©2018
Tim penyusun utama adalah konsultan Bank Dunia: Atin Parihatin, Avita A. Usfar,
dan Susie Sugiarti dengan arahan dari Pablo A. Acosta dan Changqing Sun dan
dengan masukan teknis dari Setyo Edi dan Nikendarti Gandini dari World Food
Program serta Elviyanti Martini dari Bank Dunia. Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
Kementerian Sosial telah mengadakan sejumlah kegiatan lokakarya dan diskusi
kelompok terarah untuk menggali masukan yang konstruktif dari Direktorat Gizi
Masyarakat dan Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Pusdiklat
Kementerian Sosial, Bappenas, dan UNICEF. Uji coba di lapangan dilakukan pada
Februari 2018.
Revisi modul ini dilakukan dengan dukungan Kementerian Sosial, Bank Dunia
dan Rapid Social Response Trust Fund. Isi dan metode yang disampaikan di sini
tidak mencerminkan pandangan Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia ataupun
Pemerintah yang mereka wakili.
Untuk reproduksi atau perbanyakan modul ini dan pertanyaan lainnya, mohon
hubungi Kementerian Sosial RI, Jalan Salemba Raya 28, Jakarta 10430.
www.kemsos.go.id
sesi 1 8
PENTINGNYA GIZI & LAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL 8
latar belakang 9
tujuan pembelajaran 10
pokok bahasan dan sub pokok bahasan 11
langkah kegiatan 12
Langkah 1: Pembukaan 12
Langkah 2: Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan 13
Langkah 3: Pentingnya Gizi Bagi Ibu Hamil 15
Langkah 4: Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil 18
Langkah 5: Pemeriksaan Kesehatan Setelah Melahirkan 20
Langkah 6: Memastikan Ibu dan Bayi Mendapat Layanan Jaminan 22
Kesehatan Nasional
Langkah 7: Penutup 24
Bahan bacaan 25
sesi 2 46
PENTINGNYA GIZI UNTUK IBU MENYUSUI DAN BALITA 47
latar belakang 47
tujuan pembelajaran 47
pokok bahasan dan sub pokok bahasan 49
langkah kegiatan 50
Langkah 1: Pembukaan 50
Langkah 2: Diskusi kelompok mengenai ASI, MP ASI dan Posyandu 50
Langkah 3: ASI Ekslusif 51
Langkah 4: MP ASI 53
sesi 3 86
KESAKITAN PADA ANAK DAN KESEHATAN LINGKUNGAN 87
latar belakang 87
tujuan pembelajaran 88
pokok bahasan dan sub pokok bahasan 88
langkah kegiatan 89
Langkah 1: Pembukaan 89
Langkah 2: Mengenal Penyakit Diare 90
Langkah 3: Mengenal Penyakit Kecacingan dan Malaria 92
Langkah 4: Pentingnya Memperhatikan Kebersihan Diri dan 94
Lingkungan
Langkah 5: Pentingnya Jamban Sehat 97
Langkah 6: Penutup 98
BAHAN BACAAN 99
permainan 107
1. Kata-Kata Penyemangat Bisa-bisa-bisa, wuuuih bisa…! 108
2. Permainan-Permainan dalam Berkenalan 108
3. Permainan untuk Mengacak Tempat Duduk 109
4. Permainan Membuat Pasangan/Kelompok 111
5. Memilih Juru Bicara Kelompok 112
6. PenyegaraN 112
2
Memotivasi dan memfasilitasi ibu dan anak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukan
3
Menginformasikan kepada kader Posyandu atau bidan
bila ada ibu atau anak yang membutuhkan konseling
atau kunjungan khusus
Ibu hamil
1. Konsumsi makanan bergizi seimbang, minum air 8-12 gelas per
hari, dan beraktivitas fisik ringan
2. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) setiap hari selama kehamilan
3. Periksa kehamilan setiap bulan ke pusat kesehatan, minimal 4 kali
4. Melahirkan di layanan kesehatan
5. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini
Kesehatan lingkungan
18. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
19. Buang air besar di jamban sehat
20. Memastikan rumah tangga mempunyai sumber air bersih
21. Buang sampah pada tempatnya
PENTINGNYA
GIZI &
LAYANAN
KESEHATAN
IBU HAMIL
Sesi ini akan membahas perilaku sehat apa yang perlu dilakukan
selama ibu menjalani masa kehamilan (9 bulan atau 270 hari). Untuk
mendalami sesi ini, pendamping dianjurkan untuk membaca bahan
bacaan yang ada di belakang sesi.
Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu:
2
kehamilan
yang harus
dilakukan selama 2.1. Layanan kesehatan pasca
kehamilan dan nifas. kehamilan/masa nifas.
Pembukaan
10
Langkah 1
a. Ucapkan salam pembukaan dan ucapan terima
kasih kepada peserta yang sudah hadir, ajak
peserta berdoa sebelum memulai pertemuan.
menit
b. Sampaikan bahwa pertemuan bulanan akan
membahas mengenai kesehatan dan gizi.
15
Langkah 2
Pertama Kehidupan
Alat yang diperlukan:
• Film 1.1 - 1000 Hari Pertama Kehidupan
• Flipchart 1.1 – Dampak Kekurangan Gizi
menit
• Flipchart 1.2 – Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan
15
Langkah 3
Alat bantu yang diperlukan:
• Film 1.2 – Pentingnya Gizi bagi Ibu hamil
• Flipchart 1.3 dan 1.4 – Isi Piringku
menit • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi
f. Tanyakan pada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut,
menurut anjuran bidan:
• Berapa banyak ibu hamil harus makan?
• Makanan apa saja yang harus ada di piring ibu hamil?
• Adakah makanan yang dipantang untuk ibu hamil?
15
Langkah 4
Alat bantu yang diperlukan:
• Film 1.3 Pemeriksaan kesehatan ibu hamil
• Flipchart 1.4 – Kapan Periksa Kehamilan?
• Flipchart 1.5 – Layanan Kesehatan Ibu Hamil
menit
• Buku Pintar Kesehatan dan Gizi
c. Tanyakan kepada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut:
• Kemana mereka membawa ibu tersebut?
• Apakah peserta ketika hamil juga pergi ke Puskesmas?
• Berapa kali ibu hamil harus menemui bidan selama kehamilan?
• Layanan apa saja yang diterima oleh ibu hamil di Puskesmas?
15
Langkah 5
setelah melahirkan
Alat bantu yang diperlukan:
• Film 1.5 Pemeriksaan Kesehatan setelah melahirkan
menit • Flipchart 1.6 – Layanan Kesehatan Ibu Hamil
• Flipchart 1.7 – Gizi bagi anak baru lahir dan ibu
menyusui
• Buku Pintar Kesehatan dan Gizi
c. Tanyakan kepada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut:
• Di mana ibu hamil harus melahirkan?
• Apakah setelah melahirkan ibu hamil harus periksa kesehatan?
Berapa kali?
d. Sampaikan pesan:
• Melahirkan di layanan kesehatan
dan ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih, agar jika terjadi masalah dalam
persalinan bisa segera ditangani. Tanda
bahaya pada persalinan ada di Buku
Pintar Kesehatan dan Gizi halaman 15.
• Gunakan flipchart 1.6 untuk
menjelaskan pelayanan kesehatan ibu
nifas setelah melahirkan:
Pertama: 6 jam-3 hari setelah melahirkan Flipchart 1.6
Kedua: hari ke 4-28 hari setelah melahirkan
Ketiga: hari ke 29-42 hari setelah melahirkan
• Jelaskan informasi pelayanan kesehatan ibu nifas ada di Buku
15
Langkah 6
mendapat layanan Jaminan
Kesehatan Nasional
Alat bantu yang diperlukan:
menit • Film 1.5 – JKN
• Flipchart 1.8 – Kartu Keluarga dan
Kartu Indonesia Sehat (KIS)
f. Sampaikan jika ada peserta yang belum menjadi peserta JKN maka
peserta dapat mendaftarkan diri menjadi peserta JKN dengan cara:
• Fotokopi Kartu Keluarga dan KTP seluruh anggota keluarga.
• Surat keterangan tidak mampu dari RT dan Desa/Kelurahan.
• Surat Pengantar pembuatan kartu JKN/BPJS PBI dari Puskesmas.
5
Langkah 7
Alat bantu yang diperlukan:
• Flipchart 1.10 – Pesan untuk Ibu Hamil
menit
d. Berdoa bersama.
Masalah kesehatan dan gizi pada ibu dan anak sangat penting. Lebih
dari sepertiga kematian bayi dan anak, serta 11% beban penyakit
Jika semua hal tersebut dilakukan pada ibu hamil, bayi dan anak di
bawah usia dua tahun terbukti berdampak pada penurunan kematian
A. Faktor Ibu
• Ibu hamil dengan usia > 35 tahun atau < 18 tahun (di bawah
20 tahun)
Semakin tua umur wanita maka kualitas sel telur yang dihasilkan
juga menurun, sehingga risiko melahirkan bayi dengan kelainan/
cacat sangat besar terjadi. Sementara jika usia ibu di bawah 20
tahun selain kesiapan psikologis yang biasanya belum terjadi,
organ reproduksi remaja juga belum matang untuk menerima
kehamilan.
• Kehamilan kelima atau lebih
Jumlah anak yang terlalu banyak akan berhubungan dengan
sistem alat reproduksi
• Kehamilan dengan jarak > 5 tahun atau < 2 tahun
Alat reproduksi memerlukan waktu pemulihan untuk dapat
berfungsi dengan sempurna. Waktu yang dibutuhkan untuk
masa pemulihan ini minimal 2 tahun.
B.Faktor Janin
• Kelainan letak janin (sungsang, lintang, oblique/diagonal,
presentasi muka)
• Janin besar (taksiran berat janin > 4000 gram)
• Janin ganda (kembar)
• Janin dengan pertumbuhan yang terhambat
• Janin kurang bulan (prematur)
• Janin dengan cacat bawaan/kelainan kongenital
• Janin meninggal dalam rahim.
9. Tatalaksana/Penanganan Khusus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan
kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat
ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
Proses IMD dibantu oleh bidan atau dokter terlatih yang menangani/
menolong persalinan serta dapat melibatkan keluarga pasien seperti
suami, ibu, kakak, dan yang lainnya. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib mendukung pelaksanaan IMD terhadap bayi yang baru
lahir.56|1
7
IMD akan berhasil apabila:
1. Sebelum persalinan petugas kesehatan menjelaskan kepada ibu
dan suami/keluarga tentang IMD.
2. Ibu hamil bersedia melakukan IMD segera setelah persalinan.
3. Mendapatkan dukungan dari suami atau keluarga.
4. Petugas melaksanakan proses IMD segera setelah bayi dilahirkan,
bayi menangis, mulai bernapas dan dipotong tali pusatnya.
5. Bayi dirawat gabung dengan ibunya dan berada dalam jangkauan
ibu selama 24 jam.
Manfaat Kolostrum:
1. Membantu tubuh bayi membentuk daya tahan terhadap infeksi.
2. Penting untuk pertumbuhan usus karena akan membuat lapisan
yang melindungi dan mematangkan dinding usus bayi.
Kematian bayi lahir hidup dalam masa 28 hari sejak kelahiran yang
sebagai tingkat kematian neonatal (neonatal mortality rate) dilaporkan
terjadi di seluruh dunia. Begitu juga dengan kematian ibu karena
komplikasi pasca persalinan cukup tinggi. Tujuan pemeriksaan pasca
persalinan (PNC) adalah:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
Makanan pokok dapat berupa nasi, jagung, singkong, ubi, sagu, serta
serealia dan umbi-umbi lainnya. Lauk pauk terdiri dari pangan sumber
protein hewani (contohnya telur, ayam, daging, susu dan hasil olahannya,
ikan) dan sumber protein nabati (tumbuhan) contohnya tempe, tahu,
serta beragam kacang-kacangan. Pangan hewani mempunyai mutu
protein, vitamin, dan mineral lebih baik dan lebih mudah diserap
tubuh. Pangan protein nabati mempunyai lebih banyak lemak jenuh,
isoflavone, antioksidan dan anti-kolesterol yang dapat mengendalikan
kadar kolesterol dan gula darah. Kedua sumber pangan protein
tersebut sebaiknya dikonsumsi. Jumlah cairan yang diperlukan berbeda
sesuai umur dan fisiologis. Sebaiknya ibu maupun anak dibiasakan
mengonsumsi air putih. Penggunaan gula, garam, dan minyak dibatasi
untuk mencegah penyakit tidak menular kronik di masa tua. Jangan lupa
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan.
Makanlah
• • Jika mual, muntah • Jangan minum-
dengan pola gizi dan tidak nafsu minuman keras
seimbang dan makan, pilihlah dan merokok.
bervariasi, 1 porsi makanan yang
lebih banyak dari tidak berlemak • Jika minum
sebelum hamil. dalam porsi obat, tanyakan
kecil tapi sering. kepada petugas
Tidak ada
•
Contoh: buah, kesehatan.
pantangan
roti, ubi, singkong,
makanan selama
biskuit.
hamil.
Cukupi
•
kebutuhan air
minum pada saat
hamil. Kebutuhan
air minum ibu
hamil 10 gelas
per hari.
PENTINGNYA
GIZI UNTUK
IBU MENYUSUI
DAN BALITA
Tujuan Pembelajaran:
Peserta diharapkan mampu mempraktikkan pemberian ASI dan
makanan bergizi bagi ibu dan anak sesuai usia dan kebutuhannya.
Untuk mendalami sesi ini, pendamping dianjurkan untuk membaca
bahan bacaan yang ada di belakang sesi.
2 MP ASI
mulai usia 6 bulan.
2.2 Memahami makanan bergizi
seimbang bagi ibu menyusui.
3
layanan kesehatan lainnya.
Posyandu
3.2 Peserta memahami
pentingnya layanan
Posyandu.
10
Langkah 1 Pembukaan
Alat bantu yang diperlukan:
• Flipchart 2.1 – ASI Eksklusif
15
Langkah 2
MP ASI dan Posyandu
a. Minta peserta untuk ngobrol dengan membagi
peserta ke dalam 4 kelompok: ASI, Bubur, Posyandu,
menit dan Sayuran.
asi eksklusif
15
Langkah 3
Alat bantu yang diperlukan:
• Film 2.1 – ASI Eksklusif
• Flipchart 2.1 – ASI Eksklusif
menit • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi
15
Langkah 4
Alat bantu yang diperlukan:
• Film 2.2 – MP ASI
• Flipchart 2.2 – MP ASI
menit • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi
e. Tanyakan pada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut.
Berikan 2-3 peserta untuk menjawab
• Mulai umur berapa MP ASI diberikan pada anak?
• Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan MP ASI?
• Bagaimana menjaga kebersihan MP ASI?
Kunjungan ke Posyandu
15
Langkah 5
Alat bantu yang diperlukan:
• Film 2.3 – Kunjungan Ke Posyandu
• Flipchart 2.3 – Layanan di Posyandu
menit • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi
e. Tanyakan pada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut.
Minta 2-3 peserta untuk menjelaskan:
• Apa saja yang biasanya dilakukan di Posyandu?
• Mengapa anak perlu dibawa ke Posyandu?
15
Langkah 6
Alat bantu yang diperlukan:
• Film 2.4 – Gizi Ibu Menyusui
• Flipchart 2.4 – Isi Piringku Ibu Menyusui
• Buku Pintar Kesehatan dan Gizi
menit
5
Langkah 7
Alat bantu yang diperlukan:
• Flipchart 2.5 – Pesan untuk Ibu Menyusui
menit
A. PEDOMAN GIZI
SEIMBANG BAGI IBU
MENYUSUI
Prinsip gizi seimbang bagi ibu
menyusui dan balita dapat mengikuti
prinsip secara umum, yaitu
mengonsumsi makanan beragam,
membiasakan perilaku hidup bersih,
melakukan aktivitas fisik, dan
memantau berat badan (lihat gambar
tumpeng gizi seimbang pada sesi
1). Ibu menyusui membutuhkan zat
gizi yang lebih banyak dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi bayi serta untuk mengganti zat gizi ibu yang
dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat gizi yang diperlukan anak
dapat dipenuhi dari simpanan zat gizi ibu, oleh karena itu harus didapat
dari konsumsi pangan ibu setiap hari.
Perah ASI
Jika ibu bekerja atau terpaksa meninggalkan bayi, ASI tetap dapat
diberikan kepada bayi, dengan cara memberikan ASI perah.
• Padat energi, protein dan zat gizi mikro (zat besi, Zink, Kalsium,
Vitamin A, C, Folat).
• Tidak berbumbu tajam, tidak menggunakan gula, garam,
penyedap rasa, pewarna dan pengawet.
• Mudah ditelan dan disukai anak.
• Tersedia secara lokal dan harga terjangkau.
berapa
Bentuk berapa kali
umur banyaK setiap
makanan sehari
kali makan
6-9
keluarga yang • Makanan perlahan
dilumatkan). lumat 2-3 kali sampai 1/2
sehari. mangkuk
bulan • Makanan berukuran
selingan 1-2 kali 250ml.
sehari (buah,
biskuit).
berapa
Bentuk berapa kali
umur banyaK setiap
makanan sehari
kali makan
9-12
mudah ditelan sehari.
anak.
• Makanan
• Makanan selingan 1-2 kali
bulan selingan yang sehari.
dapat dipegang
anak diberikan
di antara waktu
makan lengkap.
.
Di atas umur 2 tahun:
• Lanjutkan beri makanan orang dewasa.
• Tambahkan porsinya menjadi 1 piring.
• Beri makanan selingan 2 kali sehari.
• Jangan memberikan makanan manis sebelum waktu makan, sebab
bisa mengurangi nafsu makan.
IMUNISASI
Anak usia 29 hari sampai 11 bulan perlu diberikan imunisasi lengkap.
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan
dengan suntikan dan tetesan untuk melindungi bayi dan balita dari
berbagai penyakit menular (agar tidak tertular/sakit), atau tidak menjadi
parah. Bayi yang akan diimunisasi harus dalam keadaan sehat, namun
batuk pilek ringan bukan merupakan halangan untuk mendapatkan
imunisasi.
9 bulan Campak
VITAMIN A
Vitamin A merupakan salah satu jenis zat gizi mikro yang menjadi
komponen utama pendukung fungsi organ penglihatan serta
pertumbuhan. Vitamin A bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare, serta
memelihara jaringan agar berfungsi normal terutama jaringan mata.
Vitamin A disimpan dalam hati. Dalam keadaaan normal cadangan
vitamin A dalam hati dapat bertahan hingga enam bulan. Apabila
simpanan vitamin A dalam tubuh kurang dari kebutuhan, dapat terjadi
masalah Kurang Vitamin A (KVA). Untuk mencukupi kebutuhan vitamin A
pada anak 6-59 bulan, selain dari makanan perlu mendapat suplementasi
kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul warna merah) setiap 6 bulan sekali
(bulan Februari dan Agustus). Vitamin A didapatkan di Posyandu dan
sarana fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu
(Pustu), Polindes/Poskesdes, balai pengobatan, praktik dokter/bidan
swasta, serta Taman Kanak-kanak, Pos PAUD, tempat penitipan anak, dll.
Pada umur 9 bulan, bayi bisa: Pada umur 12 bulan, bayi bisa:
Merambat Berdiri dan berjalan
berpegangan.
Mengucapkan ma…ma, da..
da. Memegang benda kecil.
Meraih benda sebesar Meniru kata sederhana seperti
kacang. ma..ma.., pa… pa…
Mencari benda/mainan Mengenal anggota keluarga.
yang dijatuhkan.
Takut pada orang yang belum
Bermain tepuk tangan atau dikenal.
ci-luk-ba.
Menunjuk apa yang
Makan kue/biskuit sendiri. diinginkan tanpa menangis/
merengek.
Penyebab:
1. Konsumsi makanan tidak sesuai kebutuhan dan ketidakseimbangan
konsumsi energi dan protein.
2. Menderita penyakit infeksi karena imunisasi tidak lengkap sehingga
daya tahan menurun.
3. Bayi tidak mendapat ASI eksklusif dan atau ASI tidak dilanjutkan
sampai usia 2 tahun.
Akibat:
1. Pertumbuhan fisik dan perkembangan otak terhambat.
2. Rentan terhadap penyakit infeksi.
3. Daya adaptasi lingkungan rendah.
4. Berisiko menderita penyakit tidak menular pada usia dewasa.
Pencegahan:
1. Ibu saat hamil dalam kondisi sehat, tidak menderita KEK dan kurang
darah.
2. Pemantauan berat badan anak secara teratur di Posyandu.
3. Menerapkan pesan yang diterima saat konseling ASI eksklusif dan
MP ASI.
4. Menambahkan zat gizi berupa tabur gizi yang dibubuhkan pada
makanannya.
5. Mendapat kapsul vitamin A setiap 6 bulan.
6. Mendapat imunisasi dasar lengkap.
Penanggulangan:
1. Pemeriksaan klinis di fasilitas kesehatan terdekat.
2. Pemulihan gizi di Pusat Pemulihan Gizi ‘Therapeutic Feeding Center’
3. Pemberian 1 kapsul vitamin A warna merah pada saat awal anak
terdeteksi gizi kurang/gizi buruk dan selanjutnya mendapat 1 kapsul
vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.
4. Cek dalam KMS apakah sudah mendapat imunisasi dasar lengkap,
jika belum, laporkan kepada petugas kesehatan.
5. Jika anak gizi kurang/gizi buruk telah dipulihkan kondisi gizinya,
keluarga harus tetap memberikan makanan yang bergizi sehingga
tidak jatuh kembali ke kondisi gizi buruk. Peran masyarakat sekitar
untuk mendukung pemulihan gizi sangat penting.
ANAK PENDEK
Pendek ‘stunting’ adalah kondisi panjang/tinggi badan anak di bawah
standar dibandingkan anak seusianya. Dua dari 5 anak di Indonesia
dilahirkan pendek, kejadian ini terkait dengan berat lahir yang juga
rendah. Tingginya anak pendek di Indonesia terkait dengan tingginya
kematian dan ketidakmampuan anak tumbuh kembang dengan
normal. Kekurangan gizi yang terjadi sejak masa janin dan balita akan
menyebabkan gangguan tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi
juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya, yang pada usia
dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja
yang tidak kompetitif dan berakibat pada rendahnya produktivitas
ekonomi.
Penyebab:
1. Wanita hamil yang menderita KEK dan kurang darah sangat berisiko
untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (kurang dari 2.500
g). Bayi dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami
pertumbuhan terhambat atau stunting.
2. Kondisi ini terjadi pada ibu yang melahirkan pada usia remaja (15-19
tahun).
3. Bayi pendek juga dilahirkan dari ibu yang tingginya <150 cm.
4. Bayi akan tetap pendek dibanding anak lain seusianya jika tidak
diberikan ASI eksklusif.
Akibat:
1. Anak stunting mengalami hambatan pertumbuhan sehingga
mempunyai fisik yang pendek sampai dewasa.
2. Perkembangan sel otak terhambat sehingga kecerdasannya kurang
dibanding anak seusianya yang tidak pendek.
3. Meningkatkan risiko menderita penyakit tidak menular seperti
kencing manis dan hipertensi di usia dewasa.
4. Perempuan pendek akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
Pencegahan:
1. Calon pengantin dan ibu pra-hamil harus berada pada status gizi
baik dan tidak menderita kurang darah. Untuk mempersiapkan hal
ini, calon pengantin harus mengatur pola konsumsi makanan yang
Penanggulangan:
1. Pastikan pemberian ASI eksklusif pada bayi stunting.
2. Pemberian MP ASI yang tepat dan baik mulai anak berumur 6 bulan,
dengan penambahan tabur gizi pada makanan.
3. Pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun.
4. Pemberian 1 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) saat pertama
kali dideteksi.
5. Selanjutnya mendapat 1 kapsul vitamin A warna merah 2 kali dalam
setahun pada bulan Februari dan Agustus.
6. Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan setiap bulan di Posyandu.
7. Cek KMS untuk imunisasi dasar lengkap.
ANAK KEGEMUKAN
Anak gemuk jika berat badannya berada pada
lajur kuning atas pada KMS, sedangkan anak
dinyatakan sangat gemuk (obese) jika berat
badannya telah melampaui lajur kuning atas.
Gemuk dapat terjadi karena penumpukan
lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat
badan seseorang melebihi normal. Akibatnya
adalah meningkatnya risiko menderita
penyakit degeneratif pada usia dewasa
muda, seperti tekanan darah tinggi, jantung,
penyakit kencing manis.
Penyebab:
1. Konsumsi makanan berlebihan dan tidak seimbang (kebiasaan makan
yang berlebih pada keluarga yang diikuti oleh anak).
2. Gangguan metabolik.
3. Kurang melakukan aktivitas fisik.
4. Berat badan bayi/anak tidak dipantau rutin sehingga terlambat
mendeteksi kelebihan berat badan.
G. KESEHATAN REMAJA
Masalah kesehatan dan gizi pada remaja putri meliputi kurang gizi dan
kurang darah/anemia. Kurus terjadi karena dipicu oleh nilai kurus sebagai
bentuk ideal bagi seorang remaja putri, sehingga mereka mengurangi
konsumsi makanan, sementara aktivitas remaja cenderung meningkat.
Asupan gizi yang tidak seimbang akan membuat remaja rentan terhadap
Tanda-tanda:
1. Remaja dengan lingkar lengan atas (LILA) <23.5 cm atau di bagian
merah pita LILA, artinya remaja tersebut mempunya risiko kurang
energi kronis (KEK).
2. Remaja dengan tinggi badan di bawah standar atau pendek.
3. Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari 18.5. Untuk mengetahui
status gizi remaja dapat menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT),
dengan cara menghitung berat badan (BB) dalam kg di bagi
dengan Tinggi Badan (TB) kuadrat dalam meter (BB(kg)/TB2(m)),
dengan klasifikasi IMT: Sangat kurus <17,0; Kurus 17,0–18,5; Normal
Akibat :
1. Menurunkan gairah belajar.
2. Menurunkan daya serap
otak terhadap pelajaran.
3. Gairah untuk beraktivitas
menurun.
Pencegahan dan
penanggulangan:
1. Konsumsi suplemen zat besi
atau tablet tambah darah
ditambah suplemen yang
mengandung zat gizi mikro
lain seperti: asam folat,
kalsium, vitamin B, zink,
selenium dan magnesium,
dan vitamin C.
2. Pola konsumsi makanan
beragam, bergizi seimbang,
terutama makanan kaya
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran ini diharapkan peserta mampu memperbaiki
kondisi kesehatan lingkungan dan mencegah kesakitan pada anak.
Indikator Keberhasilan
Peserta mampu:
2
Memahami pencegahan dan penanggulangan diare,
kecacingan dan malaria.
1 anak (diare,
kecacingan dan
malaria).
dapat menyebabkan kurang gizi.
1.2. Pencegahan dan
penanggulangan diare,
kecacingan dan malaria.
10
Langkah 1
Pembukaan
Alat yang diperlukan: tidak ada.
menit Proses yang perlu dilakukan:
25
Langkah 2
Mengenal penyakit diare
Alat yang diperlukan:
• Film 3.1 – Diare
menit • Flipchart 3.1 – Mengenal Diare dan Pencegahannya
Mengenal penyakit
15
Langkah 3
kecacingan dan malaria
Alat yang diperlukan:
• Film 3.2 – Kecacingan dan Malaria
menit • Flipchart 3.2 – Mengenal Kecacingan dan
Pencegahannya
• Flipchart 3.3 – Mengenal Malaria dan
Pencegahannya
• Flipchart 3.4 – Layanan Kesehatan KIS/BPJS
Flipchart 3.4
20
Langkah 4
diri dan lingkungan
Alat yang diperlukan:
• Film 3.3 – Kesehatan Lingkungan
menit • Flipchart 3.5 – Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)
• Flipchart 3.6 – Pentingnya Cuci Tangan
• Alat demo cuci tangan yaitu ember berisi air,
gayung dan sabun.
Penutup
Alat yang diperlukan:
menit • Flipchart 3.8 – Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Flipchart 3.8
1. Diare
Diare adalah buang air besar encer atau bahkan dapat berupa air
saja, yang lebih sering daripada biasanya (lebih dari 3 kali/hari). Pada
anak, diare dapat mengakibatkan kekurangan cairan tubuh dan dapat
menimbulkan syok (anak tidak sadarkan diri), karena tubuhnya akan
banyak kekurangan cairan. Jika tidak segera ditanggulangi, diare dapat
menyebabkan kematian.
2. Kecacingan
3. Malaria
4. Demam
Beri minum lebih sering dan lebih banyak. Jika masih menyusu,
berikan ASI lebih sering. Kompres dengan air biasa atau air hangat,
jangan kompres dengan air dingin karena anak bisa menggigil. Jangan
diselimuti atau diberi baju tebal. Jika demam tinggi, beri obat penurun
panas sesuai dosis. Segera bawa anak ke fasilitas pelayananan kesehatan
jika: demam disertai kejang, tidak turun dalam 2 hari, atau disertai bintik-
bintik.
Mencuci tangan hanya pakai air saja adalah kebiasaan yang lebih umum.
Orang-orang merasa bahwa memakai air saja sudah cukup. Menurut
mereka, ketika tangan sudah dibasuh air dan kemudian tangan tidak
berbau, terlihat atau terasa kotor, maka artinya tangan sudah bersih.
Padahal, meski terlihat atau terasa bersih, sesungguhnya, kuman-kuman
masih menempel di tangan.
Langkah-langkah CTPS:
1. Basahi kedua tangan dengan air bersih yang mengalir.
2. Gosokkan sabun pada kedua telapak tangan sampai berbusa lalu
Pilih bahan makanan yang dalam keadaan segar, tidak busuk, tidak
rusak/berjamur, tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan beracun.
Setelah diolah, makanan yang disimpan harus terhindar dari kemungkinan
terjadinya kontaminasi oleh bakteri, serangga, tikus dan hewan lainnya
serta bahan kimia berbahaya dan beracun. Makanan sebaiknya dikonsumsi
tidak lebih dari 4 jam dan harus segera dihangatkan kembali terutama
makanan yang mengandung protein tinggi. Hal ini untuk menghindari
tumbuh dan berkembang biaknya bakteri pada makanan.
Perahu bergoyang…
• Bila tersedia tempat duduk, ajak partisipan duduk melingkar. Keluarkan
kursi yang tidak berpenghuni. Saat memulai fasilitator berdiri dan tidak
mendapat kursi.
• Sampaikan bahwa, bila partisipan mendengar kata-kata: goyang ke
kiri, maka partisipan akan berpindah duduk 2 ke kiri. Goyang kanan, 3
ke kanan. Badai, berpindah semaunya, yang penting pindah.
• Fasilitator kemudian bercerita. Suatu hari Ibu Aminah naik perahu
ke Pulau Buru. Di tengah perjalanan, perahunya terkena angin dan
bergoyang ke….kiri.
• Segera setelah menyampaikan kata kunci, fasilitator mencari tempat
duduk. Maka, akan tinggallah satu partisipan tanpa tempat duduk
atau berdiri. Minta dia untuk melanjutkan cerita.
• Lakukan 4-5 putaran sehingga tempat duduk orang-orang telah
berpindah.
6. Penyegaran
Mencari Jari
• Fasilitator meminta partisipan berdiri membentuk lingkaran. Minta
partisipan mengangkat tangan kanan tingi-tinggi, lalu meletakkannya
sejajar dengan pundak kawan di sebelah kanan. Tengadahkan
tangannya ke atas.
• Fasilitator lalu meminta partisipan mengangkat tangan kiri tinggi-
tinggi lalu letakkan jari telunjuk ke tangan kanan kawan sebelah kiri.
• Sampaikan bahwa saat mendengar kata kunci, maka tangan kanan
berusaha cepat menangkap telunjuk kawan dan di saat bersamaan
tangan kiri berusaha lepas dari tangkapan kawan.
• Fasilitator tidak ikut bermain, hanya bercerita. Semisal, kata kuncinya
adalah ikan teri. Kata kuncinya bebas, namun gunakan kata kunci yang
berhubungan dengan gizi dan kesehatan (bahan makanan, perilaku
sehat dan lain-lain).
• Fasilitator bercerita. Ada berbagai macam sumber zat besi yang bagus