Anda di halaman 1dari 8

Persoalan sekarang bergeser ke hubungan Lemat dan Lahat, sebuah persoalan

yang
lebih rumit daripada persoalan antara Talangakar dan Lemat. Para
operator klasik di wilayah ini (Medco dan Pertamina) dan kalangan akademik
tak
punya kesepakatan tentang Lemat dan Lahat.

Suatu hari saya mengikuti dua presentasi tentang Cekungan Sumatra Selatan,
stratigrafi Paleogen adalah bagian daripadanya. Presentasinya berurutan dan
kedua presentasi membahas benda yang sama tetapi dengan penafsiran berbeda.
Yang satu berkata Lahat lebih tua dari Lemat, keduanya berstatus formasi.
Yang
lain berkata Lahat adalah nama kelompok dengan anggotanya ada dua : Formasi
Lemat dan Formasi Benakat -jadi yang dikenal sebagai Lemat ya Lahat juga.

Untuk "mengadili: siapa yang benar tak cukup bukti lapangan, keduanya
kelompok
batuan nonmarin yang miskin fosil, posisi stratigrafi hanya ditempatkan
berdasarkan kelompok batuan sebelumnya dan sesudahnya yang peneraan umur
dengan
metode absolut maupun fosil palinologi ada. Maka, kalau mau membereskan
hubungan yang runyam antara Lemat dan Lahat sebaiknya kita lengkapi dulu
analisis-anaisisnya agar tak hanya menjadi asumsi atau spekulasi.

Baik Lahat maupun Lemat mengandung batuan volkanik terutama tuf dan breksi.
keduanya kita sudah tahu kisaran umurnya, yaitu Paleogen. Tuf-nya sendiri,
berdasarkan petrografinya bisa dibedakan antara piroklastik yang in-situ
dan
epiklastik yang transported. Yang epiklastik menuntut harus ada endapan
volkanoklastik yang lebih tua.

Menjawab pertanyaan teman2 Pertamina tentang provenance endapan volkanik


Lahat
(Sdr. Arief dan Dimas) tak terlalu sulit, kembali gali buku van Bemmelen
(1949,
1972), sampai ke Sumatra Selatan (dari Jawa) yang namanya jalur Old
Andesite
masih menerus, dan tuf, breksi serta beberapa batuan magmatik/volkanik
Paleogen
di wilayah ini adalah bagian busur volkanik bernama Old Andesite, juga buat
Kikim (Tuffs). Saya pernah meneliti Old Andesite di Jampang (skripsi saya)
dan
Bayah (paper saya di PIT IAGI 2003, dan PIT IPA 2005 untuk Old Andesite
seluruh
Jawa) menunjukkan bahwa Old Andesite cenderung bertambah tua ke arah
Sumatra.
Sehingga, semua volkanik di Kikim (yang pernah diukur umur absolutnya 54-30
Ma
dengan K-Ar oleh Pak Rudy Riacudu), maupun volkanik di Lahat/Lemat adalah
bagian jalur Old Andesite volcanic arc yang rentang umurnya dari Early-
Eocene
sampai mid-Early Miocene. Di lokasi2 yang lebih lokal, kemudian volkanik
ini
tersebar baik sebagai in-situ
maupun ex-situ alias transported.

salam,
awang
Dear rekan2 milis,

Lahat Formation memang menjadi bahan diskusi yang menarik, kebetulan saya
sedang mencoba mempelajari laporan sumur-sumur tua peninggalan Belanda
(NKPM)
kisaran tahun 1920-1950-an di area Musi dan sekitarnya. Dari segi Petrolum
system memang terbukti bahwa Lahat Formation menjadi reservoir yang cukup
baik
dibuktikan dengan temuan hidrokarbon dengan jumlah yang cukup signifikan di
beberapa sumur yang sedang saya coba pelajari.

Senada dengan saudara Iman, di beberapa sumur yang berada di daerah


tinggian
atau biasa digunakan istilah Paleo-high Basement, Lahat Formation ini
praktis
tidak ada, alias absent. Kemudian diderah pinggiran atau tepi dari paleo-
high
basement tersebut, terdapat endapan synrift yang sangat tebal termasuk
Talang
Akar dan Lahat (dilihat dari Package dari reflector seismic dan sumur yang
berada di sekitarnya).
Menanggapi pertanyaan dari saudara Yoga, saya sependapat apabila kita perlu
mempelajari asal-muasal dari endapan LAF dan bagaimana penyebarannya .
Jika endapan Lahat ini dianggap sebagai Granite wash, maka problem ini
dapat
terjawab. Namun jika Lahat merupakan produk Vulkanik (tuff, tuffaceous
shale-sand, siltstone dll), maka kita perlu me-rekonstruksi “Gunung Purba”
saat
material-material vulkanik eksplosif ini hadir dikaitkan dengan proses
pembentukan cekungan di Sumatera Selatan.

Salam,

Dimas Hendrawan

Ini juga email pertama saya di milist ini, kebetulan saya dan Iman
bergabung
dalam waktu yang sama J

Menyambung topik mengenai Lahat Fm di bawah, saya kebetulan masih belajar


mengenai stratigrafi dari cekungan Sumatra selatan dan memilki bbrp
pertanyaan
tentang topik ini.Dari literatur yang saya miliki, Lahat merupakan suatu
formasi yang terdiri dari shale. Siltstone, dan juga sedimen volkanik.
Sedimen
volkanik ini dideskripsi dari bbrp sumur di daerah Pendopo, Sumatera
selatan
hadir di lower part Lahat dengan litologi tuff dan juga breksi dengan
matriks
yang juga tuff.

Yang menarik dan menjadi pertanyaan bagi saya mungkin adalah mengenai
provenance / sumber dari tuff ini pada Lahat. Bila dilihat distribusi dari
Lahat tidak hadir di seluruh bagian cekungan sumatera selatan dan di daerah
di
sekitar area pendopo, pada bbrp sumur milik pertamina pada Lahat masih
dapat
dijumpai adanya tuff yang kebayakan hadir sebagai tuffaceous shale dan
sebagai
matriks dari breksi.
Yang saya coba ingin diskusikan dan tanyakan pada rekan sekalian, bagaimana
menjelaskan kehadiran dari tuff pada Lahat, terutama dilihat dari mana
provenance tuff ini berasal?? Apakah tuff ini lebih merupakan hasil erosi
dari
tinggian basement seperti granite wash, seperti yang dijelaskan oleh Pak
Awang
sebelumnya? Atau, tuff ini merupakan hasil dari suatu kegiatan vulkanik
yang
lebih tua? Mengingat umur dari Fm. Lahat yang kira2 berada pada umur
Eosen-Oligosen, dimana pada saat itu di Sumatra aktivitas vulkanik belum
aktif?? Bila memang dari kegiatan vulkanik, lalu kira2 dari mana provenace-
nya?

Saya kira mungkin dengan menjelaskan asal provenance dari Lahat akan
membantu
kita untuk melihat hubungannya dengan penyebaran kualitas reservoir dari
Lahat
itu sendiri, dimana pada bbrp sumur milik Pertamina di daerah Musi
ditemukan
indikasi keberadaan reservoir gas pada Lahat yang cukup baik. Mohon sharing
dan
diskusi dari rekan-rekan sekalian.

Salam,

Arief Yoga B

Selamat bergabung di milis HAGI untuk Iman, ditunggu posting dan diskusi2-
nya.

Seperti yang saya tuliskan, granite wash berdasarkan literatur2 klasik di


Cekungan Sumatra Selatan didefinisikan sebagai,

"The basal unit of the Lemat, which is often very feldspathic, derived from
the
erosion of nearby granite and diorite hills. These rocks are probably a
part of
the cycle of continental sedimentation, volcanism, and erosion that
accompanied
the Late Cretaceous – Early Tertiary tectonism in the South Sumatra Basin"

Definisi itu merupakan definisi gabungan berdasarkan Adiwidaja and De


Coster
(1973) dan De Coster (1974) - Proceedings IPA.

Melihat definisi di atas, dan analisis petrografi SWC suatu sumur yang Iman
sebutkan sebagai conglomeratic sandstones yang kaya akan fragmen granitik
dan
secara stratigrafi berposisi antara Basement dan BRF (tentu sumur ini
berposisi
di tinggian Basement sehingga TAF tidak berkembang), maka conglomeratic
sandstones itu adalah granite wash.
Sejatinya, "wash" adalah suatu istilah pertambangan untuk "loose, surface
deposits of sand, gravel and boulders" atau "coarse alluvium" (American
Geological Institute, 1962) -jelas merupakan produk erosi. Dalam hal ini,
provenance-nya adalah suatu tinggian batuan dasar granitik, sehingga
disebut
granite wash, juga endapannya kaya akan fragmen granit.

Bisa dibayangkan bahwa lokasi sumur itu dulunya merupakan tinggian granitik
pada pra-BRF,suatu paleo-high; melapuk bagian atasnya, tererosi, kemudian
rombakannya diendapkan di sekitarnya bercampur mineral2 silisiklastik, lalu
pada BRF time tertutup sea transgression yang menghasilkan karbonat BRF.

Saya punya data sebuah sumur yang menembus baik Talang Akar-Lemat-granite
wash-dan insitu granite (fresh granite) Basement - dan dengan jelas bisa
didefinisikan batas-batas batuan itu, kebetulan sumur ini adalah sumur
penelitian untuk memahami masalah granite wash dan endapan pre-TAF,
sehingga
punya analisis yang lengkap baik petrografinya, umur absolutnya, bahkan
geomagnetismenya.

salam,

awang

Email pertama saya di Forum HAGI setelah mendaftar menjadi anggota HAGI J

Menarik melihat tulisan pak Awang mengenai perbedaan Talangakar dengan


Lahat/
Lemat, jadi berdasarkan lito, krono dan tektono dapat dipisahkan kedua
formasi
tersebut dapat dipisahkan. Yang menarik perhatian saya adalah mengenai
granite
wash. Pertama saya ingin bertanya mengenai definisi dari granite wash
sendiri
itu apa termasuk dari deskripsi litologinya seperti apa? Apakah endapan
konglomerat yang komponen2 berjenis sama dengan basement dapat dikatakan
granite wash juga? Pertanyaan ini muncul setelah saya melihat hasil
evaluasi
petrografi di daerah Musi, dimana secara umum di daerah tsb, setelah
basement
langsung diendapkan BRF. Namun di salah satu sumur, berdasarkan analisis
petrografi SWC, didapatkan suatu endapan conglomeratic sandstone di antara
BRF
dan basement. Conglomeratic sandstone tsb memiliki abundant granitic rock
fragment dengan range ukuran 0.01 – 1.5 cm. Mohon penjelasan dari rekan2
semua.

Salam hangat,

Iman Firman S.
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Talangakar dan Lemat

Seperti yang saya tuliskan, granite wash berdasarkan literatur2 klasik di


Cekungan Sumatra Selatan didefinisikan sebagai,

"The basal unit of the Lemat, which is often very feldspathic, derived from the
erosion of nearby granite and diorite hills. These rocks are probably a part of
the cycle of continental sedimentation, volcanism, and erosion that accompanied
the Late Cretaceous – Early Tertiary tectonism in the South Sumatra Basin"

Definisi itu merupakan definisi gabungan berdasarkan Adiwidaja and De Coster


(1973) dan De Coster (1974) - Proceedings IPA.

Melihat definisi di atas, dan analisis petrografi SWC suatu sumur yang Iman
sebutkan sebagai conglomeratic sandstones yang kaya akan fragmen granitik dan
secara stratigrafi berposisi antara Basement dan BRF (tentu sumur ini berposisi
di tinggian Basement sehingga TAF tidak berkembang), maka conglomeratic
sandstones itu adalah granite wash.

Sejatinya, "wash" adalah suatu istilah pertambangan untuk "loose, surface


deposits of sand, gravel and boulders" atau "coarse alluvium" (American
Geological Institute, 1962) -jelas merupakan produk erosi. Dalam hal ini,
provenance-nya adalah suatu tinggian batuan dasar granitik, sehingga disebut
granite wash, juga endapannya kaya akan fragmen granit.

Bisa dibayangkan bahwa lokasi sumur itu dulunya merupakan tinggian granitik
pada pra-BRF,suatu paleo-high; melapuk bagian atasnya, tererosi, kemudian
rombakannya diendapkan di sekitarnya bercampur mineral2 silisiklastik, lalu
pada BRF time tertutup sea transgression yang menghasilkan karbonat BRF.

Saya punya data sebuah sumur yang menembus baik Talang Akar-Lemat-granite
wash-dan insitu granite (fresh granite) Basement - dan dengan jelas bisa
didefinisikan batas-batas batuan itu, kebetulan sumur ini adalah sumur
penelitian untuk memahami masalah granite wash dan endapan pre-TAF, sehingga
punya analisis yang lengkap baik petrografinya, umur absolutnya, bahkan
geomagnetismenya.

Menarik melihat tulisan pak Awang mengenai perbedaan Talangakar dengan Lahat/
Lemat, jadi berdasarkan lito, krono dan tektono dapat dipisahkan kedua formasi
tersebut dapat dipisahkan. Yang menarik perhatian saya adalah mengenai granite
wash. Pertama saya ingin bertanya mengenai definisi dari granite wash sendiri
itu apa termasuk dari deskripsi litologinya seperti apa? Apakah endapan
konglomerat yang komponen2 berjenis sama dengan basement dapat dikatakan
granite wash juga? Pertanyaan ini muncul setelah saya melihat hasil evaluasi
petrografi di daerah Musi, dimana secara umum di daerah tsb, setelah basement
langsung diendapkan BRF. Namun di salah satu sumur, berdasarkan analisis
petrografi SWC, didapatkan suatu endapan conglomeratic sandstone di antara BRF
dan basement. Conglomeratic sandstone tsb memiliki abundant granitic rock
fragment dengan range ukuran 0.01 – 1.5 cm. Mohon penjelasan dari rekan2 semua.

Betul, ini sesungguhnya pertanyaan untuk para stratigrapher, saya juga menunggu
penjelasan mereka, tetapi karena belum ada yang menjawab, saya "pancing" dulu
dengan beberapa pemikiran saya. Semoga ada yang "terpancing". Teman saya di
Pertamina, Pak Rudy Ryacudu, tentu bisa menjawab masalah ini dengan memuaskan
sebab di dalam disertasinya salah satunya adalah menjawab hal ini, dengan
pendekatan tektonostratigrafi pula. Saya pikir Pak Prof. Koesoemadinata pun
tentu dapat berkomentar sebab selain banyak pengalamannya, beliau adalah
pembimbing Pak Rudy, kalau saya tidak salah.

Tahun 2005, IAGI Pengda Riau mengundang saya sebagai pembicara kunci dalam
lokakarya dua hari berjudul SSW (Sumatra Stratigraphy Workshop). Ada dua
makalah yang saya sampaikan : (1) regional tectonics and stratigraphy of
Sumatra, dan satu lagi yang mungkin berhubungan dengan pertanyaan Pak Bambang
yang saya beri judul, "Granite wash of Lemat Fm. or in-situ granite of basement
? : the problem of South Sumatra Stratigraphy and new approaches for its
solution".

Pertama-pertama mesti dikemukakan adalah benar sinyalemen Pak Bambang bahwa


issue ini telah menjadi problem klasik di stratigrafi Sumatra, operator2
perminyakan jelas menyadarinya, problemnya bisa dipelajari di paper klasik
tentang ini (De Coster, 1974). Secara akademik pun menarik, sehingga wajar
dijadikan bahan penelitian doktor oleh Pak Rudy Riacudu.

Memecahkan problemnya dengan sequence stratigraphy mungkin menolong, tetapi


kita mesti tetap berpedoman ke Sandi Stratigrafi Indonesia yang terbaru (edisi
1996). Pak Sujono Martodjojo dan Pak Djuhaeni telah memasukkan sequence
stratigraphy menjadi salah satu bab dalam SSI 1996. Silakan dilihat lagi
SSI-nya (yang dibagikan kepada seluruh peserta PIT IAGI pada tahun 2004)untuk
menjawab pertanyaan Pak Bambang kapan suatu sequence kita kelompokkan menjadi
"Talangakar" dan kapan kita sebut sebagai "Lemat". Para operator klasik
perminyakan di wilayah ini seperti Pertamina, Medco, Gulf (sekarang COPI); atau
para pemain baru yang yang belakangan banyak "menyerang" Sumatra Selatan,
mereka bisa berkomentar soal ini sebab beberapa studi sequence stratigraphy
bersifat regional meliputi baik Lemat-Lahat-TalangAkar dan endapan Paleogen
lainnya yang "belum terdefinisi dengan baik" (mis Benakat member) telah mereka
lakukan.

Berikut adalah kesimpulan pemikiran2 saya dalam makalah yang saya kemukakan
dalam SSW di atas (Satyana, 2005). Namanya pemikiran2 pribadi, tentu bisa salah
- silakan dikritik.

Fakta :

1. Structural-stratigraphic relationships between Paleogene strata and Basement


of South Sumatra has not been studied properly.
2. Top of Basement of South Sumatra Basin has been determined variously,
including : Top of Pre-Tertiary rock assemblages, Top of Paleocene-Early
Oligocene Kikim Formation, Top of “Granite Wash” unit of Eocene to Early
Oligocene Lemat/Lahat Formations, Top of Pre-Tertiary In-Situ Granite.
3. Which granite is “wash” and which one is “in-situ” is not certainly known.
“Granite Wash” can be Tertiary and PT.

Fakta2 di atas berdasarkan pengamatan saya mengevaluasi pekerjaan2 banyak


operator di wilayah ini.

Tentang Lemat (berdasarkan literatur2) :

1. The term “Lemat” has been applied in the past to tuffaceous, coarse clastic,
continental sedimentary rocks. It consists of “old Lemat” (now Kikim Tuffs) and
“young Lemat” (proper Lemat).
2. Lemat (proper) is composed of : (1) lower coarse clastic “Granite Wash”
Member and (2) upper shales of Benakat Member.
3. Coarse Clastic Member consists of shales sandstones, clays, rock fragments,
breccias, “granite wash”, occasional thin coal beds, and tuffs.

Tentang Granite Wash (berdasarkan literatur2) :

1. The basal unit of the Lemat in some deeper trough areas, which is often very
feldspathic, derived from the erosion of nearby granite and diorite hills.

2. These rocks are probably a part of the cycle of continental sedimentation,


volcanism, and erosion that accompanied the Late Cretaceous – Early Tertiary
tectonism in the South Sumatra Basin.

Kembali ke pertanyaan utama Pak Bambang, berdasarkan kutipan-kutipan di atas,


menurut hemat saya, antara Lemat dan Talang Akar jelas berbeda umurnya, Lemat
lebih tua (57-30 Ma Eosen-Oligosen Awal) dan Talang Akar lebih muda (28-20 Ma
Oliogo-Miosen) - ini umur absolut batas bawah dan batas atas berdasarkan data
yang bisa saya kumpulkan dari berbagai sumber. Di tempat lain dan/atau oleh
operator lain yang dimaksud dengan Lahat adalah age-equivalent Lemat -meskipun
belum tentu secara litologi sama. Secara tektonostratigrafi, saya pikir
pendapat Pak Bambang benar, adalah bahwa Lemat mengisi infra-dan main rift,
sedangkan Talang Akar bagian bawah mengisi late rift dari suatu syn-rift, dan
Talang Akar bagian atas sudah masuk ke post-rift.

Sebagai tambahan, apa "pendekatan baru" yang saya kemukakan untuk membahas
masalah granite wash dan in-situ granite ? Saya menggunakan tiga metode :
petrografi, absolute dating, megnetism of granite.

New Approaches of Analyses : (metode ini telah teruji positif)

1. Petrographic analysis : (1) presence of fine grained matrix materials in


“granite wash” (2) hydrothermal origin of in-situ granite.
2. Absolute dating of granite and its veins : to constraint the age of fabric
present at the time of veining. Re-deposited granite (wash) will be older than
the vein formation.
3. Magnetism of granite : (1) in-situ granite shows strong uni-directional
signal of magnetism (2) “granite wash” less likely to give a uni-directional
signal.

Dan kesimpulan terakhir makalah saya adalah :

1. Stratigraphic and structural relationships between Paleogene Kikim, Lemat,


Lahat Formations and the Basement of South Sumatra need to be studied in detail.
2. “Granite Wash” within Lemat Formation and other Paleogene strata is not a
part of Basement.
3. “Granite Wash” of pre-Tertiary age is a part of the Basement.
4. Top of Basement of South Sumatra Basin is top of Pre-Tertiary rock
assemblages (igneous, sedimentary, metamorphic).

Singkapan basement dan batuan Paleogen di Pegunungan Dua Belas bisa sangat
membantu pemahaman ini.

Ini sebetulnya quest untuk para


stratigrapher.Ada pertanyaan yang selalu "menggelitik", mengenai
definisi"Talangakar" dan "Lemat" dipandang dari sisi stratigrafi
dantektono-stratigrafi secara bersamaan.Pertanyaannya sangat mendasar, kapan
sih suatu sequence kita kelompokkanmenjadi "Talangakar" dan kapan kita sebut
sebagai "Lemat"?Apakah ada terminologi / definisi yang "pas" untuk kedua
formasitersebut? Apakah mereka berdua dipisahkan semata-mata karena umur saja?
Atau, kalaudilihat dari sisi tektono stratigrafi, apakah Talangakar selalu
berkonotasidengan endapan-endapan post rift (adanya marine incursion) sementara
Lemat lebihterbatas pada endapan-endapan syn-rift?Helpp donk...Salam,BSM

Anda mungkin juga menyukai