Anda di halaman 1dari 176

PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

PEDOMAN UMUM
BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

1
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

2
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

PEDOMAN UMUM
BANTUAN PANGAN
NON TUNAI 2019

i
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

Cetakan Pertama, Agustus 2019

Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang

© Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non


Tunai

Anda dipersilakan untuk menyalin, menyebarkan, dan mengirimkan


karya ini untuk tujuan nonkomersial.

Untuk meminta salinan publikasi ini atau keterangan lebih lanjut


mengenai publikasi ini, silakan menghubungi Kelompok Kerja Kebijakan
Bantuan Sosial, Sekretariat TNP2K.

TIM PENGENDALI PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN SOSIAL


SECARA NON TUNAI
Jl. Medan Merdeka Barat No. 3, Jakarta Pusat 10110

ii
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

130

KATA PENGANTAR

P
rogram Bantuan Pangan Nontunai (BPNT)
merupakan program transformasi program rastra
untuk memastikan program menjadi lebih tepat
sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, tepat harga, tepat
kualitas, dan tepat administrasi. Melalui program BPNT
diharapkan dapat memberikan pilihan kepada penerima
manfaat dalam memilik jenis, kualitas, harga dan tempat
membeli bahan pangan. Dengan melalui sistem perbankan,
penyaluran BPNT diharapkan juga dapat mendorong
perilaku produktif masyarakat.

Program BPNT telah dilaksanakan secara bertahap mulai


tahun 2017 dan terus diperluas ke wilayah-wilayah lainnya
sampai saat ini. Khusus untuk tahun 2019, Program BPNT
akan dilaksanakan di wilayah yang memiliki keterbatasan
dari sisi infrastruktur nontunai, sinyal telekomunikasi dan
akses geografis, sehingga transformasi program rastra ke
BPNT tuntas diseluruh kabupaten/kota. Ke depannya,
program BPNT dapat diintegrasikan dengan program
bantuan sosial lainnya melalui sistem perbankan.

Pedoman Umum BPNT ini merupakan penyempurnaan


Pedoman Umum BPNT sebelumnya dan dapat digunakan
sebagai tuntunan, arahan, atau rambu-rambu teknis oleh

iii
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

pelaksana program, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah


Daerah, Bank Penyalur BPNT, e-warong sebagai agen
penyalur bahan pangan, dan pihak terkait lainnya. Untuk
tahun 2019 ini, pedoman umum telah memasukkan
mekanisme khusus untuk wilayah yang memiliki
keterbatasan dari sisi infrastruktur nontunai, sinyal
telekomunikasi dan akses geografis .

Pedoman Umum BPNT disusun oleh Kementerian/


Lembaga Lintas Sektor terkait, yaitu Kemenko
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, BAPPENAS,
Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, Kantor Staf
Presiden, Sekretariat TNP2K, Bank Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan dan bank peserta Himbara.

Saya harap para Menteri, Pimpinan Lembaga dan


Pemerintah Daerah dapat menggunakan Pedoman
Pelaksanaan BPNT ini dengan sebaik-baiknya sebagai acuan
pelaksanaan program BPNT.

Jakarta, Agustus 2019

PUAN MAHARANI

iv
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i-ii
Daftar Isi iii-viii

BAB I
LATAR BELAKANG 1-16
1.1 Latar Belakang 2-5
1.2 Dasar Hukum 5-6
1.3 Definisi 6-13
1.4 Tujuan 13-14
1.5 Manfaat 14
1.6 Prinsip Umum 15-16

BAB II
RUANG LINGKUP 18-26
2.1 Penetapan Lokasi dan Tahap Perluasan 18-19
2.2 Pagu 19-20
2.3 Penerima Manfaat 20-25
2.4 Kartu Keluarga Sejahtera 25-26
2.5 Besaran Manfaat 26

BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN 27-89
3.1 Persiapan 28-44

iii
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

3.1.1 Koordinasi di Tingkat Pemerintah Pusat 28-32


3.1.2 Penyiapan Data KPM 32-35
3.1.3 Pembukaan Rekening Kolektif 35-38
3.1.4 Persiapan e-Warong 38-44

3.2 Edukasi dan Sosialisasi 44-58


3.2.1 Tujuan Edukasi dan Sosialisasi 44-45
3.2.2 Pelaksana Edukasi dan Sosialisasi 45
3.2.3 Sasaran Edukasi dan Sosialisasi 46
3.2.4 Materi Edukasi dan Sosialisasi 46-47
3.2.5 Perangkat Media Edukasi dan Sosialisasi 47-49
3.2.6 Bentuk Media Edukasi dan Sosialisasi 49-50
3.2.7 Alur Edukasi dan Sosialisasi 50-58

3.3 Registrasi dan/atau Distribusi KKS 59-67

3.3.1 Persiapan Koordinasi Pemerintah Daerah


dengan Bank 59-61

3.3.2 Pengiriman Surat Pemberitahuan Calon


Penerima Manfaat 61-67

3.4 Penggantian KPM 67-73


3.5 Pembukaan Rekening KPM Pengganti 73-74
3.6 Prosedur Penggantian KKS 75-79

iv
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

3.7 Penyaluran 79-80


3.8 Pemanfaatan 80-83
3.9. BPNT Untuk Wilayah Khusus 83-89

BAB IV
PENGENDALIAN 91-103
4.1 Pengendalian 92
4.2 Pengawasan 92
4.3 Pemantauan dan Evaluasi 92-97
4.4 Pengaduan 97-100
4.5 Pelaporan 101-102
4.6 Sanksi 102-103

BAB V
KELEMBAGAAN 105-124
5.1 Kelembagaan 106-124
5.1.1 Tim Pengendali 106-108
5.1.2 Tim Koordinasi Bantuan Sosial Pangan 108-124

Frequently Asked Questions (FAQ) 125-132


Lampiran 133-161

v
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1
Desain Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) 25

Gambar 2
Desain dan Ukuran Penanda e-Warong 42

Gambar 3
Alur Edukasi dan Sosialisasi 52

Gambar 4
Registrasi dan/atau Distribusi KKS 59

Gambar 5
Pelaksanaan Registrasi/Distribusi KKS 67

Gambar 6
Pemanfaatan Bantuan 81

vi
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

DAFTAR TABEL

Tabel 1
Pembagian Tugas Edukasi dan Sosialisasi 53-58

LAMPIRAN

Lampiran 1
Petunjuk Penggunaan Aplikasi Perubahan Data 134

Lampiran 2
Formulir Rekapitulasi Pengganti 135

Lampiran 3
Surat Pernyataan Orang yang Sama 136

Lampiran 4
Form A. Formulir Pemantauan Keberadaan e-Warong
untuk Program Penyaluran BPNT di Tingkat Desa/
Kelurahan 137-138

vii
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

Form B. Formulir Pemantauan Program BPNT –


Agen (e-Warong) 139-140

Lampiran 5
Form C. Formulir Pemantauan Program BPNT –
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) 141

Lampiran 6

Format Rekonsiliasi Laporan Distribusi KKS 142

Lampiran 7
Format Rekonsiliasi Laporan Penyaluran Bantuan 143

Lampiran 8
Mekanisme Penggantian KPM 144-157

Lampiran 9
Mekanisme Penggantian Kartu Rusak/Patah 158-160

Lampiran 10
Lembar Informasi Pengaduan Sistem LAPOR! 161

viii
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

1
PENDAHULUAN

1
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

1.1 LATAR BELAKANG

D
alam rangka meningkatkan efektivitas dan
ketepatan sasaran penyaluran bantuan sosial
serta untuk mendorong keuangan inklusif,
Presiden Republik Indonesia memberikan arahan agar
bantuan sosial dan subsidi disalurkan secara nontunai
pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Keuangan Inklusif
tanggal 26 April 2016. Penyaluran bantuan sosial
nontunai dengan menggunakan sistem perbankan
dapat mendukung perilaku produktif penerima
bantuan serta meningkatnya transparansi dan
akuntabilitas program bagi kemudahan mengontrol,
memantau, dan mengurangi penyimpangan.

Lebih lanjut pada Ratas tentang Penanggulangan


Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi tanggal 16
Maret 2016, Presiden memberikan arahan bahwa mulai
Tahun Anggaran 2017 penyaluran Beras Sejahtera
(Rastra) agar dilakukan melalui kupon elektronik
(E-voucher) sehingga memenuhi prinsip 6 T yaitu Tepat
Sasaran, Tepat Harga, Tepat Kualitas, Tepat Waktu,
Tepat Jumlah dan Tepat Administrasi. E-voucher ini
digunakan oleh penerima manfaat untuk membeli

2
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

beras serta bahan pangan bernutrisi, sesuai jumlah dan


kualitas yang diinginkan.

Dengan demikian, tujuan Program Bantuan Pangan


secara nontunai adalah untuk meningkatkan ketepatan
kelompok sasaran; memberikan gizi yang lebih
seimbang dan lebih banyak pilihan dan kendali kepada
rakyat miskin; mendorong usaha eceran rakyat;
memberikan akses jasa keuangan pada rakyat miskin;
dan mengefektifkan anggaran. Dalam jangka panjang,
penyaluran bantuan pangan secara nontunai
diharapkan berdampak bagi peningkatan
kesejahteraan dan kemampuan ekonomi penerima
manfaat.

Penyaluran Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT)


mulai dilaksanakan pada tahun 2017 di 44 kota yang
memiliki akses dan fasilitas memadai. Secara bertahap,
bantuan pangan diperluas ke seluruh kota dan
kabupaten sesuai dengan kesiapan sarana dan
prasarana penyaluran nontunai. Mulai tahun 2018,
Subsidi Rastra juga dialihkan menjadi bantuan sosial
yang disebut Bansos Rastra. Dengan demikian,
Bantuan Sosial Pangan disalurkan ke masing-masing
kabupaten/kota dalam bentuk nontunai atau natura,

3
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

yaitu tetap dalam bentuk beras. Sebagian kabupaten


yang sarana prasarana penyaluran nontunainya belum
memadai, tetap menyalurkan Rastra tetapi tanpa harga
tebus yang harus dibayarkan Keluarga Penerima
Manfaat (KPM). Tahun 2019, Program BPNT terus
diperluas ke kabupaten/kota yang pada 2018 masih
melaksanakan Program Bansos Rastra.

Untuk perluasan tahun 2019, pelaksanaan BPNT akan


dilakukan dengan menggunakan dua mekanisme.
Pertama, menggunakan mekanisme yang sudah
berjalan sejak tahun 2017. Kedua, menggunakan
mekanisme khusus untuk wilayah kabupaten yang
sesuai dengan penilaian Tim Pengendali dan
diputuskan oleh Direktur Jenderal Penanganan Fakir
Miskin, Kementerian Sosial.

Agar pelaksanaan Program BPNT berjalan baik dan


tercapai tujuannya, Pedoman Umum Bantuan Pangan
Nontunai disusun sebagai tuntunan, arahan, atau acuan
teknis pelaksanaan di lapangan. Pedoman Umum ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh pelaksana
program, yaitu: Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Bank Penyalur BPNT, e-Warong sebagai agen penyalur
bahan pangan dan pihak terkait lainnya. Pedoman akan

4
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

dilengkapi dengan Petunjuk Teknis untuk mekanisme-


mekanisme yang lebih rinci.

1.2. DASAR HUKUM

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63


Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial
Secara Nontunai.
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan
Inklusif.
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 254 /PMK.05/2015 tentang Belanja
Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/
Lembaga.
4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 228/PMK.05/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/
PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial pada
Kementerian Negara/Lembaga.
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 62 tahun

5
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

2018 tentang Pedoman Sistem Pengelolaan


Pengaduan Pelayanan Publik Secara Nasional.
6. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018
tentang Program Keluarga Harapan.
7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 Tahun 2018
tentang Penyaluran Bantuan Pangan Nontunai.
8. Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial.

1.3. DEFINISI

1. Alat Pembayaran Elektronik untuk Bantuan


Pangan Nontunai adalah Kertu Keluarga Sejahtera
selanjutnya disebut KKS.

2. Bahan Pangan dalam Program Bantuan Pangan


Nontunai adalah beras dan/atau telur. Ketentuan
mengenai komoditas lainnya ditentukan lebih
lanjut berdasarkan kebijakan pemerintah.

3. Bank Penyalur Bantuan Pangan Nontunai, yang


selanjutnya disebut Bank Penyalur, adalah bank
umum milik negara sebagai mitra kerja tempat
dibukanya rekening atas nama Pemberi Bantuan

6
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

Sosial untuk menampung dana belanja Bantuan


Sosial yang akan disalurkan kepada Penerima
Bantuan Sosial. Ketentuan mengenai bank
penyalur lainnya ditentukan lebih lanjut
berdasarkan kebijakan pemerintah.

4. Bantuan Pangan Nontunai, yang selanjutnya


disebut BPNT, adalah bantuan sosial pangan yang
disalurkan dalam bentuk nontunai (uang
elektronik) dari pemerintah kepada KPM setiap
bulannya dan yang digunakan KPM hanya untuk
membeli bahan pangan di e-Warong. Untuk
daerah dengan akses terbatas, mekanisme
pelaksanaan BPNT akan diatur lebih lanjut sesuai
dengan kebijakan pemerintah.

5. Bantuan Sosial adalah bantuan berupa uang,


barang, atau jasa kepada seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat miskin, tidak mampu,
dan/atau rentan terhadap risiko sosial.

6. Bantuan Sosial Pangan, yang selanjutnya disebut


Bansos Pangan, adalah Program Bantuan Pangan
Nontunai dan Program Bantuan Sosial Rastra Beras
Sejahtera.

7
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

7. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Rastra), yang


selanjutnya disebut dengan Bansos Rastra,
adalah bantuan sosial kepada KPM dalam bentuk
beras.

8. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial merupakan


dasar bagi Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, yang meliputi baik hasil
penetapan Data Terpadu Kesejahteraan
sebelumnya maupun hasil Pendataan, Verifikasi,
dan Validasi yang ditetapkan oleh Menteri Sosial.

9. Elektronik Warung Gotong Royong, yang


selanjutnya disebut e-Warong, adalah agen bank,
pedagang dan/atau pihak lain yang telah bekerja
sama dengan Bank Penyalur dan ditentukan
sebagai tempat pembelian Bahan Pangan oleh
KPM, yaitu usaha mikro, kecil, dan koperasi, pasar
tradisional, warung, toko kelontong, e-Warong
KUBE, Warung Desa, Rumah Pangan Kita (RPK),
Agen Laku Pandai, Agen Layanan Keuangan Digital
(LKD) yang menjual bahan pangan, atau usaha
eceran lainnya.

8
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

10. Kartu Kombo, adalah instrumen pembayaran yang


memiliki fitur uang elektronik dan tabungan yang
dapat digunakan sebagai media penyaluran
berbagai Bantuan Sosial termasuk BPNT. Di dalam
pedoman BPNT ini selanjutnya disebut Kartu
Keluarga Sejahtera (KKS).

11. Kelompok Kerja Data Terpadu Kesejahteraan


Sosial (Pokja Data) ditetapkan oleh Menteri Sosial
untuk dimintai saran dan pertimbangan dalam
setiap tahapan Pengelolaan Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial.

12. Keluarga Penerima Manfaat, yang selanjutnya


disebut dengan KPM, adalah keluarga yang
ditetapkan sebagai penerima manfaat Program
BPNT.

13. Kontak Informasi Daerah, yang selanjutnya


disebut KID, adalah perangkat pemerintahan
daerah, tenaga pelaksana BPNT, pendamping
sosial, dan anggota masyarakat (misalnya: tokoh
agama, tokoh masyarakat, kepala dusun/
lingkungan, ketua RT/RW, kader) yang

9
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

bertanggung jawab menyampaikan informasi


mengenai Program BPNT kepada KPM.

14. Pendataan adalah proses pengumpulan dan


pemutakhiran data yang berupa angka, teks,
gambar, audio, dan/atau video, dilakukan dengan
metode diskusi, wawancara, dan/atau
pengamatan langsung.

15. Rekening Bantuan Pangan adalah rekening yang


memiliki fitur uang elektronik yang digunakan oleh
KPM untuk memanfaatkan BPNT.

16. Pemberi Bantuan Sosial adalah Satuan Kerja pada


Kementerian/Lembaga pada Pemerintah Pusat
dan/atau Satuan Kerja Perangkat Daerah pada
Pemerintah Daerah yang tugas dan fungsinya
melaksanakan program penanggulangan
kemiskinan yang meliputi perlindungan sosial,
jaminan sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi
sosial, dan pelayanan dasar.

17. Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial,


yang selanjutnya disebut Pengelolaan Data,
adalah kegiatan sistematis dalam pengaturan,
penyimpanan dan pemeliharaan data yang

10
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

mencakup pendataan, verifikasi dan validasi, dan


penetapan data yang diperlukan untuk
memastikan aksesibilitas, kehandalan, ketepatan
waktu, dan akuntabilitas data dalam
penggunaannya.

18. Risiko Sosial adalah kejadian atau peristiwa yang


dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan
sosial yang ditanggung oleh seseorang, keluarga,
kelompok, dan/atau masyarakat sebagai dampak
krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena
alam, dan bencana yang jika tidak diberikan
Bantuan Sosial akan semakin terpuruk dan tidak
dapat hidup dalam kondisi wajar.

19. Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial – Next


Generation, yang selanjutnya disingkat SIKS-NG,
adalah sistem informasi yang mendukung proses
Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.

20. Tenaga Pelaksana BPNT adalah Tenaga


pelaksana sosial yang bertugas mendampingi
keseluruhan proses pelaksanaan Program BPNT
(mencakup: sosialisasi, registrasi, penggantian
data, dan pengaduan). Tenaga Pelaksana BPNT

11
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

10

setidaknya terdiri dari Koordinator Wilayah,


Koordinator daerah Kabupaten/Kota, Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), atau
pendamping sosial lainnya.

21. Tim Koordinasi Bansos Pangan adalah adalah tim


yang dibentuk secara berjenjang di tingkat Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota, sampai Kecamatan
untuk menciptakan harmonisasi dan sinergi dalam
pelaksanaan Bansos Pangan serta
pertanggungjawabannya sehingga dapat dicapai
hasil yang efektif.

22. Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran


Bantuan Sosial Secara Nontunai, yang
selanjutnya disebut dengan Tim Pengendali,
merujuk pada Perpres Nomor 63 Tahun 2017. Tim
ini diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang PMK,
Wakil Ketua adalah Menteri PPN/Kepala
Bappenas, dan Sekretaris adalah Sekretaris
Eksekutif TNP2K, dengan anggota para Menteri
dan Kepala Lembaga terkait, termasuk Kepala Staf
Kepresidenan, Gubernur Bank Indonesia (BI), dan
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).

12
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

11

23. Validasi Data, yang selanjutnya disebut Validasi,


adalah proses pengesahan data dengan
memastikan dan memperbaiki data sehingga data
valid atau telah memenuhi aturan validasi.

24. Verifikasi Data, yang selanjutnya disebut


Verifikasi, adalah proses pemeriksaan data untuk
memastikan pendataan yang telah dilakukan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan
memastikan data yang telah dikumpulkan atau
dimutakhirkan sesuai dengan fakta di lapangan.

25. Wilayah Khusus, merupakan wilayah dengan


keterbatasan akses geografis, jaringan, sinyal,
infrastruktur nontunai dan kriteria lainnya sesuai
hasil evaluasi Tim Pengendali.

1.4. TUJUAN

Tujuan Program BPNT adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi beban pengeluaran KPM melalui


pemenuhan sebagian kebutuhan pangan;

2. Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada


KPM;

13
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

12

3. Meningkatkan ketepatan sasaran, waktu, jumlah,


harga, kualitas, dan administrasi; dan

4. Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM


dalam memenuhi kebutuhan pangan.

1.5. MANFAAT

Manfaat Program BPNT adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM


sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial
dan penanggulangan kemiskinan;

2. Meningkatnya efisiensi penyaluran bantuan sosial;

3. Meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan


keuangan dan perbankan;

4. Meningkatnya transaksi nontunai dalam agenda


Gerakan Nasional Nontunai (GNNT);

5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah,


terutama usaha mikro dan kecil di bidang
perdagangan.

14
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

13

1.6 PRINSIP PELAKSANAAN

Prinsip pelaksanaan Program BPNT harus memenuhi


prinsip:

1. Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM


untuk menentukan waktu pembelian, jumlah, jenis,
kualitas, harga bahan pangan (beras dan/atau
telur) dan lokasi e-Warong.

2. KPM tidak diarahkan pada e-Warong tertentu dan


e-Warong tidak memaketkan bahan pangan yang
menyebabkan KPM tidak mempunyai pilihan dan
kendali terhadap jenis bahan pangan;

3. E-Warong dapat membeli pasokan bahan pangan


dari berbagai sumber dengan memperhatikan
ketepatan harga, kualitas, jumlah, waktu, sasaran
dan administrasi.

4. Bank Penyalur bertugas menyalurkan dana


bantuan ke rekening KPM dan tidak bertugas
menyalurkan bahan pangan kepada KPM,
termasuk tidak melakukan pemesanan bahan
pangan.

15
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

14

5. Mendorong usaha eceran rakyat untuk


memperoleh pelanggan dan peningkatan
penghasilan dengan melayani KPM;

6. Memberikan akses jasa keuangan kepada usaha


eceran rakyat dan kepada KPM;

7. Pemerintah pusat dan daerah melaksanakan


pengawasan pelaksanaan BPNT sesuai dengan
pedoman umum dan petunjuk teknis yang berlaku;

Pelaksanaan kebijakan BPNT di wilayah khusus,


dilaksanakan melalui mekanisme khusus sesuai
dengan ketentuan yang disepakati dan hasil evaluasi
Tim Pengendali.

16
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

2
RUANG LINGKUP

17
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

17

D
alam bagian ini, akan dijelaskan mengenai lokasi
dan tahapan peluasan yang akan dilakukan serta
pagu dan definisi penerima manfaat Program BPNT
serta apa saja yang menjadi indikator pemenuhan data
Know-Your-Customer (KYC). Selain itu, bagian ini juga
menjelaskan tentang KKS dan besaran manfaat yang akan
diperoleh.

2.1. PENETAPAN LOKASI DAN TAHAP PERLUASAN

Lokasi pelaksanaan dan pentahapan perluasan BPNT


ditetapkan oleh Kementerian Sosial berdasarkan
keputusan dalam Rapat Tingkat Menteri (RTM) Tim
Pengendali. Kementerian Sosial menyampaikan surat
keputusan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota yang
ditembuskan ke Pemerintah provinsi mengenai
pentahapan tersebut sebelum pelaksanaan
penyaluran di suatu wilayah.

Pada saat perluasan, Program BPNT dilaksanakan di


seluruh wilayah kabupaten/kota (mencakup seluruh
kecamatan dan desa/kelurahan). Pentahapan
perluasan BPNT tahun 2019 dapat diatur melalui pada
Surat Keputusan Dirjen PFM.

18
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

18

Di beberapa daerah dengan keterbatasan aksesibilitas


dan infrastruktur nontunai akan diterapkan mekanisme
khusus dalam pelaksanaan perluasan BPNT pada 2019.
Adapun daerah dengan keterbatasan aksesibilitas dan
infrastruktur nontunai diatur melalui Surat Keputusan
Dirjen PFM.

2.2. PAGU

Pagu BPNT Kabupaten/Kota merupakan jumlah KPM


BPNT di setiap kabupaten/kota.

Menteri Sosial menerbitkan Surat Keputusan (SK)


tentang jumlah KPM dan lokasi bantuan sosial pangan,
yang terdiri dari Bansos Rastra dan BPNT untuk tingkat
kabupaten/kota.

Pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota


dapat membuat kebijakan belanja bantuan sosial pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
untuk menambah pagu Penerima Manfaat BPNT bagi
keluarga yang tidak terdapat dalam Daftar KPM, namun
terdapat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan
pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan,

19
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

19

kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan


perundang-undangan.

Mekanisme BPNT dengan pembiayaan APBD dapat


disesuaikan dengan mekanisme penyaluran Program
BPNT dengan pembiayaan APBN.

2.3. PENERIMA MANFAAT

Penerima Manfaat BPNT adalah keluarga dengan


kondisi sosial ekonomi terendah di daerah
pelaksanaan, selanjutnya disebut Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) BPNT, yang namanya termasuk di
dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) BPNT dan
ditetapkan oleh Kementerian Sosial.

DPM BPNT bersumber dari Data Terpadu


Kesejahteraan Sosial yang dapat diakses oleh
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
(c.q. Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi dan
Kabupaten/Kota) melalui aplikasi SIKS-NG menu
Bantuan Sosial Pangan (BSP).

DPM BPNT yang telah difinalisasi oleh Pemerintah


Daerah serta dilengkapi dengan Surat Keputusan (SK)

20
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

20

Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota


dilaporkan kepada Kementerian Sosial melalui aplikasi
SIKS-NG menu BSP.

Untuk setiap KPM, SIKS-NG menu BSP memuat


informasi sebagai berikut:

1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari pengurus


KPM

2. Nomor ID Pengurus KPM dalam Data Terpadu


Kesejahteraan Sosial

3. Nomor ID BDT KPM dalam Data Terpadu


Kesejahteraan Sosial

4. Nomor Rekening, jika ada

5. Nomor KKS, jika ada

6. Nama Pengurus KPM (calon pemilik rekening)

7. Nomor Kartu Keluarga (KK), jika ada

8. Tempat lahir dari pengurus KPM

9. Tanggal lahir dari pengurus KPM

10. Nama gadis ibu kandung dari Pengurus KPM

11. Nomor Peserta PKH, jika ada

21
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

21

12. Status PKH, jika ada

13. Nama Kepala Keluarga

14. Nama Anggota Keluarga lainnya

15. Alamat Tinggal Keluarga

16. Kode Wilayah (Provinsi, Kabupaten/Kota,


Kecamatan, Desa/Kelurahan).

Jika salah satu kode wilayah kosong karena tidak


tersedianya data, agar dapat diisi dengan kode ”999”.

Unit penerima manfaat BPNT adalah keluarga. Namun,


untuk kebutuhan penyaluran manfaat BPNT perlu
ditentukan 1 (satu) nama dalam KPM sebagai
pengurus keluarga yang akan menjadi pemilik
rekening BPNT.

Pengurus KPM ditentukan menurut urutan prioritas


sebagai berikut:

1) Diutamakan atas nama perempuan di dalam


keluarga, baik sebagai kepala keluarga atau
sebagai pasangan kepala keluarga.

2) Jika tidak ada perempuan dalam keluarga, baik


sebagai kepala keluarga atau sebagai pasangan

22
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

22

kepala keluarga, maka Pengurus KPM adalah


anggota keluarga perempuan yang berumur di
atas 17 tahun dan memiliki dokumen identitas
kependudukan.

3) Jika KPM tidak memiliki anggota perempuan di


atas 17 tahun, maka Pengurus KPM adalah laki-laki
kepala keluarga.

4) Jika laki-laki kepala keluarga tidak ada, maka dapat


diajukan anggota keluarga laki-laki yang berumur
di atas 17 tahun dan memiliki dokumen identitas
kependudukan sebagai Pengurus KPM.

5) Jika KPM tidak memiliki anggota keluarga lain yang


berumur 17 tahun ke atas dan memiliki dokumen
identitas kependudukan, maka KPM dapat diwakili
oleh anggota keluarga lainnya di dalam satu KK
atau wali yang belum terdaftar dalam KPM BPNT
sebagai Pengurus KPM.

6) Bagi KPM yang merupakan penerima PKH, maka


yang dimaksud sebagai Pengurus KPM BPNT
merujuk pada individu yang telah ditetapkan
sebagai Pengurus PKH.

23
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

23

Untuk keperluan pembukaan rekening BPNT,


maka data setiap Pengurus KPM harus dilengkapi
dengan variabel pembukaan rekening (Know-Your
Customer/KYC), yaitu sebagai berikut:

1) Nama Pengurus KPM (pemilik rekening BPNT);

2) NIK Pengurus KPM;

3) KTP-el Pengurus KPM (jika ada)

4) Tempat lahir Pengurus KPM;

5) Tanggal lahir Pengurus KPM;

6) Nama gadis ibu kandung dari Pengurus KPM;

7) Alamat lengkap Pengurus KPM beserta kode


wilayah sampai tingkat desa.

Data Pengurus KPM menjadi acuan Bank Penyalur


untuk membukakan Rekening Bantuan Pangan untuk
setiap KPM secara kolektif dan mencetak KKS.

Kepesertaan KPM di dalam Program BPNT dapat


berganti karena: (a) meninggal dan merupakan calon
KPM beranggota tunggal; (b) merupakan calon KPM
yang seluruh anggotanya pindah ke Desa/Kelurahan
lain; (c) calon KPM menolak/mengundurkan diri

24
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

24

sebagai KPM; (d) calon KPM tercatat ganda atau lebih;


dan (e) calon KPM sudah mampu. Mekanisme
penggantian tersebut akan diatur pada Bab 3
Mekanisme Pelaksanaan, Subbab 3.4 Penggantian
KPM.

2.4. KARTU KELUARGA SEJAHTERA

Instrumen pembayaran yang digunakan sebagai media


penyaluran BPNT kepada KPM adalah Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS) dengan desain di bawah ini.

Gambar 1: Desain Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)

Nomor KKS

1. Untuk BPNT, KKS digunakan sebagai alat penanda KPM


dan berfungsi sebagai kupon elektronik, sehingga pada
saat pemanfaatan BPNT wajib dibawa oleh KPM.

25
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

25

2. KKS menyimpan nilai besaran manfaat bantuan pangan


yang diberikan. Jika tidak digunakan pada bulan
berjalan, dana bantuan tidak akan hilang. Manfaat BPNT
tidak dapat dicairkan secara tunai.

3. Pada KKS tertera nama Pengurus KPM, nomor KKS,


nama Bank Penyalur, dan nomor telepon pengaduan.

4. KKS dan PIN tidak diperbolehkan untuk dipegang oleh


pihak-pihak selain KPM.

2.5. BESARAN MANFAAT

Besaran manfaat BPNT adalah Rp110.000/KPM/bulan.


Bantuan tersebut tidak dapat diambil tunai dan hanya
dapat ditukarkan dengan beras dan/atau telur sesuai
kebutuhan di e-Warong. Pemilihan komoditas beras
dan telur dalam Program BPNT berdasarkan tujuan
untuk menjaga kecukupan gizi KPM.

26
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

3
MEKANISME
PELAKSANAAN

27
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

27

3.1. PERSIAPAN

P
ersiapan merupakan tahap awal kegiatan
setelah Kementerian Sosial menetapkan pagu,
wilayah dan tahapan pelaksanaan serta Bank
Penyalur BPNT. Kegiatan ini meliputi Koordinasi
Pelaksanaan, Penyiapan Data KPM Pembukaan
Rekening Kolektif dan Persiapan e-Warong.

3.1.1. Koordinasi Pelaksanaan

1. Koordinasi di tingkat pemerintah pusat

Koordinasi di tingkat Pemerintah Pusat dilakukan


antara Kementerian Sosial sebagai Pengguna
Anggaran (PA) Program BPNT dan Kementerian/
Lembaga (K/L) terkait melalui forum Tim Koordinasi
Bansos Pangan Pusat dan dilaporkan/
dikonsultasikan kepada Tim Pengendali. Koordinasi
dengan K/L dilakukan untuk memperoleh masukan
dan arahan terkait dengan pelaksanaan program.
Selain itu, koordinasi dilakukan untuk memastikan
dasar hukum, mekanisme dan tahapan pelaksanaan
di lapangan, serta berbagai prosedur administrasi
lainnya.

28
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

28

Koordinasi pada tingkat Pemerintah Pusat dengan


Bank Penyalur dilakukan untuk beberapa hal berikut:

• Memastikan kesiapan infrastruktur pendukung


terkait pelaksanaan BPNT, seperti ketersediaan
e-Warong sesuai sebaran KPM di setiap wilayah,
serta ketersediaan mesin EDC pada seluruh e-
Warong.

• Menyepakati proses Registrasi dan/atau


Pembukaan Rekening untuk KPM BPNT. Salah
satu bagian dari proses ini adalah data KPM BPNT
(by-name by-address/BNBA) yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Data BNBA
minimum memenuhi persyaratan KYC yang
disederhanakan sebagaimana ketentuan LKD
atau Laku Pandai;

• Menyepakati Pelaksanaan Edukasi dan


Sosialisasi. Materi kegiatan edukasi dan
sosialisasi mencakup informasi mengenai
program dan manfaat BPNT serta tata cara
penyampaian pengaduan program;

• Menyepakati waktu Penyaluran, yaitu waktu


pemindahbukuan dana dari rekening kas umum

29
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

29

negara kepada rekening Pemberi Bantuan Sosial


di Bank Penyalur sesuai perintah pembayaran
yang diterbitkan dan waktu pemindahbukuan
dana ke rekening KPM.

• Melakukan pemetaan risiko dan tantangan yang


akan dihadapi dalam pelaksanaan serta
menentukan potensi solusinya.

2. Koordinasi di Tingkat Pemerintah Provinsi

Pemerintah Provinsi melalui forum Tim Koordinasi


Bansos Pangan Provinsi melakukan koordinasi
secara berjenjang dengan Tim Koordinasi Bansos
Pangan Kabupaten/Kota terkait seluruh tahap
pengelolaan dan pelaksanaan Program BPNT
di kabupaten/kota, mulai dari dukungan pendanaan
melalui APBD, koordinasi pagu dan data KPM,
sosialisasi, penanganan pengaduan, pemantauan,
dan dukungan lain yang diperlukan terkait BPNT.

3. Koordinasi di tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota

Pemerintah Kabupaten/Kota melalui forum Tim


Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota
melakukan koordinasi secara berjenjang dengan
kecamatan dan desa/kelurahan untuk seluruh

30
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

30

tahap pelaksanaan program, mulai dari persiapan


pendanaan APBN/APBD dan/atau Dana Desa/
Kelurahan, verifikasi dan validasi data calon KPM
dalam SIKS-NG menu BSP, proses distribusi KKS,
pengecekan keberadaan KPM, edukasi dan
sosialisasi, registrasi, pemantauan, hingga
penanganan pengaduan.

Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan koordinasi


dengan Bank Penyalur untuk menyusun jadwal
Registrasi Peserta/Distribusi KKS di masing-masing
desa/kelurahan serta memastikan keterlibatan
perangkat desa/aparatur kelurahan dalam proses
tersebut.

Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan


dukungan sarana dan prasarana, edukasi dan
sosialisasi, kemudahan perizinan, pembebasan atau
keringanan biaya perizinan serta fasilitas perpajakan
kepada e-Warong sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pemerintah
Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Bank
Penyalur mengenai pemetaan lokasi dan pemilihan
pedagang-pedagang bahan pangan untuk menjadi
e-Warong.

31
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

31

Pelaksanaan Program BPNT di tingkat Kabupaten/


Kota dikoordinasikan oleh Tim Koordinasi Bansos
Pangan Kabupaten/Kota.

Pelaksanaan di tingkat Kecamatan dikoordinasikan


oleh Tim Koordinasi Bansos Pangan Kecamatan.
Pelaksanaan di tingkat desa/kelurahan didukung
oleh perangkat desa/aparatur kelurahan setempat
dan Tenaga Pelaksana BPNT.

3.1.2. Penyiapan Data KPM

a. Penyiapan data KPM BPNT dilaksanakan melalui


aplikasi SIKS-NG menu BSP dan mengacu pada
Bab 2 Ruang Lingkup Sub bab 2.3 Penerima
Manfaat.

b. Daftar Calon KPM BPNT pada SIKS-NG menu BSP


sudah diberikan penanda untuk KPM yang
merupakan penerima manfaat PKH. KPM PKH
diutamakan sebagai penerima manfaat BPNT.

c. Jumlah data calon KPM yang tersedia di SIKS-NG


menu BSP idealnya sama dengan pagu BPNT yang
ditetapkan untuk setiap kabupaten/kota. Jika
jumlah data calon KPM pada SIKS-NG menu BSP

32
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

32

kurang dari pagu BPNT, maka daerah diminta


untuk mengusulkan calon KPM untuk memenuhi
pagu. Data usulan tersebut harus bersumber dari
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial. Jika jumlah
data calon KPM pada SIKS-NG menu BSP lebih
besar dari pagu BPNT, maka Kementerian Sosial
akan melakukan penyesuaian jumlah calon KPM
terhadap pagu BPNT yang telah ditetapkan.

d. Pemerintah Kabupaten/Kota yang akan


mengalami perluasan BPNT di tahun 2019 harus
memeriksa data calon KPM pada SIKS-NG menu
BSP, melakukan perubahan data sesuai kondisi
terkini, serta melengkapi 6 (enam) variabel
pembukaan rekening (KYC) pada SIKS-NG menu
BSP.

e. Perubahan data calon KPM dapat berupa


penonaktifan calon KPM dari BPNT, pengusulan
calon KPM baru, dan perbaikan data Pengurus
KPM.

f. Perubahan data calon KPM dilakukan melalui


musyawarah desa/kelurahan (musdes/muskel).

33
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

33

g. Penonaktifan calon KPM dari BPNT dilakukan jika


calon KPM BPNT yang terdapat pada SIKS-NG
menu BSP:

a. Meninggal dunia;
b. Tidak ditemukan keberadaannya dalam
lingkup desa/kelurahan;
c. Tercatat ganda (2 kali atau lebih) pada SIKS-NG
menu BSP. Bagi KPM yang tercatat ganda (dua
kali atau lebih) pada DPM BPNT, maka salah
satu data KPM dipertahankan, sementara
sisanya diganti mengikuti mekanisme
penggantian KPM.
d. Sudah mampu; atau
e. Menolak BPNT.

h. Pengusulan calon KPM baru adalah untuk


menggantikan calon KPM yang dinonaktifkan dan
untuk memenuhi pagu BPNT yang disediakan
untuk setiap kabupaten/kota.

i. Keluarga yang diusulkan menjadi calon penerima


BPNT adalah keluarga yang terdapat dalam Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial.

34
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

34

j. Pemerintah Kabupaten/Kota memastikan


kelengkapan pengisian variabel KYC untuk setiap
calon KPM BPNT pada SIKS-NG menu BSP. Variabel
pembukaan rekening mengacu pada Bab 2 tentang
Ruang Lingkup Subbab 2.3 Penerima Manfaat.

k. Proses pemeriksaan dan perubahan atas Daftar


Calon KPM BPNT serta proses melengkapi 6 (enam)
variabel KYC pada SIKS-NG menu BSP harus
difinalisasi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota paling
lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender sebelum
tanggal penyaluran BPNT pertama kali di wilayah
kabupaten/kota yang akan melaksanakan BPNT.

l. Kementerian Sosial mengirim Daftar Calon KPM


BPNT berdasarkan data yang tersedia di SIKS-NG
menu BSP kepada Bank Penyalur, paling lambat 60
(enam puluh) hari kalender sebelum tanggal
penyaluran BPNT pertama kali di wilayah
Kabupaten/Kota.

3.1.3. Pembukaan Rekening Kolektif

a. Atas data Calon KPM BPNT yang diterima dari


Kementerian Sosial, Bank Penyalur selanjutnya

35
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

35

melakukan pembukaan rekening secara kolektif


(burekol) untuk Bantuan Pangan dan pencetakan
KKS khusus untuk KPM non-PKH. Apabila
terdapat KPM dalam Daftar KPM BPNT yang telah
memiliki KKS sebagai peserta PKH, maka KKS
tersebut digunakan untuk menerima penyaluran
manfaat Program BPNT.
b. Bank Penyalur di pusat menyampaikan laporan
hasil pembukaan rekening secara kolektif kepada
Kementerian Sosial dan Tim Pengendali yang
mencakup:
(1) Daftar dan jumlah KPM yang berhasil
dibukakan rekeningnya secara kolektif;
(2) Daftar dan jumlah KPM yang gagal dibukakan
rekeningnya secara kolektif beserta
alasannya;
(3) Daftar dan jumlah KPM yang terindikasi telah
memiliki akun bansos nontunai untuk
pembukaan sub-akun elektronik BPNT.
c. Laporan dari Bank Penyalur tersebut
menggunakan format baku antarbank yang
ditentukan oleh Kementerian Sosial dan
dilengkapi dengan kode wilayah yang digunakan

36
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

36

oleh satuan kerja pengelola data di bawah


Kementerian Sosial.
d. Kementerian Sosial menetapkan Daftar KPM
BPNT berdasarkan rekening KPM yang berhasil
dibukakan secara kolektif dan berhasil
dipindahbukukan dananya ke rekening KPM.
e. Kementerian Sosial menyampaikan laporan hasil
pembukaan rekening kolektif kepada Tim
Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota
untuk:

(1) Informasi dan koordinasi distribusi KKS di


daerah;

(2) Melengkapi data KPM yang gagal burekol


melalui SIKS-NG untuk ditindaklanjuti pada
proses selanjutnya (penetapan KPM dan
pencetakan KKS susulan).

f. Bagi rekening KPM yang berhasil dibukakan


secara kolektif, Bank Penyalur melakukan
pencetakan KKS.
g. Bank Penyalur memastikan pencetakan KKS
hanya dilakukan untuk KPM non-PKH.

37
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

37

h. Bagi KPM PKH, Bank Penyalur hanya


membuatkan sub-akun uang elektronik khusus
BPNT pada KKS.
i. Bank Penyalur di pusat mengirim KKS yang telah
dicetak kepada Bank Penyalur di daerah.

Pasca penyaluran pertama kali dapat terjadi perubahan data


yang menyebabkan penggantian KPM. Mekanisme
penggantian KPM merujuk pada Subbab 3.7.

3.1.4. Persiapan e-Warong

Setelah mengetahui jumlah KPM di masing-masing


desa/kelurahan, Bank Penyalur bersama Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Tenaga Pelaksana BPNT di
daerah mengidentifikasi agen bank, pedagang dan/
atau pihak lain untuk dapat menjadi e-Warong
penyalur BPNT. Penetapan e-Warong sepenuhnya
merupakan wewenang Bank Penyalur dengan
mempertimbangkan kriteria-kriteria berikut:

a. Memiliki kemampuan, reputasi, kredibilitas, dan


integritas di wilayah operasionalnya yang
dibuktikan dengan lulus proses uji tuntas (due

38
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

38

diligence) sesuai dengan kebijakan dan prosedur


yang dimiliki oleh Bank Penyalur.

b. Memiliki sumber penghasilan utama yang berasal


dari kegiatan usaha yang sedang berjalan dengan
lokasi usaha tetap dan/atau kegiatan tetap
lainnya.

c. Memiliki jaringan informasi dan kerja sama antara


agen/toko dengan pemasok/distributor bahan
pangan yang tersedia di pasar untuk memastikan
ketersediaan stok bahan pangan bagi pembelian
oleh KPM.

d. Menjual beras dan telur sesuai harga pasar.

e. Memiliki pemasok yang memenuhi kriteria


sebagai berikut:

• Dapat diandalkan untuk menyediakan


produk bahan pangan yang secara konsisten
berkualitas dengan harga yang kompetitif
kepada e-Warong.

• Dapat memastikan ketersediaan bahan


pangan secara berkelanjutan kepada
e-Warong.

39
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

39

• warong dapat bekerjasama dengan pihak


ketiga untuk memastikan harga, kualitas dan
jumlah pasokan beras dan telur terjamin serta
memenuhi prinsip BPNT.

f. Dapat melayani KPM dan non-KPM dengan


menggunakan infrastruktur perbankan.

g. Memiliki komitmen yang tinggi dalam


menyediakan layanan khusus bagi KPM lanjut
usia dan KPM penyandang disabilitas.

h. Setiap perorangan atau badan hukum


diperbolehkan menjadi e-Warong yang melayani
BPNT, kecuali Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) beserta unit
usahanya, Toko Tani Indonesia, ASN, pegawai
HIMBARA dan Tenaga Pelaksana BPNT.

i. Untuk ASN, Tenaga Pelaksana BPNT, baik


perorangan maupun berkelompok membentuk
badan usaha, tidak diperbolehkan menjadi
pemasok maupun penyalur BPNT.

Setelah agen bank dan pedagang disetujui untuk


menjadi e-Warong yang melayani BPNT, Bank
Penyalur menerbitkan dokumen Perjanjian Kerja Sama

40
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

40

(PKS) terkait BPNT yang ditandatangani oleh Bank


Penyalur dan e-Warong. Dokumen PKS tersebut berisi
hak dan kewajiban masing-masing pihak, kesepakatan
pelaksanaan prinsip program, aturan dan sanksi dalam
proses penyaluran BPNT dengan mengacu kepada
aturan yang berlaku. E-warong yang melanggar atau
tidak mematuhi ketentuan BPNT akan dicabut haknya
untuk melayani BPNT.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan Bank Penyalur dalam


menetapkan agen bank, pedagang dan/atau pihak lain
untuk menjadi e-Warong yang melayani BPNT,
sedikitnya mencakup beberapa hal sebagai berikut:

a. Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota


dan Bank Penyalur memastikan kecukupan jumlah
dan sebaran e-Warong untuk menghindari antrean
dan permainan harga di atas harga wajar. Untuk
wilayah mekanisme reguler, Bank Penyalur harus
merekrut e-Warong dengan rasio yang akan diatur
dalam petunjuk teknis.

b. Memberikan layanan perbankan kepada


e-Warong, termasuk di antaranya: pembukaan

41
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

41

rekening tabungan, pendaftaran menjadi agen


Laku Pandai atau LKD, dan layanan usaha lainnya.

c. Melakukan upaya edukasi dan sosialisasi,


pemasaran/branding, perbaikan fasilitas
e-Warong dan lainnya untuk melayani KPM.

d. Mencetak dan memasang penanda e-Warong


pada spanduk agen Laku Pandai yang ada di
e-Warong. Berikut penanda e-Warong yang
digunakan: Penanda e-Warong minimal berukuran
50 cm x 50 cm.

Gambar 2: Desain dan Ukuran Penanda e-Warong

50 cm

50 cm

42
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

42

e. Memastikan kelancaran pelaksanaan pembelian


bahan pangan dengan menggunakan KKS,
termasuk:

• Memastikan ketersediaan jumlah mesin


pembaca KKS pada setiap e-Warong. Mesin
pembaca KKS dapat berupa mesin EDC yang
digunakan oleh e-Warong untuk memproses
pembelian bahan pangan oleh KPM. Kecuali
untuk e-Warong di wilayah khusus.

• Memastikan adanya mekanisme khusus untuk


pemanfaatan BPNT di wilayah yang memiliki
keterbatasan aksesibilitas.

• Melakukan edukasi penggunaan mesin pembaca


KKS kepada e-Warong dan memastikan
e-Warong siap melayani KPM.

• Menyediakan dukungan teknis dan pemantauan


berkala terhadap kelancaran operasional alat
transaksi.

f. Menyediakan petugas bank (Assistant Branchless


Banking/ABB, Contact Person) yang dapat
dihubungi oleh e-Warong guna kelancaran dan
kemudahan pelaksanaan pembelian bahan pangan.

43
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

43

g. Bank Penyalur setempat menyampaikan daftar


e-Warong kepada Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kabupaten/Kota setempat dan Tenaga Pelaksana
BPNT.

h. Bank penyalur di pusat melaporkan daftar


e-Warong (BNBA) kepada Tim Pengendali dan
Kementerian Sosial. Data e-Warong (BNBA) tersebut
dilengkapi dengan kode wilayah dari tingkat provinsi
sampai dengan tingkat desa/kelurahan yang
digunakan oleh satuan kerja pengelola data di
bawah Kementerian Sosial.

3.2. EDUKASI DAN SOSIALISASI

3.2.1. Tujuan Edukasi dan Sosialisasi

Tujuan pelaksanaan edukasi dan sosialisasi Program


BPNT adalah:

1. Memberikan pemahaman kepada para


pemangku kepentingan di pusat dan daerah
mengenai kebijakan dan Program BPNT.

44
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

44

2. Memberikan pemahaman kepada KPM tentang


tujuan dan mekanisme pemanfaatan Program
BPNT.

3. Memberikan informasi tentang mekanisme


pengaduan Program BPNT.

3.2.2. Pelaksana Edukasi dan Sosialisasi

Edukasi dan sosialisasi merupakan tugas bersama


antara pemerintah pusat, daerah, bank penyalur dan
tenaga pelaksana BPNT. Pelaksana edukasi dan
sosialisasi dalam pelaksanaan Program BPNT adalah
sebagai berikut:

1. Pemerintah: Sosialisasi dilakukan oleh


pemerintah secara berjenjang sesuai tugas,
fungsi dan kewenangannya.

2. Bank Penyalur.

3. Pemilik/pengelola e-Warong.

4. Tenaga Pelaksana BPNT di daerah.

45
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

45

3.2.3. Sasaran Edukasi dan Sosialisasi

Sasaran pelaksanaan edukasi dan sosialisasi Program


BPNT adalah:

1. K/L terkait;

2. Pemerintah Daerah, termasuk TKPK dan Tim


Koordinasi Bansos Pangan Provinsi, Kabupaten/
Kota, dan Kecamatan;

3. Perangkat desa/aparatur kelurahan dan jajaran di


bawahnya;

4. Tenaga Pelaksana BPNT;

5. KPM;

6. Pemilik/pengelola e-Warong;

7. Bank Penyalur baik di tingkat pusat maupun


cabang;

8. Masyarakat umum.

3.2.4. Materi Edukasi dan Sosialisasi

Materi pelaksanaan edukasi dan sosialisasi Program


BPNT, setidaknya mencakup:

1. Kebijakan dan tujuan Program BPNT;

46
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

46

2. Prinsip pelaksanaan Program BPNT;

3. Prinsip pelaksanaan Program BPNT;

4. Mekanisme pelaksanaan Program BPNT;

5. Produk dan tata cara penggunaan KKS;

6. Tata cara pengaduan; dan

7. Manfaat menabung dan perencanaan keuangan.

3.2.5. Perangkat Media Edukasi dan Sosialisasi

Perangkat media edukasi dan sosialisasi yang dapat


digunakan dalam pelaksanaan Program BPNT adalah:

1. Surat yang dikirim oleh Kementerian Sosial kepada:

a. Kepala Daerah tingkat provinsi dan


kabupaten/kota, ditembuskan kepada Tim
Pengendali, tentang kebijakan program, lokasi,
dan jumlah sasaran, serta informasi mengenai
Daftar KPM BPNT.

b. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang


menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang sosial tentang informasi singkat dan
kepesertaan dalam program untuk disampaikan

47
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

47

kepada KPM. Penyampaian informasi dapat


menggunakan mekanisme daerah masing-
masing.

2. Pedoman Umum BPNT 2019, yang berisikan


informasi mengenai kebijakan program dan
mekanisme pelaksanaan BPNT. Berkaitan dengan
informasi yang lebih spesifik akan disampaikan
dalam bentuk juknis atau pedoman khusus lainnya.

3. Pedoman Khusus Pengelolaan Pengaduan


Bansos Pangan, yang beridikan mekanisme dan
proses pengelolaan pengaduan terkait bansos
pangan, serta pembagian peran, tugas dan
tanggung jawab pengelola.

4. Lembar Panduan KPM, yang berisikan prinsip


pelaksanaan BPNT, informasi mekanisme
pemanfaatan BPNT, dan pengaduan.

5. Poster, yang setidaknya memuat:

a. Informasi program secara umum yang


mencakup tujuan program, prinsip
pelaksanaan, dan manfaat program, ditujukan
kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat
umum.

48
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

48

b. Informasi mengenai mekanisme pemanfaatan


BPNT dan pengaduan, ditujukan kepada
RT/RW, Desa/Kelurahan, KPM, dan e-
Warong.

6. Audio dan/atau video berisi informasi tentang


program secara umum yang mencakup tujuan
program, prinsip pelaksanaan, dan manfaat
program, ditujukan kepada masyarakat umum.

7. Siaran Pers, yang berisikan informasi tentang


program secara umum dan ditujukan kepada
masyarakat umum, yang mencakup tujuan
program, prinsip pelaksanaan, dan manfaat
program.

3.2.6. Bentuk Media Edukasi dan Sosialisasi

Bentuk media edukasi dan sosialisasi dalam


pelaksanaan Program BPNT adalah:

1. Pertemuan/rapat koordinasi (rakor), seminar,


lokakarya, dan diskusi.

2. Komunikasi tatap muka/kelompok.

49
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

49

3. Media cetak (poster, selebaran, surat kabar, dan


lain-lain).

4. Media elektronik (radio, televisi lokal, Short


Message Service (SMS), dan lain-lain).

5. Media sosial (situs web resmi K/L, Twitter,


Facebook, blog, microsite).

6. Siaran pers (di beberapa kabupaten/kota terpilih


yang memiliki potensi menjadi berita nasional di
TV/radio lokal).

7. Pagelaran seni budaya, misalnya: wayang,


ketoprak, lenong.

3.2.7. Alur Edukasi dan Sosialisasi

Alur edukasi dan sosialisasi dalam pelaksanaan


Program BPNT, setidaknya mencakup:

1. Proses 1:
Kegiatan edukasi dan sosialisasi dilakukan oleh
Kementerian Sosial bersama Bank Penyalur
kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota). Kegiatan ini dikoordinasikan
oleh Kementerian Sosial dengan Tim Koordinasi

50
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

50

Bansos Pangan Pusat/Tim Pengendali. Materi


kegiatan edukasi dan sosialisasi merujuk pada
butir 3.2.4.

2. Proses 2:
Kegiatan edukasi dan sosialisasi dilakukan oleh
Pemerintah Daerah (Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota) bersama Bank Penyalur
setempat kepada Kontak Informasi Daerah (KID).
Materi kegiatan edukasi dan sosialisasi merujuk
pada butir 3.2.4.

3. Proses 3:
Kegiatan edukasi dan sosialisasi dilakukan oleh
KID dan e-Warong serta didampingi Bank
Penyalur setempat kepada KPM pada saat
registrasi. Materi kegiatan edukasi dan sosialisasi
merujuk pada butir 3.2.4.

Gambaran ringkas alur edukasi dan sosialisasi dalam


pelaksanaan Program BPNT, dapat dilihat pada bagan
berikut ini.

51
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

51

Gambar 3: Alur Edukasi dan Sosialisasi

52
0

Tabel 1: Pembagian Tugas Edukasi dan Sosialisasi

Tugas

Pelaksana Pesan Target Media Sosialisasi Edukasi


• Mengorganisasi dan
Rakor, mengoordinasikan pelaksanaan
Kebijakan,
Provinsi, pertemuan sosialisasi
Tim Tujuan, Prinsip
Kabupaten/ kelompok, siaran • Merancang dan
Koordinasi dan
Kota pers, pagelaran mendistribusikan materi
Bansos Mekanisme
seni budaya, • Memastikan bahwa seluruh
Pangan Pelaksanaan,
media cetak, K/L memasang materi
Pusat Pengaduan
media elektronik sosialisasi
Masyarakat • Memastikan ketersediaan
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

umum narasumber
Kebijakan,
Tim Rakor, • Mengorganisasi dan
Tujuan, Prinsip
Koordinasi pertemuan mengoordinasikan pelaksanaan
dan Kabupaten/
Bansos kelompok, siaran sosialisasi
Mekanisme Kota
Pangan pers, pagelaran • Menggunakan materi sosialisasi
Pelaksanaan,
Provinsi seni budaya, dari pusat
Pengaduan

53
54
1

Tugas

Pelaksana Pesan Target Media Sosialisasi Edukasi


media cetak, • Memastikan materi sosialisasi
Masyarakat media elektronik terdistribusi
umum • Memastikan ketersediaan
narasumber

• Mengorganisasi dan
Kecamatan
Kebijakan, Rakor, mengoordinasikan pelaksanaan
Tim dan KID
Tujuan, Prinsip pertemuan sosialisasi
Koordinasi
dan kelompok, siaran • Menggunakan materi sosialisasi
Bansos
Mekanisme pers, pagelaran dari pusat
Pangan
Pelaksanaan, Masyarakat seni budaya, • Memastikan materi sosialisasi
Kabupaten/
Pengaduan umum media cetak, terdistribusi
Kota
media elektronik • Memastikan ketersediaan
narasumber
KPM
Tim Kebijakan, Rakor,
KID
Koordinasi Tujuan, Prinsip pertemuan
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019
55
2
Tugas
Pelaksana Pesan Target Media Sosialisasi Edukasi
Bansos dan kelompok, • Mengorganisasi dan
Pangan Mekanisme pagelaran seni mengoordinasikan pelaksanaan
Kecamatan Pelaksanaan, KPM budaya sosialisasi
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

Pengaduan • Menggunakan materi sosialisasi


dari pusat
• Memastikan materi sosialisasi
Masyarakat terdistribusi
umum
• Memastikan ketersediaan
narasumber
KID (RT/RW, • Mengorganisasi dan
Kebijakan, Dusun/Lingk mengoordinasikan pelaksanaan
Tujuan, Prinsip ungan, tokoh sosialisasi
Rapat
dan masyarakat, • Menggunakan materi sosialisasi
Desa/ Desa/Kelurahan,
Mekanisme tokoh agama) dari pusat
Kelurahan pertemuan
Pelaksanaan, KPM • Memastikan materi sosialisasi
kelompok
Pengaduan terdistribusi
Masyarakat
• Memastikan ketersediaan
umum
narasumber
56
3

Tugas

Pelaksana Pesan Target Media Sosialisasi Edukasi


Kebijakan,
Tujuan, Prinsip • Memastikan KPM menerima
RT/RW,
dan informasi dan memahami
Dusun/ KPM Rapat RT/RW
Mekanisme prinsip pelaksanaan dan
Lingkungan
Pelaksanaan, mekanisme pemanfaatan
Pengaduan
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019
57
4
Tugas
Pelaksana Pesan Target Media Sosialisasi Edukasi
• Merancang dan
mendistribusikan
e-Warong materi edukasi
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

KPM
• Memberikan
• Menyediakan materi pelatihan mengenai
edukasi dan sosialisasi mekanisme
Kebijakan,
Perekrutan ke seluruh pihak terkait penyaluran kepada
Tujuan, Prinsip
agen bank • Memastikan e-Warong
Bank dan
pemasangan materi • Memberikan edukasi
Penyalur Mekanisme
Edukasi & edukasi dan sosialisasi pada e-Warong agar
Pelaksanaan,
Masyarakat Sosialisasi • Menyampaikan daftar melaksanakan
Pengaduan
umum e-Warong kepada OPD pengawasan
urusan sosial setempat komoditas pangan
yang dapat dibeli
oleh KPM
• Menginformasikan
agen tidak dilakukan
58
5

Tugas

Pelaksana Pesan Target Media Sosialisasi Edukasi


pemaketan barang
pangan
• Menginformasikan
kebebasan
e-Warong
menentukan sumber
pasokan barang
Mengedukasi cara
penggunaan dan
menjaga keamanan
PIN
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

3.3. REGISTRASI DAN/ATAU DISTRIBUSI KKS

Gambaran proses registrasi dan/atau distribusi KKS


dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Gambar 4: Registrasi dan/atau Distribusi KKS

3.3.1. Persiapan Distribusi KKS

1. Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/


Kota dan Bank Penyalur bersama-sama
mempersiapkan pelaksanaan distribusi KKS serta
menetapkan jadwal dan lokasi pelaksanaan

59
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

distribusi KKS kepada KPM. Lokasi distribusi KKS


harus mudah dijangkau oleh KPM. Jangka waktu
distribusi KKS mempertimbangkan jumlah KPM di
suatu lokasi dan kondisi geografis sesuai dengan
tenggat waktu yang ditetapkan oleh Kementerian
Sosial.

2. Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota


menugaskan Tenaga Pelaksana BPNT dan
perangkat desa/aparatur kelurahan di tiap
desa/kelurahan untuk mendukung kelancaran
proses distribusi KKS oleh Bank Penyalur. Apabila
diperlukan, Bank Penyalur dapat merekrut tenaga
tambahan untuk memperlancar proses distribusi
KKS.

3. Sebelum pelaksanaan distribusi KKS, Tim


Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota
menyampaikan pemberitahuan kepada KPM
mengenai kepesertaannya pada Program BPNT,
waktu dan lokasi distribusi KKS, serta dokumen
yang harus disiapkan dan dibawa oleh KPM pada
saat pelaksanaan distribusi KKS.

60
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

4. Sarana pemberitahuan kepada KPM dapat


menggunakan media yang biasa digunakan oleh
Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota,
antara lain: (i) surat yang ditujukan kepada KPM,
(ii) informasi dari KID kepada KPM, dan (iii)
informasi pada papan pengumuman atau sarana
publikasi lainnya yang mudah diakses oleh
masyarakat khususnya KPM.

5. KID, khususnya perangkat desa/aparatur


kelurahan dan Tenaga Pelaksana BPNT,
memastikan KPM hadir pada saat pelaksanaan
distribusi KKS.

3.3.2. Pelaksanaan Distribusi KKS

1. Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota,


perangkat desa/aparat kelurahan, dan Tenaga
Pelaksana BPNT mendampingi Bank Penyalur
pada saat proses distribusi KKS kepada KPM.
Edukasi dan sosialisasi kepada KPM dapat
dilakukan bersamaan pada saat proses distribusi
KKS.

61
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

2. Pihak yang harus hadir dari KPM pada saat


distribusi KKS adalah yang ditentukan sebagai
Pengurus KPM, yaitu nama yang tercantum
sebagai pemilik rekening BPNT. Apabila
Pengurus KPM tidak hadir pada saat distribusi
KKS, KID secara aktif mengecek keberadaan
KPM.

3. Perlakuan bagi Pengurus KPM yang tidak hadir


pada saat distribusi KKS (baik karena sakit, lanjut
usia dan/atau penyandang disabilitas, meninggal
dunia, Pekerja Migran Indonesia (PMI),
mendapatkan vonis berkekuatan hukum tetap
atau sedang dalam proses hukum, tidak
ditemukan domisilinya, sudah bercerai, maupun
menolak menerima bantuan) akan merujuk pada
Lampiran 6 Pedoman Umum.

4. Dokumen pendukung yang perlu dibawa oleh


KPM pada saat proses distribusi KKS adalah
dokumen identitas seperti KTP, KK, dan/atau
dokumen lain yang dapat menunjukkan identitas
sebenarnya dari yang bersangkutan.

62
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

5. Pada saat proses distribusi KKS, petugas Bank


Penyalur memeriksa kesesuaian data pada KKS
dengan dokumen identitas yang dibawa KPM.

6. Jika data pada KKS sesuai dengan dokumen


identitas yang dibawa KPM, maka KPM harus
melengkapi dan menandatangani formulir
pembukaan rekening yang disediakan oleh Bank
Penyalur.

7. Bank Penyalur menyerahkan KKS, lembar PIN,


dan lembar informasi program disertai penjelasan
kepada KPM mengenai Program BPNT serta cara
penggunaan KKS dan PIN.

8. Jika data pada KKS dan dokumen identitas yang


dibawa KPM tidak sesuai, misalnya perbedaan
nama, alamat maupun nomor identitas KPM maka
petugas Bank Penyalur berkoordinasi dengan
perangkat desa/aparatur kelurahan untuk
mencocokkan data administrasi kependudukan
di wilayahnya.

9. Apabila KPM terbukti adalah benar yang


bersangkutan, maka pihak desa/kelurahan dapat
memberikan surat keterangan terkait hal

63
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

tersebut. Dengan adanya surat keterangan dari


desa/kelurahan, petugas Bank Penyalur
menyerahkan formulir pembukaan rekening
BPNT untuk dilengkapi dan ditandatangani oleh
KPM untuk memperoleh KKS dan PIN.

10. KKS dan dokumen kelengkapannya tidak


diserahkan kepada KPM apabila:

a. KPM tidak dapat menunjukkan dokumen


identitas atau dokumen pendukung.

b. KPM tidak melengkapi dan menandatangani


formulir pembukaan rekening BPNT.

c. Terjadi perbedaan data KPM dengan data


pada KKS yang tidak dapat dikonfirmasi
kebenarannya oleh pihak desa/kelurahan.

11. Tenggat berakhirnya proses distribusi KKS


kepada KPM ditentukan oleh Kementerian Sosial.
Apabila distribusi KKS melewati tenggat yang
ditentukan, maka Tim Koordinasi Bansos Pangan
mengirim surat permohonan persetujuan yang
dilengkapi dengan laporan hasil rekonsiliasi
distribusi KKS kepada Kementerian Sosial. Proses

64
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

distribusi KKS dapat dilanjutkan setelah


Kementerian Sosial mengeluarkan persetujuan.

12. Setelah proses distribusi KKS berakhir, untuk


rekonsiliasi data, Bank Penyalur di daerah
menyampaikan laporan hasil distribusi KKS
kepada Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kabupaten/Kota dan Bank Penyalur di pusat
mengenai:

a. Daftar dan jumlah KPM yang telah


mendapatkan KKS dan kelengkapannya;

b. Daftar dan jumlah KPM yang gagal


didistribusikan KKS dan kelengkapannya
beserta alasannya.

13. Laporan rekonsiliasi data hasil distribusi KKS


menggunakan format baku yang ditentukan oleh
Kementerian Sosial dilengkapi dengan kode
wilayah yang digunakan oleh satuan kerja
pengelola data di bawah Kementerian Sosial, dan
ditandatangani oleh Bank Penyalur di daerah dan
Dinas Sosial Kabupaten/Kota.

14. Laporan rekonsiliasi data hasil distribusi KKS


tersebut dikirim oleh Dinas Sosial

65
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

Kabupaten/Kota kepada Kementerian Sosial, dan


mencakup:

a. Daftar dan jumlah KPM yang telah


mendapatkan KKS dan kelengkapannya;

b. Daftar dan jumlah KPM yang gagal


didistribusikan KKS dan kelengkapannya
beserta alasannya.

15. Laporan yang sama dikirim Bank Penyalur


di daerah kepada Bank Penyalur di pusat.

16. Laporan diterima oleh Kementerian Sosial 60 hari


kalender setelah SP2D diterima oleh masing-
masing direktorat.

17. KKS dan kelengkapannya yang tidak


terdistribusikan dinonaktifkan dan disimpan oleh
Bank Penyalur di daerah. KKS dan kelengkapan
yang tidak terdistribusikan disimpan sampai satu
tahun anggaran untuk kebutuhan pemeriksaan/
audit atas Program BPNT.

66
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

Gambar 5: Pelaksanaan Registrasi/Distribusi KKS

3.4 PENGGANTIAN KPM

Dalam rangka mengakomodasi adanya perubahan


karakteristik KPM di desa/kelurahan/pemerintahan
setingkat, dimungkinkan perubahan Daftar KPM
dengan penjelasan sebagai berikut:

67
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

1. Perubahan/pembaharuan Daftar KPM dilakukan


melalui Musdes/Muskel pada tahun berjalan/pada
tahun pelaksanaan Program BPNT, dengan
melibatkan Ketua RT/RW, tokoh masyarakat, tokoh
agama, dan unsur masyarakat lain sesuai dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat serta
Tenaga Pelaksana BPNT.

2. Melalui Musdes/Muskel ditetapkan keluarga yang


diganti/dikeluarkan dari Daftar KPM dan keluarga
pengganti yang masuk ke dalam Daftar KPM.

3. Keluarga peserta PKH diutamakan mendapatkan


BPNT.

4. KPM BPNT yang dapat diganti/dikeluarkan dari


Daftar KPM adalah KPM yang dianggap mampu,
pindah alamat ke luar desa/kelurahan/
pemerintahan setingkat, KPM yang seluruh anggota
keluarganya sudah meninggal, KPM yang tercatat
ganda atau lebih, serta KPM yang menolak BPNT.
Bagi KPM yang tercatat ganda (dua kali atau lebih)
pada Daftar KPM, maka salah satu data KPM
dipertahankan sementara sisanya diganti mengikuti
mekanisme penggantian KPM.

68
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

10

5. Keluarga yang dapat dimasukkan menjadi KPM


Pengganti adalah keluarga dari Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial yang dianggap layak
berdasarkan hasil Musdes/Muskel dan/atau
Muscam. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
tersedia di Dinas Sosial Kabupaten/Kota.

6. Dalam hal tidak ada lagi KPM Pengganti di


desa/kelurahan/pemerintah setingkat tersebut
yang dapat diambil dari Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial, maka pagu kosong yang
tersisa di desa/kelurahan tersebut dapat dialihkan
ke desa/kelurahan lain melalui Muscam. Muscam
dilaksanakan dengan melibatkan Kepala
Desa/Lurah/Kepala Pemerintahan setingkat, tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan unsur masyarakat
lain sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat serta Tenaga Pelaksana
BPNT. Pelaksanaan Muscam harus dilengkapi
dengan Berita Acara (BA) Muscam serta dilaporkan
oleh Tim Koordinasi Bansos Pangan Kecamatan
kepada Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kabupaten/Kota (c.q. Dinas Sosial) untuk
penetapan alokasi jumlah KPM per desa/

69
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

11

kelurahan/pemerintahan setingkat yang baru, serta


untuk Perubahan Daftar KPM melalui aplikasi SIKS-
NG. Penggunaan aplikasi SIKS-NG diatur dalam
pedoman terpisah yang diterbitkan oleh
Kementerian Sosial.

7. Jika Musdes/Muskel mengidentifikasi bahwa


terdapat keluarga yang berhak menerima BPNT
namun belum terdapat dalam Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial, maka keluarga tersebut
dapat melakukan pendaftaran aktif sebagai
rangkaian dari proses verifikasi dan validasi Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial. Pelaksanaan
verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial diatur dalam pedoman terpisah.

8. Perangkat desa/aparatur kelurahan mencatat


perubahan data/informasi sebagai berikut:

(1) Nomor KKS


(2) Nomor rekening
(3) Penetapan BPNT
(4) Nama Pengurus KPM (calon pemilik rekening)

(5) Nomor ID BDT KPM dalam Data Terpadu


Kesejahteraan Sosial

70
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

12

(6) Nomor ID Pengurus KPM dalam Data


Terpadu Kesejahteraan Sosial

(7) Nomor Kartu Keluarga (KK), jika ada

(8) Nomor Induk Kependudukan (NIK),

(9) Tempat dan tanggal lahir Pengurus KPM

(10) Nama gadis ibu kandung dari Pengurus KPM

(11) Nomor Peserta PKH, jika ada

(12) Status PKH, jika ada

(13) Nama Kepala Keluarga

(14) Nama Anggota Keluarga lainnya

(15) Alamat Tinggal Keluarga

(16) Kode Wilayah (Provinsi, Kabupaten/Kota,


Kecamatan, Desa/Kelurahan).

Informasi tersebut dapat dicatat dalam Formulir


Rekapitulasi Pengganti (FRP) untuk dimasukkan ke
dalam SIKS-NG dan dilengkapi dengan Berita
Acara (BA) dan surat pengesahan yang
ditandatangani oleh Bupati/Wali Kota.

9. Kepala Desa/Lurah menyampaikan daftar akhir


KPM termasuk “usulan” perubahannya, yang

71
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

13

selanjutnya disebut “usulan” Daftar KPM


Perubahan, kepada Tim Koordinasi Bansos Pangan
setempat untuk memperoleh pengesahan..

10. Bupati/Wali Kota melalui Tim Koordinasi Bansos


Pangan Kabupaten/Kota mengesahkan Berita
Acara Daftar KPM Perubahan dan mengirimkannya
kepada Kementerian Sosial melalui SIKS-NG.
Salinan surat pengesahan Tim Koordinasi agar
segera disampaikan kepada Kementerian Sosial
(KPA) dan Gubernur paling lambat diterima setiap
tanggal 25 di bulan Januari, April, Juli dan
Oktober

11. Daftar KPM Perubahan kemudian disahkan oleh


Kementerian Sosial (KPA) paling lambat pada
tanggal 15 setiap bulan Maret, Juni, September
dan Desember. Selanjutnya Daftar KPM
Perubahan yang telah disahkan dikirimkan oleh
Kementerian Sosial ke Bank Penyalur dan Tim
Koordinasi Bansos Pangan di daerah.

12. KKS untuk KPM Pengganti dicetak Bank Penyalur


berdasarkan data yang telah disahkan oleh Dirjen
PFM Kementerian Sosial setelah Berita Acara

72
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

14

Serah Terima (BAST) ditandatangani. KKS diterima


oleh KPM Pengganti paling lambat tanggal 15 pada
bulan berikutnya.

13. Mekanisme distribusi KKS untuk KPM Pengganti


mengikuti mekanisme distribusi KKS baru.

3.5. PEMBUKAAN REKENING KPM PENGGANTI

Pembukaan rekening KPM Pengganti dan distribusi


KKS dilaksanakan sesuai prosedur sebagai berikut:

1. Daftar KPM Pengganti yang telah ditetapkan oleh


Kementerian Sosial diserahkan ke pihak Bank
Penyalur.

2. Pihak Bank Penyalur membukakan rekening


beserta sub-akun uang elektronik khusus BPNT
dan mencetak KKS sesuai Daftar KPM Pengganti.

3. KC Bank Penyalur berkoordinasi dengan


Pemerintah Daerah setempat untuk pelaksanaan
registrasi KPM Pengganti.

4. Registrasi KPM Pengganti dilaksanakan sesuai


mekanisme pada pembukaan rekening dan
distribusi KKS pada sub bab 3.3.

73
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

15

5. Kantor cabang Bank Penyalur bersama Pemerintah


Daerah setempat mendistribusikan KKS dan
kelengkapannya kepada KPM Pengganti.

6. Dalam hal KPM tidak hadir/tidak mengambil KKS


dan kelengkapannya sampai waktu registrasi KPM
Pengganti berakhir, maka:

a) KKS dan PIN tidak boleh diserahkan.

b) Bank Penyalur membuat laporan Daftar KPM


yang tidak mengambil KKS kepada Tim
Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota
untuk kemudian dilaporkan ke Kementerian
Sosial.

c) Data KPM diberikan penanda dan dilaporkan


ke Pusdatin.

d) Paket bantuan dikembalikan ke negara untuk


kemudian dilakukan penggantian KPM baru
guna pemenuhan kuota.

7. Pelaporan hasil pembukaan rekening dan distribusi


KKS untuk KPM Pengganti mengikuti mekanisme
pada sub bab 3.3.

74
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

16

3.6 PROSEDUR PENGGANTIAN KKS

3.6.1. Penggantian KKS Hilang/Rusak

Dalam pendistribusian KKS dapat terjadi kerusakan


atau KKS dapat hilang setelah registrasi berhasil
dilakukan dan kartu telah diterima oleh KPM.

Apabila ditemukan permasalahan KKS hilang,


dilakukan mekanisme penyelesaian sebagai berikut:

1. KPM BPNT melaporkan permasalahan KKS hilang


kepada Bank Penyalur setempat, dengan
melampirkan surat keterangan hilang dari kantor
Kepolisian Republik Indonesia. Bank dapat
berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten/
Kota melalui Tenaga Pelaksana BPNT untuk
memberikan laporan mengenai data KKS KPM
yang hilang atau jika ada informasi lain yang
dibutuhkan.

2. Dinas Sosial Kabupaten/Kota melaporkan secara


tertulis permasalahan KKS hilang ke kantor
cabang Bank Penyalur dengan tembusan ke
Kementerian Sosial (Direktur yang menangani
pelaksanaan BPNT sesuai dengan wilayah kerja
selaku KPA), dilengkapi data dengan nama dan

75
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

17

alamat KPM, nomor rekening, dan nomor KKS,


serta melampirkan surat keterangan hilang dari
kantor Kepolisian Republik Indonesia;

3. Kantor cabang Bank Penyalur harus


menindaklanjuti laporan tertulis dan mengganti
KKS yang hilang kepada KPM paling lambat 14 hari
kerja dengan biaya Rp15.000 per kartu yang
dibebankan kepada KPM BPNT.

4. Jika KKS pengganti telah tersedia di kantor


cabang Bank Penyalur, kantor cabang Bank
Penyalur menginformasikan hal tersebut kepada
Dinas Sosial Kabupaten/Kota agar diteruskan
kepada KPM untuk datang ke kantor cabang Bank
Penyalur.

5. Dalam hal KPM penyandang disabilitas dan/atau


lanjut usia, pelaporan kehilangan KKS dapat
dilakukan oleh anggota keluarga dalam satu KK
dan didampingi oleh Tenaga Pelaksana BPNT
dengan membawa identitas asli dan surat kuasa
dari KPM diketahui oleh Dinas Sosial Kabupaten/
Kota setempat. Proses penggantian KKS
memerlukan waktu selama 14 hari kerja. Dalam hal

76
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

18

tidak ada anggota keluarga lainnya, maka dapat


dilakukan oleh Tenaga Pelaksana BPNT dengan
menyampaikan dokumen persyaratan yaitu:
Identitas asli dan Surat Keputusan Penetapan
sebagai pendamping sosial.

6. KPM datang ke kantor cabang Bank Penyalur


untuk menerima KKS pengganti, memenuhi
kelengkapan administrasi sekaligus melakukan
aktivasi KKS pengganti. Bagi KPM BPNT yang juga
merupakan penerima PKH, perlu dipastikan
bahwa KKS pengganti dapat berfungsi juga untuk
PKH, tidak hanya untuk BPNT. Dalam hal KPM
penyandang disabilitas dan/atau lanjut usia, KKS
dapat diambil oleh anggota keluarga dalam satu
KK dan didampingi oleh Tenaga Pelaksana BPNT
dengan membawa identitas asli dan surat kuasa
dari KPM diketahui oleh Dinas Sosial
Kabupaten/Kota setempat. Dalam hal tidak ada
anggota keluarga lainnya, maka dapat dilakukan
oleh Tenaga Pelaksana BPNT dengan
menyampaikan dokumen persyaratan yaitu:
Identitas asli dan Surat Keputusan Penetapan
sebagai pendamping sosial.

77
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

19

7. Kantor cabang Bank Penyalur melaporkan hasil


penyelesaian secara tertulis kepada Dinas Sosial
Kabupaten/Kota dan kantor pusat Bank Penyalur.

8. Dinas Sosial Kabupaten/Kota melaporkan secara


tertulis penyelesaian KKS hilang ke Kementerian
Sosial (Direktur yang menangani pelaksanaan
BPNT sesuai dengan wilayah kerja selaku KPA).

9. Bank Penyalur di pusat melaporkan secara tertulis


penyelesaian KKS hilang ke Kementerian Sosial
(Direktur yang menangani pelaksanaan BPNT
sesuai dengan wilayah kerja selaku KPA).

Apabila ditemukan permasalahan KKS rusak/patah/


terblokir, dilakukan mekanisme penyelesaian dengan
tahapan sebagaimana terlampir dalam lampiran
7 berikut:

3.6.2. Penggantian Kepemilikan Rekening Anggota KPM

Bila calon pemilik rekening (Pengurus KPM) meninggal,


bekerja di luar kota/Pekerja Migran Indonesia (PMI),
sudah bercerai, atau meninggalkan rumah tanpa
keterangan, terlibat masalah hukum namun masih
terdapat anggota keluarga lainnya yang masih dalam

78
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

20

satu KK, maka dapat digantikan oleh ahli waris/anggota


keluarga lainnya dengan mengikuti prosedur
penggantian KKS untuk KPM.

Untuk penggantian kepemilikan rekening ini, dapat


dilakukan dengan mengacu pada di lampiran
6 mengenai Mekanisme Peggantian KPM.

3.7 PENYALURAN

Proses penyaluran bantuan, terdiri dari:

1. Proses penyaluran dana BPNT dilaksanakan oleh


Bank Penyalur tanpa pengenaan biaya.

2. Proses penyaluran dilakukan dengan


memindahbukukan dana BPNT dari rekening
Kementerian Sosial (KPA) di Bank Penyalur ke
rekening wallet KPM BPNT.

3. Pemindahbukuan dana BPNT dilakukan paling


lama 30 hari kalender sejak dana tersebut
ditransfer dari Kas Negara ke rekening
Kementerian Sosial (KPA) di Bank Penyalur.

79
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

21

4. Penyaluran dana BPNT ke dalam rekening wallet


KPM dilakukan paling lambat tanggal 10 (sepuluh)
bulan berjalan;

5. Proses penyaluran BPNT dilakukan sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai Belanja Bansos yang
ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang keuangan.

3.8 PEMANFAATAN

Proses pemanfaatan dana bantuan dapat


digambarkan sebagai berikut:

1. Datang: KPM datang ke e-Warong dengan


membawa KKS.
2. Cek: Lakukan cek kuota bantuan pangan melalui
mesin EDC.
3. Pilih: Pilih jenis bahan pangan beras dan/atau
telur dengan jumlah sesuai kebutuhan, lakukan
pembelian dengan memasukkan nominal harga
dan PIN pada EDC bank.
4. Terima: Terima bahan pangan yang telah dibeli
serta bukti transaksi untuk disimpan.

80
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

22

Gambar 6: Pemanfaatan Bantuan

81
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

23

3.8.1. Pembelian Bahan Pangan oleh KPM pada e-Warong

a. Pembelian Bahan Pangan dilakukan pada


e-Warong menggunakan KKS.

b. KPM berhak memilih e-Warong yang


dikehendaki untuk membelanjakan dana BPNT,
tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

c. KPM berhak menentukan jenis dan jumlah beras


dan/atau telur yang akan dibeli.

d. E-warong tidak boleh melakukan pemaketan


barang.

e. KPM dapat mencari e-Warong lain yang menjual


barang dengan harga murah dan dapat
menyampaikan keluhan ke perangkat desa/
aparatur kelurahan, Tenaga Pelaksana BPNT atau
saluran pengaduan lain saat ada kenaikan harga
yang tidak wajar.

3.8.2. Bukti Transaksi Bantuan Pangan

a. Bank Penyalur menyiapkan bukti transaksi


bantuan pangan yang dapat berupa cetak resi
dari mesin EDC.

82
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

24

b. Bukti transaksi disimpan oleh e-Warong dan


salinannya diserahkan kepada KPM.

c. Bukti transaksi memuat informasi nominal


transaksi dan sisa jumlah dana yang masih
tersedia pada rekening wallet KPM.

3.9 BPNT UNTUK WILAYAH KHUSUS

BPNT wilayah khusus merupakan Program BPNT yang


diberikan kepada KPM di wilayah dengan keterbatasan akses
dan sulit dijangkau baik secara geografis, ketersediaan
infrastruktur nontunai sesuai hasil evaluasi Tim Pengendali.

Sasaran penerima BPNT wilayah khusus ini adalah KPM yang


terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial sesuai
ketentuan dalam Program BPNT.

3.9.1. Penyiapan Data

Pemerintah Kabupaten/Kota yang ditetapkan sebagai


wilayah Program BPNT Wilayah Khusus harus melakukan
pemeriksaan data calon KPM pada SIKS-NG menu BSP,
melakukan perubahan sesuai kondisi terkini, serta

83
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

25

melengkapi 6 (enam) variabel pembukaan rekening (KYC)


pada SIKS-NG menu BSP.

Data penerima KPM untuk wilayah khusus tersebut, sama


halnya dengan data program lainnya, dilengkapi dengan NIK
dan jika memungkinkan dengan penanda kepemilikan KTP-
el. Data dapat dilengkapi oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.

Kementerian Sosial perlu memastikan pembukaan waktu


pemutakhiran data yang diperlukan dan melakukan
koordinasi aktif dengan Pemerintah Daerah untuk
memastikan data calon KPM telah terpenuhi kelengkapan
informasinya.

Apabila sampai dengan penutupan waktu pemutakhiran


masih ada data calon KPM yang belum dapat dilengkapi,
Pemerintah Daerah dan Bank Penyalur dapat melakukan
koordinasi untuk memastikan kelengkapan data dan
dokumen saat pelaksanaan registrasi di masing-masing
wilayah.

84
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

26

3.9.2. Registrasi dan Distribusi KKS

Registrasi untuk KPM BPNT di wilayah khusus, dilakukan


sama dengan registrasi KPM pada umumnya. Pelaksanaan
pembukaan rekening tetap dilakukan oleh Bank Penyalur
sesuai dengan daftar yang disampaikan oleh Kementerian
Sosial dan menggunakan mekanisme yang sama dengan
yang berlaku untuk KPM di wilayah reguler.

Sesuai dengan tahapan registrasi, untuk pelaksanaan


registrasi di wilayah khusus, Pemerintah Daerah dan Bank
Penyalur melakukan koordinasi untuk menentukan waktu
dan titik pelaksanaan registrasi dengan memperhitungkan
sebaran jumlah dan lokasi KPM di masing-masing wilayah.
Khusus untuk wilayah penyaluran Bank Mandiri, akan
dilakukan registrasi sidik jari KPM untuk keperluan transaksi
BPNT.

Mekanisme penyampaian informasi dan model sosialisasi


yang digunakan dapat mengikuti model yang biasa
digunakan dan disepakati di masing-masing daerah dengan
memperhitungkan efektivitas penyampaian informasi
kepada KPM.

85
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

27

Sementara itu, untuk KPM yang tidak berhasil diregistrasi,


mekanisme penggantian KPM menggunakan mekanisme
reguler.

KKS yang tidak terdistribusi disimpan di bank cabang


penyalur sampai dengan satu tahun anggaran atau
selesainya pemeriksaan oleh tim audit.

3.9.3. Penyaluran

Proses penyaluran dana BPNT untuk wilayah khusus


dilaksanakan oleh Bank Penyalur tanpa pengenaan biaya.
Waktu penyaluran disesuaikan dengan mekanisme reguler
dengan memperhitungkan prinsip dan persyaratan
penyaluran, serta jadwal pemanfaatan yang dilakukan pada
tanggal 10 setiap bulannya.

Pada prinsipnya, waktu penyaluran BPNT dilakukan setiap


bulan. Namun, di wilayah khusus dapat digunakan kebijakan
khusus di mana penyaluran akan dilakukan setiap 3 (tiga)
bulan sekali dengan dilakukan rapel di depan. Proses
penyaluran dan pemindahbukuan terkait wilayah khusus
akan diatur tersendiri dalam petunjuk teknis mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

86
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

28

3.9.4. Pemanfaatan Bantuan

KPM dapat memanfaatkan BPNT di e-warong pada titik-titik


penyaluran yang telah disepakati antara Tim Koordinasi
Bansos Pangan dan Bank Penyalur. Pemanfaatan dapat
dilakukan kapan saja, namun tidak dapat melebihi waktu 90
(sembilan puluh) hari sejak jadwal pencairan dana ke
rekening KPM, untuk menghindari terjadinya kegagalan
dalam penarikan manfaat. Mekanisme pemanfaatan BPNT di
wilayah khusus dapat dilakukan dengan dua mekanisme,
online dan offline.

a. Mekanisme online: Pemanfaatan dilakukan seperti


mekanisme reguler dengan menggunakan KKS dan
mesin EDC online. Besaran manfaat BPNT yang akan
diterima KPM adalah untuk 3 (tiga) bulan dan
pemanfaatan dilakukan pada titik tertentu yang
disepakati oleh Tim Koordinasi Bansos Pangan dan Bank
Penyalur di daerah.

b. Mekanisme offline: seperti halnya mekanisme online,


besaran manfaat BPNT akan diberikan sekaligus untuk
3 (tiga) bulan di depan, dengan menggunakan titik lokasi
tertentu yang disepakati oleh Tim Koordinasi Bansos
Pangan dan Bank Penyalur di daerah. Dalam hal

87
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

29

penentuan titik lokasi pemanfaatan, Tim Koordinasi


Bansos Pangan dan Bank Penyalur perlu melakukan
pemetaan lokasi sesuai dengan kemudahan akses dan
ketersediaan jaringan telekomunikasi, jumlah dan
sebaran KPM yang ada di satu desa/kelurahan.

c. Mekanisme pengambilan manfaat BPNT dilakukan


dengan menggunakan KKS dilengkapi dengan Identitas
asli. Pemanfaatan dana BPNT dilakukan setiap 3 (tiga)
bulan pada waktu dan lokasi tertentu yang disepakati
oleh Pemerintah Daerah dan Bank Penyalur.

Meskipun waktu dan lokasi penyaluran telah ditentukan oleh


Pemerintah Daerah dan Bank Penyalur, e-Warong dapat
bekerjasama dengan pihak ketiga untuk memastikan harga,
kualitas dan jumlah pasokan beras dan telur terjamin serta
memenuhi prinsip BPNT.

Tim Koordinasi Bansos Pangan Daerah aktif memantau


ketersediaan, harga dan kualitas bahan pangan. Bank
Penyalur di daerah juga memastikan ketersediaan mesin
EDC dan petugas bank penyalur untuk pemanfaatan
bantuan.

88
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

30

Penjelasan lebih rinci mengenai mekanisme offline akan


dijelaskan dan diatur dalam petunjuk teknis tersendiri sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

89
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

90
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

4
PENGENDALIAN

91
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

32

4.1. PENGENDALIAN

D
alam rangka memastikan efektivitas BPNT,
dilakukan pengendalian yang mencakup
koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Pengendalian dilaksanakan oleh Tim Pengendali


Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Secara Nontunai.
Kelembagaan Tim Pengendali dapat dilihat pada Bab 5:
Kelembagaan.

4.2. PENGAWASAN

Pengawasan pelaksanaan penyaluran BPNT dilakukan oleh


Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pengawasan perbankan,
agen bank, dan sistem pembayaran dilakukan oleh Bank
Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

4.3. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

a. Dalam rangka meningkatkan efektivitas


penyaluran Program BPNT di berbagai daerah
maka Tim Koordinasi Bansos Pangan Pusat dan

92
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

33

Tim Pengendali yang diketuai oleh Menteri


Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan melakukan pemantauan dan
evaluasi (PE) pelaksanaan Program BPNT.

b. Kegiatan pemantauan mengidentifikasi


permasalahan yang menghambat pelaksanaan
Program BPNT pada seluruh tahapan agar
dapat diupayakan penyelesaiannya.

c. Kegiatan pemantauan dilakukan secara rutin


dan berkala. Pemantauan rutin melalui
dashboard BPNT, rapat koordinasi, pemantauan
media, dan pelaporan. Sedangkan pemantauan
berkala berupa kegiatan uji petik (spotcheck)
oleh tim lintas K/L dan daerah.

d. Kegiatan evaluasi dilakukan oleh pihak


independen seperti perguruan tinggi, lembaga
riset, dan instansi lainnya.

e. Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi oleh Tim


Pengendali dan Tim Koordinasi Bansos Pangan
Pusat dapat dilakukan secara berjenjang,
sampai ke KPM bila diperlukan.

93
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

34

f. Tim Koordinasi Bansos Pangan di daerah secara


aktif melakukan pemantauan dan evaluasi di
wilayah kerja masing-masing bersama dengan
Tim Koordinasi Bansos Pangan Pusat dan Tim
Pengendali.

g. Waktu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi


Program BPNT dilakukan secara periodik
dan/atau sesuai dengan kebutuhan/tematik.

h. Sistem Informasi Manajemen (SIM) penyaluran


BPNT berbasis aplikasi dapat digunakan untuk
pemantauan pelaksanaan penyaluran dari waktu
ke waktu.

i. Pemantauan pelaksanaan Program BPNT pada


berbagai tingkatan dapat menggunakan
instrumen/formulir pemantauan yang terdapat
pada Lampiran 4 dan 5 sebagai panduan.

j. Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis dan


dilaporkan kepada Tim Koordinasi Bansos
Pangan Pusat dan Tim Pengendali.

94
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

35

2. Komponen Pemantauan dan Evaluasi

Tim Koordinasi Bansos Pangan Pusat dan Tim


Pengendali bersama dengan Tim Koordinasi Bansos
Pangan Daerah melakukan pemantauan secara
berkala terhadap:

a. Proses registrasi atau pembukaan rekening KPM.

b. Proses distribusi KKS kepada KPM.

c. Proses penggantian KPM jika diperlukan seperti


yang telah diatur dalam proses penggantian
KPM yang telah dijelaskan sebelumnya.

d. Realisasi penyaluran dana BPNT dari Bank


Penyalur ke rekening wallet penerima manfaat.

e. Sebaran dan keterjangkauan e-Warong untuk


KPM.

f. Ketersediaan dan harga pangan di e-Warong


dan dibandingkan dengan harga yang berlaku di
pasar secara umum.

g. Kepatuhan e-Warong dalam menjual beras


dan/atau telur kepada KPM.

95
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

36

h. Kepatuhan KPM dalam membeli beras dan/atau


telur menggunakan KKS di e-Warong.

i. Kinerja infrastruktur teknologi perbankan dan e-


Warong, seperti mesin EDC, kekuatan sinyal,
ketersediaan jaringan, dan alat penunjang
lainnya.

j. Kemampuan e-Warong dalam mengoperasikan


dan menyelesaikan permasalahan yang muncul
saat melakukan transaksi nontunai.

k. Keberhasilan transaksi antara e-Warong dan


KPM.

l. Biaya tambahan yang dikenakan kepada KPM.

m. Pemenuhan kriteria-kriteria e-Warong seperti


tertuang pada subbab 3.1.2. untuk menjadi basis
kelanjutan kerjasama e-Warong dengan Bank
Penyalur.

n. Efektivitas pengelolaan dan penanganan


pengaduan.

o. Efektivitas penyampaian informasi, sosialisasi,


dan edukasi.

96
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

37

p. Dana BPNT bagi KPM yang tidak melakukan


transaksi lebih dari satu bulan setelah dana
BPNT disalurkan ke rekening KPM.

4.4. PENGELOLAAN PENGADUAN

1. Pengaduan dapat dilaporkan melalui tatap muka


kepada pelaksana di lapangan dengan
menghubungi:
a. Tenaga Pelaksana BPNT.
b. Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/
Kota.
c. Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi.
d. KC atau Unit Kerja Bank Penyalur.
e. Sekretariat Bersama Sistem Layanan Rujukan
Terpadu (SLRT) di kabupaten/kota atau Pusat
Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di desa/
kelurahan.
2. Pengaduan dilakukan juga melalui Sistem
Pengelolaan Pengaduan (SPP) BPNT menggunakan
sistem LAPOR! (Layanan Aspirasi dan Pengaduan
Online Masyarakat). Masyarakat dapat
menyampaikan pengaduan melalui saluran SMS

97
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

38

dan website. Pengaduan melalui SMS dikirim ke


nomor 1708 dan untuk website melalui
www.lapor.go.id. Agar pengaduan tersebut dapat
ditindaklanjuti secara tuntas oleh pengelola
pengaduan BPNT maka harus memperhatikan hal-
hal berikut:

a. Bagi masyarakat yang merupakan KPM BPNT


harus mencantumkan nomor KKS pada isi
aduan yang disampaikan, baik melalui saluran
SMS, Web dan Tatap Muka.
b. Pencantuman lokasi yang rinci dari tingkat
provinsi, kabupaten/kota sampai ke tingkat
desa/kelurahan.
3. Merujuk butir 1 di atas, pengaduan yang berasal dari
tatap muka baik yang sudah atau yang belum
ditindaklanjuti harus dimasukkan ke dalam sistem
LAPOR! oleh administrator pengelolaan pengaduan
di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
4. Pengelolaan pengaduan BPNT melibatkan K/L
terkait di tingkat Pemerintah pusat, Pemerintah
Daerah (provinsi dan kabupaten/kota), dan Bank
Penyalur.

98
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

39

5. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)


bertanggung jawab menyusun Pedoman Khusus
Pengelolaan Pengaduan BPNT serta
mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengelolaan
pengaduan BPNT, termasuk pelatihan-pelatihan
bagi pengelola pengaduan BPNT dan administrator
pengelola pengaduan di tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota.
6. Pengelola pengaduan BPNT adalah Sekretaris Tikor
Bansos Pangan dan/atau Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) lain yang ditunjuk oleh Ketua Tim
Koordinasi Bansos Pangan di setiap provinsi dan
kabupaten/kota.

7. Setiap K/L terkait, Pemerintah Daerah (provinsi dan


kabupaten/kota), dan Bank Penyalur diwajibkan
menunjuk tenaga administrator sebagai pengelola
pengaduan BPNT.
8. Untuk dapat melakukan pengelolaan pengaduan
BPNT setiap administrator pada K/L terkait,
Pemerintah Daerah (provinsi dan kabupaten/kota),
dan Bank Penyalur wajib memiliki akun admin
LAPOR!.

99
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

40

9. Akun admin LAPOR! disampaikan oleh Kemendagri


kepada para administrator pusat dan daerah
(provinsi dan kabupaten/kota), serta Bank Penyalur.
10. Pengelola pengaduan di tingkat pusat, Pemerintah
Daerah (provinsi dan kabupaten/kota), dan Bank
Penyalur membuat laporan tentang
penyelenggaraan pengelolaan pengaduan BPNT
serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan
program. Sesuai SE Menteri Dalam Negeri, laporan
tersebut disampaikan secara berkala setiap triwulan
kepada Direktur Jenderal Bina Pembangunan
Daerah, Kementerian Dalam Negeri dengan
tembusan Pelaksana Program BPNT (c.q Direktur
Jenderal PFM Kementerian Sosial).
11. Untuk penyampaian informasi pengaduan sistem
LAPOR! dapat diperoleh melalui media poster yang
dipasang di setiap e-warong dan dikelola oleh
Sekretariat Tikor Bansos Pangan Provinsi dan
Kabupaten/Kota (Lampiran 10).
12. Hal-hal lebih rinci terkait pengelolaan pengaduan
BPNT diatur di dalam Pedoman Khusus
Pengelolaan Pengaduan BPNT dan/atau SE
Menteri Dalam Negeri.

100
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

41

4.5. PELAPORAN

Bank Penyalur menyusun dan menyampaikan laporan


realisasi penyaluran secara rutin kepada Kementerian
Sosial (KPA) yang ditembuskan kepada Tim Koordinasi
Bansos Pangan Pusat dan Tim Pengendali. Laporan
meliputi laporan bulanan, triwulan, atau per semester.

Materi laporan bank meliputi:

a. Rekening wallet KPM yang berhasil dan gagal


dibuka beserta penyebabnya.

b. Data KPM yang gagal setting wallet.

c. KKS yang berhasil dicetak.

d. KKS yang berhasil dan gagal didistribusikan beserta


penyebabnya.

e. Jumlah dana BPNT yang disalurkan ke rekening


wallet KPM.

f. Jumlah dana BPNT yang dibelanjakan oleh KPM


dari rekening wallet.

g. Saldo akhir dana BPNT yang tersisa pada rekening


wallet KPM.

101
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

42

h. Jumlah penyaluran yang bermasalah dan/atau


tertunda.

i. Data nama dan alamat e-Warong yang berfungsi


sebagai penyalur BPNT.

Pelaporan untuk wilayah khusus, dilakukan setelah


rekonsiliasi selesai antara data bank dengan data penyaluran
di EDC.

4.6. SANKSI

Apabila terjadi pelanggaran terhadap pelaksanaan BPNT,


sesuai dengan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah di mana daerah wajib berpedoman
pada Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang
telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Undang-undang ini
kemudian diturunkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor
48 Tahun 2016 pasal (3) dan Peraturan Pemerintah Nomor
12 tahun 2017 tentang pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota, Pejabat Pemerintahan
berkewajiban untuk menyelenggarakan Administrasi
Pemerintahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, kebijakan pemerintahan, dan Asas

102
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

43

Umum Pemerintahan yang Baik (AUBP). Apabila dilaporkan


dan ditemukan terjadi pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan, akan dapat dikenakan sanksi
administratif ataupun sanksi lainnya sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh Tenaga


Pelaksana BPNT maka akan ditindak lanjuti sesuai dengan
aturan dan Surat Keputusan yang berlaku.

Apabila terjadi pelanggaran oleh e-warong, bank penyalur


berhak mencabut ijin penyaluran BPNT nya dan melaporkan
kepada pemerintah daerah.

103
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

104
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

5
KELEMBAGAAN

105
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

45

5.1. KELEMBAGAAN

Kelembagaan Program BPNT terdiri dari Tim


Pengendali dan Pengelola Program.

5.1.1 Tim Pengendali

Program BPNT dikendalikan oleh Tim Pengendali


Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Secara
Nontunai. Tim Pengendali terdiri dari lintas
Kementerian/Lembaga Pusat dengan struktur
sebagai berikut:

Ketua

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia


dan Kebudayaan.

Wakil Ketua

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Sekretaris merangkap Anggota

Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan


Penanggulangan Kemiskinan.

106
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

46

Anggota:

1. Menteri Dalam Negeri;

2. Menteri Sosial;

3. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;

4. Menteri Agama;

5. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;

6. Menteri Keuangan;

7. Menteri Perdagangan;

8. Menteri Pertanian;

9. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;

10. Menteri Komunikasi dan Informatika;

11. Menteri Badan Usaha Milik Negara;

12. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi;

13. Menteri Sekretaris Negara;

14. Sekretaris Kabinet;

15. Kepala Badan Pusat Statistik;

16. Kepala Staf Kepresidenan;

17. Gubernur Bank Indonesia; dan

107
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

47

18. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan.

Tim Pengendali berkoordinasi dan melakukan pengendalian


terhadap Pengelola Program BPNT.

5.1.2 Tim Koordinasi Bantuan Sosial Pangan

Dalam rangka pelaksanaan Program Bansos Pangan


(Program BPNT dan Program Bansos Rastra) dibentuk Tim
Koordinasi Bantuan Sosial Pangan di pusat, provinsi,
Kabupaten/Kota, dan kecamatan.

A. Tim Koordinasi Bansos Pangan Pusat

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan


Kebudayaan melaksanakan fungsi koordinasi,
sinkronisasi dan pengendalian dalam perumusan
kebijakan Program Bansos Pangan (Program BPNT dan
Program Bansos Rastra) dengan membentuk Tim
Koordinasi Bansos Pangan Pusat.

1. Tugas

Melakukan koordinasi, sinkronisasi, harmonisasi dan


pengendalian dalam perumusan kebijakan,
perencanaan, penganggaran, sosialisasi,

108
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

48

penanganan pengaduan, serta pemantauan dan


evaluasi.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi


Bansos Pangan Pusat mempunyai fungsi:

a. Koordinasi perencanaan dan penganggaran


Program Bansos Pangan.
b. Koordinasi penetapan pagu Program Bansos
Pangan dan penyiapan data Calon Penerima
Manfaat Program Bansos Pangan.
c. Koordinasi penyusunan Pedoman Umum
Program Bansos Pangan (Program BPNT dan
Program Bansos Rastra).
d. Mengkoordinasikan ketersediaan dan
kesesuaian perangkat peraturan pendukung
yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan
Program BPNT
e. Berkoordinasi dengan K/L serta institusi terkait
untuk memastikan ketersediaan dan cakupan
layanan jaringan telekomunikasi di daerah untuk
kelancaran pelaksanaan transaksi nontunai

109
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

49

f. Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program


Bansos Pangan kepada Tim Koordinasi Bansos
Pangan di tingkat Provinsi, Tim Koordinasi
Bansos Pangan tingkat Kabupaten/Kota,
Tenaga Pelaksana BPNT, Camat dan Kepala
Desa/Lurah.
g. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan
fungsi Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi.
h. Memastikan Bank Penyalur menyediakan
e-Warong sesuai dengan rasio dan jumlah
minimal per kelurahan yang telah disepakati.
i. Melakukan koordinasi dengan Bank Penyalur,
Tim Koordinasi Bansos Pangan tingkat Provinsi,
Tim Koordinasi Bansos Pangan tingkat
Kabupaten/Kota dan Tenaga Pelaksana BPNT,
dalam pelaksanaan Program Bansos Pangan.
j. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Program
Bansos Pangan di provinsi dan Kabupaten/Kota.

3. Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Bansos


Pangan Pusat

Struktur dan keanggotaan Tim Koordinasi Bansos


Pangan Pusat akan diatur melalui Keputusan

110
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

50

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia


dan Kebudayaan.

B. Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi

Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan Program


Bansos Pangan (Program BPNT dan Program Bansos
Rastra) di wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi
Bansos Pangan Provinsi. Tim tersebut berkoordinasi
dengan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
(TKPK) Provinsi dan dapat berkoordinasi dengan Tim
Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta berkoordinasi
dengan Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota
dalam pengelolaan BPNT. Tim Koordinasi Bansos
Pangan dibentuk sebagai berikut:

1. Kedudukan

Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi adalah


pelaksana Program Bansos Pangan di Provinsi, yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Gubernur.

2. Tugas

Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi mempunyai


tugas melakukan koordinasi perencanaan,

111
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

51

anggaran, sosialisasi, pelaksanaan distribusi,


pemantauan dan evaluasi, menerima dan
menangani pengaduan dari masyarakat serta
melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Bansos
Pangan Pusat.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, terkait


Program BPNT Tim Koordinasi Bansos Pangan
Provinsi mempunyai fungsi:

a. Koordinasi perencanaan dan penyediaan APBD


untuk mendukung pelaksanaan Program BPNT
di provinsi.
b. Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program
BPNT
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Program
BPNT di Kabupaten/Kota.
d. Pengelolaan dan Penanganan Pengaduan
Program BPNT di provinsi.
e. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan
fungsi Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kabupaten/Kota.

112
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

52

f. Pelaporan pelaksanaan Program BPNT


ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
Menteri Sosial, Menteri Dalam Negeri dan Tim
Koordinasi Bansos Pangan Pusat.

4. Struktur Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi

Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi terdiri dari


penanggung jawab (Gubernur), ketua (Sekretaris
Daerah), sekretaris (Kepala Dinas Sosial), dan
beberapa unit kerja antara lain: perencanaan,
sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, pemantauan
dan evaluasi, serta pengelolaan dan penanganan
pengaduan, yang ditetapkan dengan keputusan
Gubernur.

5. Keanggotaan Tim Koordinasi Bansos Pangan


Provinsi

Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi


beranggotakan unsur-unsur OPD terkait di Provinsi
antara lain: Sekretariat Daerah Provinsi,
Dinas Sosial, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda)/Sekretaris Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi, OPD

113
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

53

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang pangan, serta OPD terkait lainnya. Di samping
itu, Tim Koordinasi ini juga melibatkan unsur dari
beberapa instansi vertikal, seperti: BPS, Bank
Penyalur, dan lembaga lain sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan daerah.

C. Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota

Bupati/Walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan


Program Bansos Pangan (Program BPNT dan Program
Bansos Rastra) di wilayahnya dan membentuk Tim
Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota, Tim
tersebut berkoordinasi dengan Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten/Kota,
sebagai berikut:

1. Kedudukan

Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota


adalah pelaksana Program Bansos Pangan
di Kabupaten/Kota, yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota.

114
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

54

2. Tugas

Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota


mempunyai tugas melakukan koordinasi
perencanaan, anggaran, pemutakhiran data KPM,
sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, pemantauan
dan evaluasi, penanganan pengaduan, serta
melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Bansos
Pangan Provinsi dan Tim Koordinasi Bansos Pangan
Pusat.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, terkait


Program BPNT Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kabupaten/Kota mempunyai fungsi:

a. Koordinasi perencanaan dan penyediaan APBD


untuk mendukung pelaksanaan Program BPNT
di Kabupaten/Kota
b. Pelaksanaan validasi dan pemutakhiran data
KPM serta mengkoordinasikan dengan bank
dan Tim Koordinasi Bansos Pangan Pusat.
c. Menyediakan Tenaga Pelaksana BPNT dan/
atau aparat setempat untuk membantu
kelancaran proses sosialisasi, verifikasi

115
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

55

Penerima Bantuan Sosial dan pelaksanaan


penyaluran Bantuan Sosial.
d. Melakukan sosialisasi Program Bansos Pangan
kepada jajaran Pemerintah Kabupaten/Kota,
Tenaga Pelaksana BPNT, Camat dan Lurah.
e. Perencanaan dan koordinasi penyaluran BPNT
dengan Bank Penyalur.
f. Berkoordinasi dengan KC Bank Penyalur untuk
mengidentifikasi toko/warung/kios penjual
bahan pangan yang dapat dijadikan e-Warong
untuk BPNT
g. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Program
Bansos Pangan di kecamatan, desa/kelurahan/
pemerintahan setingkat.
h. Penanganan pengaduan Program Bansos
Pangan di Kabupaten/Kota.
i. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan
fungsi Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kecamatan dan perangkat desa/aparatur
kelurahan/pemerintahan setingkat.
j. Pelaporan pelaksanaan Program BPNT kepada
Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi dan Tim
Koordinasi Bansos Pangan Pusat.

116
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

56

4. Struktur Tim Koordinasi Bansos Pangan


Kabupaten/Kota

Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota


terdiri dari penanggung jawab (Bupati/Walikota),
ketua (Sekretaris Daerah), sekretaris (Kepala Dinas
Sosial), dan beberapa unit kerja antara lain:
perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran,
pemantauan dan evaluasi, serta pengaduan, yang
ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota.

5. Keanggotaan Tim Koordinasi Bansos Pangan


Kabupaten/Kota

Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota


beranggotakan unsur-unsur OPD terkait di
Kabupaten/Kota antara lain: Sekretariat Daerah
Kabupaten/Kota, Dinas Sosial, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda)/Sekretaris Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)
Kabupaten/Kota, OPD yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pangan, serta OPD
terkait lainnya. Di samping itu, Tim Koordinasi ini
juga melibatkan unsur dari beberapa instansi
vertikal yang ada di daerah, yaitu BPS, Bank

117
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

57

Penyalur, dan lembaga lain sesuai dengan kondisi


dan kebutuhan daerah.

Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota


dibantu oleh Koordinator Kabupaten/Kota PKH dan
Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS)
dalam pendampingan Program BPNT.

D. Tim Koordinasi Bansos Pangan Kecamatan

Camat bertanggung jawab atas pelaksanaan Program


Bansos Pangan (Program Bansos Rastra dan Program
BPNT) di wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi
Bansos Pangan Kecamatan, sebagai berikut:

1. Kedudukan

Tim Koordinasi Bansos Pangan Kecamatan adalah


pelaksana Program Bansos Pangan di Kecamatan,
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Camat.

2. Tugas

Tim Koordinasi Bansos Pangan Kecamatan


mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, sosialisasi, pengaduan,

118
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

58

pemantauan dan evaluasi Program BPNT di tingkat


kecamatan serta melaporkan hasilnya kepada Tim
Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, terkait


Program BPNT Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kecamatan mempunyai fungsi:

a. Koordinasi pelaksanaan Program Bansos


Pangan di wilayah kecamatan.
b. Sosialisasi Program Bansos Pangan di wilayah
kecamatan
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
Program Bansos Pangan di desa/kelurahan/
pemerintahan setingkat.
d. Pembinaan terhadap Perangkat desa/
aparatur kelurahan terkait Program Bansos
Pangan.
e. Pelaporan pelaksanaan Program BPNT kepada
Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/
Kota.

4. Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Bansos


Pangan Kecamatan

119
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

59

Tim Koordinasi Bansos Pangan Kecamatan terdiri


dari penanggung jawab (Camat), ketua, sekretaris,
dan beberapa bidang antara lain: perencanaan,
sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, pemantauan
dan evaluasi, serta pengaduan, yang ditetapkan
dengan keputusan Camat.

Keanggotaan Tim Koordinasi Bansos Pangan


Kecamatan terdiri dari unsur-unsur instansi terkait di
tingkat Kecamatan antara lain Sekretariat
Kecamatan, Seksi Kesejahteraan Sosial, dan Kepala
Seksi PMD atau Kepala Seksi terkait, serta
Koordinator Statistik Kecamatan (KSK).

Tim Koordinasi Bansos Pangan Kecamatan dibantu


oleh TKSK dan Pendamping PKH dalam
pendampingan pelaksanaan Program BPNT di
kecamatan dan desa/kelurahan.

E. Kepala Desa /Lurah

a. Berkordinasi dengan Tim Koordinasi Bansos Pangan


tingkat Kabupaten/Kota, Tim Koordinasi Bansos
Pangan Kecamatan dan Tenaga Pelaksana BPNT
untuk menyusun jadwal pendistribusian KKS
beserta aktivasi rekening oleh KPM.

120
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

60

b. Menyediakan tempat untuk pelaksanaan


pendistribusian KKS, dan aktivasi rekening KPM
sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan Bank
Penyalur.

c. Memobilisasi KPM dalam pendistribusian KKS sesuai


dengan jadwal yang disepakati dengan Bank
Penyalur.

d. Memastikan kebenaran data KPM dan tertib


administrasinya.

e. Melaksanakan sosialisasi BPNT kepada masyarakat


khususnya KPM;

f. Melakukan pemantauan pelaksanaan BPNT;

g. Memfasilitasi pelaksanaan musyawarah desa/


kelurahan untuk penyiapan data penerima manfaat
BPNT;

F. Bank Penyalur

a. Bersama dengan Tim Koordinasi Bansos Pangan


Pusat, melakukan pengecekan kelengkapan data
dari Kementerian Sosial.

b. Melakukan pembukaan rekening dan pencetakan

121
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

61

KKS sesuai data yang diserahterimakan oleh


Kementerian Sosial.

c. Melakukan sosialisasi dan edukasi penggunaan KKS


Program BPNT kepada Tim Koordinasi Bansos
Pangan, Tenaga Pelaksana BPNT, Camat, Perangkat
desa/aparatur kelurahan, e-Warong, dan KPM.

d. Melakukan distribusi dan aktivasi KKS kepada KPM.

e. Menyalurkan dana Program BPNT ke rekening KPM.

f. Berkoordinasi dengan Tim Koordinasi Bansos


Pangan Kabupaten/Kota untuk mengidentifikasi
toko/warung/kios penjual bahan pangan yang
dapat dijadikan e-Warong untuk BPNT.

g. Memastikan ketersediaan e-Warong sesuai dengan


rasio dan jumlah minimal per kelurahan yang telah
disepakati.

h. Menyediakan mesin pembaca KKS di e-Warong


sesuai ketentuan Bank Penyalur.

i. Melakukan pemantauan dan pengawasan kepada


e-Warong untuk memastikan pemenuhan prinsip-
prinsip pelaksanaan BPNT

122
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

62

j. Membuat laporan atas realisasi penyaluran dan


transaksi bantuan secara real time kepada Direktorat
Jenderal Penanganan Fakir Miskin - Kementerian
Sosial yang dapat diakses Tim Pengendali.

G. Tenaga Pelaksana BPNT

a. Berkoordinasi dengan Tim Koordinasi Bansos


Pangan Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan
Perangkat desa/aparatur kelurahan tentang
pelaksanaan Program BPNT.

b. Bersama dengan Tim Koordinasi Bansos Pangan


Kabupaten/Kota dan Bank Penyalur melengkapi
data KPM untuk pembukaan rekening.

c. Membantu Tim Koordinasi Bansos Pangan


Kabupaten/Kota dan Perangkat Desa /Lurah
membuat jadwal distribusi KKS.

d. Melakukan sosialisasi dan edukasi penggunaan KKS


dan transaksi Nontunai kepada KPM.

e. Mendampingi KPM selama proses registrasi, aktivasi


rekening dan pemanfaatan dana Program BPNT.

f. Melakukan pemantauan pelaksanaan Program


BPNT.

123
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

63

g. Membantu Dinas Sosial Kabupaten/Kota menyusun


laporan penyaluran BPNT.

124
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

64

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)

Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan


(Frequently Asked Questions/FAQ) terkait dengan Program
BPNT:

1. Apa itu BPNT?

BPNT kepanjangan dari Bantuan Pangan Nontunai,


adalah bantuan sosial pangan yang disalurkan secara
Nontunai dari Pemerintah kepada Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) setiap bulannya melalui mekanisme uang
elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan
pangan (beras dan/atau telur) di pedagang bahan
pangan yang telah bekerjasama dengan Bank Penyalur.

2. Apa tujuan Program BPNT?

a. Mengurangi beban pengeluaran KPM melalui


pemenuhan sebagian kebutuhan pangan;

b. Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM;

c. Meningkatkan ketepatan sasaran dan ketepatan


waktu penerimaan Bantuan Pangan bagi KPM;

125
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

65

d. Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali


kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan;

e. Mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/
SDGs).

3. Siapa yang berhak menerima BPNT?

Penerima Manfaat BPNT adalah Keluarga, yang


selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
BPNT. Sumber data KPM BPNT adalah Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial yang merupakan hasil
Pemutakhiran Basis Data Terpadu di tahun 2015.

4. Bagaimana Proses Registrasi Peserta BPNT?

Proses Pendaftaran Peserta dilakukan secara bersama


oleh Tim Koordinasi Bansos Pangan Kabupaten/Kota
(dalam hal ini petugas desa/kelurahan) dan petugas dari
Bank Penyalur untuk masing-masing desa/kelurahan di
Kantor Desa atau Kantor Kelurahan, atau ruangan lain
yang disepakati oleh kedua belah pihak. Proses
Pendaftaran Peserta adalah proses untuk:

126
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

66

1. KPM penerima undangan, datang membawa


dokumen pendukung registrasi

2. Petugas Bank Penyalur mencocokkan kesesuaian


data KPM

3. Jika data KPM sesuai, maka KKS akan serahkan dan


diaktivasi oleh Petugas Bank.

5. Berapa Besaran Manfaat BPNT yang dapat diperoleh


Penerima Manfaat?

Besaran BPNT adalah Rp.110.000/KPM/bulan. Bantuan


tersebut tidak dapat diambil tunai, dan hanya dapat
ditukarkan dengan beras dan/atau telur di e-Warong.
Apabila bantuan tidak dibelanjakan di bulan tersebut,
maka nilai bantuan tetap tersimpan dan terakumulasi
dalam rekening Bantuan Pangan.

6. Bagaimana Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan


Pangan?

Bank Penyalur melakukan pemindahbukuan dana


Bantuan Sosial dari rekening Kementerian Sosial di Bank
Penyalur ke rekening KPM. Proses pemindahbukuan
tersebut dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari setiap

127
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

67

bulan sejak dana ditransfer dari Kas Negara/Kas Daerah


ke rekening Kementerian Sosial di Bank Penyalur.

7. Di mana tempat KPM bisa memanfaatkan BPNT?

KPM memanfaatkan BPNT melalui e-Warong, yaitu agen


bank, pedagang dan/atau pihak lain yang telah bekerja
sama dengan Bank Penyalur dan ditentukan sebagai
tempat pembelian bahan pangan oleh KPM.

8. Bagaimana mekanisme pemanfaatan BPNT?

a) Datang: KPM membawa KKS datang ke e-Warong


yang bertanda khusus Nontunai dan sudah
bekerjasama dengan Bank Penyalur.
b) Cek: Lakukan cek kuota bantuan pangan melalui
mesin EDC.
c) Pilih: Pilih jenis bahan pangan sesuai ketentuan
dengan jumlah sesuai kebutuhan, lakukan
pembelian dengan memasukkan nominal harga dan
PIN pada EDC bank.
d) Terima: Terima bahan pangan yang telah dibeli
serta bukti transaksi untuk disimpan.

128
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

68

9. Apakah Bantuan Pangan dapat dicairkan dalam


bentuk uang tunai?

Bantuan tersebut tidak dapat diambil tunai, dan hanya


dapat ditukarkan dengan beras dan/atau telur di
e-Warong. Apabila bantuan tidak dibelanjakan di bulan
tersebut, maka nilai bantuan tetap tersimpan dan
terakumulasi dalam rekening BPNT.

10. Apakah pemilik Kartu Keluarga Sejahtera (KKS),


Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN), serta Kartu Indonesia Pintar (KIP)
berhak menerima Manfaat BPNT?

Penerima KKS/PBI JKN/KIP yang datanya tidak terdapat


dalam Daftar KPM tidak dibukakan rekening Bantuan
Pangan. Apabila Penerima KKS yang datanya tidak
terdapat dalam Daftar KPM merasa berhak memperoleh
BPNT, maka disarankan mendaftarkan diri ke pusat
layanan di kelurahan/desa setempat atau mengikuti
pengaduan di pusat kesejahteraan sosial atau dinas
sosial setempat.

11. Bagaimana mekanisme pengaduan tentang Program


BPNT?

129
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

69

Masyarakat maupun pelaksana Program dapat


melaksanakan pengaduan melalui Sistem Pengelolaan
Pengaduan (SPP) Program BPNT. Berbagai jalur
pengaduan yang dapat digunakan antara lain telepon,
SMS, dan aplikasi berbasis web (LAPOR! melalui
www.lapor.go.id), atau melaporkan langsung melalui
tatap muka kepada Unit Pengaduan di Pemerintah
Daerah.

Mekanisme pengaduan dapat melalui melalui melalui


SMS Lapor di Nomor 1708. Pengaduan melalui SMS (tarif
SMS sesuai aturan dari provider) dengan format :

NT(spasi)#provinsi#kab/kota#kecamatan#kelurahan/
desa#aduan

Pengaduan Program BPNT dapat dilakukan terkait


pelaksanaan maupun pemanfaatan program, yang
mencakup antara lain: kepesertaan, transfer bantuan
kepada KPM, kelancaran transaksi elektronik,
ketersediaan pasokan bahan pangan, harga bahan
pangan, akses pada e-Warong, serta ketersediaan
informasi mengenai program.

130
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

70

12. Kemana masyarakat dapat memperoleh informasi


tentang Program BPNT?

Masyarakat dapat memperoleh informasi tentang


Program BPNT melalui Kontak Informasi (Perangkat
pemerintahan daerah, RT/RW setempat, Tenaga
Pelaksana BPNT) yang bertanggungjawab
menyampaikan informasi mengenai mekanisme
Program BPNT kepada KPM.

13. Bagaimana KPM dapat memperoleh informasi tentang


kepesertaannya dalam Program BPNT?

Informasi mengenai kepesertaan Program BPNT dapat


dikonfirmasi di RT/RW, desa/kelurahan masing-masing
KPM, Tenaga Pelaksana BPNT, Tim Koordinasi Bansos
Pangan setempat, atau kepada Bagian Humas
Kementerian Sosial.

14. Bagaimana apabila KKS hilang dan bagaimana


mekanisme penggantiannya?

KPM mengurus surat keterangan hilang dari kepolisian


terdekat. Kemudian KPM mendatangi kantor KC Bank
Penyalur terdekat untuk melakukan cetak kartu

131
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

71

pengganti. KKS pengganti yang telah dicetak tidak dapat


langsung digunakan karena KC Bank Penyalur
memerlukan waktu untuk mengaktifkan KKS pengganti
tersebut. Biaya pencetakan KKS pengganti dikenakan
kepada KPM sebesar Rp15.000 per kartu.

132
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

LAMPIRAN

133
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

73

LAMPIRAN

Lampiran 1. Petunjuk Penggunaan Aplikasi Penggantian


KPM

Petunjuk penggunaan aplikasi penggantian KPM akan


dilakukan secara online yang dijabarkan lebih lanjut oleh Tim
Pokja Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.

134
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

74

Lampiran 2. Surat Keterangan dari desa/kelurahan

135
129
Lampiran 3. Formulir Rekapitulasi Pengganti (FRP)
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

136
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

130

Lampiran 4. Form pemantauan dan evaluasi (PE) –


desa/kelurahan

137
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

131

138
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

132

139
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

133

140
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

134
Lampiran 5. Form pemantauan dan evaluasi (PE) –
Keluarga

141
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

135

Lampiran 6. Format Laporan Hasil Distribusi KKS

142
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

136
Lampiran 7. Format Laporan Rekonsiliasi Penyaluran

143
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

137

Lampiran 8. Mekanisme Penggantian Pengurus KPM

a. Jika data KPM tidak sesuai maupun tidak lengkap, maka


KKS, buku tabungan, PIN mailer tidak diperkenankan
diberikan dengan kondisi sbb:

1) Nama KPM tertulis berbeda antara Bukti


Kepemilikan Rekening dengan dokumen
pendukung asli KPM.

2) Data alamat tidak lengkap atau berbeda antara Bukti


Kepemilikan Rekening dengan Dokumen
Pendukung asli KPM, kecuali bila alamat KPM masih
di dalam desa/kelurahan yang sama dengan
diverifikasi dan ditandatangani oleh Kepala
Desa/Lurah setempat pada form yang telah
disediakan Bank Penyalur.

3) Tidak membawa Dokumen Identitas atau Dokumen


Pendukung Asli.

b. KKS, buku tabungan, PIN mailer dapat diberikan apabila


terdapat surat keterangan terkait verifikasi dari Kepala
Desa/Lurah setempat dan dilaporkan ke dinas sosial.

c. Dalam hal KPM tidak bisa hadir karena kondisi sakit, maka:

144
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

138
1) Kriteria sakit yaitu secara medis tidak
memungkinkan hadir pada saat sosialisasi/edukasi
dan masuk dalam berita acara/ surat keterangan
ketidakhadiran dengan alasan sakit oleh Tenaga
Kesehatan.

2) Bank memberikan waktu sampai batas akhir masa


penyaluran untuk melakukan proses distribusi KKS.

3) Proses distribusi KKS dapat dilakukan melalui


perwakilan/ anggota keluarga lainnya di dalam satu
KK.

4) Tenaga Pelaksana BPNT BPNT dan Kepala


Desa/Lurah setempat membubuhkan tanda tangan
pada form pembukaan rekening dimaksud yang
telah ditandatangani/diberikan cap jari oleh KPM.

d. Dalam hal KPM mengalami gangguan mental, maka:

1) Kriteria gangguan mental diperkuat Surat


Keterangan Rumah Sakit/Petugas Kesehatan yang
kompeten.

2) Bank memberikan waktu sampai batas akhir masa


penyaluran untuk melakukan proses distribusi KKS.

145
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

139

3) Dana bantuan yang sudah masuk ke rekening yang


sudah dibukakan secara kolektif dapat diberikan
kepada anggota keluarga lainnya di dalam satu KK
KPM, dengan membawa dokumen yang
dipersyaratkan sekurangnya: (a) Surat Keterangan
gangguan mental dari Rumah Sakit; dan (b) Surat
Keterangan dari Dinas Sosial Kabupaten/ Kota atau
sekurang-kurangnya Kecamatan yang menyatakan
bahwa anggota keluarga lainnya di dalam satu KK
yang bersangkutan, berhak menerima dana BPNT.

4) Proses distribusi KKS dapat dilakukan melalui


anggota keluarga lainnya dalam satu KK.

5) Penyerahan dana tidak disertai dengan penyerahan


buku tabungan, KKS, dan PIN Mailer.

6) Rekening KPM yang mengalami gangguan mental


dan telah dibuka secara kolektif tersebut akan
ditutup setelah penyerahan dana kepada anggota
keluarga lainnya dalam satu KK dan dilaporkan
kepada Kementerian Sosial.

7) Tenaga pelaksana BPNT menghubungi dinas sosial


Kabupaten/Kota setempat untuk mengusulkan
perubahan nama penerima BPNT dan selanjutnya

146
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

140
diproses sesuai dengan ketentuan Kementerian
Sosial.

8) Untuk penyaluran bantuan tahap berikutnya hanya


dapat dilakukan apabila Kementerian Sosial telah
menyampaikan nama KPM pengganti kepada Bank
Penyalur.

e. KPM telah mendapatkan vonis yang berkekuatan hukum


tetap maupun sedang dalam proses hukum (dipenjara),
maka:

1) Dana bantuan yang sudah masuk ke rekening yang


dibukakan secara kolektif dapat diberikan kepada
anggota keluarga lainnya dalam satu KK.

2) KPM, dengan membawa dokumen yang


dipersyaratkan sekurangnya: (a) Fotokopi Surat
Salinan Keputusan dari Pengadilan atau Surat
Keterangan dari RT/RW/Kepala Dusun yang
diketahui oleh Lurah/Kepala Desa; dan (b) Surat
Keterangan dari Dinas Sosial Kabupaten/ Kota atau
sekurang-kurangnya Kecamatan yang menyatakan
bahwa anggota keluarga lainnya di dalam satu KK
yang bersangkutan berhak menerima dana BPNT.

147
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

141

3) Penyampaian surat keterangan (a) dan (b) dilakukan


sebelum batas waktu penyaluran berakhir.

4) Penyerahan dana tidak disertai dengan penyerahan


buku tabungan, KKS, dan PIN Mailer.

5) Rekening KPM yang telah mendapatkan vonis yang


berkekuatan hukum tetap maupun sedang dalam
proses hukum (dipenjara) yang telah dibuka secara
kolektif tersebut akan ditutup setelah penyerahan
dana kepada anggota keluarga lainnya di dalam satu
KK dan dilaporkan kepada Kementerian Sosial.

6) Tenaga Pelaksana BPNT menghubungi Dinas Sosial


Kabupaten/Kota setempat untuk mengusulkan
perubahan nama penerima BPNT dan selanjutnya
diproses sesuai dengan ketentuan Kementerian
Sosial.

7) Untuk penyaluran bantuan tahap berikutnya yang


diketahui oleh Lurah/Kepala Desa dan 2) Surat
Keterangan dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota atau
sekurang-kurangnya Kecamatan yang menyatakan
bahwa anggota keluarga lainnya di dalam satu KK
yang bersangkutan berhak menerima bantuan
BPNT.

148
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

142
f. Dalam hal KPM telah meninggal dunia, maka :

1) Bantuan BPNT yang sudah masuk ke rekening yang


sudah dibukakan secara kolektif dapat diberikan
kepada ahli waris KPM, dengan membawa
dokumen yang dipersyaratkan sekurangnya: (a)
Surat Keterangan Ahli Waris dari Kecamatan; dan (b)
Surat Keterangan dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota
atau sekurang-kurangnya Kecamatan yang
menyatakan bahwa Ahli Waris yang bersangkutan
berhak menerima bantuan BPNT.

2) Penyampaian surat keterangan (a) dan (b) dilakukan


sebelum batas waktu penyaluran berakhir.

3) Penyerahan bantuan tidak disertai dengan


penyerahan buku tabungan, KKS, dan PIN Mailer.

4) Rekening KPM meninggal dunia akan ditutup


setelah KKS dan buku tabungan diterima oleh
pengurus baru.

5) Tenaga Pelaksana BPNT menghubungi Dinas Sosial


Kabupaten/Kota setempat untuk mengusulkan
perubahan nama penerima BPNT dan selanjutnya
diproses sesuai dengan ketentuan Kementerian
Sosial.

149
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

143

6) Untuk penyaluran bantuan dipindahbukukan ke


rekening hanya dapat dilakukan apabila
Kementerian Sosial telah menyampaikan nama
KPM pengganti kepada Bank Penyalur.

g. Dalam hal KPM merupakan Pekerja Migran Indonesia


(PMI), maka :

1) Bantuan yang masuk ke dalam rekening yang


dibuka secara kolektif sebelum penandatanganan
aplikasi pembukaan rekening dapat diberikan
kepada anggota keluarga lainnya di dalam satu KK ,
dengan membawa dokumen yang dipersyaratkan
sekurangnya: (a) Surat Keterangan dari Dinas Tenaga
Kerja atau OPD yang yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan
dan (b) Surat Keterangan dari Dinas Sosial atau
sekurang-kurangnya Kecamatan yang menyatakan
bahwa KPM adalah PMI, dan dalam surat keterangan
Dinas Sosial Kabupaten/Kota atau Kecamatan
tersebut berhak menerima dana bantuan yang
masuk ke dalam rekening yang dibuka secara
kolektif.

150
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

144
2) Penyampaian surat keterangan (a) dan (b) dilakukan
pada kesempatan pertama.

3) Penyerahan dana tidak disertai dengan penyerahan


buku tabungan, KKS, dan PIN Mailer.

4) Rekening KPM PMI dimaksud akan ditutup oleh


Bank tanpa aplikasi penutupan rekening setelah
penyerahan dana kepada anggota keluarga lainnya
di dalam satu KK, KPM PMI dan dilaporkan kepada
Kementerian Sosial.

5) Tenaga Pelaksana BPNT menghubungi Dinas Sosial


Kabupaten/Kota setempat untuk mengusulkan
perubahan nama penerima BPNT dan selanjutnya
diproses sesuai dengan ketentuan Kementerian
Sosial.

6) Untuk penyaluran bantuan tahap berikutnya hanya


dapat dilakukan apabila Kementerian Sosial telah
menyampaikan nama pengurus pengganti kepada
Bank Penyalur.

7) Dalam hal tidak memenuhi poin 1) dan 2) di atas,


maka berlaku:

151
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

145

(a) Penyerahan bantuan tidak disertai dengan


penyerahan buku tabungan, KKS, dan PIN Mailer.

(b) Rekening KPM PMI dimaksud akan ditutup oleh


Bank tanpa aplikasi penutupan rekening setelah
penyerahan bantuan kepada anggota keluarga KPM
PMI dan dilaporkan kepada Kementerian Sosial.

(c) Tenaga Pelaksana BPNT menghubungi Dinas Sosial


Kabupaten/Kota setempat untuk mengusulkan
perubahan nama penerima Bansos Pangan dan
selanjutnya diproses sesuai dengan ketentuan
Kementerian Sosial.

(d) Untuk penyaluran bantuan tahap berikutnya hanya


dapat dilakukan apabila Kementerian Sosial telah
menyampaikan nama pengurus pengganti kepada
Bank Penyalur.

j. Dalam hal KPM tidak berada di tempat selama masa


penyaluran:

1) KPM tidak berada di tempat karena KPM tidak dapat


ditemui tanpa keterangan pada saat dilaksanakan
sosialisasi/edukasi dengan dibuktikan masuk dalam
berita acara/surat keterangan ketidakhadiran yang

152
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

146
dicatat oleh Tenaga Pelaksana BPNT atau Dinas
Sosial Kabupaten/ Kota (Ada KPM pindah alamat
sebelum proses distribusi KKS dilakukan dan Bank
Penyalur berbeda dengan alamat asalnya)

2) KPM diberikan waktu selama batas akhir masa


penyaluran untuk melengkapi syarat dan ketentuan
pembukaan rekening. Proses kelengkapan syarat
dan ketentuan pembukaan rekening dapat
dilakukan oleh KPM pada waktu kunjungan KPM ke
kantor bank atau di tempat yang telah disepakati
dengan disertai oleh Tenaga Pelaksana BPNT.

k. Dalam hal KPM tidak ditemukan domisilinya, tidak ada


anggota keluarga lainnya di dalam satu KK atau menolak
menerima bantuan, maka :

1) Bukti Kepemilikan Rekening dan PIN tidak


diperkenankan untuk diserahkan.

2) Dinas Sosial Kabupaten/Kota membuat laporan


KPM yang tidak mengambil KKS karena alasan
tersebut di atas kepada Direktorat terkait di bawah
Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin.

l. Dalam hal KPM cerai, maka:

153
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

147

1) Bantuan yang masuk ke dalam rekening yang


dibuka secara kolektif sebelum penandatanganan
aplikasi pembukaan rekening dapat diberikan
kepada anggota keluarga lainnya di dalam satu KK
KPM tersebut, dengan membawa dokumen yang
dipersyaratkan sekurangnya:

(a) Surat Keterangan Cerai dari KUA; dan

(b) Surat Keterangan dari Dinas Sosial atau


sekurang-kurangnya Kecamatan yang
menyatakan bahwa KPM telah cerai dan orang
yang dinyatakan dalam surat keterangan
Dinas Sosial Kabupten/Kota atau Kecamatan
tersebut berhak menerima dana bantuan yang
masuk ke dalam rekening yang dibuka secara
kolektif.

2) Penyampaian surat keterangan (a) dan (b)


dilakukan sebelum batas waktu penyaluran
berakhir.

3) Penyerahan bantuan tidak disertai dengan


penyerahan buku tabungan, KKS, dan PIN Mailer.

154
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

148
4) Rekening KPM cerai dimaksud akan ditutup oleh
Bank tanpa aplikasi penutupan rekening setelah
penyerahan bantuan kepada anggota keluarga
lainnya di dalam satu KK KPM cerai dan dilaporkan
kepada Kementerian Sosial.

5) Tenaga Pelaksana BPNT menghubungi Dinas Sosial


Kabupaten/Kota setempat untuk mengusulkan
perubahan nama penerima BPNT dan selanjutnya
diproses sesuai dengan ketentuan Kementerian
Sosial.

6) Untuk penyaluran bantuan tahap berikutnya hanya


dapat dilakukan apabila Kementerian Sosial telah
menyampaikan nama pengurus pengganti kepada
Bank Penyalur.

7) Dalam hal tidak memenuhi poin 1 dan 2 di atas,


maka berlaku:

(a) Penyerahan bantuan tidak disertai dengan


penyerahan buku tabungan, KKS, dan PIN
Mailer.

(b) Rekening KPM cerai dimaksud akan ditutup


oleh Bank tanpa aplikasi penutupan rekening
setelah penyerahan bantuan kepada anggota

155
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

149

keluarga lainnya dalam satu KK KPM cerai dan


dilaporkan kepada Kementerian Sosial.

(c) Tenaga Pelaksana BPNT menghubungi Dinas


Sosial Kabupaten/Kota setempat untuk
mengusulkan perubahan nama KPM penerima
BPNT dan selanjutnya diproses sesuai dengan
ketentuan Kementerian Sosial.

(d) Untuk penyaluran bantuan BPNT tahap berikutnya


hanya dapat dilakukan apabila Kementerian Sosial
telah menyampaikan nama pengurus pengganti
kepada Bank Penyalur.

m. Dalam hal KPM Penyandang Disabilitas dan/atau


Lanjut Usia, maka:

1) Penyerahan KKS dan PIN Mailer dapat dilakukan


kepada anggota keluarga lainnya di dalam satu KK
didampingi oleh Tenaga Pelaksana BPNT dengan
menyampaikan dokumen persyaratan, yaitu: (a)
Identitas asli (KTP/SIM/ KK) anggota keluarga
lainnya di dalam satu KK; (b) Surat Keterangan dari
Dinas Sosial Kabupaten/Kota atau sekurang-
kurangnya Kecamatan yang menyatakan bahwa

156
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

150
anggota keluarga lainnya di dalam satu KK yang
bersangkutan berhak menerima dana BPNT.

2) Dalam hal KPM Lanjut Usia tidak memiliki anggota


keluarga lainnya di dalam satu KK, maka
penyerahan KKS dan PIN Mailer dapat dilakukan
kepada Tenaga Pelaksana BPNT dengan
menyampaikan dokumen persyaratan, yaitu:
(a) Identitas asli (KTP/SIM/KK) pendamping sosial;
(b) Surat Keputusan penetapan sebagai
pendamping sosial; Surat Keterangan nama-nama
pendamping yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial
Kabupaten/Kota setempat.

157
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

151

Lampiran 9: Mekanisme Penggantian Kartu Rusak/


Patah/Terblokir

1. KPM BPNT melaporkan permasalahan kartu rusak/


patah/terblokir kepada bank penyalur dengan
melampirkan KKS yang rusak/patah/ terblokir;

2. Bank penyalur melaporkan kepada Dinas Sosial


Kabupaten/Kota secara tertulis dilengkapi dengan data
nama dan alamat KPM, nomor rekening, nomor KKS
yang rusak.

3. Kantor cabang Bank Penyalur harus menindaklanjuti


laporan tertulis dan mengganti KKS yang rusak/patah/
terblokir paling lambat 14 hari kerja.

4. Jika KKS pengganti telah tersedia di kantor cabang Bank


Penyalur, kantor cabang Bank Penyalur
menginformasikan hal tersebut Dinas Sosial
Kabupaten/Kota setempat agar diteruskan kepada KPM
untuk datang ke kantor cabang Bank Penyalur.

5. KPM datang ke kantor cabang Bank Penyalur untuk


menerima KKS pengganti, memenuhi kelengkapan
administrasi sekaligus melakukan aktivasi KKS
pengganti. Bagi KPM BPNT yang juga merupakan

158
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

152
penerima PKH, perlu dipastikan bahwa KKS pengganti
dapat berfungsi juga untuk PKH, tidak hanya untuk
BPNT. Dalam hal KPM penyandang disabilitas dan/atau
lanjut usia, KKS dapat diambil oleh anggota keluarga
dalam satu KK dan didampingi oleh Tenaga Pelaksana
BPNT dengan membawa identitas asli dan surat kuasa
dari KPM diketahui oleh Dinas Sosial Kabupaten/Kota
setempat. Dalam hal tidak ada anggota keluarga lainnya,
maka dapat dilakukan oleh Tenaga Pelaksana BPNT
dengan menyampaikan dokumen persyaratan yaitu:
Identitas asli dan Surat Keputusan Penetapan sebagai
pendamping sosial. Proses penggantian KKS
memerlukan waktu selama 14 hari kerja;

6. Kantor cabang Bank Penyalur melaporkan hasil


penyelesaian secara tertulis kepada Dinas Sosial
Kabupaten/Kota dan kantor pusat Bank Penyalur;

7. Dinas Sosial Kabupaten/Kota melaporkan secara tertulis


hasil penyelesaian KKS yang rusak/patah/ terblokir
kepada Kementerian Sosial (Direktur yang menangani
pelaksanaan BPNT sesuai dengan wilayah kerja selaku
KPA); dan

159
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

153

8. Bank Penyalur di pusat melaporkan secara tertulis hasil


penyelesaian KKS yang rusak/patah/terblokir kepada
Kementerian Sosial (Direktur yang menangani
pelaksanaan BPNT sesuai dengan wilayah kerja selaku
KPA).

160
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

154
Lampiran 10: Lembar Informasi Pengaduan Sistem LAPOR!

161
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

162
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

163
PEDOMAN UMUM BANTUAN PANGAN NON TUNAI 2019

TIM PENGENDALI PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN SOSIAL


SECARA NON TUNAI
Jl. Medan Merdeka Barat No. 3, Jakarta Pusat 10110

164

Anda mungkin juga menyukai