Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN ABORTUS INSIPIENS

3B
No.
: .SOP/PU/429.114.27/2017
Dokumen
No. Revisi :0
SOP Tanggal
Terbit
: 17 APRIL 2017

Halaman : 1/3

PUSKESMAS dr.TRI WAHYUNI


GRAJAGAN NIP.19750202 200604 2 021

1. Pengertian 1. Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan,dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.
2. Abortus insipiens adalah abortus yang sedang mengancam dimana
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil
konsepsi masih dalam kavum uteri.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam menangani pasien dengan abortus
insipiens
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas GrajaganNomor:188.4/...../429.114.27/2017
tentang kebijakan pelayanan klinis di UPTD puskesmas Grajagan

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Petugas Mempersilahkan pasien untuk duduk
3. Petugas menanyakan identitas pasien dan memberikan inform consent
secara lisan pada pasien atau keluarga pasien
4. Petugas melakukan anamnesis
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, genikologi dan penunjang
6. Petugas menentukan diagnosis
7. Petugas menentukan diagnosis banding
8. Petugas memberikan tatalaksana farmakologis dan non farmakologis :
a. Pada abortus insipiens tanpa komplikasi:
- Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan
rasa tidak nyaman selama tindakan evakuasi, serta memberikan
informasi mengenai kontrasepsi paska keguguran.
- Jika usia kehamilan < 16 minggu : lakukan evakuasi isi uterus;
Jika evakuasi tidak dapat dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2
mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
- Jika usia kehamilan > 16 minggu: Tunggu pengeluaran hasil
konsepsi secara spontan dan evakuasi hasil konsepsi dari dalam
uterus. Bila perlu berikan infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl
0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit
- Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2
jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat.
- Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan
untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium
- Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa
kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan
umum baik, ibu diperbolehkan pulang
b. Pada keadaan abortus kondisi ibu bisa memburuk dan menyebabkan
komplikasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penilaian
cepat terhadap tanda vital (nada, tekanan darah, pernasapan dan
suhu). Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus
dengan komplikasi segera melakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan Sekunder / RS.
9. Petugas segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan sekunder /
RS bila tidak memungkinkan melakukan tindakan diatas,
10. Petugas memberikan konseling KIE kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai kondisi pasien, terapi yang diberikan, terapi lanjutan dan
segala kemungkinan yang dapat dihadapi pasien
11. Petugas menanyakan apakah pasien sudah mengerti atau belum
12. Petugas meminta pasien untuk mengulangi penjelasan petugas (minimal
kondisinya dan terapi yang diberikan serta cara minum obat)
13. Petugas melakukan pencatatan pada rekam medi

SOP PENANGANAN ABORTUS INSIPIENS 3B 2


6. Bagan Alir
Memberi salam dan
memperkenalkan diri

Melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang dan
mendiagnosis

Memberikan tatalaksana,
konseling, edukasi dan
mencatat pada rekam medis

Merujuk pasien jika tidak


memungkinkan di lakukan
di pelayanan primer

7. Unit terkait Ruangan pemeriksaan umum, Ruangan tindakan, Ruangan bersalin

8. Dokumen Rekam Medis


Terkait

9. Rekam No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


Historis
Perubahan

SOP PENANGANAN ABORTUS INSIPIENS 3B 3

Anda mungkin juga menyukai