Konsep Mutu Pangan
Konsep Mutu Pangan
Oleh :
A. Model Zip
Van den Berg dan Delsing (1999), menjelaskan mutu sebagai hubungan antara
pemasok (perusahaan) yang menyampaikan produk yang memenuhi harapan
spesifik pelanggan atau konsumen jadi antara pemasok dan pelanggan saling
mengutungkan
Mutu merupakan level atau derajat kepuasan konsumen dalam menggunakan produk
yang dihasilkan produsen. Selain itu mutu juga menentukan apakah produk, kegiatan dan
proses yang dilakukan telah memenuhi kebutuhan dan kriteria yang ditentukan.
Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan,
kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan dan minuman.
Menurut baedhowie dan Pranggonowati (2005) tujuan mutu pangan adalah untuk
mempunyai spesifikasi terhadap mutu akhir sesuai dengan standart mutu yang telah
ditetapkan. Hal ini bertujuan agar produk cacat atau rusak tidak sampai ke konsumen
sehingga memberikan kepuasan terhadap customer akan konformitasnya pada standart
nasional dan juga agar biaya desain produk, biaya inspeksi dan biaya produksi berjalan
secara efisien hal
1.4 Ruang Lingkup Pengawasan Mutu Pangan
Ruang Lingkup dunia usaha meliputi proses produksi, pengolahan dan pemasaran
produk. Industri mempunyai hubungan yang erat sekali dengan pengawasan mutu karena
hanya produk hasil industri yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, yaitu
masyarakat konsumen. Seperti halnya proses produksi, pengawasan mutu sangat
berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Makin modern tingkat industri, makin
kompleks ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk menangani mutunya.
Demikian pula, semakin maju tingkat kesejahteraan masyarakat, makin besar dan makin
kompleks kebutuhan masyarakat terhadap beraneka ragam jenis produk pangan. Oleh
karena itu, sistem pengawasan mutu pangan yang kuat dan dinamis diperlukan untuk
membina produksi dan perdagangan produk pangan.
Pengawasan mutu pangan juga mencakup penilaian pangan, yaitu kegiatan yang
dilakukan berdasarkan kemampuan alat indera. Cara ini disebut penilaian inderawi atau
organoleptik. Di samping menggunakan analisis mutu berdasarkan prinsip-prinsip ilmu
yang makin canggih, pengawasan mutu dalam industri pangan modern tetap
mempertahankan penilaian secara inderawi/organoleptik. Nilai-nilai kemanusiaan yaitu
selera, sosial budaya dan kepercayaan, serta aspek perlindungan kesehatan konsumen baik
kesehatan fisik yang berhubungan dengan penyakit maupun kesehatan rohani yang
berkaitan dengan agama dan kepercayaan juga harus dipertimbangkan.
Daftar Pustaka : Aufa Aulia Kanza. 2015 : Mutu gizi dan keamanan pangan Departemen
biologi Unpad