Disusun oleh:
UNIVERSITAS JEMBER
2018
RINGKASAN
i
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................................... i
ii
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan .................................................................... 16
BAB 5. PENUTUP..................................................................................................... 28
LAMPIRAN ............................................................................................................... 30
iii
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
dampak jangka panjang dari diselenggarakannya kegiatan kunjungan industri ini
salah satunya dalam rangka penyaluran para lulusan yang professional dan memiliki
kemampuan yang produktif dan siap bersaing di dunia kerja.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan kunjungan lapang ini sebagai berikut:
1. Mengetahui keterkaitan lokasi atau tempat atau perusahaan atau instansi
kunjungan dengan bidang program studi
2. Mengetahui potensi penelitian yang bisa dilakukan di lokasi atau tempat atau
perusahaan atau instansi kunjungan terkait bidang program studi
3. Mengetahui potensi magang kerja di lokasi atau tempat atau perusahaan atau
instansi yang dikunjungi
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.2 Produk yang Dihasilkan
Berbagai produk olahan susu dihasilkan oleh PT. Cisarua Mountain Dairy,
diantaranya yaitu sebagai berikut:
a. Fresh Milk (Susu Pasteurisasi)
Susu segar merupakan susu yang memiliki kualitas nutrisi yang terbaik di
antara jenis susu lainnya karena hanya dilakukan proses pemanasan di bawah suhu
90oC. Hal ini berarti suhu yang digunakan pada proses pemanasan ini lebih rendah
dari pada proses pemanasan yang dilakukan pada jenis susu yang lainnya sehigga
nutrisi yang dikandung lebih banyak.dari pada jenis susu lain.
b. Yogurt
Yogurt merupakan salah satu olahan susu yang berasal dari susu segar dengan
bantuan bakteri probiotik yang sangat menyehatkan dan bermanfaat bagi
tubuh.yogurt 100% dibuat dari susu pasteurisasi.
c. Ultra High Temperature (UHT)
Susu UHT disebut juga sterlisasi yaitu susu yang dipasteurisasi dengan
menggunakan Ultra High Temperature (UHT), 1430C dalam detik, diolah
menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi (135- 1450C) dalam waktu singkat
selama 2-5 detik. Pemanasan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh
mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen). Waktu pemanasan yang singkat
dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan
warna, aroma, dan rasa yang relatif tidak berubah, seperti susu segarnya (Ide, 2008).
d. Susu Steril
Susu steril merupakan susu bubuk yang dibuat melalui proses pemanasan
140oC selama 90 menit dengan sistem spray dryer (dimasukkan ke dalam tabung
kemudian di panaskan). Setelah proses pemanasan, maka dihasilkan bubuk-bubuk
susu yang disebut susu bubuk.
e. Susu Formula
Susu formula merupakan susu yang khususkan untuk bayi. Pada susu ini
terdapat tambahan nutrisi yang berasal dari luar (bukan nutrisi asli yang ada di dalam
susu).
4
f. Susu Kental Manis
Susu kental manis dibuat dari susu bubuk. Susu ini melalui proses pemanasan
sampai 3 kali sehingga nutrisi yang dikandung di dalamnya berkurang banyak,
sehingga susu ini memiliki kualitas nutrisi yang rendah.
5
1. Penerimaan Susu Segar
Proses penerimaan susu segar dari peternak adalah sebagai berikut: pabrik
susu menerima susu segar dari KUD Unit Tani mulai pukul 06.00 sampai 14.00.
Sebelum diterima oleh pabrik susu, susu segar terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap kualitas yang meliputi uji bakteriologis, uji fisis, dan uji organoleptis yang
dilakukan oleh bagian Quality Assurance (QA). Susu segar yang telah dinyatakan
release oleh QA segera dipompa dari mobil tanki ke balance tank untuk
menyeimbangkan aliran dan mengukur volumenya.setelah dari balance tank, susu
akan disaring dengan duplex filter agar benda-benda asing yang mungkin terdapat
dalam susu segar dapat dan bertahan dalam filter dan selanjutnya dialirkan ke plate
cooler untuk dilakukan proses pendinginan
2. Pendinginan
Susu yang telah disaring masuk plate cooler berupa Plate Heat Exchanger
(PHE) pada suhu maksimal 14oC untuk didinginkan hingga mencapai suhu 4oC
menggunakan media chilled water bersuhu 2oC. suhu dialirkan ke plate-plate dengan
arah yang berlawanan dengan media pendingin. Dalam suhu rendah mikroba akan
menjadi nonaktif, reaksi enzimatis terhambat serta reaksi kimia yang menyebabkan
kerusakan dapat dicegahan ke dalam . Susu kemudian dialirkan ke dalam Fresh Milk
Tank (FMT). Tangki in dilengkapi pengaduk untuk menjaga susu tetap homogen,
mencegah terbentuknya krim dan dilapisi dengan whole glass untuk menjaga suhu
tetap 4oC.
3. Pasteurisasi
Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh semua mikroba pathogen seperti
Mycobacterium tuberculosis, Coxiella burnetti, Salmonela, Sigella sp,
Enterobactersakazakiiyang dapat merusak susu. Selain itu juga untuk
memperpanjang daya simpan produk dengan cara menginaktivasi enzim yang
terdapat dalam susu seperti lipase, fosfatase, peroksidase dan katalase. Pasteurisasi
dilakukan secara kontinyu menggunakan suhu tinggi (83oC) dalam waktu singkat (15
detik) yang biasa disebut sistem High Temperature Short Time (HTST) untuk
mencegah kerusakan nutrisi terutama protein yang mudah mengalami denaturasi.
6
PHE untuk pasteurisasi terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian regenarasi, pasteurisasi
dan pendinginan.
7
1. RWP (Robusta Wet Process)
Robusta Wet Process atau metode pengolahan basah merupakan proses
pengolahan kopi dengan menghasilkan kualitas kopi superior. Kopi yang diperoleh
dari kebun dikeringkan dengan menggunakan alat Viss dan Masson. Kriteria bahan
baku yang diproses yaitu buah kopi merah, masak, segar, dan bebas kontaminasi.
Adapun kelebihan dari proses RWP adalah proses produksi dalam skala besar, waktu
pengeringan lebih cepat, dan menghasilkan kopi dengan kualitas baik. Sedangkan
kelemahan dari proses RWP adalah biaya produksi lebih tinggi.
2. RDP (Robusta Dry Process).
Produk ini adalah produk yang bahan bakunya adalah kopi yang belum
matang sempurna (kopi hijau) dan pemrosesan biji kopi ini tidak menggunakan air
atau tidak secara basah dan hanya di jemur pada terik matahari. Hasil dari proses
produk ini menghasilkan permukaan biji kopi yang kasar karna belum matang. Cita
rasa yang dihasilkan oleh kopi ini terasa lebih asam.
2.2.3 Proses Produksi
PT. Perkebunan Nusantara IX Pabrik Kopi Banaran merupakan jenis
perusahaan musiman dimana produksi ditentukan oleh musim panen kopi itu sendiri.
Tanaman kopi sendiri merupakan jenis tanaman musiman yang mengalami 4 fase
dalam 1 tahunnya yaitu pembibitan, pemupukan, panen sebelum panen dan
pemangkasan pada pasca panen. Setiap fase ini juga termasuk bentuk prefabrikasi
yang hampir sama dilakukan oleh manufaktur-manufaktur lainnya hanya jangka
waktu nya sangat lama. Berikut beberapa faktor yang terkait dalam proses
manufaktur pada PT. Perkebunan Nusantara IX Pabrik Kopi Banaran.
1. Material
Pabrik kopi Banaran mengolah kopi yang berasal dari kebun PT. Perkebunan
Nusantara IX terdiri dari kebun Sukomangli, kebun Ngobo, kebun Getas/Assinan. Di
kebun Assinan-Kempul, ditanam kopi Robusta sebagai komoditas utama. Ada
beberapa klon kopi Robusta yang ditanam antara lain BP 234, BP 288, BP 42, BP
409, BP 354, BP 358, dan SA 237. BP adalah kependekan dari Balai Penelitian
Jember, sedangkan SA merupakan kependekan dari Sumber Asin, Jawa Timur. Buah
8
kopi merupakan material utama yang kemudian akan diolah menjadi biji kopi. Pabrik
Kopi Banaran mengolah kopi jenis Robusta. Kopi Robusta dapat dikatakan sebagai
kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein
dalam kadar yang jauh lebih banyak. Sifat fisik kopi dilihat dari kadar air yang
merupakan salah satu sifat yang akan mempengaruhi mutu kopi, terutama berkaitan
dengan daya awet selama penyimpanan. Kopi dengan kadar air yang tinggi tidak
mempunyai daya simpan yang baik karena mudah mengalami perubahan-perubahan
seperti perubahan warna, timbulnya jamur dan mikroorganisme lainnya. Kadar air 12
% dengan toleransi 1 % merupakan batasan yang dapat menjamin keamanan selama
penyimpanan.
Seyawa-senyawa kimia pada biji kopi dapat dibedakan atas senyawa volatil
dan non volatil. Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika
terjadi kenaikan suhu. Senyawa nutrisi pada biji kopi terdiri dari karbohidrat, protein,
lemak, dan mineral. Selain itu terdapat beberapa bahan baku pendukung lain dalam
menunjang proses produksi kopi sebagai berikut :
a. Solar Bahan yang digunakan adalah bahan bakar solar. Bahan ini berfungsi untuk
menghasilkan energi sebagai input mesin-mesin yang digunakan selama proses
produksi biji kopi.
b. Kayu Bakar Bahan ini berfungsi sebagai bahan baku utama dalam melakukan
proses pengeringan buah kopi. Proses produksi dengan menggunakan metode
RWP maupun RDP sangat membutuhkan keberadaan bahan baku utama ini dalam
proses pengeringannnya. Kayu bakar yang digunakan adalah kayu dari pohon
karet yang sudah tidak produktif dan berasal dari kebun karet PT. PN IX.
c. Air Bahan ini berfungsi sebagai media dalam membersihkan buah kopi dari
kotoran dan sebagai media pendorong buah kopi dari bak syphon menuju proses
pengeringan karena sifat air yang mengalir.
2. Manusia
Manusia adalah elemen yang mengendalikan hampir semua rangkaian proses
produksi. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk proses
9
produksi harus memiliki ketrampilan atau skill yang sesuai dengan job description-
nya. Pada sistem produksi di PT. Perkebunan Nusantara IX pabrik kopi Banaran,
terdapat banyak sekali tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi. Proses
produksi juga didukung oleh Divisi Sales & Marketing dalam menentukan jumlah
produksi, Engineering dalam melakukan maintenance, dan Sortasi dan Quality
Control dalam melakukan sortasi dan manajemen kualitas kopi.
3. Metode
10
Metode adalah cara-cara yang digunakan untuk memproses bahan baku
menjadi bahan jadi sehingga menambah nilai pada produk tersebut. Contoh dari
metode adalah dilas, dipanaskan, ditempa, di-press, digerinda, dikemas, dan lain-lain.
Pada PT. Perkebunan Nusantara IX pabrik kopi Banaran, proses produksi dibagi
menjadi 2 tipe yaitu RDP dan RWP namun secara garis besar metode yang digunakan
tidak terlalu berbeda buah kopi akan tetap melalui proses penimpangan, pengeringan,
penggrebusan dan sortasi. Buah kopi yang tiba di pabrik kemudian dilakukan
penimbangan ulang dengan tujuan untuk mengetahui jumlah buah kopi yang masuk
ke pabrik, dengan 1 kali penimbangan yaitu 6 karung.Timbangan yang digunakan
berupa timbangan digital Tujuan dari proses penerimaan bahan ini untuk menampung
sementara bahan mentah kopi sebelum dilakukan proses lebih lanjut. Kapasitas dari
bak penampungan kopi glondong yaitu 70 ton. Agar kualitas dari kopi tetap terjaga
dari pembusukan dan jamur maka penyimpanan kopi di bak penampungan dibatasi
selama 24 jam. Desain bak penerimaan dibuat dengan lantai miring ke arah Bak
Siphon tujuannya untuk memudahkan aliran kopi masuk ke bak siphon.
11
dilengkapi dengan alat-alat modern dan jumlah karyawannya bertambah sesuai
dengan kapasitas yang dibutuhkan. Kemudian pada tahun 1997 dibangun unit pabrik
baru yang lebih besar dan modern di Klepu, Ungaran yang diresmikan pada tahun
2000. Peresmian pabrik disertai dengan penerimaan dua sertifikat yaitu sertifikat Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) setara standar farmasi yang menjadikan PT. Sido Muncul satu-satunya
pabrik jamu berstandar farmasi.
12
3. Tolak Angin Untuk meredakan penyakit
Flu flu
13
6. Jahe Wangi Untuk menghilangkan rasa
sakit/nyeri dan gejala-
gejala yang berhubungan
dengan rematik.
14
2.3.3 Proses Produksi
Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah
penerimaan bahan baku, lalu segera dicek oleh tim Quality Control (QC) setelah
terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan kemudian bahan
baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan
dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah
disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian
dicampur (mixing). Kemudian di uapkan, di cetak, lalu dimasukkan dalam wadah, dan
di beri label. Sesudah proses pencampuran selesai kemudian hasilnya dialirkan
melalui pipa-pipa untuk dilakukan proses pengemasan primer(packaging
primer)menggunakan mesin dua line dan delapan line. Kemasan primer, yaitu
kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk yang di bungkusnya Kemasan
sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi
membungkus produk yang telah dikemas dengan kemasan primer (Julianti dan
Nurminah, 2006). Kemudian masuk ke proses pengemasan sekunder (packaging
sekunder),disini produk yang sudah jadi dicek kembali dengan cara uji sampel.
Setelah selesai proses pengemasan sekunder kemudian produk siap untuk
didistribusikan.
15
BAB 3. METODE KEGIATAN
16
objek yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, penyusun melakukan wawancara
dengan bagian kredit dan nasabah Bank Tabungan Pensiunan Nasional.
d. Teknik Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat peristiwa-peristiwa
yang sudah berlalu. Seperti berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.
17
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
18
Banaran, Teh Serbuk Kaligua, Teh Celup Kaligua, Teh Serbuk Semugih, Gula 9, dan
Sirup Pala 9.
PT. Sidomuncul merupakan perusahaan yang menggunakan tanaman herbal
sebagai bahan baku produksinya. Tanaman herbal yang digunakan terdiri dari
berbagai macam jenis. Bahan jamu yang digunakan oleh PT. Sidomuncul sekitar 150
jenis bahan bakuyang meliputi akar, batang rimpang, daun, bunga, buah, biji, dan
lain-lain. Sampai saat inibaru sekitar 2% bahan baku tanaman diperoleh dari budidaya
PT. Sidomuncul sendiri, 98% diperoleh dari petani langsung, pengumpul / supplier,
serta import untukbahan-bahan yang tidak dapat tumbuh di Indonesia. Dari berbagai
jenis tanaman herbal yang diproduksi menjadi jamu, juga dihasilkan beberapa jenis
jamu antara lain:
Tipe serbuk : Kuku Bima, Kuku Bima Ginseng, Kuku Bima TL, Kuku Bima
Plus Ttribulus
Tipe saset : Tolak Angin, Tolak Angin Ekstra Hangat
Tipe saset hisap : Tolak angin Permen
Tipe Fls : Tolak angin Anak, Tolak Angin Flu
Tipe Botol : Kuku Bima Ener-G
b. Pengemasan
Pengemasan merupakan bagian yang penting dalam sebuah industri.
Pengemasan yang baik dapat menjaga kualitas sebuah produk hingga sampai ke
tangan konsumen. Selain itu, pengemasan yang menarik juga dapat menjadi daya
tarik bagi konsumen terhadap produk.
Dari ketiga industri menggunakan bahan pengemas yang berbeda-beda. Pada
industri Cimory on the Valley menggunakan kemasan berbahan aseptis, plastik, dan
alumunium foil. Pada PTPN IX Kampung Banaran menggunakan karung goni
sebagai bahan kemasan untuk kopi yang akan disimpan atau digudangkan. Untuk
produk turunan lainnya menggunakan kemasan berupa karton atau dus dan plastik.
Sedangkan pada PT. Sidomuncul menggunakan pengemasan primer dan sekunder.
19
c. Penggunaan teknologi
Teknologi yang modern merupakan bagian yang dapat mempengaruhi tingkat
kualitas sebuah produk. Ketiga industri sudah menggunakan teknologi yang modern
dalam proses produksinya. Teknologi yang digunakan yaitu dalam kapasitas yang
besar. Sehingga produk yang dihasilkan tidak hanya berkualias baik tetapi juga dalam
kuantitas yang besar.
d. Sistem manajemen industry
Segala sesuatu yang terjadi dalam sebuah industri sudah diatur oleh sebuah
manajemen. Manajemen yang terdapat dalam sebuah industri antara lain manajemen
pemasaran, manajemen keuangan, manajemen operasional, manajemen personalia,
manajemen administrasi. serta manajemen dalam penelitian dan pengembangan.
20
sehingga masih dibutuhkan pasokan susu segar yang diharapkan dapat terus
meningkat. Di samping itu, Cimory membutuhkan pasokan susu segar lebih banyak
dari petani. Beragamnya kualitas dari susu segar yang dihasilkan oleh peternak
menjadi hambatan tersendiri bagi Cimory, mengingat adanya keterbatasan modal
serta teknologi yang digunakan oleh para peternak sapi perah yang terbilang masih di
bawah rata-rata standar normal. Hal ini tentunya memberikan dampak terhadap
tingkat harga yang didapatkan oleh para peternak sapi perah disesuaikan dengan
kualitas dari pasokan sapi perah tersebut.
Berdasarkan hal tersebut potensi penelitian yang dapat dilakukan di PT.
Cimory ini salah satunya yaitu, analisis rantai nilai ditujukan untuk meminimalisir
berbagai hambatan yang terjadi dan membantu perusahaan untuk mengetahui titik
lemah yang menjadi hambatan bagi perusahaan. Selain itu, analisis rantai nilai
berguna untuk memotivasi perusahaan untuk terus konsisten bersaing dengan produk
lokal. Rantai nilai ini berasal dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan, mulai dari bahan
baku hingga ke tangan konsumen, termasuk pelayanan purna jual. Selain itu, analisis
value-chain merupakan alat analisis strategis yang digunakan untuk memahami
keunggulan kompetitif, mengidentifikasi nilai (value) pelanggan yang dapat
ditingkatkan atau penurunan biaya, dan memahami hubungan perusahaan dengan
pemasok (supplier), pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri (Porter,1998).
Menurut Gereffi et al. (2005) dalam Daryanto (2009) dalam penelitian Arjasukma
(2013), terdapat lima dasar dalam pengolahan rantai nilai, yaitu:
1. Market, merupakan kelembagaan yang sederhana, tetapi tegas. Kesederhanaannya
terletak pada orientasi kerja, yaitu mencari keuntungan (profit oriented)
2. Modular value chain, pemasok dalam rantai nilai bermodul membuat produk
untuk pelanggan yang spesifik
3. Relational value chain¸ merupakan jaringan yang bersifat kompleks diantara
pembeli dan penjual
4. Captive value chain, pemasok-pemasok kecil mengalami ketergantungan dalam
transaksi dengan pembeli-pembeli besar yang jumlahnya banyak
5. Hierarchy, bentuk pengelolaan ini dikarakteristikan oleh integrasi secara vertikal.
21
Selain melakukan analisis pada sisi perusahaan, dilakukan analisis berbagai
hambatan yang terjadi dari sisi peternak sapi perah dengan menggunakan alat analisis
stochastic frontier dengan menggunakan beberapa variabel untuk mengukur tingkat
efisiensi peternak, seperti jumlah sapi yang dimiliki, rataan umur sapi yang dimiliki,
jumlah pakan yang digunakan, produksi harian dari rataan masingmasing sapi, luas
kandang yang dimiliki para peternak, serta jam kerja efektif para peternak sapi perah.
Kerangka pemikiran penelitian yaitu seperti pada gambar di bawah ini:
22
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap produk yoghurt (Tamime dan
Robinson, 1999). Selain itu, adanya jenis yoghurt low fat dapat menarik konsumen
yang melakukan program diet. Konsumen dapat menilai yoghurt sebagai produk
pangan kesehatan yang memiliki kandungan gizi baik dengan berbagai informasi
sebagai pengetahuan produk. Adanya peningkatan kesadaran terhadap kesehatan
melalui konsumsi makanan dan minuman bergizi di masyarakat Indonesia dapat
memberikan peluang bagi industri yoghurt Indonesia.
Adanya berbagai jenis yoghurt dengan berbagai jenis merek menjadikan
persaingan dari tiap jenis yoghurt cukup ketat. Salah satu jenis yoghurt yang
berpotensi untuk peningkatan pangsa pasar adalah yoghurt drink. Jenis yoghurt drink
merupakan produk minuman ringan dengan dasar minuman susu fermentasi berbagai
pilihan rasa menjadi jenis tersendiri yang dapat dipilih oleh konsumen yoghurt drink
dapat meningkatkan penerimaan konsumen (Tamime dan Robinson, 1999). Pada
kondisi persaingan, produsen yoghurt drink tidak hanya bersaing dengan sesama
produsen yoghurt drink tapi juga dengan jenis yoghurt lainnya.
Kondisi persaingan diantara produsen yoghurt menyebabkan produsen
yoghurt merumuskan strategi pemasaran yang sesuai dengan target pasar.
Penyusunan strategi pemasaran perlu memperhatikan konsumen sebagai focus dalam
mencapai tujuan. Penyusunan strategi pemasaran dapat dilakukan dengan
menganalisis perilaku konsumen seperti karakteristik konsumen, proses keputusan
pembelian dan kepuasan konsumen. Identifikasi karakteristik konsumen dilakukan
untuk mengetahui segmen pasar konsumen yang potensial sehingga dapat
mendukung perumusan strategi pemasaran dengan tepat sasaran. Sementara proses
keputusan pembelian digunakan untuk mengetahui perilaku pembelian dan faktor-
faktor yang mempengaruhi pembelian sebagai proses penting dalam pemasaran.
Proses keputusan pembelian yang diidentifikasi dengan cermat dapat membantu
produsen menyusun variabel dalam strategi pemasaran yang tepat sasaran dan
berhasil (Feriyanto, 2008).
Persaingan industri yoghurt Indonesia diikuti oleh perusahaan nasional dan
perusahaan multinasional. Salah satu perusahaan yang masuk dalam persaingan di
23
industri yoghurt adalah PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory). Hal ini berarti PT.
Cimory harus melakukan studi tentang perilaku konsumen terhadap produk sehingga
dapat membantu produsen merumuskan strategi pemasaran yang sesuai dengan
kebutuhan terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan kualitas
produk. selain itu, konsumen merupakan faktor produsen untuk meningkatkan
keuntungan yang berkelanjutan (sustainable profit) karena konsumen adalah
komponen penting dalam proses pembelian produk. Sehingga, PT. Cimory perlu
adanya analisis dari perilaku konsumen untuk mengetahui keinginan konsumen
sehingga tidak terjadi kesenjangan yang besar antara produk aktual dengan produk
ideal dari konsumen selain itu, analisis perilaku konsumen dapat membantu
perusahaan untuk mengetahui kepuasaan konsumen yang menjadi salah satu tolak
ukur dalam melihat keberhasilan pemasaran suatu produk. Tahapan analisis proses
pengambilan keputusan dan kepuasan konsumen, yaitu:
1. Identifikasi karakteristik umum konsumen, terdiri dari: usia, jenis kelamin, status,
domisili, jumlah anggota keluarga, pengeluaran terhadap pangan dan pekerjaan.
2. Analisis proses keputusan pembelian, terdiri dari: pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternative, pembelian dan hasil pembelian
3. Analisis kepuasan konsumen dengan atribut, terdiri dari: rasa, harga, informasi
pada kemasan (tanggal kadaluarsa, label halal, izin BPOM RI), kemasan, volume,
kandungan nutrisi, kekentalan minuman, pilihan rasa dan merek.
4.2.2 PTPN IX Kampoeng Banaran
PTPN IX Kampoeng Banaran adalah salah satu agroindustri yang mengolah
hasil dari perkebunan kopi. Segala macam kegiatan yang ada di agroindustri tersebut
bertujuan untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik. Untuk menghasilkan
produk dengan kualitas yang baik perlu adanya keselarasan antar komponen sehingga
akan mengahasilkan sesuatu yang baik. Namun disana juga tidak akan lepas dari
suatu masalah mengenai segala aktivitas produksi.
PTPN IX memiliki potensi untuk dijadikan tempat penelitian dikalangan
mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian (TIP).
Penelitian yang dapat dilakukan oleh mahasiswa TIP meliputi bidang yang digeluti
24
oleh mahasiswa TIP seperti mengenai manajemen perusahaan, pengendalian kualitas
kopi, optimalisasi proses produksi kopi, menejemen pengadaan bahan baku,
menejemen penggudangan, dan masih banyak lagi.
4.2.3 PT. Sido Muncul
PT. Sido Muncul merupakan industry yang bergerak dibidang obat-obatan
herbal dan merupakan salah satu agroindustry di Indonesia. PT. Sido Muncul juga
menyediakan wisata edukasi mengenai tanaman obat dan juga tentang satwa. PT.
Sido Muncul memiliki potensi untuk dijadikan sebagai tempat penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa TIP, namun disana untuk akses
pengambilan data masih terbatas.
Berdasarkan studi literature untuk topik penelitian yang pernah diambil oleh
peneliti sebelumnya masih mencakup mengenai budidaya tanaman obat, tingkat
kepuasan pengunjung agrowisata PT. Sido Muncul dan beberapa penelitian yang
lainnya. Namun disana juga terdapat bidang penelitian mahasiswa TIP seperti
menejemen penggundangan, mengenai pengemasan, Menejemen pengadaan bahan
baku, pengolahan limbah dan lain sebagainya. Untuk topik pengolahan limbah di PT
Sido Muncul mengolah limbah menjadi pupuk yang bermitra dengan pihak ketiga. Di
PT. Sido Muncul pengolahan limbah sangat diatur dengan sangat baik sehingga tidak
mencemari lingkungan sekitar. Namun masih belum dapat dipastikan mengenai
kegiatan penelitian dapat dilakukan atau tidak untuk topic yang telah disebutkan.
25
terletak di Semarang. Cimory On The Valley merupakan resto kedua yang dibuka
dari total 3 resto yang sudah ada. Lokasinya berada di kawasan Bawen, tepatnya
di Jl. Raya Soekarno Hatta KM. 30, Jatijajar, Semarang. Pada Cimory On The Valley
ini juga terdapat pabrik susu, mini agro wisata, supermarket dan toko coklat. Oleh
karena itu, potensi untuk magang disini bisa jika topik yang diambil yaitu tentang
pemasaran produk cimory. Hal ini dikarenakan Cimory On The Valley sebagai
tempat wisata dan edukasi perusahaan Cimory dan juga sebagai resto untuk menjual
berbagai produk yang diproduksi oleh PT. Cisarua Mountain Dairy.
26
itu juga ada proses penanganan limbah yang dapat dijadikan sebagai salah satu topic
magang. Selama magang mahasiswa akan mempelajari segala aktifitas yang berkaitan
dengan bidang ke TIPan yang ada di PT. Sido Muncul
27
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan praktek kerja lapang yang telah dilakukan dan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Keterkaitan lokasi praktek kerja lapang dengan Program Studi Teknologi Industri
Perttanian memiliki keterkaitan yang sangat erat pasalnya di PT. Cimory On The
Valley, PTPN IX Kampoeng Banaran, dan PT Sido Muncul dalam kegiatannya
untuk membuat produk merupakan penerapan dari materi yang diberikan di
perkuliahan sesuai dengan bidang Agroindustri.
2. Seluruh tempat praktek kerja lapang meiliki potensi untuk melakukan penelitian
dikalangan mahasiswa dikarenakan di semua tempat tersebut memiliki berbagai
macam opsi topik untuk penelitian namun masih memiliki beberapa keterbatasan
akses pengambilan data dibeberpa divisi dalam perusahaan.
3. Di tempat praktek kerja lapang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai tempat
magang dikarenakan informasi dari pihak humas yang memberikan kesempatan
bagi mahasiswa untuk melakukan magang di beberapa industry tersebut. Disana
mahasiswa mampu mempelajari berbagai aktifitas yang berkaitan langsung dengan
Agroindustri.
5.2 Saran
Praktek kerja lapang yang telah dilakukan memiliki banyak sekali manfaat
untuk mahasiswa, khususnya program studi Teknologi Industri Pertanian. Agar
mahasiswa memperoleh informasi secara baik maka perlu lebih kritis lagi saat ada
pemaparan materi dari pihak perusahaan agar informasi yang didapatkan lebih
banyak lagi.
28
DAFTAR PUSTAKA
Arjakusuma, Reza Satrya, Sri Hartoyo dan Idqan Fahmi, 2013, Rantai Nilai pada
Industri Susu Studi Kasus PT Cisura Mountain Dairy (CIMORY), Jurnal
Manajemen dan Agribisnis, Volume 10 No. 1, Maret, Halaman 22-31.
Ide, Pangkalan. 2008. Healt Secret of Kefir. Jakarta: Elex Media Kamputindo.
Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, 2008, Penelitian Kualitatif Dan Kuanitatif
Teori Dan Aplikasi, Unikom, Bandung: PT. Indeks Kelompok Gramedia
29
LAMPIRAN
Agrowisata Sidomuncul
30