Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Poli Umum umum merupakan salah satu dari jenis-jenis layanan di
puskesmas yang merupakan tempat untuk melayani pemeriksaan umum oleh dokter,
yang meliputi observasi, diagnose, pengobatan, rehabilitas medik tanpa tinggal diruangan
inap pada sarana kesehatan puskesmas ( Sulaeman, Endang Sutrisno, 2011 ).
Poli Umum umum melayani pengobatan perorangan, jamkesmas, dan askes
yang diberikan oleh dokter dan perawat yang memiliki kompetensi pelayanan kesehatan
guna melakukan usaha pencegahan penyakit, penyuluhan dan pengobatan. Poli Umum
umum memberikan pelayanan kesehatan terutama pengobatan dan penyuluhan kepada
pasien agar tidak terjadi penularan dan komplikasi penyakit. Serta meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan. Pelayanan di unit Poli
Umum umum dilakukan oleh 1 Dokter umum dan 5 orang perawat yang terjadwal setiap
harinya. (Sulaeman, Endang Sutrisno, 2011).
Poli Umum umum merupakan salah satu dari jenis-jenis layanan di
puskesmas yang merupakan tempat untuk melayani pemeriksaan umum oleh dokter,
yang meliputi observasi, diagnose, pengobatan, rehabilitas medik tanpa tinggal diruangan
rawat inap pada sarana kesehatan puskesmas ( Sulaeman, Endang Sutrisno, 2011 ).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fungsi Poli Umum sendiri standart pelayanan terhadap pasien atau
pengunjung harus di perbaiki dari waktu ke waktu, guna meningkatkan kualitas pelayanan
puskesmas.

C. Tujuan
1. Meningkatkan derajat kesehatan jasmani dan rohani.
2. Meningkatkan dan memberdayakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
bidang paramedik.
3. Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi
4. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan

D. Batasan Masalah
Batasan masalah dari Poli Umum adalah melipui :
1. Pasien dengan kasus ringan yang tidak mengancam jiwa dan anggota badannya.
2. Keadaan gawat tapi tidak darurat.

1
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Poli Umum adalah:

No Nama jabatan Kualifikasi formal keterangan


1. Penanggung jawab Poli Dokter umum 1 orang
Umum
2. Kepala ruangan Poli Perawat 1 orang
Umum
3. Pelaksana layanan Poli Perawat 4 orang
Umum

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Poli Umum yaitu:
- Dokter umum sebagai Penanggung Jawab Poli Umum bertugas setiap harinya di Poli
Umum.
- Perawat jaga yang bertugas setiap pagi sesuai dengan jam kerja dibagi sesuai jadwal
yang ditetapkan oleh kepala ruangan Poli Umum.
- Perawat jaga yang bertugas di Poli Umum telah sesuai dengan standar kompetensi.

C. Pengaturan Jaga
 Pengaturan jadwal dinas perawat Poli Umum dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh
kepala ruangan Poli Umum.
 Jadwal dibuat sesuai kesepakan antara kepala ruangan dan Perawat pelaksana
lainnya yang terlibat dan di realisasikan ke seluruh petugas Poli Umum.
 Berdasarkan kesepakatan bersama jadwal jaga Poli Umum dibuat harian (dalam siklus
satu bulan) dengan personel yang tetap sesuai hari yang disepakati.
 Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
perawat tersebut dapat bertukar dinas atau ijin kepada kepala ruangan asalkan tidak
mengganggu pelayanan.
 Jadwal dinas di Poli Umum hanya pagi hari sampai siang hari sesuai jadwal
 Apabila ada petugas yang tiba-tiba tidak bisa masuk pada hari itu maka akan mencari
pengganti kepada perawat lainnya.

JADWAL PELAYANAN POLI UMUM :

- SENIN sampai dengan KAMIS : 08.00 – 13.00


- JUMAT : 08.00 – 11.00
- SABTU : 08.00 – 12.00

2
JADWAL PETUGAS POLI UMUM

- DOKTER PELAKSANA PELAYANAN : dr. NENY NURLAILY


- KOORDINATOR POLI UMUM : NOVIARIKA R, Amd.Kep

NO NAMA KUALIFIKASI JADWAL


1. NOVIARIKA R. PERAWAT SENIN

2. NOVIARIKA R. PERAWAT SELASA

3. DWI SETYORINI PERAWAT RABU

4. AHMAD TAUFIK PERAWAT KAMIS

5. AGUS SOKHIB PERAWAT JUMAT

6. ST.JULAEKAH PERAWAT SABTU

3
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

2
6

3 4 5

Keterangan :

No. 1 : Tempat duduk Dokter Pemeriksa (Dokter Umum)


No.2 : Meja Kerja dengan peralatan Komputer
No. 3 : Tempat duduk Perawat jaga
No. 4 dan No.5 : Tempat duduk Pasien/ klg/ pengantar pasien.
No.6 : Tempat tidur periksa

B. Standar Fasilitas
Meja tempat tidur 1 buah, stetoskop 1 buah, tensi 1 buah, temperatur 1 buah, senter
sorot 1 buah.
1. Fasilitas & Sarana
 Poli Umum Puskesmas Sugihwaras berlokasi di gedung utama yang terdiri dari
ruangan tunggu dan ruangan periksa.
 Ruangan periksa terdiri dari 1 tempat tidur, 1 meja pemeriksaan, 1 Peralatan
Komputer dan rak untuk buku atau penyimpanan dokumen Poli Umum.
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di Poli Umum adalah peralatan pemeriksaan dasar meliputi :
1. Stetoskop (1 buah) 7. BMHP : kasa bersih, handscoond
2. Tensi meter (1 buah)
3. Senter (1 buah)
4. Thermometer (1 buah)
5. Sudip Lidah (1 buah)
6. Reflek Patela

4
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata Laksana Pelayanan di POLI UMUM meliputi :

1. Pelayanan Kesehatan Dasar


2. Konseling Kesehatan
3. Rujukan Rawat Jalan dari Puskesmas ke Rumah Sakit
4. Pelayanan Surat Keterangan Sehat.
5. Pelayanan Surat Keterangan Sakit
Berikut Uraian Penatalaksanaan Pelayanan di Poli Umum :

1. Pelayanan Kesehatan Dasar


- Petugas yang bertanggung jawab untuk pelayanan adalah Dokter pemberi layanan
(Dokter Umum) dan perawat jaga.
- Perangkat kerja adalah alat pemeriksaan fisik, komputer, Form Pelayanan yang
meliputi : Form resep, Rekam medik pasien, Form Rujukan, Form Rujukan Laborat,
form rujukan antar unit, form rujukan laboratorium, Surat sehat, surat sakit.
- Sebelum pelayanan dimulai, perawat mengecek ketersediaan form pelayanan
- Pasien yang sudah mendaftar pada pendaftaran dan sudah menunggu di ruang
tunggu akan dipanggil sesuai urutan Rekam Medik yang disusun petugas
pendaftaran
- Pasien ditanyakan kembali identitas dan dicocokkan dengan Rekam Medik pasien.
- Pasien kemudian ditanyakan keluhannya dan riwayat sakitnya untuk ditulis dalam
Rekam Medik pasien.
- Perawat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien.
- Dokter melakukan Pemeriksaan Fisik pada pasien sehubungan dengan keluhan
pasien.
- Dokter memberikan rujukan antar unit/ rujukan pemeriksaan Laboratorium bila
pasien membutuhkan dan sesuai dengan indikasi medis.
- Dokter memberikan terapi dan juga edukasi singkat pada pasien sehubungan
dengan tatalaksana penyakitnya.
- Penatalaksanaan pengobatan meliputi kasus penyakit yang ringan yang dapat
diobati dengan pemberian obat per oral.

5
2. Konseling Kesehatan :
- Pemberi Konseling Kesehatan adalah Dokter dan Juga perawat ataupun petugas lain
yang terlibat dalam Tim Interprofesi.
- Perangkat kerja yang digunakan adalah buku Rekam Medik pasien, blangko rujukan
internal antar unit yang disesuaikan dengan masalah kesehatan yang dialami pasien.
- Setelah pemberian terapi, pasien diberikan edukasi dan konseling mengenai
penyakitnya meliputi : penyebab, hal-hal yang harus dihindari (makanan, pola aktifitas,
gaya hidup dan kebiasaan, dll) patuh terhadap pengobatan, kontrol rutin bila
kondisinya merupakan penyakit kronis ataupun kontrol kembali untuk penyakit yang
setelah pengobatan tidak ada perubahan kondisi.

3. Tata Laksana Rujukan dari Poli Umum Puskesmas ke Rumah Sakit Rujukan:
- Penanggung jawab rujukan adalah Dokter pemberi layanan
- Perangkat kerja yang digunakan adalah Rekam Medik pasien dan Surat Rujukan.
- Setelah pemeriksaaan dan pasien dipastikan akan dirujuk ke Rumah Sakit maka
pasien diberikan surat rujukan sesuai dengan persyaratan pendaftaran yang dimiliki
pasien, bila pasien memiliki kartu BPJS maka Perawat atau petugas administrasi
dapat membuatkan rujukan sesuai format dalam P.Care Poli Umum, bila pasien tidak
memiliki kartu jaminan kesehatan/ JAMKESDA maka Perawat/ petugas administrasi
menuliskan rujukan pada form rujukan umum.
- Pasien yang memerlukan tindakan untuk menstabilkan kondisinya sebelum
melakukan rujukan dapat dirujuk ke UGD Puskesmas terlebih dahulu untuk
penanganan awal kemudian rujukan dapat dibuat di UGD.

4. Pelayanan Surat Keterangan Sehat :


- Pemberi Surat sehat adalah Dokter yang bertugas yang telah memiliki Surat Ijin Kerja
dan Nomer registrasi sebagai tenaga kesehatan dari Pemerintah.
- Pemberian Surat Sehat dilakukan pada hari kerja dan pada jam pelayanan Poli Umum
- Peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pemberian Surat sehat adalah : Form
Surat sehat, Buku Register Surat sehat, dan Register pendaftaran.
- Pada Pemberian surat sehat perlu dicantumkan keperluan pengurusan Surat Sehat
pada form Surat Sehat dan juga pada Register Surat sehat
- Surat sehat berisikan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tanda tanda vital yang
bersangkutan antara lain : Tekanan darah, tinggi badan, Berat badan, tes buta warna
yang telah dilakukan pada yang bersangkutan.
- Setelah pemberian surat sehat, pasien/ yang bersangkutan diminta untuk membayar
administrasi surat sehat seperti yang sudah tertera pada Peraturan Pemerintah
Daerah Bojonegoro.

6
5. Pelayanan Surat Keterangan Sakit
- Surat Sakit diberikan pada Pasien yang berobat di Poli Umum yang telah diperiksa
oleh Dokter yang bertugas dan dinyatakan membutuhkan istirahat dari kegiatan/
aktifitasnya dikarenakan penyakit yang dideritanya.
- Pemberian Surat sakit di Poli Umum diberikan oleh Dokter yang bertugas dan dapat
didelegasikan pada Perawat yang bertugas apabila Dokter berhalangan hadir.
- Surat sakit / surat istirahat diberikan maximal untuk 3 hari berdasarkan kondisi
penyakit pasien (Berat ringannya penyakit), kondisi fisik pasien, kondisi aktifitas/
pekerjaan pasien.
- Apabila Surat sakit/ surat istirahat yang diberikan untuk pasien sampai batas
waktunya telah habis dan pasien belum menunjukkan perkembangan yang baik dari
penyakitnya maka pasien dapat berobat kembali ke Poli Umum untuk mendapatkan
Surat Sakit/ surat istirahat kembali atau pasien dengan kondisi yang lemah dapat
langsung menjalani Rawat Inap untuk kemudian dberikan surat keterangan rawat inap
sebagai ganti dari Surat Sakit/ surat istirahat.

6. Tata Laksana Pemberian Resep


- Penanggung jawab pemberi resep adalah Dokter pemberi pelayanan ataupun
perawat yang sudah mendapat pendelegasian wewenang dari Dokter.
- Perangkat kerja yang digunakan adalah Form Resep dan Rekam Medik pasien.
- Pasien yang sudah diperiksa oleh Dokter atau perawat, maka diberikan Resep
oleh dokter atau perawat yang sudah diberikan wewenang, sesuai dengan
kasus pasien dan prosedur yang telah dibuat.
- Pasien setelah mendapat resep bisa mengambil obat di Unit Obat (Farmasi)
Puskesmas.
- Bagi pasien yang memerlukan tindakan medis, maka pemberian resep obat
dapat diberikan setelah tindakan medis dilakukan.

7
BAB V
LOGISTIK

Untuk ketersediaan logistik di ruang Poli Umum Puskesmas Sugihwaras hanya


terbatas pada :

 Alat Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tensimeter, stetoskop, Temperatur, lampu senter,


tong spatel, penimbang berat badan pasien.
 Bahan Habis Pakai : sarung tangan, sabun cuci tangan, handuk/ tisu pengering
tangan, Form Pelayanan.
 Komputer set untuk keperluan Register data pasien
 Meja Kerja, Kursi kerja dan kursi pasien.
 Tempat tidur periksa pasien.
 Kipas angin dan mikrophone untuk memanggil pasien.

Sedangkan ketersediaaan obat-obatan diatur oleh Unit Obat (Farmasi) untuk kebutuhan
pengobatan pasien di Puskesmas baik Rawat inap maupun Rawat jalan.

8
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien(Patient Safety) Adalah suatu sistem dimana Puskesmas membuat
asuhan pelayanan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi:
 Asesmen resiko.
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien.
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya.
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh:


 Kesalahan akibat melaksanakan tindakan.
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

B. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Poli Umum
 Meningkatnya akuntabilitas Poli Umum terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas.
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien.
2. Mendidik pasien dan keluarga.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien.
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

9
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event:
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir.

KEJADIAN NYARIS CEDERA


NEAR MISS:
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi:
 Karena “keberuntungan”
 Karena “ pencegahan”
 Karena ‘peringanan’

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event:
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, biasanya dipakai
untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti operasi pada
bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (seperti amputasi
pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini memungkinkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

10
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
HIV/ AIDSetelah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih tinggi
karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala.Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh
manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat
laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu
ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi
darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,
atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB),
suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker
hati.Virus ini tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar
melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi. Seorang bayi dapat terinfeksi
dari ibunya selama proses kelahirannya. Juga dapat menyebar melalui kegiatan
seksual,penggunaan berulang jarum suntik, dan transfusidarah dengan virus di dalamnya.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal sejak dikenalnya melalui “
kewaspadaan umum” atau “ universal precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi
nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “ petugas kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung
dengan pasien dalam waktu 24jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko
terpajan infeksi terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan
dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapata bekerja maksimal.

B. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi
diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindari
paparan tersebut, setiap petugas harus merupakan prinsip “Universal Precaution”.

11
C. Tindakan yang beresiko terpajan
a. Cuci tangan yang kurang benar
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
d. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
e. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

D. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 kegiatan pokok yaitu:
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengololaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di Poli Umum dalam memberikan pelayanan adalah
angka keberhasilan penanganan pasien dengan variabel jumlah penderita yang dilayani
semakin menurun berbanding dengan jumlah penderita yang semakin memburuk
keadaannya.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format
tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada Tim Peningkatan Mutu
Keselamatan Pasien.

13
BAB IX
PERENCANAAN

A. Perencanaan
Untuk mencapai kepuasan pasien pada pelayanan Poli Umum, maka diperlukan
perencanaan yang matang sehingga menciptakan pelayanan yang efektif dan efisien,
sehingga perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut

Poli Umum harus mempunyai :

a. Falsafah Dan Tujuan


Poli Umum memberikan pelayanan kepada masyarakat/ pasien sesuai dengan
standart. Kriteria sebahai berikut :
1. Poli Umum menyelenggarakan pelayanan secara terus menerus setiap pagi, 6 hari
seminggu
2. Ada kebijakan prosedur tertulis tentang penanganan tidak tergolong gawat akan
tetapi datang berobat di Poli Umum
b. Target Dan Standart
1. Setiap Puskesmas dapat menentukan target pencapaian dalam pelayanan sesuai
dengan Target yang terdapat dalam Standart Penilaian Puskesmas.
2. Rencana pencapaian dan penerapan standar Poli Umum Puskesmas dilaksanakan
secara bertahap setiap bulan dan dievaluasi dalam satu tahun berdasarkan pada
indikator pencapaian.
3. Poli Umum membuat pencapaian pelayanan dengan menggolongkan penyakit
terbanyak yang biasa ditangani dalam satu bulan untuk kemudian digabungkan
dalam evaluasi setiap tahunnya.

14
BAB X
PENUTUP

Pelayanan Poli Umum merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan yang
cepat dan tepat pada seorang atau kelompok agar dapat menurunkan angka kesakitan dan
mencegah terjadinya keparahan penyakit pasien yang tidak perlu. Upaya peningkatan
pelayanan Poli Umum ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat
menanggulangi pasien dengan baik dalam keadaan sehari – hari.
Poli Umum seharusnya mengupanyakan pelayananya dalam proses POACE
(perencanaan, organisasi, penggerak, kontrol dan evalusi) untuk menciptakan standart
pelayanan secara efektif dan efisien.

15

Anda mungkin juga menyukai