Anda di halaman 1dari 45

PELATIHAN AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN

JEMBATAN
PEKERJAAN
(SUPERVISION ENGINEER OF BRIDGE
CONSTRUCTION)

MODUL
SEBC – 03 : RAPAT PELAKSANAAN
PEKERJAAN JEMBATAN

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

KATA PENGANTAR

Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan merupakan acuan para pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelaksanaan pekerjaan jembatan. Rapat Pelaksanaan Pekerjaan
Jembatan ini memuat ketentuan tentang menyiapkan rapat pra-pelaksanaan (pre
construction meeting/PCM), menyiapkan dan memeriksa bahan untuk rapat-rapat
pembahasan (berkala dan khusus), menyiapkan dan memeriksa bahan untuk rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM).

Pemahaman pengawas pekerjaan atas semua ketentuan baik teknis maupun hukum atas
pengaturan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi jembatan tersebut mutlak dibutuhkan
seorang pengawas dalam rangka menyiapkan rapat pelaksanaan pekerjaan jembatan.

Penyusun menyadari atas keterbatasn kemampuan dalam penyusunan modul ini, sehingga
modul ini masih jauh dari kesempurnaan dan untuk penyempurnaannya penulis sangat
mengharapkan masukan, saran dan tanggapan, dan untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih.

Diharapkan modul ini berguna bagi semua pihak yang membutuhkan dalam rangka
meningkatkan pemahaman dan kemampuannya dalam pelaksanaan tugasnya
melaksanakan pekerjaan proyek jembatan.

Jakarta, Desember 2006


Penyusun

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -i-


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Pengawasan Pekerjaan Jembatan


(Supervision Engineer of Bridge Construction)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengawasi pelaksanaan
pekerjaan jembatan sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar, metode kerja dan
dokumen kontrak lainnya.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan ketentuan UUJK, mengawasi penerapan K3 dan memantau
lingkungan selama pelaksanaan pekerjaan jembatan.
2. Menjelaskan dan menerapkan spesifikasi teknik, gambar, metode kerja dan
ketentuan dokumen kontrak yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
jembatan.
3. Menyiapkan dan memeriksa bahan untuk rapat pra-pelaksanaan (pre-
construction meeting/PCM), rapat-rapat pembahasan (berkala dan khusus), dan
rapat pembuktian (show cause meeting/SCM).
4. Melakukan pengawasan pelaksanaan metode kerja setiap kegiatan pekerjaan
jembatan.
5. Melakukan pengawasan mutu, dimensi, kuantitas dan waktu pelaksanaan
pekerjaan jembatan.
6. Membantu pengguna jasa dalam menyelenggarakan administrasi pelaksanaan
kontrak.
7. Memeriksa laporan pelaksanaan dan membuat laporan pengawasan.
8. Membantu proses serah terima hasil pekerjaan pertama (provisional hand
over/PHO), mengawasi pelaksanaan pemeliharaan (warranty period) dan
membantu proses serah terima hasil pekerjaan akhir (final hand over/FHO).

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -ii-


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

NOMOR DAN JUDUL MODUL : SEB – 03 RAPAT PELAKSANAAN PEKERJAAN


JEMBATAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mempelajari modul, peserta mampu menyiapkan dan memeriksa bahan
untuk rapat pra-pelaksanaan, rapat-rapat pembahasan (berkala dan khusus), dan
rapat pembuktian.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu :


1. Menyiapkan dan memeriksa bahan untuk rapat pra-pelaksanaan (pre construction
meeting/PCM).
2. Menyiapkan dan memeriksa bahan untuk rapat-rapat pembahasan (berkala dan
khusus)
3. Menyiapkan dan memeriksa bahan untuk rapat pembuktian (show cause
meeting/SCM).

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -iii-


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


LEMBAR TUJUAN ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL
PELATIHAN AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN
JEMBATAN (Supervision Engineer of Bridge
Construction) ......................................................................................... vi
DAFTAR MODUL .............................................................................................. vii
PANDUAN INSTRUKTUR ................................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. PENGENDALIAN PROYEK ........................................................... I-1
1.2. PENGENDALIAN WAKTU ............................................................. I-2
1.2.1. Akibat Keterlambatan .......................................................... I-3
1.2.2. Kegiatan-Kegiatan Pengendalian

Waktu ................................................................................................... I-5

BAB II : RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN


(PRE CONSTRUCTION MEETING/PCM)
2.1. UMUM................................................................................................. II-1
2.1.1. Prosedur Administrasi
Penyelenggaraan Pekerjaan ..................................................... II-2
2.1.2. Tata Cara Dan Prosedur Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................ II-2
2.2. PENYIAPAN MATERI RAPAT........................................................... II-3
2.3. PEMERIKSAAN MATERI RAPAT DARI
KONTRAKTOR .................................................................................... II-8
2.4. PENYUSUNAN DAFTAR MASALAH ................................................ II-14

BAB III: RAPAT RUTIN


3.1. MAKSUD RAPAT RUTIN .................................................................. III-1
3.2. LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN ..................................................................................... III-2
3.3. RANGKUMAN LAPORAN KEMAJUAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN .......................................................... III-4

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -iv-


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

3.4. RANGKUMAN LAPORAN KHUSUS ................................................. III-5


3.5. ADMINISTRASI KEGIATAN PENGAWASAN.................................... III-6

BAB IV: RAPAT PEMBUKTIAN (SHOW CAUSE MEETINGS/SCM)


4.1. UMUM .................................................................................................. IV-1
4.1.1. Kontrak Kritis ............................................................................ IV-1
4.1.2. Tugas Dan Tanggung Jawab Tim SCM .................................... IV-2
4.1.3. Prosedur Rapat Pembuktian .................................................... IV-3
4.1.4. Acara Dalam Rapat Pembuktian.............................................. IV-3
4.2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ........................................................ IV-3
4.3. PENYIAPAN LAPORAN PENGAWASAN ............................................ IV-4
4.4. PENYIAPAN USULAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN .................................................................................. IV-5
4.4.1. Uji Coba (Test Case) ................................................................ IV-5
4.4.2. Kesepakatan Tiga Pihak ........................................................... IV-5

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -v-


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN


AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN JEMBATAN
(Supervision Engineer of Bridge Construction)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Pengawasan Pekerjaan
Jembatan (Supervision Engineer of Bridge Construction) dibakukan dalam Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-
unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Pengawasan Pekerjaan Jembatan
(Supervision Engineer of Bridge Construction) unit-unit tersebut menjadi Tujuan
Khusus Pelatihan.
2. Standar Latih Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan
kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen
Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan
Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul
pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan
pengajaran dalam pelatihan Ahli Pengawasan Pekerjaan Jembatan (Supervision
Engineer of Bridge Construction).

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -vi-


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

DAFTAR MODUL

Ahli Pengawasan Pekerjaan Jembatan


Jabatan Kerja :
(Supervision Engineer of Bridge Construction/SEBC)
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SEBC – 01 UUJK, K3 dan Pemantauan Lingkungan
2 SEBC – 02 Dokumen Kontrak

3 SEBC – 03 Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan


4 SEBC – 04 Pengawasan Pekerjaan Jembatan

5 SEBC – 05 Pengawasan Mutu, Kuantitas dan Waktu

6 SEBC – 06 Administrasi Kontrak

7 SEBC – 07 Pelaporan

8 SEBC – 08 Serah Terima Pekerjaan

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -vii-


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN JEMBATAN


(Supervision Engineer of Bridge Construction )

KODE MODUL : SEBC - 03

JUDUL MODUL : RAPAT PELAKSANAAN PEKERJAAN JEMBATAN

DESKRIPSI : Materi ini berisi tentang Pre-Construction Meeting (PCM),


Rapat Rutin dan Rapat Pembuktian (Show Cause
Meeting) yang memang penting untuk diajarkan pada
suatu pelatihan bidang jasa konstruksi sehingga
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan
konstruksi betul-betul dapat dikerjakan dengan penuh
tanggung jawab yang berazaskan efektif dan efisien, nilai
manfaatnya dapat mensejahteraan bangsa dan negara.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 6 (Enam) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -viii-


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung


1. Ceramah Pembelajaran  Mengikuti penjelasan, pengantar, OHT
 Pengantar TIU,TIK, dan pokok bahasan.
 Menjelaskan TIU dan TIK serta  Mengajukan pertanyaan apabila
pokok pembahasan kurang jelas atau sangat berbeda
 Bab I Pendahuluan dengan pengalaman
 Merangsang motivasi peserta
untuk mengerti/memahami dan
membandingkan
pengalamannya
Waktu = 15 menit

2. Ceramah Bab II Rapat Persiapan  Mengikuti ceramah dengan tekun dan OHT
Pelaksanaan (Pre Construction memperhatikan hal-hal penting yang
Meeting-PCM) perlu di catat
 Prosedur administrasi  Mengajukan pertanyaan apabila
penyelenggaraan pekerjaan kurang jelas atau sangat berbeda
 Tata cara dan prosedur teknis dengan fakta yang ada di lapangan
pelaksanaan pekerjaan dan atau pengalaman
 Penyiapan materi rapat
 Pemeriksaan materi rapat dari
kontraktor
 Penyusunan daftar masalah

Waktu = 120 menit


3. Ceramah Bab III Rapat Rutin  Mengikuti ceramah dengan tekun dan OHT
 Maksud rapat rutin memperhatikan hal-hal penting yang
 Laporan kemajuan pelaksanaan perlu di catat
pekerjaan  Mengajukan pertanyaan apabila
 Rangkuman laporan kemajuan kurang jelas atau sangat berbeda
pelaksanaan pekerjaan dengan fakta dilapangan dan atau
 Rangkuman laporan khusus pengalaman
 Administrasi kegiatan
pengawasan

Waktu = 45 menit

4. Ceramah Bab IV Rapat Pembuktian  Mengikuti ceramah dengan tekun dan


(Show Cause Meeting/SCM) memperhatikan hal-hal penting yang
 Kontrak Kritis perlu di catat
 Tugas Dan Tanggung Jawab  Mengajukan pertanyaan apabila
Tim SCM kurang jelas atau sangat berbeda
 Prosedur Rapat Pembuktian dengan fakta dilapangan dan atau
 Acara Dalam Rapat pengalaman
Pembuktian
 Identifikasi permasalahan
 Penyiapan laporan
pengawasan
 Penyiapan usulan alternatif
penyelesaian

Waktu = 90 menit

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -ix-


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab I : Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PENGENDALIAN PROYEK

Maksud pengendalian adalah mengusahakan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan


rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya, maka aspek dan objek pengendalian
adalah rencana pelaksanaan , jadi dengan kata lain, berbagai macam kegiatan di kantor dan
lapangan yang telah di rencanakan harus dipantau dan dikendalikan implementasinya agar
hasilnya sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, lebih jauh objek yang akan
dikendalikan dapat dikaji dari lingkup kerja proyek yang dilaksanakan.
Dalam melakukan pengendalian, seorang pemimpin proyek dapat menggunakan berbagai
cara antara lain:

a. Langsung
Pelaksanaan pengendalian dilakukan saat kegiatan sedang berlangsung, diharapkan
personil kontraktor dan konsultan pengawas terlibat dalam kegiatan agar pengarahan
dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Umpan balik dan perbaikan
dapat dilakukan secara langsung pada saat pelaksanaan pengendalian, langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
 Kontraktor melakukan kegiatan secara mandiri yang dipantau oleh konsultan
supervisi.
 Selama pekerjaan berlangsung, konsultan supervisi jalan memberi dukungan,
petunjuk dan perbaikan.
 Setelah selesai kegiatan, konsultan, kontraktor dan Pimpro melakukan diskusi yang
bertujuan untuk memberi penguatan kepada hal-hal yang sesuai dan memperbaiki
yang masih belum sesuai. Pemberian “einforcement” pada aspek positif sangat
penting dilakukan oleh seorang Pemimpin Proyek.

b. Tidak Langsung
Pelaksanaan pengendalian dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Pemimpin Proyek tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, sehingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta dan umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

c. Kolaboratif
 Pelaksanaan pengendalian dilakukan dengan memadukan cara langsung dan tidak
langsung, dimana Pimpro, Konsultan dan Kontraktor secara bersama-sama
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) I-1
Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab I : Pendahuluan

bersepakat untuk menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam mengatasi


hambatan dan permasalah yang dihadapi para pelaksana dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi jalan.
 Cara ini didasarkan pada psikologi kognitif dimana belajar dari hasil paduan antara
kegiatan individu dengan lingkungannya yang akan berpengaruh terhadap sikap,
prilaku, keterampilan dan pegetahuan pekerja yang pada akhirnya akan
menghasilkan kinerja para pekerja dalam melakukan pekerjaan yang berkualitas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian harus diawali dngan
mengkoordinasikan semua sistem yang ada dan dimulai sebelum kegiatan
pelaksanaan proyek tersebut dilaksanakan, karena memulai kegiatan dengan
langkah yang tepat akan menghasilkan prestasi yang memuaskan. Untuk itulah
langkah-langkah pengendalian dimulai dari mengadakan rapat pra pelaksanaan,
rapat rutin, monitoring dan evaluasi.

1.2 PENGENDALIAN WAKTU

Suatu pembahasan tentang waktu senantiasa membawa kita untuk selalu melakukan
efisiensi guna mencapai efektifitas.
Bahasan berikut ini akan mencoba memperlihatkan kepada kita secara cermat
memperhitungkan waktu dalam setiap proses. Beberapa kasus yang banyak terjadi yang
erat sekali hubungannya dengan kurang cermatnya faktor waktu diperhitungkan di dalam
rangkaian proses-proses pencapaian sasaran antara lain :
 Banyak proyek-proyek yang belum dapat dimulai dan tidak dapat terselesaikan sesuai
dengan jadwal telah ditentukan semula.
 Terjadinya cost overrun (kenaikan biaya) pada beberapa proyek.
 Besarnya sisa anggaran pembangunan (SIAP) Proyek-proyek yang terjasi hampir setiap
tahun anggaran.
 Gejala umum lainnya yang menunjukkan menurunnya produktivitas, efisiensi dan
efektivitas dalam proses-proses pencapaian sasaran.
Pimpro bertanggung kawab atas ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek. Oleh
karena itu Pimrpo setiap saat harus selalu mendorong dan maningkatkan semua unsur
proyek selalu menepati jadwal kerja yang telah ditetapkan bersama dalam Rapat Pra-
Pelaksanaan.
Konsultan harus selalu mengontrol kemajuan pekerjaan kontraktor agar tepat waktu, tetapi
pencapaian mutu dan volume pekerjaan harus juga diperhatikan.
Konsultan juga harus dapat menyampaikan laporan tepat waktu, sehingga Pimpro setiap
saat bisa mengontrol dan mengendalikan kemajuan proyek.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) I-2


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab I : Pendahuluan

Kemajuan dan ketepatan waktu dapat dikontrol dari proyek yang sudah disusun, baik berupa
S-Curve, maupun Bar-Chart atau kombinasi keduanya.
Tetapi ketepatan waktu tidak hanya ditinjau dari segi teknis, tetapi juga dari segi
administrasi. Jadi laporan teknis, laporan keuangan, dan pembayaran, surat-menyurat dan
lain sebagainya juga harus diselesaikan sesuai jadwal.
Jadwal pelaksanaan dimaksudkan sebagai dasar bagi (atau para pejabat terkait di atasnya),
kontraktor dan konsultan untuk :
 Memantau kemajuan pekerjaan kontraktor di lapangan
 Menjadi rujukan bagi pembayaran eskalasi / de-eskalasi harga
 Mendukung pengalokasian anggaran biaya
 Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya sebagai akibat dari perubahan
pekerjaan
 Mendukung permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi

Jadwal pelaksanaan merupakan petunjuk mengenai bagaimana berlangsungnya pekerjaan,


dan dijadikan dasar semua pelaporan dan pemantauan, termasuk juga pengendalian.

Direksi pekerjaan perlu meneliti secara hati – hati semua jadwal. Jika ada kesalahan logika
dan kekurangan – kekurangan detil yang cukup harus dimasukkan dalam jadwal untuk
memantau kemajuan tiap bagian pekerjaan, tetapi tidak boleh berlebihan sehingga jadwal
akan sulit diikuti. Penggunaan jadwal dan sub program disarankan, tetapi harus diperhatikan
bahwa keterkaitan antara sub program yang berbeda diperlihatkan dalam keseluruhan
jadwal.

Suatu jadwal kerja penting untuk hal – hal sebagai berikut:


 Memberikan rencana pelaksanaan dan urutan pelaksanaan pekerjaan dalam jangka
waktu yang ditetapkan;
 Identifikasi kegiatan – kegiatan utama;
 Sebagai alat komunikasi mengenai rencana pekerjaan;
 Mengukur dan melaporkan kemajuan;
 Sebagai alat untuk pemantauan dan;
 Sebagai dasar untuk memberikan kebutuhan pekerjaan, alat dan bahan, serta
pengendalian keuangan.

1.2.1 AKIBAT KETERLAMBATAN

Seyogianya hal-hal seperti tersebut di atas diusahakan untuk dihindari, dan salah satunya
adalah dengan menerapkan “DISIPLIN”untuk dapat menghargai waktu kepada semua pihak
yang terlibat dalam rangkaian proses-proses pencapaian sasaran-sasaran.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) I-3


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab I : Pendahuluan

Beberapa aspek yang dapat timbul akibat kurangnya penghargaan atas disiplin waktu antara
lain :

1. Keterlambatan berangkai

Rangkaian proses-proses pencapaian sasaran dapat dikelompokkan dalam dua bagian,


yakni :
a. Kelompok proses penentuan sasaran, terdiri dari :
- Proses penyusunan rencana jangka panjang (long term planning).
- Proses penyusunan program (programming).
b. Kelompok proses perwujudan sasaran, terdiri dari :
- Studi kelayakan (feasibility study & screening)
- Perencanaan teknis (design)
- Penyusunan program pelaksanaan dan anggaran (budgeting)
- Pra – implementasi pelaksanaan (tendering, etc)
- Implementasi pelaksanaan
- Post – implementasi pelaksanaan

Rangkaian tersebut merupakan bagan alir (flow chart) proses-proses, dimana output
daripada proses yang terdahulu akan menjadi input untuk proses selanjutnya.

Apabila terjadi keterlambatan pada salah satu proses, maka hal ini berakibat terjadinya
keterlambatan berangkai/beruntun dalam keseluruhan rangkaian proses.

Sudah barang tentu hal ini akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, yakni
inefficiencies dan penyimpangan-penyimpangan terhadap rencana semula.

2. Kenaikan Biaya Anggaran

Suatu keterlambatan dalam rangkaian proses pencapaian sasaran akan mengakibatkan


kerugian bagi pihak Kontraktor atau mengecilkan untung yang akan diperolehnya
disebabkan oleh kenaikan biaya (costs) dan anggaran (budget). Kenaikan tersebut bisa
terjadi karena beberapa kemungkinan :
 Nilai mata uang (value of money)
 Laju inflasi (inflation rate)
 Eskalasi harga/biaya sebagai akibat kenaikan-kenaikan harga bahan.
 Harga depresiasi peralatan (depreciation cost)
 Biaya umum (overhead cost)
 Biaya supervisi (supervision team)

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) I-4


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab I : Pendahuluan

3. Perubahan pada Analisa Benefit Cost

Selain berakibat kenaikan biaya dan anggaran keterlambatan proses pencapaian


sasaran berpengaruh pada analisa benefit cost ratio

Hal ini terjadi karena manfaat (benefit) yang diharapkan muncul lebih lambat dari yang
diperkirakan dan karenanya analisa benefit cost ratio harus dihitung kembali karena akan
mengalami penyimpangan dari hitungan semula.

Seperti sudah dibicarakan di atas bahwa disiplin terhadap waktu sangat berpengaruh
pada efektifitas pekerja dan efisiensi biaya. Setiap ketelambatan dalam suatu proses
berakibat pada peningkatan biaya.

1.2.2 KEGIATAN-KEGIATAN PENGENDALIAN WAKTU

Tahapan penting dalam pelaksanan proyek adalah pengendalian proyek yang dimaksudkan
agar pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan waktu dan biaya yang direncanakan.
Pada dasarnya pengendalian diarahkan:
 Agar pekerjaan dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran proyek yakni tepat
mutu, tepat waktu dan tepat biaya;
 Agar penggunaan semua sumber daya yang ada dilakukan secara efektif;
 Dapat dilakukan koreksi atau perbaikan/penyelesaian atas mesalah yang dapat
mengakibatkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan pencapaian sasaran proyek;

Secara umum langkah-langkah dalam pengendalian proyek adalah:


 Menentukan standar-standar atau rencana pencapaian sasaran seperti: waktu, biaya dan
mutu;
 Membandingkan antara pencapaian sasaran dengan rencana pencapaian;
 Melakukan tindakan koreksi apabila terjadi penyimpangan darai pencapaian sasaran
tersebut.

Langkah-langkah pengendalian waktu pelaksanaan tersebut dilakukan dengan kegiatan-


kegiatan seperti:
1. Rapat pra-pelaksanaan (pre-construction meeting/PCM);
2. Rapat rutin; dan
3. Rapat pembuktian (show-cause meeting/SCM).

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) I-5


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

BAB II
RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN
(PRE-CONSTRUCTION MEETING/PCM)

2.1 UMUM

Rapat persiapan pelaksanaan adalah pertemuan antara pihak proyek/satuan kerja (direksi
pekerjaan dan unsur perencanaan), direksi teknis dan kontraktor yang dilakukan selambat-
lambatnya 7 hari setelah diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) oleh Kasatker,
guna membahas dan kemudian menyepakati bersama berbagai hal yang yang dapat
menimbulkan masalah dalam pelaksanaan.

Materi yang perlu dibahas dan disepakati dalam rapat adalah:

1. Pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak tentang :


 Asuransi pekerjaan;
 Pekerjaan tambah kurang;
 Penyelesaian perselisihan;
 Pemeliharaan pekerjaan;
 Kompensasi;
 Denda;
 Pemutusan kontrak;
 Dan lain-lain yang dinilai perlu.

2. Tata cara penyelenggaraan pekerjaan, perihal:


 Organisasi kerja;
 Tata cara pengaturan pekerjaan;
 Jadual pelaksanaan pekerjaan;
 Jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil;
 Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan;
 Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana
kerja;
 Penyusunan program mutu.
 Dan lain-lain yang dinggap perlu

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-1


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

Jadi dengan demikian tujuan penyelenggaraan PCM adalah menyatukan pengertian


terhadap seluruh isi dokumen kontrak dan membuat kesepakatan-kesepakatan terhadap hal-
hal penting yang belum terdapat di dalam dokumen kontrak serta membahas jalan keluar
terhadap kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan konstruksi.

2.1.1 PROSEDUR ADMINISTRASI PENYELENGGARAAN PEKERJAAN

Pembahasan prosedur administrasi penyelenggaraan proyek yang harus dibahas dalam


rapat pra pelaksanaan meliputi:
 Request and approval dalam rangka examination of works
 Extension time for completion of works
 Gambar kerja dan kelengkapannya.
 Pengajuan MC (monthly certificate)
 PHO dan FHO
 Pembuatan amandemen kontrak
 Jadwal pengadaan bahan, penggunaan peralatan dan personel
 Review dan penyempurnaan terhadap jadual kerja yang harus sesuai dengan target
volume, mutu dan waktu.
 Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check) sehubungan
dengan review design terhadap simplified design yang ada dalam dokumen kontrak

2.1.2 TATA CARA DAN PROSEDUR TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan yang perlu dibahas dalam rapat pra
pelaksanaan antara lain :
 Pelaksanaan konstruksi pondasi jembatan dan bangunan atasnya.
 Pelaksanaan rigid pavement pada segmen jalan dengn LHR (lalulintas harian rata-rata)
tinggi berikut rekayasa lalu lintasnya.
 Pelaksanaan soil stabilization.
 Pelaksanaan produksi agregat untuk pondasi jalan dan perkerasan aspalnya.
 Menentukan lokasi sumber bahan material (quarry), estimate kuantitas bahan beserta
rencana pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan.
 Pendekatan terhadap masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana
kerja yang ada kaitannya dengan musim tanam atau masalah jalan akses ke quarry /
angkutan bahan.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-2


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

2.2. PENYIAPAN MATERI RAPAT

Dalam rapat pra pelaksanaan, unsur penyelenggara proyek yang terlibat dalam pembahasan
dan masing-masing perlu menyiapkan materi bahasan adalah:
1. Atasan langsung pemimpin proyek/kepala satuan kerja
2. Kepala satuan kerja perencanaan dan pengawasan
3. Kepala satuan kerja fisik/direksi pekerjaan
4. Kontraktor
5. Konsultan pengawas/direksi teknis

Masing-masing unsur berperan dalam penyiapan materi atau dalam pembahasan sebagai
berikut:

1. Atasan Langsung Pemimpin Proyek/Kepala Satuan Kerja


 Sebagai moderator dan nara sumber.
 Memberikan pengarahan secara umum pelaksanaan proyek.
 Menjelaskan bahwa Kasatker ikut bertanggung jawab terhadap review design
beserta prosedur survei sampai dengan penyelesaiannya sebagai pedoman awal
pelaksanaan pekerjaan.
 Lain-lain yang dianggap perlu.

2. Kepala Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengawasan


 Menjelaskan kebijaksanaan teknis tentang perlunya review design.
 Menjelaskan prosedur review design termasuk :
o Metodologi survei
o Cara pembuatan gambar kerja
o Mekanisme proses administrasi review design dan proses amandemen kontrak.
o Menjelaskan kapan review design harus diselesaikan.
 Menjelaskan prosedur dan jadwal kerja seluruh tenaga konsultan supervisi mulai dari
mobilisasi sampai demobilisasi.
 Menjelaskan TOR / tugas-tugas dan tanggung jawab konsultan supervisi serta
kualifikasi personelnya.
 Menjelaskan laporan-laporan kemajuan pelaksanaan fisik yang akan dibuat oleh
konsultan supervisi dan distribusi laporan-laporan yang terdiri dari :
o Monthly executive summary report
o Monthly progress report
o Quarterly report
o Quality control report

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-3


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

o Technical report
o Review design / technical justification report
o Technical paper
o Draft final report
o Final report
o Serta kapan waktunya laporan tersbut harus selesai dikirim.
 Menjelaskan bahwa konsultan pengawas bertanggung jawab dalam pengarsipan
dokumen-dokumen lapangan
 Menjelaskan adanya penilaian kinerja konsultan pengawas atau kontraktor yang
sedang melaksanakan pekerjaan.
 Menjelaskan akomodasi dan fasilitas yang disediakan oleh kontrak konsultan.
 Secara periodik satuan kerja pengawasan akan melaksanakan uji petik.
 As built drawing harus dibuat sesuai dengan standar yang berlaku.
 Menjelaskan adanya keharusan untuk mencari data-data yang berasal dari original
design mencakup antara lain :
o Tipe perkerasan setiap segmen
o Besar lendutan setiap segmen
o Besar CBR setiap segmen
o Lebar perkerasan setiap segmen
o IRI, RCI
o Dan lain-lain.
 Lain-lain yang dianggap perlu.

3. Kepala satuan kerja fisik/direksi pekerjaan


 Sebagai ketua rapat
 Menjelaskan susunan organisasi proyek
 Membahas struktur organisasi pelaksanaan konstruksi yang diusulkan oleh
kontraktor maupun yang disarankan oleh konsultan supervisi.
 Membahas tugas kontraktor mengenai :
o Survei dan membuat gambar kerja.
o Rencana pengadaan personel, peralatan dan bahan.
o Penyiapan construction schedule – financial progress schedule – S Curve.
o Rencana penyelesaian vector diagram setelah review design.
 Menjelaskan bahwa keterlambatan mobilisasi dapat dikenakan denda.
 Menjelaskan kapan dan bagaimana proses PHO dan FHO.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-4


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

 Menjelaskan diperlukannya Show Cause Meeting bilamana terjadi keterlambatan


pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan realisasi pelaksanaan pekerjaan tidak
sesuai dengan rencana pelaksanaan pekerjaan.
 Menjelaskan bahwa 1 (satu) bulan sebelum PHO maka Pinpro/Pinbagpro/Kasatker
akan mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat sekitar proyek tentang akan
selesainya proyek untuk menghindari adanya tagihan utang yang belum dibayar oleh
kontraktor kepada masyarakat sekitar proyek.
 Menjelaskan mekanisme kerja antara ketiga unsur proyek (pemimpin proyek,
kontraktor dan pengawas) dalam hal perlunya contractor’s request sebelum
dimulainya pekerjaan dan sebelum mulainya penerimaan pekerjaan (waktunya
ditentukan oleh pemimpin proyek).
 Menjelaskan kapan serah terima lapangan dapat dilakukan.
 Menjelaskan kewajiban pembayaran untuk pungutan retribusi maupun asuransi.
 Menjelaskan prosedur pembongkaran dan penyerahan barang bekas, misalnya
bangunan atas jembatan.
 Menjelaskan kapan tanggal mobilisasi terakhir dan kapan akhir masa konstruksi dan
apa sanksi-sanksinya jika tanggal tersebut dilewati.
 Menjelaskan standar laporan harian dan mingguan yang sudah merupakan standar
baku yang harus dicontoh.
 Menjelaskan proses pengusulan dan pembayaran bulanan (monthly certificate).
 Menjelaskan proses pengujian bahan jalan dan bahan jembatan.
 Menjelaskan perlu tidaknya sondir pada awal sebelum dimulainya pekerjaan pondasi
jembatan.
 Membahas metode pelaksanaan yang diajukan oleh kontraktor pada saat
pelelangan.
 Menjelaskan bahwa quality control untuk pekerjaan jalan menggunakan fasilitas
laboratorium yang disediakan oleh kontraktor dari item mobilisasi.
 Menekankan tidak adanya biaya tambahan terhadap biaya test bahan untuk quality
control dan menegaskan bahwa biaya test sudah termasuk dalam harga satuan
penawaran masing-masing pekerjaan.
 Menjelaskan perlunya pendekatan terhadap masyarakat dan pemerintah daerah
setempat sehubungan dengan rencana kerja yang nantinya akan berkaitan dengan
masalah jalan akses ke lokasi quarry, pembebasan lahan terhadap pagar, listrik,
telpon, PDAM dan sebagainya.
 Menjelaskan bahwa pihak pemerintah dibebaskan dari adanya tuntutan pihak ketiga
jika tejadi kelalaian kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-5


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

 Menekankan barang-barang yang menjadi milik pemerintah.


 Membahas mata pembayaran yang spesifik :
o Beton
o Pemeliharaan rutin
o Agregat untuk bahu jalan
o Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin.
o Pelaksanaan pekerjaan pada masa pemeliharaan (warranty period)
o Penyiapan badan jalan dibayar setelah pekerjaan pondasi diterima.
 Menjelaskan adanya tim mutual check selama periode kontrak.

4. Kontraktor
 Menjelaskan program mutu
 Menjelaskan rencana kerja pada saat mobilisasi yang meliputi :
o Mobilisasi peralatan dan personel
o Survei lapangan meliputi :
 Drainase
 Perkerasan Jalan
 Struktur
o Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor (dilakukan setelah survei lapangan
selesai), meliputi :
 Perkerasan jalan
 Bahu jalan
o Pemeliharaan rutin (dilaksanakan setelah diterbitkannya SPMK atau dimulainya
pekerjaan).
 Rencana kerja dan review design :
o Melaksanakan survei untuk pembuatan gambar kerja.
o Membuat gambar kerja (standard survei dan gambar kerja mengacu pada standar
yang berlaku)
 Menjelaskan metode / cara pelaksanaan konstruksi.
 Menjelaskan struktur organisasi serta tugas dan tanggungjawabnya.
 Menjelaskan kualifikasi personel kontraktor yang akan dimobilisasi.
 Menjelaskan rencana mobilisasi personel.
 Menjelaskan bagian pekerjaan yang akan di-sub-kontrakkan serta calon sub
kontraktornya.
 Menjelaskan rencana penggunaan peralatan, termasuk :
o Jumlah dan jenis peralatan
o Rencana kedatangan peralatan

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-6


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

 Menjelaskan rencana pengadaan bahan serta surat ijinnya, misal :


o Jalan
 Aspal
 Agregat
 Tanah timbunan
o Jembatan
 Bangunan atas
o Lokasi quarry
o Kualitas bahan jalan /struktur, termasuk cara pengujiannya.
o Jumlah deposit quarry.
 Menjelaskan rencana kerja berdasarkan S – Curve.

5. Konsultan Pengawas/Direksi Teknis


 Mencatat seluruh kesepakatan dalam pre-construction meeting dan dituangkan
dalam berita acara tersendiri sebagai dokumen proyek.
 Mempersiapkan formulir-formulir isian antara lain :
o Laporan harian.
o Laporan mingguan
o Laporan bulanan (monthly progress report)
o Executive summary report
o Survei lapangan untuk review design.
o Kerangka gambar kerja.
o Perhitungan volume / back up data serta monthly certificate (MC)
o Quality control
o Contractor’s request untuk :
 Memulai pekerjaan
 Test material
 Penerimaan pekerjaan
 Menjelaskan struktur organisasi konsultan dan tugas dari pada masing-masing
personel konsultan
 Menjelaskan personel konsultan yang sudah dimobilisasi dan rencana personel
lainnya yang akan dimobilisasi.
 Menjelaskan rencana kerja review design :
o Waktu yang diperlukan untuk survei lapangan.
o Personel yang dilibatkan di dalam survei lapangan.
o Kelengkapan yang diperlukan untuk survei lapangan.
o Ruang lingkup pekerjaan yang akan disurvei.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-7


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

o Alternatif penanganan dari hasil survei lapangan.


o Rencana dan gambar kerja yang harus dibuat.
 Menegaskan pengambilan lokasi foto dokmentasi : dimana, kapan, berapa kali
yang harus dilaksanakan oleh kontraktor.

2.3. PEMERIKSAAN MATERI RAPAT DARI KONTRAKTOR

Rapat pra pelaksanaan dibahas dan dilakukan pemeriksaan atas materi usulan kontraktor
seperti:

1. Program Mutu
Program mutu yang disusun kontraktor dibahas pada saat pre construction meeting
untuk mendapatkan persetujuan direksi pekerjaan, minimal berisi :
 Informasi proyek
 Organisasi proyek, mencakup organisasi direksi pekerjaan, direksi teknis
(konsultan) maupun organisasi pelaksana konstruksi (kontraktor);
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
 Prosedur pelaksanaan pekerjaan dari tiap-tiap jenis pekerjaan yang meliputi;
o Standar pekerjaan,
o Prosedur kerja,
o Daftar inspeksi dan
o Persyaratan testing.
o Pelaksanaan kerja;
 Prosedur instruksi kerja, minimal mencakup :
o Urutan kegiatan pelaksanaan
o Prosedur kerja untuk mengawali kegiatan
o Pemantauan proses kegiatan
o Perawatan / pemeliharaan produk-produk pekerjaan
o Jaminan bahwa output suatu proses akan sesuai dengan spesifikasi

Program mutu akan merupakan salah satu alat kontrol bagi direksi pekerjaan, direksi
teknis (konsultan) maupun pelaksana konstruksi (kontraktor) dalam melakukan
pengendalian proses pelaksanaan proyek. Dalam hal ini para penyelenggara proyek
perlu memastikan bahwa peralatan yang dipakai sudah mendapatkan persetujuan
(dikalibrasi) dari institusi yang berwenang.

2. Mobilisasi
Permasalahan mobilisasi yang harus dibahas dalam rapat pra-pelaksanaan adalah
meliputi:
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-8
Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

a. Kegiatan Mobilisasi
Mobilisasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
 Mempersiapkan fasilitas lapangan / base camp (misalnya kantor proyek, kantor
konsultan, kantor kontraktor, tempat tinggal petugas proyek, bengkel, gudang
dan sebagainya) sesuai dengan spesifikasi umum di dalam dokumen kontrak.
 Mendatangkan peralatan-peralatan berat (dan kendaraan-kendaraan proyek)
yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
 Mendatangkan peralatan laboratorium untuk pemeriksaan mutu bahan baku,
mutu bahan olahan dan mutu pekerjaan jadi.
 Mendirikan costruction plant sesuai dengan kebutuhan proyek.
 Mendatangkan personel-personel kontraktor dan konsultan.

b. Jangka Waktu Mobilisasi


Jangka waktu mobilisasi ditentukan di dalam Spesifikasi Umum. Pada umumnya
waktu yang disediakan untuk mobilisasi dibatasi 60 hari terhitung sejak COW.
Dalam batasan kurun waktu yang disediakan tersebut, peralatan laboratorium
biasanya harus sudah terpasang seluruhnya dalam jangka waktu 45 hari terhitung
sejak COW.

c. Ijin Pemasukan Alat Berat / Peralatan Laboratorium


Hal-hal yang perlu diperhatikan atau dilakukan dalam melaksanakan mobilisasi
peralatan adalah:
 Kontraktor harus mengajukan daftar alat berat / peralatan laboratorium yang
akan didatangkan ke lokasi proyek untuk mendapatkan persetujuan Pinpro/
Pinbagpro/Kasatker
 Pengiriman alat berat/peralatan laboratorium baru bisa dilakukan oleh
kontraktor apabila Pinpro/Pinbagpro telah memberikan persetujuan atas
permohonan ijin yang diajukan oleh kontraktor.
 Apabila kontraktor harus mengimpor alat berat/peralatan laboratorium yang
belum diproduksi / tidak terdapat di dalam negeri maka kontraktor harus
mendapatkan rekomendasi dari Pinpro/Pinbagpro/Kasatker sebelum
memprosesnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan baku yang berlaku di
dalam urusan impor.

d. Mendatangkan Alat-Alat Berat


Sebelum mendatangkan alat-ala berat ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus
meneliti kondisi jalan, jembatan, gorong-gorong, dermaga dan lain sebagainya
yang akan dilalui oleh alat-alat berat di maksud untuk memperhitungkan mampu
atau tidaknya jalan, jembatan, gorong-gorong, dermaga dan lain sebagainya
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-9
Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

tersebut dilewati oleh alat-alat berat yang akan dikirim ke proyek. Jika ternyata
tidak mampu, maka kontraktor perlu melakukan perbaikan atau perkuatan
konstruksi agar dapat dilewati oleh alat-alat berat (atas biaya kontraktor, harus
sudah diperhitungkan oleh kontraktor pada waktu mengajukan penawaran) setelah
dikoordinasikan dengan pihak-pihak yang berwenang.

e. Ijin Menggunakan Jalan / Jembatan


Perlunya mendapat ijin ini antara lain untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan, misalnya rusaknya jalan karena dilewati angkutan alat berat,
ambruknya jembatan karena angkutan alat berat yan lewat melebihi batas muatan
dan lain sebagainya. Permohonan ijin tentang hal ini ditujukan kepada Dinas Lalu
Lintas Angkutan Jalan Raya dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang
berlaku.

f. Ijin Mengoperasikan Peralatan / Kendaraan


Ijin ini dapat diperoleh dari pihak kepolisian dengan mengikuti prosedur dan
ketentuan yang berlaku.

3. Pemeriksaan Quarry
Proyek yang direncanakan dengan baik, pada umumnya telah mempertimbangkan
penggunaan material untuk pekerjaan tanah maupun perkerasan jalan dan struktur
yang berasal dari sekitar lokasi proyek. Jika di sekitar proyek tidak terdapat material
yang memenuhi syarat, pilihannya tentu mengambil material dari deposit quarry yang
berasal dari tempat lain. Sebelum diambil keputusan apakah deposit quarry di suatu
lokasi memenuhi persyaratan mutu bahan baku, maka konsultan harus melakukan
pengujian mutu bahan baku di laboratorium terhadap quarry di maksud serta
memperkirakan volume deposit quarry yang tersedia. Selanjutnya urusan yang
berkaitan dengan kewajiban membayar retribusi akibat penggunaan quarry tersebut
menjadi tanggung jawab kontraktor.

Permohonan ijin untuk menggunakan quarry / borrow area diajukan kepada


pemerintah setempat oleh kontraktor, dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang
berlaku setempat.

4. Jadwal Pendatangan Bahan, Peralatan Dan Personil


Bahan-bahan yang akan didatangkan dari luar proyek misalnya aspal, semen, besi
beton dan sebagainya harus terlebih dahulu dimintakan persetujuan oleh kontraktor
kepada Pinpro/Pinbagpro. Pengujian di laboratorium terhadap bahan-bahan tersebut
dilakukan oleh Konsultan atas perintah Pinpro/Pinbagpro, dan apabila memang telah

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-10


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

memenuhi syarat maka Kontraktor boleh mendatangkan bahan-bahan di maksud


untuk keperluan pelaksanaan proyek.
Pinpro / Pinbagpro harus memeriksa kecukupan dan komposisi armada (fleet) alat-alat
berat yang dimobilisasi oleh kontraktor ke lapangan; kapasitas alat berat tersebut
masing-masing harus sesuai dengan keperluan dan kondisi setempat kemudian jenis
dan jumlahnya harus mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.

Mobilisasi personel dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Untuk


tenaga –tenaga inti kontraktor, maka Pinpro / Pinbagpro perlu mengacu pada daftar
personel inti yang diajukan oleh kontraktor pada saat memasukkan penawaran.

5. Rencana Pemeriksan Lapangan (Mutual Check) Dan Review Design


Review Design merupakan suatu upaya (konsultan) untuk menyesuaikan produk original
design (jalan dan ataupun jembatan) yang pelaksanaan konstruksinya tidak dimulai tepat
waktu seperti yang dikehendaki di dalam perencanaan teknis. Prinsip dasar perencanaan
teknis jalan (termasuk jembatan di dalamnya) adalah menyediakan prasarana jalan yang
dapat dilalui oleh lalu lintas pada umur rencana yang telah ditetapkan (awal dan akhir
umur rencana telah ditetapkan), pada suatu tingkat pelayanan tertentu dan juga MST
(Muatan Sumbu Terberat) tertentu.
Prinsip dasar tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam batasan-batasan teknis yang
digunakan dalam penyiapan original design sebagai berikut :
 Umur rencana jalan yang ditentukan awal dan akhirnya.
 Kapasitas jalan (lebar jalur lalu lintas, jumlah lajur, lebar bahu jalan, lebar median jika
ada) yang menunjukkan kemampuan jalan dalam menampung volume lalu lintas
selama umur rencana berdasarkan Level of Service minimal yang ditentukan.
 Kelas jembatan yang dipilih, apakah kelas A, kelas B atau kelas C.
 Struktur perkerasan jalan yang diperhitungkan dengan mempertimbangkan kondisi
tanah dasar, kondisi perkerasan lama, MST yang dipilih (8 ton atau 10 ton).
 Dokumen tender / kontrak yang mencantumkan volume pekerjaan berdasarkan pay
item masing-masing pekerjaan.
Permasalahan yang dihadapi adalah bahwa sebagai akibat dari tertundanya
pelaksanaan konstruksi, produk original design memerlukan koreksi-koreksi karena :
 Kondisi perkerasan yang ada (mungkin sudah mulai timbul kerusakan-kerusakan)
tidak sama dengan kondisi perkerasan yang dijadikan dasar pertimbangan untuk
menetapkan struktur perkerasan dalam original design.
 Hal di atas tentu akan mempengaruhi volume pekerjaan patching, pekerjaan
levelling, atau barangkali bahkan jenis maupun tebal lapis-lapis perkerasan dalam
original design perlu dikaji ulang.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-11


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

 Kondisi bangunan pelengkap jalan termasuk saluran-saluran drainase barangkali


juga sudah mulai rusak sehingga berakibat menambah kerusakan badan jalan
maupun lapis-lapis existing pavement.
 Dan lain sebagainya.

Perubahan-perubahan kondisi di atas perlu ditanggapi dengan review design sebab


apabila hal ini tidak dilakukan maka berarti pekerjaan konstruksi yang dilakukan
didasarkan atas design yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Jadi review design
akan menghasilkan bill of quantity yang berbeda dibandingkan dengan bill of quantity
yang ada di dalam original design.
Proses untuk mencapai review design dilakukan melalui prosedur administratif dan
prosedur teknis. Prosedur administratif harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang ditetapkan oleh Instansi terkait, jadi tidak diuraikan di sini. Sedangkan
prosedur teknis, secara garis besar dapat digambarkan di sini sebagai berikut :
 Pengumpulan data dari original design
 Survei lapangan yang dilakukan dalam koridor waktu mobilisasi.
 Melakukan review design berdasarkan hasil pengumpulan data dari 2 sumber di atas.

a. Pengumpulan Data Dari Original Design


Pada prinsipnya pengumpulan data dimaksud dapat diambil dari dokumen kontrak
yang ada serta perlu melakukan koordinasi dengan unsur perencana. Adapun data-
data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut :
 Data LHR, CBR dan benkelman beam test yang digunakan pada saat
menyiapkan original design.
 Data existing pavement dan rencana struktur pavement
(Jenis, tebal dan lokasi dari lapis sub base, base, surface)
 Daftar kuantitas dan harga satuan menurut pay item.
 Biaya kontrak
 Typical cross section yang menggambarkan lebar perkerasan, jenis perkerasan,
tebal perkerasan, CBR tanah dasar, dan lain sebagainya.
 Data sondir tanah untuk pondasi.
 Data banjir tertinggi sungai.
 Data kondisi tampang sungai.

b. Survei Lapangan Yang Dilakukan Dalam Koridor Waktu Mobilisasi


Data yang diambil dalam survei lapangan adalah sebagai berikut :

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-12


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

 Pengumpulan data dengan menggunakan standard Inventory RDS (Road Design


Standard) Guide Lines yang disederhanakan dan survei plan & profile jalan, cross
section, jembatan, drainage dan lain-lain (lihat lampiran).
 Survey / Inventory Geometrik Jalan (Gunakan form DL.31-M – Lampiran)
o Gorong-gorong (lengkapi data perhitungan volume)
o Drainase (lengkapi data perhitungan volume)
o Bahu jalan (lengkapi data perhitungan volume)
o Kerusakan perkerasan aspal (lengkapi data perhitungan volume)
o Struktur jembatan dengan bentang < 20 m (lengkapi data perhitungan
volume)
o Pekerjaan tanah (lengkapi data perhitungan volume)
o Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor.
o Dan lain-lain.
 Survei Struktur Perkerasan Jalan
o Kekasaran permukaan jalan dengan metode NAASRA,RCI,IRI.
o LHR (jika diperlukan)
o Lendutan, Data CBR, Proof Rolling :
 Hasil Survey Benkelman Beam Test.
 Hasil test DCP (Dynamic Cone Penetrometer)
 Hasil Test Proof Rolling.
 Evaluasi Perubahan Volume Pekerjaan
o Pekerjaan Major yang berubah menjadi Minor
o Pekerjaan Minor yang berubah menjadi Major

c. Hasil Perhitungan Review Design


 Out put dari program RDS
o Traffic analysis – RDS ESA (Road Design Standard – Equivalent Single Axle
Load)
o Sorting data – RDS SORT
o Graffic unique section
o Pavement dimension
 Grafik Tebal Perkerasan
o Menurut original design
o Menurut review design
o Alternatif pelaksanaan
 Typical Cross Section

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-13


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

o Ditampilkan untuk setiap segmen yang berbeda struktur maupun tebal


perkerasannya
 Rekapitulasi Volume dan Biaya
o Disajikan dalam tabel yang menunjukkan volume dan biaya per item
pekerjaan.

2.4. PENYUSUNAN DAFTAR MASALAH


Sebagai bagian dari hasil pembahasan dalam rapat pra pelaksanaan, oleh konsultan
pengawas dibuat daftar masalah yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan
meliputi antara lain:
1. Mobilisasi;
2. Asuransi;
3. Retribusi-retribusi;
4. Pembukaan dan pengelolaan sumber bahan;
5. Pemeliharaan rutin;
6. Perubahan kegiatan pekerjaan;
7. Amandemen kontrak;
8. Sertifikat bulanan;
9. Pembayaran serifikat bulanan;
10. Pembayaran material on site /MOS (bila ada);
11. Bekerja di luar jam/hari kerja normal;
12. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
13. Kontrak kritis;
14. Perpanjangan waktu pelaksanaan;
15. Penundaan pekerjaan atas perintah pengguna jasa;
16. Peringatan dini;
17. Pengajuan klaim kontraktor;
18. Penghentian dan pemutusan kontrak;
19. Penyelesaian perselisihan;
20. Penyesuaian harga;
21. Denda dan ganti rugi;;
22. Serah terima pekerjaan;
23. Masa pemeliharaan;
24. Kegagalan bangunan

Daftar tersebut dibuat secara rinci dan lengkap termasuk cara penyelesaian yang disepakati
yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyelesaian maslah yang mungkin timbul
selama pelaksanaan.
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-14
Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

AGENDA RAPAT PRA-PELAKSANAAN


AGENDA RAPAT

NO JENIS KERJA DOKUMEN TINDAK


LANJUT

1. Menjelaskan sebagai Proyek Manager


2. Menjelaskan Organisasi Proyek Struktur Organisasi
3. Menjelaskan Dokumen Proyek - Syarat umum Kontrak
- Spesifikasi
- Gambar rencana
- Dokumen Administrasi
4. Membahas Susunan Organisasi Kontraktor dan Struktur Organisasi Kontraktor dan
Konsultan Konsultan
5. Membahas tentang :
- Survey dan Setting Out - BA Penentuan ttk 0 + 000
- Prosedur persetujuan gambar kerja - Model Shop Drawing
- Jadual mobilisasi peralatan - Jadwal maksimum dan
- Jadual mobilisasi bahan minimum
- Jadual mobilisasi tenaga kerja - Model data CBR
- Penyiapan S Curve & Bar Chart
- Review Design
- Vector Diagram
6. Menjelaskan sanksi-sanksi keterlambatan
7. Menjelaskan prosedur PHO dan FHO
8. Menjelaskan kegunaan Show Cause Meeting
9. Menjelaskan hubungan kerja Owner-Kontraktor dan
konsultan
10. Menjelaskan kegunaan request Model request
11. Menjelaskan kapan Surat Penyerahan Lapangan dan Model SPL & SPMK
Mulai Kerja dapat dilakukan
12. Menjelaskan retribusi-retribusi
13. Menjelaskan barang-barang kekayaan milik negara dan
prosedur pembongkarannya
14. Batas akhir mobilisasi yang diizinkan
15. Menjelaskan prosedur pembayaran Model MC, BAKP, BAP dan BackUp
data
16. Menjelaskan Jadwal Pelaporan
17. Menjelaskan proses pengujian bahan, uji terima hasil Form-form pengujian standar
kerja, pemilihan laboratorium dan prosedurnya
18. Membahas metode pelaksanaan kontraktor Tehnik pelaksanaan
19. Menjelaskan pembebasan Owner dari Claim akibat
kelalaian kontraktor
20. Menjelaskan masa Garansi dan tugas-tugasnya
21. Menjelaskan adanya Team Mutual Check diluar tiga
unsur proyek

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-15


Modul SEBC-03: Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab II : Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM)

AGENDA KONTAKTOR

NO JENIS KERJA DOKUMEN TINDAK


LANJUT

1. Menjelaskan rencana kerja


- Time Schedule & Curve S - Time Schedule
- Jadual Mobilisasi Alat - Jumlah dan Jenis
- Jadual Mobilisasi Tenaga - Organisasi Proyek
- Jadual Mobilisasi Bahan - Deposit Quary

2. Survey lapangan Theodolite, Waterpass, Mitban,


- Alat Patok, Cat Merah, Buku Ukur,
- Bahan Juru Ukur, Pembantu Juru Ukur
- Tenaga Kerja

3. Review Design - Shop Drawing


- Daftar Perubahan Volume
- Standar Gambar

4. Menjelaskan Teknik Pelaksanaan Segmentasi jalan

5. Sub Kontraktor

AGENDA KONSULTAN

NO JENIS KERJA DOKUMEN TINDAK


LANJUT

1. Membuat Notulen Rapat Pra-Pelaksanaan


2. Menyiapkan Formulir-Formulir Buku Hairan Standar
- Laporan Harian Laporan Mingguan Standar
- Laporan Mingguan Laporan Bulanan Standar
- Laporan Bulanan - Form DCP
- Executive Summary Report - Form Pendataan Lalu Lintas
- Survey Lapangan untuk Kaji Ulang - Form Buku Ukur
Perencanaan - MC
- Monthly Certificate dan Back Up Data - BAP 1, BAP 2 & BAKP
- Calculation Book
- Pengujian Laboratorium
- Pengujian Lapangan
- Model Potret Back Up MC

- Quality Control Form-form Pengujian Standar


- Request - Request Test Material
- Request Trial Test
- Request Mulai Kerja
- Request Test Lapangan

3. Menjelaskan Organisasi Konsultan Struktur Organisasi


4. Menjelaskan Organisasi Personil Daftar Mobilisasi
5. Menjelaskan Rencana Kerja Review Design - Time Schedule
- Kebutuhan Alat
- Kebutuhan Tenaga Kerja
6. Dokumentasi Proyek - Frekwensi pemotretan
- Lokasi Pemotretan

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-16


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab III : Rapat Rutin

BAB III
RAPAT RUTIN

3.1. MAKSUD RAPAT RUTIN

Rapat rutin merupakan bagian dari upaya memantau dan mengendalikan secara terus
menerus dan berkesinambungan atas berbagai aspek penyelenggaraan proyek, berupa
mingguan, bulanan, kwartalan atau tengah tahunan. Aspek dan objek yang dibahas dalam
rapat rutin ini adalah setiap masalah yang diketemukan dalam kegiatan pengendalian yang
telah dibahas pada bagian terdepan dari modul ini untuk diketahui dan mendapat perhatian
pihak-pihak terkait.

Pada rapat rutin menitikberatkan pada masalah tehnis operasional dengan penjelasan-
penjelasan yang disampaikan pemimpin proyek, konsultan supervisi dan kontraktor perihal
kemajuan pelaksanaan maupun kendala-kendala yang dihadapi, mambahas kendala-
kendala dan usulan yang diajukan, kemudian manghasilkan keputusan dan petunjuk
pelaksanaan secara teknis terhadap setiap uraian kegiatan yang bermasalah dan juga
dibahas tentang rencana prestasi kegiatan dalam pelaksanaan lanjutan.

Agar dalam rapat rutin yang membahas permasalahan sesuai dengan tujuan yang
dimaksudkan, maka materi dan agenda rapat perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya dan
merupakan tempat untuk mengevaluasi secara mendalam dari masing-masing uraian
kegiatan, kemudian diintegrasikan dan dipadukan setiap uraian kegiatan yang saling
ketergantungan untuk mencerminkan gambaran pelaksanaan dan permasalahan secara
utuh dan menyeluruh. Dengan demikian rapat rutin akan memberi gambaran tentang kondisi
proyek yang sebenarnya terutama dalam hal-hal sebagai berikut :

 Gambaran Kemajuan Proyek

Memberikan gambaran kemajuan proyek pada saat rapat rutin, terutama yang berkaitan
dengan sasaran yang telah digariskan, seperti biaya, jadwal dan mutu, berikut
hubungannya satu sama lain diantara sasaran-sasaran tersebut.

 Identifikasi Persoalan

Mengidentifikasi persoalan yang dihadapi dan membuat prakiraan pencapaian sasaran


akibat dari adanya masalah yang timbul, dan usaha-usaha mengatasinya. Hasil evaluasi
kemajuan tersebut dituangkan dalam suatu laporan tertulis, yang selanjutnya dibahas
dalam rapat rutin oleh semua pihak yang terkait. Laporan tertulis ini sangat berguna,

Pelatihan Supervision of Bridge Construction (SEBC) III-1


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab III : Rapat Rutin

karena sering kali diperlukan untuk menjadi bagian dokumen proyek. Penulisan laporan
yang tepat, ringkas dan jelas mengetengahkan masalah-masalah yang dihadapi
sehingga dapat menarik perhatian pimpinan.

3.2. LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk keperluan pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan dibuat buku harian,
mingguan dan bulanan. Segala peristiwa dan kejadian yang penting dilapangan direkam di
dalam laporan tersebut untuk dipergunakan sebagai pegangan dalam pengambilan
keputusan dan tindak turun tangan.

Laporan-laporan yang harus disiapkan oleh kontraktor adalah sebagai berikut:

1. Laporan Harian / Buku Harian


Di lokasi proyek, kontraktor dengan petunjuk direksi pekerjaan membuat laporan
kegiatan kontraktor hari sebelumnya dan ditulis di buku harian. Laporan memuat hari
dan tanggal, lokasi kegiatan, jenis (item pekerjaan untuk pekerjaan permanen, pekerjaan
sementara), waktu mulai dan waktu selesai, peralatan yang dipergunakan (termasuk
beberapa jam operasi peralatan), personil kontraktor yang terlibat dan jam kerja hari
yang bersangkutan, cuaca, tamu-tamu proyek, hasil (prestasi) kerja.
Buku harian yang berisi hal-hal sebagai berikut:
a. Kuantitas dan macam bahan yang ada di lapangan
b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan/atau ketrampilannya.
c. Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan yang tersedia.
d. Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersediauntuk peralatan
e. Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
f. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.
g. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
h. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan, perubahan desain,
gambar kerja (shop drawing), spesifikasi dan lain-lain.

Buku harian dibuat dalam 4 (empat) rangkap dan ditanda-tangani oleh Kontraktor,
diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pimbagpro/Pejabat
Lapangan.

Distribusi buku laporan agar diatur sebagai berikut:


a. Asli untuk pemimpin bagian proyek.
b. Tindasan pertama untuk pemimpin proyek

Pelatihan Supervision of Bridge Construction (SEBC) III-2


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab III : Rapat Rutin

c. Tindasan kedua untuk direksi teknis


d. Tindasan terakhir untuk kontraktor.

2. Laporan Mingguan
Seperti juga dengan buku harian, laporan mingguan dibuat setiap minggu yang berisikan
rangkuman dari laporan harian dan berintikan jenis dan kemampuan fisik kumulatif
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal atau kejadian-kejadian penting yang
perlu ditonjolkan.
Laporan mingguan adalah ringkasan dari laporan harian, laporan ini terutama ditujukan
kepada atasan proyek sebagai masukan untuk keperluan pengendalian proyek dari
atasannya. Dilaporkan juga kemajuan proyek fisik dan finansial, masalah-masalah yang
dihadapi serta bagaimana mengatasinya masalah-masalah yang masih belum selesai
diusulkan bagaimana menyelesaikannya dan bantuan apa yang diperlukan.

3. Laporan Bulanan
Seperti juga dengan kewajiban membuat laporan mingguan, kontraktor juga harus
membuat laporan bulanan yang berisikan kemajuan fisik kumulatif bulanan dari
komplikasi laporan mingguan dan hal-hal serta kejadian-kejadian penting yang timbul
dalam bulan bersangkutan yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam
perhitungan pembuatan berita acara statement untuk tagihan pembayaran bulanan.
Secara ringkas laporan bulanan memuat setidak-tidaknya :
a. Data teknis singkat proyek
b. Peta lokasi proyek
c. Nilai kontrak asal dan addendum terakhir
d. Kemajuan proyek secara fisik dan finansial, dibandingkan dengan jadwal
pelaksanaan (behind schedule atau ahead)
e. Hambatan-hambatan yang dialami proyek dan usaha-usaha mengatasinya.
f. Bila ada claim kontraktor dan usaha penyelesaiannya.
g. Kecelakaan yang terjadi di proyek dengan uraian singkat terjadinya kecelakaan
korban material dan jiwa (luka/meninggal) serta dari pihak mana.
h. Sertifikat bulanan untuk bulan laporan.
i. Kegiatan-kegiatan kontraktor, engineer, proyek selama bulan laporan.
j. Keadaan cuaca pada umumnya serta sampai seberapa jauh keadaan operasi proyek
tersebut berpengaruh.

Pelatihan Supervision of Bridge Construction (SEBC) III-3


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab III : Rapat Rutin

3.3. RANGKUMAN LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN


PEKERJAAN

Pihak konsultan pengawas secara berkala membuat laporan-laporan antara lain:

1. Laporan Harian
Dalam laporan ini dicatat :
a. Hari dan tanggal
b. Keadaan cuaca
c. Aktivitas kegiatan di hari itu, termasuk instruksi-instruksi dan tindakan turun tangan
kepada kontraktor
d. Kegiatan pekerjaan kontraktor di lapangan
e. Masalah-masalah yang terjadi di lapangan dan penyelesaiannya
f. Diskusi-diskusi dengan kontraktor yang dianggap penting
g. Tamu-tamu resmi yang diinspeksi ke proyek
h. Pekerjaan atau material yang ditolak dan alasannya
i. Jam mulai dan selesainya operasi hari itu dari personil dan peralatan
j. Kedatangan dan pemindahan peralatan
k. Kemajuan survei (staking out) dan pekerjaan.
Laporan tugas inspektur lebih detail dari lingkup tugas yang menjadi tanggung jawabnya
laporan pemimpin proyek atau site engineer merupakan kondisi secara umum. Semua
laporan harian tersebut merupakan arsip permanen pada penyelesaian proyek.

2. Laporan Bulanan Pekerjaan Kontraktor


Setiap bulan konsultan harus membuat laporan tentang pekerjaan kontraktor, tentang
data personil, peralatan, volume pekerjaan, mutu pekerjaan, kemajuan pekerjaan dan
laporan teknis lain yang diperlukan.

3. Laporan Bulanan Konsultan


Selain membuat laporan hasil pengawasan pekejaan kontraktor, konsultan sendiri harus
membuat laporan tentang kegiatannya.

4. Laporan Triwulan
Pada tiap akhir triwulan tahun anggaran konsultan harus menyiapkan dan menyerahkan
kepada pemimpin proyek/kepala satuan kerja laporan triwulan yang berisi evaluasi
kejadian-kejadian penting selama triwulan yang bersangkutan.
Laporan triwulan dibuat direksi pekerjaan sebagai ringkasan laporan bulanan dan dibuat
dengan referensi laporan harian dan laporan mingguan.

Pelatihan Supervision of Bridge Construction (SEBC) III-4


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab III : Rapat Rutin

5. Laporan Akhir Proyek


Berbarengan dengan as-built drawing, direksi pekerjaan diwajibkan membuat laporan
akhir proyek sebagari hasil penyelenggaraan proyek dari awal mula terjadinya proyek
sampai dengan proyek selesai.

a. Laporan antara lain berisi:


1) Sejarah proyek
2) Lingkup proyek
3) Proses pembebasan tanah serta luas daerah milik jalan yang telah dibebaskan
serta lahan-lahan lainnya yang dibebaskan untuk keperluan proyek
4) Peta lokasi proyek
5) Uraian secara teknis pelaksanaan fisik proyek, hambatan-hambatan yang ada
cara mengatasinya.
6) Laporan sehubungan dengan analisa dampak lingkungan.
7) Petunjuk cara pemeliharaan yang perlu mendapat perhatian khusus dalam
pemeliharaan. Misalnya daerah yang tanahnya lunak (soft soil) yang diperkirakan
akan adanya penurunan (settlement) dikemudian hari.
8) Laporan atas terjadinya kecelakaan dan korban-korbannya.

b. Laporan tersebut hendaknya dilampirkan:


1) Gambar terlaksana (as-built drawing)
2) Buku inventarisasi dari barang tak bergerak dan bergerak yang menjadi aset
proyek.
3) Berita acara serah terima sementara (provisional hand over) dan serah terima
akhir (final hand over)
4) Key personil proyek masing-masing 3 unsur dalam proyek: employer /pengguna
jasa (Pimpro/Pimbagpro/Kasatker), Engineer (konsultan pengawas), dan
kontraktor.
Laporan akhir proyek tersebut 1 copy lengkap disampaikan kepada penyelenggara jalan
dalam rangka penyelenggaraan jaringan jalan selanjutnya.

3.4. RANGKUMAN LAPORAN KHUSUS

Konsultan pengawas harus membuat dan menyerahkan kepada pemimpin proyek/Kasatker


laporan khusus atas kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti:
1. Persoalan-persoalan penting mengenai kondisi tanah antara lain, longsoran, erosi karena
banjir.
2. Perpanjangan waktu pelaksanaan

Pelatihan Supervision of Bridge Construction (SEBC) III-5


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab III : Rapat Rutin

3. Penyimpangan terhadap spesifikasi


4. Hal-hal lain yang dianggap perlu.

3.5. ADMINISTRASI KEGIATAN PENGAWASAN

Setiap jenis laporan sebagai bagian dari kegiatan pengawasan dibuat dengan melalui
tahapan proses sebagai berikut :
 dibuat langsung oleh direksi teknis, dan
 diperiksa untuk mendapat persetujuan Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan.

Untuk keperluan distribusi laporan, maka setiap laporan dibuat dalam jumlah rangkap
tertentu, yaitu sebagai berikut :
LAPORAN
URAIAN DIREKSI
HARIAN MINGGUAN BULANAN AKHIR
TEKNIS
Pengguna Jasa/Direksi
Pekerjaan (Pengguna Asli Asli Asli Asli Copy-3
Jasa)
Atasan Pengguna Jasa - - Copy-1 Copy-1 Asli
Atasan Langsung
- - Copy-2 Copy-2 Copy-1
Pengguna Jasa
Penyedia Jasa
Copy-1 Copy-1 Copy-3 - Copy-2
(Kontraktor)
Direksi Teknis
Copy-2 Copy-2 Copy-4 - -
(Konsultan Supervisi)
Jumlah 3 3 5 3 4

Semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan (pengguna jasa/direksi pekerjaan,
penyedia jasa, direksi teknis, dan perencana), wajib menyimpan dan memelihara dokumen
pelaksanaan pekerjaan selama umur rencana konstruksi atau maksimal 10 (sepuluh) tahun
terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan. Hal ini diperlukan untuk dapat memenuhi
ketentuan-ketentuan di bawah ini:

 UU No. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi :


o Sehubungan dengan kegagalan bangunan, maka pertanggungjawaban pihak-pihak
yang terkait dalam pelaksanaan konstruksi (pemilik, perencana, pelaksana, dan
pengawas) masih terus berlanjut setelah penyerahan akhir pekerjaan;
o Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan tersebut ditentukan
sesuai dengan umur rencana konstruksi dengan paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak
penyerahan akhir pekerjaan konstruksi.

 PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi:


o Kegagalan bangunan adalah merupakan keadaan dimana bangunan tidak dapat
berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian ditinjau dari sisi teknis,
Pelatihan Supervision of Bridge Construction (SEBC) III-6
Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab III : Rapat Rutin

manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum, sebagai


kesalahan penyedia jasa dan atau pengguna jasa setelah penyerahan akhir
pekerjaan konstruksi. Kegagalan bangunan dapat terjadi karena kesalahan
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, ataupun pengelolaan; yang selanjutnya
menjadi tanggungjawab masing-masing pihak.
o Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan harus dinyatakan
secara tegas dalam Dokumen Kontrak.

Dokumen pelaksanaan pekerjaan yang harus disimpan oleh Pengguna Jasa/Direksi


Pekerjaan dan diserahkan kepada penyelenggara jalan, antara lain terdiri dari:
 Dokumen kontrak, termasuk addendum/amandemen;
 Seluruh laporanpelaksanaan pekerjaan;
 Seluruh korespondensi selama pelaksanaan pekerjaan;
 Berita Acara pembayaran, beserta lampirannya;
 Berita acara dan notulen rapat;
 Foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan (sebelum, sedang, selesai dikerjakan);
 Gambar terlaksana (as-built drawing);
 Laporan akhir.

Dokumen-dokumen tersebut diatas diperluan untuk kegiatan pembinaan jalan dalam hal-hal
sebagai berikut:
 Catatan sejarah penanganan jalan (leger jalan);
 Perencanaan, pemrograman, penganggaran;
 Pemeliharaan; dan
 Pengoperasian.

Pada prinsipnya, pembuatan laporan sebagai bagian dari kegiatan pengawasan telah diatur
dan harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercakup dalam berbagai keputusan sebagai
berikut :
 Keppres No. 80/2003: Lampiran I, Bab II.D.2.c mengenai Laporan hasil Pekerjaan;
 Kepmen Kimpraswil No. 257/2004 mengenai Syarat-syarat Umum Kontrak, Bab IV.A.26
mengenai Laporan Hasil Pekerjaan;
 Kepmen Kimpraswil No. 349/2004, Bab V.R.12 mengenai Laporan Hasil Pekerjaan;
 UU No. 18/1999 mengenai Jasa Konstruksi;
 PP No. 29/2000 mengenai Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; dan
 Syarat Umum Dokumen Kontrak.

Pelatihan Supervision of Bridge Construction (SEBC) III-7


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab IV : Rapat Pembuktian

BAB IV
RAPAT PEMBUKTIAN
(SHOW-CAUSE MEETING/SCM)

4.1. UMUM

Rapat pembuktian (SCM) adalah pertemuan antara pemilik pekerjaan


(Pinbagpro/Pinpro/Kasatker, Atasan Langsung Pinpro/Kasatker), Kontraktor dan konsultan
pengawas dalam rangka membahas keterlambatan pelaksanaan yang termasuk kategori
kontrak kritis dan mencari penyelesaian dalam mengatasi keterlambatan tersebut.
Pembahasan dalam rapat tersebut mencakup semua aspek pelaksanaan kontrak termasuk:
manajemen, peralatan, bahan, personil, dan keuangan.

4.1.1. KONTRAK KRITIS

Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dibagi dalam berbagai tingkatan, dan tiap tingkatan
keterlambatan memberikan konsekwensi pada tingkat mana SCM harus diselenggarakan
yakni SCM tingkat proyek, SCM tingkat atasan langsung dan SCM tingkat atasan.
Sesuai ketentuan kontrak, keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dinyatakan sebagai
keterlambatan yang kritis atau kontrak kritis apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan sesuai kriteria keterlambatan sebagai berikut:

Periode Rencana Fisik Kriteria Keterlambatan


Wajar Terlambat Kritis
I 0 – 70% 0 -10% >10 – 15% >15%
II 70 – 100% 0 – 5% >5 – 10% >10%

Penanganan kontrak kritis dapat berupa:


a. Rapat pembuktian (show cause meeting – SCM);
b. Kesepakatan pihak ketiga
Pada saat kontrak dinyatakan kritis Pimpro/Kasatker menerbitkan surat peringatan kepada
kontraktor dan selanjutnya menyelenggarakan Rapat Pembuktian atau Show Cause Meeting
(SCM) tingkat proyek.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-1


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab IV : Rapat Pembuktian

4.1.2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM SCM

Dalam rapat pembuktian tim SCM bertugas:


 Menetapkan items, jadwal dan volume yang harus dikerjakan oleh kontraktor dalam uji
coba , guna menilai layak atau tidaknya kontraktor melanjutkan pekerjaan.
 Menilai pembuktian dari pihak kontraktor kepada tim SCM tentang kemungkinan /
kesanggupannya untuk masih dapat diberikan kesempatan guna mengatasi
keterlambatan atau permasalahan pelaksanaan kontrak.
 Tim SCM tingkat proyek mengusulkan kepada atasan langsung atau pejabat yang terkait,
tindak lanjut atas hasil evaluasi dari pelaksanaan uji coba oleh kontraktor.
 Tim SCM tingkat atasan langsung mengusulkan kepada atasan tentang tindak lanjut
atas hasil evaluasi dari pelaksanaan uji coba oleh kontraktor.

Sedangkan tanggung jawab tim SCM masing-masing tingkat adalah:


 Tim SCM tingkat proyek bertanggung jawab kepada atasan lansung atau pejabat terkait,
dengan melaporkan secara tertulis hasil pelaksanaan SCM.
 Tim SCM tingkat atasan langsung bertanggung jawab kepada atasan, dengan
melaporkan secara tertulis hasil pelaksanaan SCM.
 Tim SCM tingkat atasan bertanggung jawab kepada Pejabat Eselon I terkait, dengan
melaporkan secara tertulis hasil pelaksanaan SCM.

Pada kesempatan rapat tersebut pihak kontraktor diminta membuktikan kemampuannya


untuk menyelesaikan proyek sesuai ketentuan kontrak.
Penilaian dan evaluasi keterlambatan oleh tim rapat pembuktian dilakukan melalui uji coba
kemampuan (test case) terhadap kontraktor, dalam hal ini adalah kemajuan fisik yang dapat
dilakukan oleh kontraktor pada periode tertentu, dibandingkan dengan kesepakatan tentang
kemajuan fisik yang ditentukan dalam rapat pertemuan.
Kegagalan kontraktor dalam melaksanakan setiap tingkat uji coba berakibat pada keharusan
dilakukannya rapat pertemuan pada tingkat lebih tinggi. Selanjutnya apabila kontraktor
menyelesaikan uji coba terakhir (uji coba ketiga) maka dalam rangka penyelamatan dan
pengamanan proyek, dapat ditempuh dua pilihan penyelesaian, yakni:
1. Melalui kesepakatan tiga pihak yaitu dengan melibatkan pihak kontraktor lain untuk
melanjutkan penyelesaian sisa pekerjaan; atau
2. Melalui pemutusan kontrak.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-2


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab IV : Rapat Pembuktian

4.1.3. PROSEDUR RAPAT PEMBUKTIAN

Prosedur rapat pembuktian adalah sebagai berikut:


1. Pada uji coba tingkat proyek, jika kontraktor gagal mencapai progres fisik yang telah
disepakati, maka Proyek menyerahkan urusan ini kepada institusi yang lebih tinggi, yaitu
harus diadakan SCM tingkat atasan langsung. Jika pada SCM tingkat atasan langsung -
pun ternyata kontraktor gagal mencapai progres fisik seperti yang telah ditetapkan dalam
SCM tersebut, maka urusan diteruskan ke institusi yang lebih tinggi yaitu harus
diselenggarakan SCM tingkat atasan.
2. Pada setiap uji coba yang gagal, Pimpro harus menerbitkan surat peringatan kepada
kontraktor atas keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
3. Apabila pada uji coba ketiga masih gagal, maka Pimpro dapat menyelesaikan pekerjaan
melalui kesepakatan tiga pihak atau memutuskan kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

4.1.4. ACARA DALAM RAPAT PEMBUKTIAN

Dalam acara rapat pembuktian dilakuakn pembahasan seperti:


 Menelliti permasalahan yang menyebabkan proyek terlambat
 Membahas upaya-upaya dan membuat kesepakatan untuk mengejar keterlambatan,
kemudian kontraktor harus membuat pernyataan kesanggupan untuk memenuhi
kesepakatan-kesepakatan tersebut.
 Membuat target uji coba kemampuan (test case) dalam waktu 1 (satu) bulan, dengan
menyebutkan uraian pekerjaan yang harus dikerjakan dan prosentase prestasi kerja
yang harus dicapai.
 Membuat jadwal pelaksanaan target uji coba (test case) dan jadwal pelaksanan secara
detail dan lengkap dengan data-data pendukungnya.
 Hasil dari SCM harus dituangkan dalam suatu berita acara dan dikirimkan ke berbagai
instansi / institusi / pihak-pihak terkait.

4.2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Sebelum rapat pembuktian diselenggarakan, konsultan pengawas harus melakukan


identifikasi permasalahan sebagai bahan pembahasan seperti:
1. Besar keterlambatan yang telah terjadi;
2. Sebab-sebab keterlambatan;
a. Penyerahan lapangan;
b. Mobilisasi;

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-3


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab IV : Rapat Pembuktian

c. Bahan jembatan;
d. Metode kerja;
e. Manajemen kontraktor;
f. Keuangan;
g. Peralatan;
h. Sebab-sebab lain.
3. Penanganan yang telah dilakukan;
4. Permasalahan lain yang dihadapi pengguna jasa atau kontraktor.
Permasalahan diidentifikasi secara jujur, rinci dan lengkap dengan sehingga para pembahas
akan mendapatkan gambaran yang lengkap, jelas, senyatanya dan terkini agar pengambilan
keputusan penyelesaiannya dapat diambil secara tepat.
Identifikasi permasalahan harus telah dilakukan pembahasan terlebih dahulu dengan direksi
pekerjaan dan kontraktor.

4.3. PENYIAPAN LAPORAN PENGAWASAN

Dari hasil identifikasi permasalahan dan hasil pengawasan, konsultan pengawas


menyiapkan laporan pengawasan meliputi antara lain:
1. Uraian mengenai proyek seperti pekerjaan, nilai kontrak, jadwal pelaksanaan,dan
sebagainya;
2. Kegiatan kontraktor yang telah dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
3. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana
kemajuan yang harus dicapai;
4. Jumlah pembayaran yang telah dilakukan pengguna jasa;
5. Ketentuan administrasi yang telah dilakukan terkait dengan penanganan keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan (peringatan dan lain sebagainya);
6. Sebab-sebab terjadinya keterlambatan
7. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka penanganan keterlambatan
pelaksanaan;
8. Pembahasan yang pernah dilakukan;
9. Analisa mengenai sisa waktu pelaksanaan dibandingkan dengan sisa pekerjaan yang
harus diselesaikan;
10. Lain-lain yang dianggap perlu dalam rangka memberikan gambaran permaslahan dan
penyelesaiannya.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-4


Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab IV : Rapat Pembuktian

4.4. PENYIAPAN USULAN ALTERNATIF PENYELESAIAN

Dalam rangka membantu tim SCM dalam menetapkan penyelesaian keterlambatan


pelaksanaan tersebut, konsultan pengawas harus menyiapkan konsep usulan alternatif
penyelesaian sesuai dengan kondisi kontraktor dan lapangan.
Usulan alternatif penyelesaian harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Penyelesaian dimaksudkan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan;
2. Bentuk penyelesaian dapat dilaksanakan;
3. Konsekwensi biaya untuk pelaksanaannya;
4. Kemampuan kontraktor;
Sesuai ketentuan kontrak, penyelesaian yang dihasilkan dari pembahasan dalam rapat
pembuktian berupa: uji coba dalam bentuk 3 tingkatan, dan kegagalan dalam menyelesaikan
uji coba ketiga akan berakibat dilakukannya kesepakatan tiga pihak atau pemutusan kontrak.

4.4.1. UJI COBA (TEST CASE)

Uji coba kemampuan kontraktor dalam meyelesaikan kontrak dilakukan sebagai berikut:
 Selama uji coba, Pinpro/Pinbagpro/Kasatker melakukan pemantauan terhadap kegiatan
kontraktor.
 Apabila kontraktor ada tendensi menunjukkan hasil yang tidak sesuai kesepakatan, maka
Pinpro / Pinbagpro/Kasatker mengeluarkan surat peringatan dengan tembusan
dikirimkan kepada Atasan Langsung / Atasan Pinpro / Pinbagpro/ Kasatker.
 Pada akhir uji coba kemampuan dilakukan evaluasi terhadap semua pencapaian selama
uji coba kemampuan, dan bila diperlukan dapat dilakukan uji coba kemampuan lagi.
 Apabila sudah jelas bahwa kontraktor tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
dokumen kontrak, maka dapat dilakukan :
o Kesepakatan tiga pihak (three parties agrement), atau
o Pemutusan kontrak.

4.4.2. KESEPAKATAN TIGA PIHAK

Ketentuan mengenai pelaksanaan kontrak melalui kesepakatan tiga pihak adalah:


1. Kontraktor masih bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan sesuai ketentuan dokumen
kontrak.
2. Pimpro menetapkan pihak ketiga sebagai penyedia jasa yang akan menyelesaikan isa
pekerjaan atau atas usulan kontraktor.
3. Pihak ketiga melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan harga satuan kontrak.
Dalam hal pihak ketiga mengusulkan harga satuan yang lebih tinggi dari harga satuan
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-5
Modul SEBC-03 : Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Bab IV : Rapat Pembuktian

kontrak, maka selisih harga satuan menjadi tanggung jawab kontraktor sesuai
kesepakatan anatar pihak kontraktor dan pihak ketiga.
4. Pembayaran kepada pihak ketiga dapat dilakukan secara langsung.
5. Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara dan menjadi dasar pembuatan
amandemen kontrak.
6. Kesepakatan tersebut harus ditindak lanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak
yang ditandatangani oleh para pihak (Pinpro/Pinbagpro/Kasatker, kontraktor pertama dan
kontraktor pengganti)

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-6


Modul SEBC-03: Rapat Peleksanaan Pekerjaan Jembatan Rangkuman

RANGKUMAN
RAPAT PELAKSANAN PEKERJAAN JEMBATAN

1. Dalam rangka pengendalian proyek agar pelaksanaan pekerjaan jembatan ssesuai


dengan yanmg direncanakan, maka rapar-rapat dalam pelaksanaan proyek memeegang
peranan penting. Rapat pada dasarnya adalah pengumpulan semua informasi yang
dibutuhkan, evaluasi atas hasil yang telah dicapai, pembahasan permasalahan yang
timbul dan sekaligus perumusan tindak lanjut yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian permasalahan yang timbul.

2. Rapat-rapat pelaksnaan tersebut dimulai dengan rapat pra-pelaksanaan yang dilakukan


pada awal pelaksanaan yang dilakukan guna membahas hal-hal penting yang akan
berlangsung selama pelaksanaan pekerjaan, sekaligus menyamakan pengertian dan
persepsi atas ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pengaturan pelaksanaan, dan
kesepakata-kesepakatan yang diperlukan dalam rangka menghindarkan dari perselisihan
yang mungkin timbul dalam masa pelaksanaan pekerjaan.

3. Rapat-rapat berkala yang dilakukan secara berkala yang dilakuakan guna membahas
kemajuan pekerjaan, permasalahan yang timbul sasat pelaksaanaan, dan sekaligu
membahas alternatif pemecahan masalah yang timbul selama pelaksanaan, sehingga
apabila terjadi penyimpangan sasat pelaksanaan dapat seger dilakukan koreksi
perbaikan.

4. Rapat pembuktian merupakan upaya pencarian penyelesaian terhadap proyek yang


mengalami keterlambatan dengan kriteria kritis. Peranan seorang pengawasan lapangan
dalam memberikan informasi penting terkait dengan pelaksanaan pekerjaan akan sangat
membantu dalam penyelesaian kontrak kritis tersebut.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) R-1

Anda mungkin juga menyukai