan sesuai standar dan kompetensi.
Penerapan nilai-nilai akuntabilitas diperlukan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang akuntabel. Nilai akuntabilitas meliputi : kepemimpinan, transparansi,
integritas, tanggungjawab (responsibilitas), keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan dan konsistensi.
Penerapan nasionalisme juga diperlukan agar setiap pegawai ASN memliliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai
ASN akan berpikir tidak sektoral tetapi, akan senantiasa mementingkan kepentingan
yang lebih besar yakni bangsa dan negara.
Penerapan etika publik untuk ASN sudah diatur dalam undang-undang ASN,
kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

9
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Penerapan komitmen mutu pada ASN diperlukan agar bidang apa pun yang
menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil, semua mesti dilaksanakan secara
optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholders adalah layanan yang
komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, dan
inovatif.
Penerapan antikorupsi untuk ASN agar dapat menghindarkan diri dari perilaku
korupsi.
Selama ini kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia, sudah
berjalan baik sesuai standar mutu, hanya perlu ditingkatkan pelaksanaan standar mutu
dengan penerapan ANEKA agar pelayanan bermutu untuk pasien dapat lebih baik
lagi.

Perbaikan Mutu dan Keselamatan Pasien adalah keseluruhan upaya dan


kegiatan yang komprehensif dan integratif yang menyangkut input, proses dan output
secara objektif, sisematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran
pelayanan terhadap pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang terungkapkan

10
sehingga pelayanan yang diberikan berdaya guna dan berhasil guna.

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien dan menjamin


keselamatan pasien maka rumah sakit perlu mempunyai program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien (PMKP) yang menjangkau ke seluruh unit kerja di rumah
sakit. Untuk melaksanakan program tersebut tidaklah mudah karena memerlukan
koordinasi dan komunikasi yang baik antara kepala bidang/divisi medis,
keperawatan, penunjang medis, administrasi, dan lainnya termasuk kepala
unit/departemen/instalasi pelayanan.

Mutu dan keselamatan pasien tidak bisa dipisahkan. Upaya


mengimplementasikan di rumah sakit melalui kebijakan internal, pedoman mutu dan
keselamatan pasien yang akan diturunkan pada SOP. Berdasarkan kajian indikator
maka perlu disusun rencana program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Peningkatan mutu juga merupakan salah satu program yang nantinya akan dievaluasi
melalui akreditasi rumah sakit.

Adapun kegiatan dan sub kegiatan dalam laporan ini dan nilai- nilai ANEKA
yang ada, antara lain:
1. Membantu agar verifikasi CP lebih tertib. Nilai aneka :
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu,
Antikorupsi.
a. Mempersiapkan rekam medis yang akan dibuat CP nya, kemudian dilanjut
dengan mengisi form clinical pathway.
b. Melakukan verifikasi clinical pathway kepada dokter penanggung jawab
pasien.
2. Membantu agar pengisian assessment awal tidak lebih dari 3x24 jam. Nilai aneka
: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu.
a. Mempersiapkan assessment awal pasien yang akan dilengkapi.
b. Mengisi assessment awal pasien tidak lebih dari 3x 24 jam.
3. Mengedukasi etika batuk pada pengunjung RS dengan media flyer. Nilai aneka :
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu.
a. Mempersiapkan bahan untuk membuat flyer

11
b. Mencetak, membagikan serta menyebarkan flyer
4. Mengoptimalkan penggunaan kartu triase dan kartu tanda pasien resiko jatuh.
Nilai aneka : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu.
a. Melakukan pengkajian terhadap kartu triase dan kartu tanda pasien resiko
jatuh di IGD
b. Optimalisasi penggunaan kartu triase dan kartu tanda pasien resiko jatuh
kepada pasien-pasien di bed/ pasien-pasien yang membutuhkan perhatian
khusus.
nilai- nilai dasar perlu pembenahan dalam upaya peningkatan yang dilakukan
agar tercapai pelayanan yang bermutu dan optimal. Dengan kerjasama dari berbagai
pihak diharapkan kegiatan yang belum optimal dapat dioptimalkan agar mecerminkan
nilai-nilai dasar yang seharusnya.

B. Proses Aktualisasi

Aktualisasi rancangan kegiatan dilaksanakan pada saat jadwal off class, yakni
mulai tanggal 2 Mei 2019 s.d 15 Juni 2019 di Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Secara
umum, masa off class tersebut ditujukan untuk dua kegiatan utama, yaitu yang
berkaitan dengan pemenuhan indikator mutu pelayanan pada pasien dan kegiatan
yang bersifat administratif.

Adapun kegiatan dan sub kegiatan dalam laporan ini dan nilai- nilai ANEKA
yang ada serta waktu pelaksanaan, antara lain:
1. Membantu agar verifikasi CP lebih tertib. Nilai aneka :
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu,
Antikorupsi.
a. Mempersiapkan rekam medis yang akan dibuat CP nya, kemudian
dilanjutkan dengan mengisi form clinical pathway
b. Melakukan verifikasi clinical pathway kepada dokter penanggung jawab
pasien.
2. Membantu agar pengisian assessment awal tidak lebih dari 3x24 jam. Nilai
aneka : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu.
a. Mempersiapkan assessment awal pasien yang akan dilengkapi.

12
b. Mengisi assessment awal pasien tidak lebih dari 3x 24 jam.
3. Mengedukasi etika batuk pada pengunjung RS dengan media flyer. Nilai aneka:
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu.
a. Mempersiapkan bahan untuk membuat flyer
b. Mencetak, membagikan serta menyebarkan flyer
4. Mengoptimalkan penggunaan kartu triase dan tanda pasien resiko jatuh. Nilai
aneka : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu.
a. Melakukan pengkajian terhadap kartu triase dan tanda pasien resiko jatuh
di IGD
b. Optimalisasi penggunaan kartu triase dan tanda pasien resiko jatuh kepada
pasien-pasien di bed/ pasien-pasien yang membutuhkan perhatian khusus.

A. FORMULIR AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS


KEGIATAN I

Kegiatan / Sub : 1. Membantu agar verifikasi CP lebih tertib.


Kegiatan/ a. Mempersiapkan rekam medis yang akan dibuat CP
Output Sub nya, kemudian dilanjutkan dengan mengisi form
Kegiatan clinical pathway
b. Melakukan verifikasi clinical pathway kepada
dokter penanggung jawab pasien.

Tanggal : 3 Mei 2019 s.d 10 Mei 2019


Tingkat Capaian : 100%

Deskripsi Proses : - Penulis ditugasi untuk membantu pengisian clinical


pathway yang belum dikerjakan pada tahun 2018,
terutama mulai bulan april 2018.
- Dokter yang bertugas untuk mengisi indikator mutu
clinical pathway telah memilah-milah, pasien manakah
yang nantinya harus dilengkapi clinical pathwaynya.

13
- Setelah menerima nama pasien dan nomor rekam medis,
selanjutnya adalah mengajukan permintaan peminjaman
rekam medis pasien dengan menggunakan kartu kontrol
yang tersedia di instalasi rekam medis.
- Setelah mendapatkan rekam medis pasien yang dimaksud
dan formulir clinical pathway, selanjutnya mulai
mengisikan data-data yang terdapat di rekam medis
tersebut, kedalam formulir clinical pathway.
- Setelah selesai pengisian, formulir- formulir ini
kemudian dikumpulkan berdasar nama dokter
penanggung jawab yang menangani masing-masing
pasien, untuk kemudian diverifikasi dan dimintakan
tanda tangan.
Hambatan : Tidak ada hambatan yang berarti dalam proses ini, hanya saja,
sering ditemukan bahwa pada suatu data tertentu tanggal
pelaksanaannya belum dicantumkan. hal Ini memperlama proses
pengisian, karena penulis harus melakukan kroscek dengan
tanggal tindakan yang tertera di SIM RS

Solusi : Masing-masing unit kerja harus saling mengingatkan pada saat


pengisian data awal di rekam medis, agar tidak ada tanggal atau
jam yang terlewat, belum terisi

Daftar : Bukti Fisik:


Lampiran 1. Foto pada saat mengisi CP.
2. Clinical Pathway yang sudah selesai diisi dan diverifikasi
oleh DPJP.
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai Dasar:
a. Mempersiapkan rekam medis yang akan dibuat CP nya, kemudian dilanjutkan
dengan mengisi form clinical pathway
 AKUNTABILITAS
Tanggung jawab : Seorang CPNS dokter ahli pertama, bertanggung jawab

14
dalam melengkapi dan meminta verifikasi clinical pathway kepada dokter
penanggung jawab pasien

 NASIONALISME
Keikhlasan: Seorang CPNS dokter ahli pertama harus ikhlas melaksanakan
pengisian clinical pathway dengan penuh kesadaran, tanpa mengeluh sebagai
bentuk ibadah kepada Tuhan. Hal tersebut merupakan pencerminan
Pancasila sila ke-1
 ETIKA PUBLIK
Sabar: Seorang CPNS dokter ahli pertama melaksanakan pengisian clinical
pathway dengan sabar dan tidak gegabah agar tidak salah atau keliru dalam
mengisi poin-poin yang ada dan tidak terlewat mengisikan terapi yang sudah
didapat pasien di rawat inap.
 KOMITMEN MUTU
Teliti: Seorang CPNS dokter ahli pertama melaksanakan pengisian clinical
pathway dengan teliti dan hati-hati agar tidak berdampak pada penurunan mutu
organisasi.

 ANTI KORUPSI
Kejelasan: Seorang CPNS Dokter Ahli Pertama, dalam mengisi clinical pathway
harus sesuai dengan kaidah yang sudah ditetapkan di rumah sakit, dan dalam
penulisannya harus tepat dan jelas, tidak boleh ada yang di lebih lebihkan atau
dikurangi

b. Melakukan verivikasi clinical pathway kepada dokter penanggung jawab pasien.


 AKUNTABILITAS
Tanggung Jawab: Seorang CPNS dokter ahli pertama, bertanggung jawab
dalam meminta verifikasi clinical pathway kepada dokter penanggung jawab
pasien
 NASIONALISME
Kerjasama: Seorang CPNS dokter ahli pertama harus bisa membangun

15
kerjasama dengan sejawat dan konsulen dalam pengisian clinical pathway, agar
dapat terisi dan terverifikasi dengan baik
 ETIKA PUBLIK
Amanah : Seorang CPNS dokter ahli pertama, amanah dalam memverifikasikan
clinical pathway yang sudah diisi dengan teliti.
 KOMITMEN MUTU
Disiplin : Seorang CPNS dokter ahli pertama disiplin dalam memverifikasikan
clinical pathway
 ANTI KORUPSI
Kerja keras : Seorang CPNS dokter ahli pertama harus bekerja keras dalam
melengkapi dan memverifikasikan clinical pathway agar mutu dan keselamatan
pasien dapat mengalami peningkatan
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Sebagai ASN dibidang kesehatan dimana sebagai dokter di layanan tingkat pertama
pentingnya memperhatikan indicator mutu yang sudah ditetapkan, yaitu berupa pengisian
clinical pathway (CP), agar tidak terjadi adanya satu pihak yang dirugikan karena capaian
mutu yang kurang.

Yogyakarta,

Disetujui oleh:
Mentor

drg.Ririn Puspandari, M.Kes


NIP: 196705301994032003

16
LAMPIRAN KEGIATAN I

Gambar 2. Proses Pengisian Clinical Pathway

Gambar 3. Foto pada saat memverivikasikan clinical pathway pada DPJP.

17
B. FORMULIR AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
KEGIATAN II
Kegiatan / Sub : 2. Membantu agar pengisian assessment
Kegiatan/ awal tidak lebih dari 3x24 jam
Output Sub a. Mempersiapkan assessment awal pasien yang
Kegiatan akan dilengkapi.
b. Mengisi assessment awal pasien tidak lebih dari
3x 24 jam

Tanggal : 3 Mei 2019 s.d 15 Juni 2019


Tingkat Capaian : 100%

Deskripsi Proses : - Membantu pengisian assessment awal pasien, yang diawali


dari IGD.
- Assessment awal yang diisikan merupakan assessment awal
pasien rawat inap.
- Pengisian awal melibatkan anamnesa (wawancara) terhadap
keluarga pasien, melakukan pemeriksaan fisik dan
melakukan pemeriksaan status mental pada pasien.
- Kemudian dilanjutkan dengan mengedukasi keluarga
tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien, bila pasien mengalami peningkatan gejala, atau
terjadi penurunan kondisi fisik.
- Selanjutnya penulis meminta persetujuan kepada keluarga
pasien apabila harus dilakukan tindakan tertentu pada
pasien tersebut dengan menggunakan lembar persetujuan
tindakan (informed consent).
- Setelah pengisian assessment lengkap, selanjutnya adalah
melaporkan / mengkonsulkan pasien kepada dokter
penanggung jawab pasien.
- Verifikasi assessment awal oleh dokter umum.

18
- Selanjutnya dokter penanggung jawab pasien akan
memberikan advis terapi, dan akan menandatangani lembar
assessment awal saat dilakukan visite pasien di bangsal.
Hambatan : Pasien yang kurang kooperatif, sehingga menyulitkan pada saat
pemeriksaan status mental.
Solusi : Penulis harus lebih sabar dan kreatif untuk menggali gejala-
gejala yang ada pada pasien, baik itu dengan anamnesa langsung,
maupun dengan alloanamnesa, sehingga penulis dapat mengisi
assessment awal dengan baik.
Penulis harus dapat bekerja dalam tim dengan paramedic,
sehingga pengisian assessment awal disa dikerjakan dengan
lengkap.
Daftar : Bukti Fisik:
Lampiran 1. Foto persiapan assessment awal yang akan dilengkapi
2. Foto kegiatan pengisian assessment awal
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai Dasar:
a. Mempersiapkan assessment awal pasien yang akan dilengkapi.

 AKUNTABILITAS
Konsistensi : Seorang CPNS dokter ahli pertama mempersiapkan assessment
awal pasien yang akan dilengkapi dan memilah mana saja bagian yang akan
dilengkapi dengan konsisten
 NASIONALISME
Keikhlasan: Seorang CPNS dokter ahli pertama harus ikhlas melengkapi
assessment awal pasien dengan penuh kesadaran, tanpa mengeluh sebagai
bentuk ibadah kepada Tuhan. Hal tersebut merupakan pencerminan
Pancasila sila ke-1.
 ETIKA PUBLIK
Tanggung jawab : Seorang CPNS dokter ahli pertama, ikut bertanggung
jawab dalam mempersiapkan dan melengkapi assessment awal pasien dengan
profesional.

 KOMITMEN MUTU

19
Teliti: Seorang CPNS dokter ahli pertama mempersiapkan assessment awal
pasien yang akan dilengkapi dengan teliti dan hati-hati agar tidak berdampak
pada terapi yang diberikan kepada pasien

 ANTI KORUPSI
Kerja keras : Seorang CPNS dokter ahli pertama harus bekerja keras dalam
mempersiapkan dan melengkapi assessmet awal pasien, agar mutu dan
keselamatan pasien dapat mengalami peningkatan.

b. Mengisi assessment awal pasien tidak lebih dari 3x 24 jam

 AKUNTABILITAS
Tanggung jawab : Seorang CPNS dokter ahli pertama juga bertanggung
jawab dalam melengkapi dan melengkapi assessment awal pasien
 NASIONALISME
Keikhlasan: Seorang CPNS dokter ahli pertama harus ikhlas melaksanakan
pengisian assessment awal pasien dengan penuh kesadaran, tanpa mengeluh
sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan. Hal tersebut merupakan
pencerminan Pancasila sila ke-1
 ETIKA PUBLIK
Sabar: Seorang CPNS dokter ahli pertama melaksanakan pengisian
assessment awal pasien dengan sabar dan tidak gegabah agar tidak salah atau
keliru dalam mengisi poin-poin yang ada
 KOMITMEN MUTU
Disiplin : Seorang CPNS dokter ahli pertama disiplin dalam melengkapi dan
mengisi assessment awal pasien

 ANTI KORUPSI
Kejelasan: Seorang CPNS Dokter Ahli Pertama, dalam mengisi assessment
awal pasien harus sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan di rumah sakit,
dan dalam penulisannya harus tepat dan jelas.

20
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Sebagai ASN dibidang kesehatan dimana sebagai dokter di layanan tingkat pertama
pentingnya memperhatikan kelengkapan assessment awal pasien, karena hal ini juga
menyangkut keselamatan pasien dan mutu pelayanan selama pasien dirawat di rumah
sakit. Apabila pasien tertangani dengan baik, maka kepuasan baik dari pihak pasien,
maupun dari pihak pengelola pasien akan tercapai.

Yogyakarta,

Disetujui oleh:
Mentor

drg.Ririn Puspandari, M.Kes


NIP: 196705301994032003

21
LAMPIRAN KEGIATAN II
Gambar 4. Lembar Assessment Awal Yang Telah Diisi

Gambar 5. Proses Pengisian Assessment Awal

22
C. FORMULIR AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
KEGIATAN III

Kegiatan / Sub : 3. Mengedukasikan etika batuk pada


Kegiatan/ pengunjung RS
Output Sub a. Mempersiapkan bahan untuk membuat flyer
Kegiatan b. Mencetak, membagikan serta menyebarkan
flyer

Tanggal : 1 Juni 2019 s.d 10 Juni 2019


Tingkat Capaian : 100%

Deskripsi Proses : - Mengumpulkan bahan untuk menyusun flyer yang berisi


informasi tentang etika batuk.
- Setelah itu membuat disain flyer etika batuk, setelah disain
flyer jadi, penulis mencetak flyer tersebut.
- Setelah flyer tentang etika batuk tersebut jadi, yang
dilakukan selanjutnya adalah mendistribusikan flyer
tersebut kepada pengunjung rumah sakit, terutama yang
berada di ruang tunggu poli, tentang etika saat kita
mengalami batuk, sambil membagikan flyer, dan sekaligus
mengujicobakan apakah isi flyer dapat dimengerti oleh
pembaca.
- flyer ini juga didistribusikan ke unit lain, dengan
meletakkan flyer di tempat yang sudah disediakan (ada
tempat khusus untuk meletakkan flyer, brosur maupun
pamphlet disetiap bangsal, yang bisa diakses kapanpun oleh
pengunjung).
Hambatan : Tidak ada hambatan yang berarti pada proses ini, hanya saja di
beberapa unit, ada wadah flyer, brosur, dan pamphlet yang tidak

23
terhihat dari luar, meskipun sebenarnya pengunjung bebas
mengakses wadah ini
Solusi : Penulis dan tim ppi dapat lebih giat lagi mengedukasikan etika
batuk kepada pengunjung rumah sakit, agar pencegahan infeksi
dapat terlaksana dengan baik.
Wadah untuk flyer, brosur, dan pamphlet ini diletakkan di tempat
yang tampak oleh pengunjung, sehingga pengunjung tertarik
untuk membaca-baca sembari mengunjungi sanak saudara yang
dirawat disini.
Daftar : Bukti Fisik:
Lampiran 1. Foto & screenshoot kegiatan
2. Flyer dan foto kegiatan
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai Dasar:
a. Mempersiapkan bahan untuk membuat flyer

 AKUNTABILITAS

Kejelasan : Seorang CPNS dokter ahli pertama dalam mengedukasi orang


lain harus mengutamakan kejelasan agar maksud dari edukasi tersebut
tersampaikan dengan baik

 NASIONALISME

Profesional : Seorang CPNS dokter ahli pertama dengan profesional


menjalankan pekerjaannya secara tanggung jawab atas pekerjaannya. Hal
tersebut merupakan pencerminan Pancasila sila ke-5.

 ETIKA PUBLIK

Teladan : Seorang CPNS dokter ahli pertama dalam mengedukasi oranglain


harus bisa menjadi teladan tentang apa yang menjadi fokus edukasinya.

 KOMITMEN MUTU

Kreatifitas : Seorang CPNS dokter ahli pertama membutuhkan kreatifitas


untuk mengedukasi orang lain, agar edukasi yang dilakukan membekas di

24
benak orang2 yang di edukasi dan orang2 melakukan apa yang telah kita
edukasikan.

 ANTI KORUPSI

Kerja keras : Seorang CPNS dokter ahli pertama harus bekerja keras dalam
mempersiapkan dan mengedukasi masyarakat tentang etika batuk.

b. Mencetak, membagikan serta menyebarkan flyer

 AKUNTABILITAS
Tanggung jawab : Seorang CPNS dokter ahli pertama juga bertanggung
jawab dalam melengkapi dan melengkapi assessment awal pasien
 NASIONALISME
Keikhlasan: Seorang CPNS dokter ahli pertama harus ikhlas melaksanakan
pengisian assessment awal pasien dengan penuh kesadaran, tanpa mengeluh
sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan. Hal tersebut merupakan
pencerminan Pancasila sila ke-1
 ETIKA PUBLIK
Sabar: Seorang CPNS dokter ahli pertama melaksanakan pengisian
assessment awal pasien dengan sabar dan tidak gegabah agar tidak salah atau
keliru dalam mengisi poin-poin yang ada
 KOMITMEN MUTU
Disiplin : Seorang CPNS dokter ahli pertama disiplin dalam melengkapi dan
mengisi assessment awal pasien

 ANTI KORUPSI
Kejelasan: Seorang CPNS Dokter Ahli Pertama, dalam mengisi assessment
awal pasien harus sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan di rumah sakit,
dan dalam penulisannya harus tepat dan jelas.

Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:

25
Sebagai ASN dibidang kesehatan dimana sebagai dokter di layanan tingkat pertama
pentingnya ikut serta dalam kegiatan preventif atau pencegahan. Dalam hal ini, edukasi
etika batuk terhadap pengunjung rumah sakit adalah salah satu usaha penulis untuk turut
serta dalam kegiatan pencegahan penyebaran infeksi.

Yogyakarta,

Disetujui oleh:
Mentor

drg.Ririn Puspandari, M.Kes


NIP: 196705301994032003

26
LAMPIRAN KEGIATAN III

Gambar 6. screenshot saat pempersiapkan materi untuk membuat flyer.

Gambar 7. Pendistribusian Flyer Etika Batuk

27
Gambar 8. Edukasi Etika Batuk Kepada
Pengunjung RS
D. FORMULIR AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
KEGIATAN IV

Kegiatan / Sub : 4. Mengoptimalkan penggunaan kartu triase


Kegiatan/ dan kartu tanda resiko jatuh
Output Sub a. Melakukan pengkajian terhadap kartu triase
Kegiatan dan kartu resiko jatuh di IGD
b. Optimalisasi penggunaan kartu triase dan kartu
resiko jatuh
Tanggal : 15 Mei 2019 s.d 16 Juni 2019
Tingkat Capaian : 100%

Deskripsi Proses : - Kegiatan diawali dengan memperkenalkan diri dan


berkonsultasi tentang kebutuhan kartu triase dan kartu
resiko jatuh di IGD.
- Kemudian setelah menentukan kebutuhan kartu triase dan
kartu resiko jatuh yang dibutuhkan IGD.
- Selanjutnya menentukan ukuran tanda yang diperlukan

28
- Mengumpulkan bahan untuk membuat kartu triase dan
kartu tanda resiko jatuh.
- Mencetak dan melaminating kartu triase dan kartu tanda
resiko jatuh.
- Menggunakan kartu tersebut bila ada pasien yang butuh
ditandai
Hambatan : Sudah ada kartu triase, akan tetapi kartu triase yang ada
merupakan kartu triase yang digunakan saat ada kejadian
bencana
Pasien yang datang kebanyakan merupakan penderita gangguan
mental.
Waktu pelaksanaan kegiatan sangat berdekatan dengan jadwal
akreditasi rumah sakit
Solusi : Triase dan dan evaluasi resiko jatuh untuk pasien dengan
gangguan mental tetap dilakukan dengan menuliskan evaluasi di
formulir triase.
Daftar : Bukti Fisik:
Lampiran Foto kegiatan
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai Dasar:
a. Melakukan pengkajian terhadap kartu triase dan kartu resiko jatuh di IGD

 AKUNTABILITAS

Konsistensi : Seorang CPNS dokter ahli pertama dalam mengkaji kartu


triase dan kartu resiko jatuh harus konsisten, karena penggunaan kartu triase
dan kartu resiko jatuh di IGD adalah hal yang sangat penting

 NASIONALISME

Profesional : Seorang CPNS dokter ahli pertama dengan profesional


menjalankan pekerjaannya secara tanggung jawab atas pekerjaannya. Hal
tersebut merupakan pencerminan Pancasila sila ke-5.

 ETIKA PUBLIK

Tanggap : Seorang CPNS dokter ahli pertama tanggap dalam mengkaji kartu

29
triase dan kartu resiko jatuh di IGD, yang dimaksudkan dengan tanggap disini
adalah tanggap dalam menilai apakah kartu triase dan kartu resiko jatuh yang
ada dapat digunakan secara optimal.

 KOMITMEN MUTU

Orientasi mutu : Seorang CPNS dokter ahli pertama dalam melakukan


pengkajian kartu triase kartu resiko jatuh harus berorientasi pada mutu

 ANTI KORUPSI

Kerja keras : Seorang CPNS dokter ahli pertama harus bekerja keras dalam
mengkaji dan mengoptimalkan penggunaan kartu triase dan kartu resiko jatuh.

b. Optimalisasi penggunaan kartu triase dan kartu resiko jatuh


 AKUNTABILITAS
Konsistensi : Seorang CPNS dokter ahli pertama mempersiapkan assessment
awal pasien yang akan dilengkapi dan memilah mana saja bagian yang akan
dilengkapi dengan konsisten
 NASIONALISME
Kerjasama: Seorang CPNS dokter ahli pertama harus bisa membangun
kerjasama dengan sejawat dan konsulen dalam optimalisasi penggunaan
kartu triase di IGD
 ETIKA PUBLIK
Tanggung jawab : Seorang CPNS dokter ahli pertama, ikut bertanggung
jawab dalam optimalisasi penggunaan kartu triase di IGD, agar dapat
menjaga workflow IGD itu sendiri.

 KOMITMEN MUTU

Pelayanan prima: Seorang CPNS dokter ahli pertama melakukan


optimalisasi penggunaan kartu triase dan kartu resiko jatuh, untuk menjaga
mutu pelayanan agar tetap prima.

 ANTI KORUPSI

30
Kerja keras : Seorang CPNS dokter ahli pertama harus bekerja keras
mengoptimalkan penggunaan kartu triase dan kartu resiko jatuh, agar mutu
dan keselamatan pasien dapat mengalami peningkatan.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Sebagai ASN dibidang kesehatan dimana sebagai dokter di layanan tingkat pertama,
dalam hal ini dokter jaga IGD sebagai garda depan pelayanan Rumah Sakit, harus dapat
mengatur workflow di IGD dengan menggunakan baik kartu triase maupun alur triase,
sehingga dapat mengurangi waktu tunggu pasien, dan meminimalisir komplain yang
dapat datang, baik dari keluarga pasien, maupun dari pasien sendiri. Penggunaan kartu
tanda resiko jatuh juga penting diperhatikan pada pasien-pasien dengan resiko tinggi
supaya tidak mengakibatkan KTD.

Yogyakarta,

Disetujui oleh:
Mentor

drg.Ririn Puspandari, M.Kes


NIP: 196705301994032003

31
LAMPIRAN KEGIATAN IV

Gambar 9. Foto pembuatan kartu triase dan kartu tanda resiko jatuh

32
Gambar 10. Foto kartu triase dan tanda resiko jatuh yang sudah jadi

BAB III
ANALISIS DAMPAK
A. KEGIATAN I : MEMBANTU AGAR VERIFIKASI CP LEBIH TERTIB

a. Mengisi clinical pathway


Kegiatan pengisian clinical pathway merupakan bagian dari usaha peningkatan
mutu dan keselamatan pasien rumah sakit. Di era JKN ini pengisian clinical
pathway menjadi sangat penting, karena selain menjadi syarat pemenuhan mutu
rumah sakit, hal ini juga berguna untuk menekan costing yang dikeluarkan
rumah sakit. Apabila tidak dikerjakan, hal ini dapat menimbulkan kerugian
berupa tidak terpenuhinya standar mutu rumah sakit, dapat menimbulkan
tindakan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, tidak dapat mengurangi durasi
perawatan, dan mempersulit audit medis.

b. Melakukan verifikasi clinical pathway kepada dokter penanggung jawab


pasien

33
Selain diisi dan dilengkapi, form clinical pathway harus diverifikasi oleh dokter
penanggung jawab pasien (DPJP) sebagai bentuk pertanggung jawaban selama
pasien dibawah perawatan oleh DPJP yang bersangkutan. Apabila tidak
dilakukan verifikasi, hasil analisa data clinical pathway tidak dapat
dipertanggung jawabkan valid tidaknya.

B. KEGIATAN II : MEMBANTU PENGISIAN ASSESSMENT AWAL AGAR


TIDAK LEBIH DARI 3X24 JAM

a. Mempersiapkan assessment awal pasien yang akan dilengkapi


Kegiatan pengisian assessment awal pasien merupakan bagian dari usaha
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit. Pengisian assessment
awal pasien berguna sebagai rekam jejak mengapa pasien tersebut dibawa ke
rumah sakit, terapi awal yang didapatkan pasien, dan merupakan kelengkapan
dari rekam medis pasien. Hal ini menjadi tanggung jawab dokter jaga, dpjp, dan
pihak rumah sakit yang lain untuk melengkapinya
Persiapan untuk mengisi assessment awal pasien yang akan dilengkapi sangat
diperlukan, agar assessment awal pasien dapat dilengkapi dengan baik dan tidak
ada formulir assessment awal yang tertinggal atau tidak terisi.
Apabila tidak dilakukan persiapan, bukan tidak mungkin ada formulir yang
tercecer sehingga akan menyulitkan dalam audit, maupun untuk keperluan
pengkaiman jaminan.

b. Mengisi assessment awal pasien tidak lebih dari 3x24 jam


Assessment awal pasien memang harus diisi sesegera mungkin, karena penilaian
pasien di awal akan berpengaruh pada perjalanan pengelolaan pasien selama
dirawat inap di Rumah Sakit. Apabila untuk melengkapi assessment awal pasien,
dalam hal ini pasien dengan gangguan jiwa, dilakukan terlalu lama (lebih dari
3x24jam), tentu akan menyulitkan rekan-rekan yang standby di ruangan dalam
melakukan pengelolaan dan perawatan yang paripurna kepada pasien yang
bersangkutan. Sehingga bukan tidak mungkin akan timbul komplain yang datang
dari keluarga pasien atau bahkan dari pasien itu sendiri. Apabila timbul
komplain, tentunya akan berpengaruh terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit.
34
C. KEGIATAN III : MENGEDUKASIKAN ETIKA BATUK KEPADA
PENGUNJUNG RS

a. Mempersiapkan bahan untuk membuat flyer


Untuk membuat flyer diperlukan persiapan agar konten yang ditampilkan singkat
namun tetap informative, mudah dicerna berbagai kalangan, dan informasi yang
ditampilkan relevan. Apabila tidak dilakukan persiapan bahan-bahan atau konten
yang akan ditampilkan, maka dapat berakibat tidak relevannya informasi yang
ditampilkan, kurang menariknya konten, dan informasi yang ditampilkan tidak
dapat dipahami oleh pembaca.

b. Mencetak, membagikan, serta menyebarkan flyer


Setelah mempersiapkan bahan untuk membuat flyer, kegiatan selanjutnya adalah
mencetak flyer yang sudah didisain, kemudian dilanjutkan dengan membagikan
dan menyebarkan flyer. Saat pembagian dan penyebaran flyer, disertai dengan
edukasi sekaligus uji coba apakah informasi yang disampaikan didalam flyer
dapat tersampaikan dengan baik kepada para pengunjung rumah sakit. Apabila
edukasi secara lisan sekaligus uji coba tidak dilakukan, dapat berakibat perbedaan
persepsi antara pemberi dan penerima informasi.

D. KEGIATAN IV : MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN KARTU


TRIASE DAN KARTU RESIKO JATUH

a. Melakukan pengkajian terhadap kartu triase dan kartu resiko jatuh di


IGD
Untuk mengkaji keperluan kartu triase dan kartu tanda resiko jatuh di IGD,
membutuhkan koordinasi dengan kepala ruang IGD, kemudian setelah itu
diperlukan persiapan untuk membuat keduanya. Apabila tidak dilakukan
pengkajian, seandainya kedepannya pembuatan kartu triase dan kartu tanda
resiko jatuh ini tidak sesuai dengan kebutuhan, dapat menyusahkan paramedis
yang sedang bertugas.

35
b. Optimalisasi penggunaan kartu triase dan kartu resiko jatuh
Selain alur triase, kartu triase juga penting untuk membantu kita dalam memilah
pasien mana yang harus diprioritaskan terlebuh dahulu. Dengan mengerjakan
triase, workflow di IGD akan berjalan dengan lancar. Apabila triase tidak
dikerjakan, akan mengganggu workflow di IGD, akibatnya akan
memperpanjang waktu tunggu pasien, sehingga mutu pelayanan akan menurun.

Kartu resiko jatuh sangat penting untuk menjaga keselamatan pasien dengan
resiko jatuh yang tinggi, karena apabila tidak ditandai dengan kartu resiko
jatuh, tenaga kesehatan bisa saja lalai dalam memasang pengaman pada pasien.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perlunya penerapan aneka disetiap kegiatan ASN sehingga tercipta ASN yang
profesional dan berintegritas tinggi. Selaku ASN dibidang kesehatan secara garis
besar adalah pengabdian kepada masyarakat tanpa pamrih dengan ikhlas dan rela
berkorban, peduli pada pasien serta dalam kegiatannya penuh integritas, disiplin,
penuh tanggung jawab serta profesional.
Penerapan ANEKA dibidang kesehatan dibutuhkan agar pelayanan bermutu
untuk pasien, karena sebagai ASN yaitu pelayan masyarakat perlu memberikan
pelayanan yang bermutu, tepat dan sesuai standar dan kompetensi.
Mutu pelayanan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia sudah sangat baik, tapi perlu
adanya peningkatan lagi, agar capaian yang telah dicapai pada akreditasi dapat
dipertahankan.

B. SARAN
36
Penerapan ANEKA harus dilaksanakan disetiap kegiatan ASN. Pada Rumah
Sakit Jiwa Grhasia berusaha menerapkan nilai-nilai aneka tersebut dengan berusaha
profesional dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Memang ada beberapa kendala tapi sejauh ini dapat diatasi bersama.
Perlunya penerapan ANEKA di Rumah Sakit Jiwa Grhasia agar tercipta
pelayanan yang bermutu efektif, efisien demi kesembuhan ataupun pemeliharaan
kesehatan pasien. Hal ini tidak lepas dari peran serta semua pihak. Perlunya
komitmen untuk melakukan pelayanan yang berstandar untuk pasien. Dalam hal ini
perlu juga diperhatikan agar masing-masing unit menekan ego sektoral, agar kita
semua dapat memberikan pelayanan yang paripurna kepada pasien. Selain itu, para
dokter-dokter yang senior, agar dapat membimbing cpns dengan lebih baik.

C. RENCANA AKSI PENYEMPURNAAN AKTUALISASI NILAI-NILAI


DASAR PNS
Sebagai bentuk semangat dan integritas CPNS Dokter Umum Ahli Pertama,
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS tidak hanya berhenti pada proses aktualisasi dan
habituasi ini. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama masa habituasi
harus tetap dilakukan secara konsisten oleh penulis. Hal ini juga merupakan
bentuk tanggung jawab dan senantiasa menjaga amanah dalam melakukan suatu
pekerjaan khususnya pada bidang pengadministrai kepegawaian. Penulis berharap
nilai-nilai ANEKA berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi dapat selalu ditanamkan dalam diri dan diterapkan di
setiap kegiatan yang dilakukan pada saat yang akan datang.
Tabel 5.
Nilai ANEKA dan Harapan Penulis Mendatang
Nilai-Nilai ANEKA Harapan Penulis
Penulis dapat selalu bertanggung jawab pada setiap
Akuntabilitas mengerjakan kegiatan dan tugas yang diberikan sehingga
pekerjaan bisa selesai dengan baik.
Nasionalisme Dapat lebih ikhlas dan sabar dalam bekerja melayani pasien,
baik pasien ODGJ maupun pasien dengan penyakit fisik.
Penulis selalu ramah dan serta mengedepankan sikap sopan dan
Etika Publik santun kepada semua, baik civitas hospitalia RSJ Grhasia,
maupun saat melayani pasien.

37
Penulis selalu efektif dan efisien dalam mempergunakan waktu
Komitmen Mutu bekerja serta mengedepankan orientasi mutu supaya tugas yang
dikerjakan cepat selesai serta memiliki hasil yang baik.
Penulis harus selalu memberikan informasi yang jujur kepada
Anti Korupsi masyarakat dan tidak membeda-bedakan kepada siapa yang
datang untuk meminta informasi.
Sumber: Penulis, 2019

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil


Negara. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Kesehatan No.73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum
di Kementrian Kesehatan. Jakarta: Menteri Kesehatan.

Peraturan Gubernur DIY Nomor 88 Tahun 2018 Tentang Kedudukan, Susunan


Organisasi, Tugas, Fungsi , dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit
Jiwa Grhasia Pada Dinas Kesehatan. Yogyakarta: Gubernur DIY.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan II: Akuntabilitas.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan II: Nasionalisme.

38
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II: Etika Publik.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan II: Komitmen Mutu.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan II: Anti Korupsi.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Analisis Isu Kontemporer.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Manajemen Aparatur Sipil Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Whole of Government.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Pelayanan Publik.

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78

Anda mungkin juga menyukai