Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

KAIDAH RANCANG
BANGUN
PENGERTIAN DESAIN
TEORI VITRUVIUS
 UTILITAS
 FIRMITAS
 VENUSTAS

Fakultas Program Studi SESI Kode MK Disusun Oleh


FAKULTAS DESAIN PRODUK 19045 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
DESAIN DAN
SENI KREATIF 01
Abstract Kompetensi
Sebagai sebuah bidang Ilmu, bidang desain Peserta perkuliahan memahami esensi dari
berbeda dengan seni maupun science. Bidang desain, memahami unsur yang ada dalam teori
desain berada diantaranya dan sering disebut Vitruvius dan mampu menunjukkan
seni yang dapat diterapkan. Teori Vitruvius kecenderungan desain pada benda-benda dan
digunakan sebagai landasan memiliki
pemahaman yang menarik dalam mampu mengembangkan kecenderungan-
pembahasannya, yaitu mensyaratkan desain kecenderungan desain baru
harus memenuhi tiga kriteria yaitu aspek
utilitas, firmitas dan venustas .
PENGERTIAN DESAIN
Pernahkan anda merasakan bingung saat akan menghadiri sebuah pesta?... Pakaian apa
yang harus dikenakan, memadu-padankan aksesories, sampai harus menentukan memakai
riasan seperti apa. Saat membuat pertimbangan, maka kita akan mempertimbangkan waktu,
tempat, suasana pesta, dengan siapa kita saja akan bertemu, apa tema pestanya bahkan
sampai pada berapa dana yang kita miliki, lalu kita mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tersebut. Mungkin hanya karena hal tersebut hanya untuk diri
kita sendiri dan frekuensinya yang tinggi, maka sepertinya kegiatan mempertimbangkan
aspek tersebut untuk kemudian memutuskan pilihan menjadi hal yang biasa saja. Namun
sebenarnya saat membuat pertimbangan dan mengambil keputusan itulah secara sadar
atau tidak kita telah melakukan sebagian proses dari desain.

“Everymen is designer”, seperti diungkapkan oleh frampton. Memang demikian adanya


hubungan antara manusia dan ilmu desain, bahwa setiap manusia memang memiliki insting
seorang desainer. Hal tersebut kita lalui dalam keseharian kita, saat kita memilih pakaian
untuk kita pakai hari ini, memilih kendaraan bahkan sampai memilih makanan. Jadi secara
sederhana desain dapat diartikan sebuah cara mengambil keputusan dengan
mempertimbangkan banyak hal. Sehingga dalam aplikasinya sehari-hari sehari-hari
sebenarnya ‘desain’ tidak hanya lekat dengan sebuah produk atau benda, ‘desain’ juga bisa
dilekatkan dengan bidang ilmu lainnya.

POSISI DESAIN DALAM POHON ILMU

Ada sebuah anggapan bahwa desain itu identik dengan seni. Tetapi apakah memang
demikian?... Dimanakah sebenarnya posisi desain tersebut dalam silsilah pohon ilmu?... Bila
kita tinjau secara historis, mungkin sebenarnya desain adalah salah satu ilmu tertua -
setelah ilmu ke-Tuhan-an - yang muncul seiring manusia ingin memenuhi kebutuhannya.
Namun pada awal perkembangan ilmu pengetahuan sepertinya ilmu belum terbagi menjadi
begitu detail. Hal tersebut dapat dilihat dari profil salah seorang ilmuannya, sebut saja
Leonardo Da Vinci yang dikenal sebagai seorang ilmuan yang menguasai seni, teknik,
matematika sampai biologi. Lalu waktu berjalan hingga sekarang ini dan manusia mulai
mengelompokkan bidang ilmu menjadi bagian yang lebik kecil dan mendetail. Desain adalah
sebuah ilmu terapan yang mengusung dua kutub yang sama-sama kuat yaitu kutub science
(ilmu pengetahuan) dan kutub arts (seni).

2019 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
Sebuah desain memerlukan unsur seni untuk membuatnya dapat memenuhi kebutuhan
rasa, sensasi serta hal yang bersifat abstrak, intelegible, irrasional, memicu kenangan dan
membangkitkan sensasi yang merupakan bagian dari diri manusia. Disisi lain desain juga
memerlukan unsur sains yang didalamnya terdapat elemen perhitungan matematis, teknik
dan tahapan perencanaan yang jelas agar dapat membuat desain dapat lebiih mungkin
untuk diwujudkan, untuk diproduksi, dapat menjawab fungsi dan pertanyaan-pertanyaan
manusia yang bersifat logis.

Hal ini akan berpengaruh dalam diri sang desainer, dimana ia akan merasakan tarikan dari
dua kutub ini. Seorang desainer dengan minat yang besar dalam bidang seni akan
cenderung menyelesaikan proses desainnya dengan mengandalkan insting yang tumbuh
dari minat seninya. Begitu pula sebaliknya, desainer dengan pengetahuan teknik atau
matematis yang kuat maka ia akan cenderung menyelesaikan proses desainnya lewat cara-
cara yang sitematik dan terukur. Padahal seharusnya tidak demikian, mengingat seorang
desainer harus senantiasa bereksplorasi ke dalam area yang mungkin sama sekali belum
dikenalnya.

Area eksplorasi

Gambar 1
Diagram area eksplorasi untuk seorang desainer
(Sumber: Hady Soedarwanto)

Dalam berksplorasi mungkin tidak harus ekstrim berada di tengah titik yang berarti seimbang
dalam memperhatikan aspek seni dan sains, namun juga bukan berarti menafikkan salah
satunya. Jadi sebuah desain bukan hanya berhubungan erat dengan seni, tetapi juga erat
dengan sains dan keteknikkan. Setelah proses selesai maka desain akan berada ditengah
masyarakat dengan seperangkat nilai, norma, konvensi, adat, aturan dan kebiasaan yang
terlebih dahulu ada. Dengan demikian seorang desainer juga wajib mengksplorasi ke
berbagai bidang yang menjadi sendi kehidupan dalam tatanan bermasyarakat.

2019 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
TEORI VITRUVIUS
Vitruvius memiliki nama asli Marcus Vitruvius Pollio adalah seorang desainer (arsitek dan
engineer militer) pada masa Romawi dibawah kekuasaan Julius Cesar. Selain itu ia juga
menulis artikel-artikel tentang astronomi, obat-obatan, musik, seni, dan bahkan hukum.
Mungkin karena pada saat itu profesi belum di spesialisasikan seperti sekarang ini, jadi jika
di kondisikan pada masa saat ini maka Vitruvius akan memiliki banyak nama profesi mulai
dari desainer mesin dan peralatan perang, arsitek, desainer interior, desainer lansekap,
desainer perkotaan dan seniman. Karyanya yang paling fenomenal adalah De architectura,
saat ini lebih dikenal dengan nama The Ten Book on Architecture. Dinamakan demikian
karena buku ini terdiri sari 10 pembahasan yang berhubungan dengan desain (arsitektur),
yaitu

 Buku ke-I membahas tentang pendidikan dan profesi desainer (arsitek), prinsip
desain, batas, batas lokasi desain, kondisi alam yang mempengaruhi desain dan
lokasi bangunan publik.
 Buku ke-II membahas tentang material, teknik dan teknologi yang berhubungan
dengan upaya perwujudan desain.
 Buku III membahas tentang aturan desain Kuil (Romawi) yang berhubungan dengan
order dan sisem struktur.
 Buku IV membahas tentang aturan desain Kuil (Romawi) yang berhubungan dengan
arah hadap (orientasi), penzoningan, perletakkan pintu dan orientasi serta unsur
ornamen.
 Buku V membahas tentang bangunan-bangunan fasilitas umum seperti teater dan
sistem akustiknya, penjara, gedung pemerintahan dan dewan (senat), penjara,
pemandian umum hingga pelabuhan
 Buku VI membahas tentang aturan dalam desain rumah tinggal dan lingkungan
pertanian, mulai dari penzoningan hinngga sistem struktur.
 Buku VII membahas tetang olahan pada lantai mulai dari pembahasan material
hingga warna
 Buku VIII membahas tentang sistem pasokan air mulai pembahasan tentang sumber,
pengolahan, pengecekkan hingga pendistribusiannya dari skala makro hingga mikro.
 buku IX memhahas tentng hal-hal yang berhubungan dengan astronomi, sistem
peredaran tata surya dan efeknya tehadap desain.
 Buku X membahas tentang sistem konstruksi, mekanika dan permesinan.

2019 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
Walaupun berjudul De architectura, buku ini bukan hanya membahas tentang arsitektur
dalam pemahaman kita saat ini yaitu tentang pembangunan gedung. Kata arsitektur berasal
dari Bahasa Latin yaitu architectura. Kata ini yang diambil dari bahasa Yunani yaitu
arkhitekton (ἀρχιτέκτων) yang berasal dari dua kata yaitu arckhi / ἀρχι- yang berarti kepala
dan tekton / τέκτων yang berarti pembangun. Karena konteks pada saat itu berada di bawah
kekuasaan Romawi maka pembahasannya berada dalam ruang lingkup kota dan
lingkungannya dalam hal ini bangunan dan keperluan militer.

Bila buku tersebut di telaah dengan seksama maka dapat dikatakan Vitruvius mensyaratkan
ada tiga unsur yang harus ada dalam sebuah benda desain, yaitu unsur utilitas, firmitas dan
venustas.

UTILITAS

DESAIN

FIRMITAS VENUSTAS

Gambar 2
Diagram Trilogi Vitruvisus yang menggambarkan tiga unsur sebagai syarat desain
(Sumber: An Anthology of Vitruvius to 1870)

Pembahasan tentang utilitas membawa diskusi bahwa sebuah desain haruslah memiliki
fungsi yang dibutuhkan serta usaha menciptakan kenyamanan, keamanan serta
kemungkinan untuk memudahkan, mengefektifkan atau mengefisienkan sebuah benda
desain. Dalam mewujudkan aspek utilitas dapat memperhatikan beberapa hal seperti
ergonomic dan antropometri, proxemix, dan prilaku. Firmitas adalah pembahasan tentang
kekokohan sebuah desain dalam kaitannya dengan usaha mendukung berfungsinya benda
desain yang dikamsud. Dalam firmitas membahas tentang material, sistem struktur dan
bagaimana membangun sistematika yang membuat desain dapat berfungsi sesuai dengan
yang diharapkan. Sedangkan dalam topik venustas membahas tentang aspek keindahan
dari sebuah benda desain. Keindahan yang dimaksud disini bukan hanya keindahan dalam
arti bagus atau cantik, namun membahas konteks dengan hal lain yang ada disekelilingnya

2019 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
(fisik/nonfisik), dalam arti juga membahas tentang kepantasan-ketidak pantasan dalam
sebuah desain.

Ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan digambarkan sebagai belalai yang berpusat pada
benda desain. Setiap belalai tersebut tidak harus selalu sama panjang (equal), namun satiap
unsurnya dapat lebih menonjol-tetap memperhatikan unsur lainnya. Konfigurasi yang
kemudian terjadi dapat menciptakan kecenderungan-kecenderungan desain baru yang
dapat membantu menyelesaikan proses desain. Dengan menonjolkan perhatian pada aspek
utilitas dapat membuat kecenderungan pragmatis. Kecenderungan pragmatis adalah
kecenderugan memperhatikan aspek fugsi dalam desain, namun bukan berarti aspek lain
tidak mau ikut di tonjolkan tetapi memang tidak butuh untuk ditonjolkan.

UTILITAS

DESAIN

FIRMITAS VENUSTAS

Gambar 3
Kecenderungan desain Pragmatik
(Sumber: An Anthology of Vitruvius to 1870)

Kecenderungan pragmatik dapat kita temukan pada desain kemasan barang-barang


elektronik. Kemasan pada barang elektronik sebenarnya membutuhkan kemasan hanya
untuk melindungi produk dari benturan, pengaruh cuaca dan kerusakkan. Tidak ada barang
elektroik yang didisplay dengan menggunakan kemasannya. Jadi aspek keindahan pada
desain ini hanya diberikan perhatian sekedarnya saja-sekali lagi bukan karena tidak ingin
dikeplorasi tapi memang tidak dibutuhkan. Aspek firmitas dapat saja mendapatkan perhatian
juga tapi dalam rangka memudahkan penggunaan kemasan pada produk yang dimaksud.
MIsalnya pada kemasan lemari es yang memiiki ukuran yang relatif besar, dimana desain
kemasannya dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan produk unutk dipindahkan dari
pabrik ke gudang lalu ke distributor dan ke lokasi pembeli. Begitu juga dengan keterangan

2019 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
berupa tulisan, jenis font, ukuran font dan perletakkan (layout) pada kemasan tersebut yang
hanya berisi spesifikasi teknis dari produk lemari es tersebut yang dapat membantu
memudahkan dalam memberikan informasi produk didalamnya.

Gambar 4
Kemasan produk lemari es yang memiliki kecenderungan
pragmatik dimana aspek venustas tidak terlalu menjadi perhatian
(Sumber: internet)

Konfigurasi lainnya yang mungkin terjadi adalah kecenderungan desain Ikonik, dimana
aspek venustas menjadi perhatian utama. Kecenderungan desain ini dapat ditemukan
misalnya pada desain tempat hantaran emas kawin pada acara pernikahan. Emas kawin
berbentuk cincin yang hanya berukuran 2 diameter 2 cm ternyata tidak cukup kalau hanya
diberikan dalam wadah yang kecil pula.

Gambar 5
Salah satu desain wadah emas kawin yang
digunakan dalam prosesi pernikahan
(Sumber: internet)

2019 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
Pernikahan yang banyak dipandang bersifat simbolik sering menuntut simbol-simbol dalam
pelaksanaannya. Emas kawin sebagai salah satu syarat utama sering dijadikan symbol
karenanya dalam penyerahannyapun dibuat menjadi luar biasa. Wadah untuk mengantar
emas kawin menjadi tidak lagi sekedar melindungi fisik emas kawin namun tapi justru
mementingkan simbolisasinya (aspek venustas-nya). Wadah emas kawin setelah digunakan
dalam prosesi pernikahan sebenarnya tidak digunakan lagi, namun sebagai simbolisasi
keabadian dan kesakralan janji dalam pernikahan hingga dibuat pula sebagai wadah buku
nikah, tempat foto perikahan hingga tempat menyimpan sertifikat perhiasan. Sebagai
pendukung simbolisme keabadian materialpun dipilih yang memiliki keawetan yang lama
seperti material logam. Jadi unsur firmitas juga menjadi perhatian sebagai upaya
mendukung terciptanya simbolisme dalam desain.

Mungkin masih banyak lagi kecenderungan desain yang bisa dikembangkan dengan
mensimulasi tiga unsur yang ada dalam teori Vitruvius. Namun bagian terpenting yang harus
dipahami dari teori ini adalah:

1. setiap desain harus memiliki fungsi dan nilai guna (utilitas) bukan fungsi (nilai tukar)
karena hal tersebutlah yang membuatnya berbeda dengan bidang seni.
2. Setiap desain harus memenuhi aspek kekokohan (firmitas), karena untuk dapat
dipergunakan maka benda desain tersebut harus kokoh untuk disentuh manusia dsb
3. Setiap desain harus memiliki nilai estetika (venustas) berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan.

Jadi ada unsur kebutuhan (needs) yang harus dipenuhi dari desain dengan memperhatikan
aspek utilitas, venustas maupun firmitas-nya, dan bukan hanya keinginan (wants) saja.

2019 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Amrose, Gavin. And Paul Harris.(2010).Design Thinking. Ava Publishing. San Antonio
Chapman, Jonathan. (2005).Emotionally Durable Design. Cromwell Press. Trowbridge.
Mallgrave, Harry Francis (ed). (2005). An Anthology from Vitruvius to 1870. Blackwell
Publishing.
Mijksenaar, Paul. Visual Function. 010 Publishers. Rotterdam, 1997
Norman, Donald A. (1988).Design of Everyday Things. Curency Dobleday. New York.
Slack, Laura. (2006).What is Product Design?. Page One Publishing Private Limited.
Singapore.
Ware, Colin. (2008).Visual Thinking for Design. Elsevier Inc. Burlington.

2019 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai