Terdapat empat prinsip pokok strategi kebijakan moneter dengan ITF, yaitu:
a) ITF memiliki sasaran utama, yaitu sasaran inflasi yang dijadikan sebagai prioritas pencapaian
(overriding objective) dan acuan (nominal anchor) kebijakan moneter.
b) ITF bersifat antisipatif (preemptive atau forward looking) dengan mengarahkan respons
kebijakan moneter saat ini untuk pencapaian sasaran inflasi ke depan.
c) ITF juga mendasarkan pada analisis, perkiraan, dan kaidah kebijakan tertentu dalam
menerapkan pertimbangan respons kebijakan moneter (contrained discretion).
d) ITF sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang sehat (good governance),
yaitu memiliki tujuan yang jelas, konsisten, transparan, dan berakuntabilitas
Sejalan dengan berlakunya undang-undang tersebut, sejak tahun 2000 Bank Indonesia mulai
menempuh langkah-langkah untuk menerapkan inflation targeting. Meskipun uang primer masih
dijadikan sasaran operasional hingga Oktober 2003, kebijakan moneter Bank Indonesia mulai diarahkan
untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan dan diumumkan kepada publik (inflation targeting lite).
Setelah Oktober 2003, dengan keluarnya Indonesia dari program IMF, Bank Indonesia mulai
menggunakan suku bunga sebagai sasaran operasional dalam pengendalian moneter. Sampai pada
akhirnya mulai Juli 2005, Indonesia mengumumkan secara eksplisit penggunaan inflation targeting
sebagai frame kebijakan moneter secara full-fledged Inflation Targeting (FFIT). Secara umum desain
implementasi ITF di Indonesia adala sebagai berikut;
Sementara perbandingan hasil IT di Indonesia dari awal pelaksanaan sampai tahun 2008
adalah sebagai berikut;
Akhirnya Bank Sentral Thailand mengumumkan bahwa mereka melaksanakan metode inflation
targeting sejak Mei tahun 2000 yang dilaksanakan oleh tim yang mereka beri nama Monetary Policy
Board/Committee. Komite ini menggunakan Inflasi inti sebagai target kebijakan. Inflasi inti yang
digunakan adalah inflasti rata-rata kuartalan y-o-y karena dinilai cukup fluktuatif. Komite ini
menargetkan inflasi pada angka 0-3,5%. Alasannya, adalah jika nilai inflasi Thailand relatif sama
dengan mitra-mitra dagangnya, maka ekspor dan kestabilan nilai mata uang domestik bisa terjaga.
5) Sumber
Bank Indonesia (2008), Penerapan Kebijakan Moneter dalam Kerangka Inflation Targeting di
Indonesia.
Website BI: www.bi.go.id