Di susun oleh:
DOSEN:
Alessandra F. Saija, S.Psi., M.Psi
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "Selfie Gangguan Kepribadian Narsistik ". Atas
dukungan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Ibu Alessandra F. Saija, S.Psi., M.Psi selaku Dosen Pengampu saya, yang
memberikan pengetahuan, materi pendukung, masukan, bimbingan kepada saya.
Harapan saya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Saya menyadari
bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Selfie dihadapan kamera menyebabkan remaja merasa lebih percaya diri. Hal
ini didukung oleh perkembangan fasilitas kamera yang canggih, yang selanjutnya
diunggah ke jejaring sosial seperti Instagram, Facebook, Path, Twitter dan
sebagainya. Sehingga selfie dianggap sebagai media yang dapat menyalurkan
kebutuhan mereka. Sebuah riset yang dilakukan pada tanggal 26-29 Juli 2013
antara usia 18-24 tahun oleh lembaga Opinium di Inggris terhadap 2005
responden, menunjukkan bahwa ada lebih dari satu juta selfie dibuat dalam sehari.
Dampak negatif dari selfie itu sendiri adalah sifat narsisme, yaitu terlalu
berlebihan mengunggah foto diri sendiri ke media sosial guna ingin dipuji dan
mendapat pengakuan dari orang lain. Selain itu juga unggahan foto yang terlalu
sering berdampak pada diri si pengguna sendiri, dimana orang lain beresiko untuk
tidak menyukai dirinya.1
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
- Apa yang dimaksud dengan selfie?
- Apa saja jenis-jenis foto selfie?
- Apa saja ciri-ciri kecenderungan narsistik?
- Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi narsistik?
- Bagaimana strategi mengurangi dampak negatif penggunaan media
sosial?
1.3 TUJUAN
- Menjelaskan yang dimaksud dengan selfie.
- Menjelaskan jenis-jenis foto selfie.
- Menjelaskan ciri-ciri kecenderungan narsistik.
- Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi narsistik.
- Menjelaskan strategi mengurangi dampak negatif penggunaan
media sosial.
1.4 MANFAAT
- Untuk memberikan pengetahuan mengenai definisi selfie dan jenis-
jenis foto selfie.
- Untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang ciri-ciri dan
faktor-faktor yang mempengaruhi narsistik.
- Agar pembaca mengetahui strategi untuk mengurangi dampak
negatif penggunaan media sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah beberapa jenis foto selfie yang paling sering dilakukan
oleh orang di akun jejaring sosial:
3
3. Posisi tubuh yang sempurna, salah satu jenis selfie yang sering
dilakukan. Mereka yang merasa memiliki bentuk otot bagus, perut six
pack, atau pada wanita biasanya pamer payudara dan bokong.
4. Duck face, ekspresi memonyongkan bibir atau lebih dikenal sebagai
duck face ini banyak dilakukan oleh remaja. Tujuannya agar foto
terkesan imut dan menggemaskan. Namun sebuah penelitian
menyatakan bahwa pelaku duck face ternyata mempunyai gangguan
psikologis tertentu, yaitu kurangnya rasa percaya diri akan wajah dan
tubuh yang dipunyai.
5. Permainan cahaya, permainan cahaya dalam foto selfie akan
menimbulkan efek tertentu pada foto. Ini juga kerap dilakukan sebab
dapat membuat hasil foto lebih bagus dan artistik.
4
Menurut DSM-IV atau Diagnostic Statistical and Manual Mental Disorder
Fourth Edition, menyatakan bahwa individu dapat dianggap mengalami gangguan
kepribadian narsistik meliputi:
5
f) Penyiksaan yang terlalu pada waktu kecil.
g) Membanggakan penampilan dan bakat orangtua
Selain itu, adanya kemungkinan ada faktor lain yang menyebabkan pelaku
selfie berperilaku narsisme yaitu faktor lingkungan diantaranya berharap
mendapatkan pujian, lingkungan pergaulan, dan sosial media.3
6
Tim SAR Gabungan yang terdiri dari BPBD Situbondo, Bondowoso hingga
Basarnassan Satpol PP Jember diterjunkan.
Oleh karena itu, diperlukan beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
meminimalisir dampak penggunaan medsos pada remaja, diantaranya adalah:
7
c) Mengurangi intensitas pertemanan di dunia maya dan lebih meningkatkan
kontak sosial.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Perilaku narsisme ditandai dengan kecenderungan yang memandang
dirinya dengan cara yang berlebihan, menganggap dirinya yang paling
istimewa, kurang memiliki sifat empati, dan ingin mendapatkan perhatian
orang lain.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku narsisme adalah faktor seperti
temperamen yang sangat sensitif sejak lahir, pujian dan penilaian yang
berlebihan dari orang tua, dan faktor lingkungan seperti berharap
mendapatkan pujian, lingkungan pergaulan, dan media sosial.
3. Solusi penanganan perilaku narsisme dengan cara orang tua memberikan
pemahaman akan pentingnya kontrol dalam memilih apa yang hendak di-
upload di medsosnya, pentingnya menjaga privacy, memilih informasi apa
yang bisa diunggah atau dibagikan kepada orang lain, mengurangi
intensitas pertemanan di dunia maya dan lebih meningkatkan kontak
sosial.
3.4 SARAN
8
DAFTAR PUSTAKA