Anda di halaman 1dari 3

1. Legume Peuraria Phaseoloides.

Puero (Pueraria phaseoloidse) Legum ini disebut juga puero, tropikal kudzu,
kacang ruji (Jawa) yang berasal dari India timur dan siklus hidupnya perennial.
Adaptasi legum ini adalah tumbuh di daerah tropika, curah hujan lebih dari 1270
mm/th, ketinggian 0-1.000 m, suhu sedang sampai dengan tinggi, tidak tahan
suhu rendah, tahan musim kering panjang, kisaran tanah luas, tanah masam
miskin Ca dan P, responsif terhadap pupuk P, sebagai legum pioner, tahan
genangan (Reksohadiprojo, 1985).
Jenis legum ini tergolong tanaman pioner dan mempunyai kemampuan yang
tinggi untuk menekan pertumbuhan gulma, dapat dijadikan tanaman penutup
tanah dan dapat digunakan sebagai pupuk hijau yang baik (Sutarno et al., 1993)

a) Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiosperms
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Papilionoideae
Bangsa : Phaseoleae
Genus : Pueraria
Spesies : P. phaseoloides
b) Karakteristik
Ciri-ciri legum ini adalah tumbuh merambat, membelit, memanjat, sifat
perakarannya (pada buku) dalam, daun muda tertutup bulu berwarna coklat,
warna bunga ungu kebiruan. Puero mempunyai stolon yang dapat mengeluarkan
akar dari tiap ruas batangnya yang bersinggungan dengan tanah. Perakarannya
dalam dan bercabangcabang, sehingga puero dapat berfungsi sebagai pencegah
erosi, tahan musim kemarau yang tak terlalu panjang. Puero tahan pula terhadap
tanah masam dan tanah kekurangan kapur dan fosfor, tahan pemukaan air yang
tinggi, dapat hidup di tanah yang liat maupun berpasir (Reksohadiprodjo, 1985).

Kandungan?
Fungsi?

2. Legume sesbania grandiflora

Turi (Sesbania grandiflora). Turi dikembangbiakan dengan biji. Daunnya


merupakan sumber hijauan yang baik, nilai gizinya tinggi, disenangi oleh ternak dan
dapat diberikan kepada ternak pada musim kering. Produksi daunnya relatif rendah
(Prosea, 1992).

Turi (Sesbania grandiflora L.) Tanaman turi digunakan sebagai pakan ternak di
seluruh Indonesia, terutama di musim kering sebagai pakan sapi dan kambing. Pohon
turi biasanya ditanam di pematang sawah, dan di sekitar pekarangan atau kebun
sebagai penyumbang nitrogen. Turi tumbuh baik di tempat yang memiliki sedikit
naungan. Tanaman ini tumbuh cukup cepat, sehingga dapat digunakan sebagai pupuk
hijau. Bagian daun, buah polong dan bunga digunakan sebagai sumber makanan di
Asia Tenggara. Bagian kayu dapat digunakan sebagai kayu bakar, namun kurang baik
dan tidak tahan lama bila digunakan sebagai kayu bangunan. Tanaman ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman pelindung dan sebagai penyangga bagi tanaman
merambat (Cook et al., 2005b).

Kandungan nutrien jenis legum ini terdiri dari abu 7,6%, PK 20,99%, SK 21,71%, LK
1,33%, Beta-N 28,57%, Ca 1,27%, dan P 0,31% (Suharlina, 2006). Pemberian pada
sapi umumnya 1,8 kg segar/hari. Batasan penggunaannya dikarenakan adanya
kandungan antinutrisi berupa saponin.

Saponin adalah suatu glikosida yang apabila dihidrolisis secara sempurna akan
menghasilkan gula dan satu fraksi non-gula yang disebut sapogenin atau genin.
Jumlah dan jenis gula-gula yang terdapat dalam saponin bervariasi, antara lain
glukosa, galaktosa, arabinosa, ramnosa dan asam galakturonat serta glukoronat.
Sapogenin dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sapogenin triterpenik dan
steroidik (Palupi et al., 2007). Saponin diketahui dapat mengurangi palatabilitas
ransum karena rasanya yang pahit, namun demikian apabila diberikan dengan
konsentrasi yang benar pemberian saponin untuk ternak ruminansia berpotensi untuk
memperbaiki pertumbuhan ternak ruminansia (Suharti et al.,2009) .

Daun turi kering (melalui pengolahan) dapat diharapkan sebagai sumber


protein-bypass untuk meningkatkan suplai protein pascarumen (usus halus). Proses
pengeringan pada daun turi dapat menurunkan degradasi dalam rumen,
mempengaruhi karakteristik degradasi dan selanjutnya diharapkan meningkatkan
komponen protein yang lolos degradasi, sehingga lebih banyak protein yang tersedia
dalam usus halus (Rusdi et al., 2010).

Hasil uji lab BPMSP Bekasi Tahun 2015 turi mempunyai protein kasar 27,59%. Akan
tetapi dibalik kualitas nutrisi yang cukup memuaskan, turi mengandung zat anti nutrisi
yang cukup berbahaya bagi ternak jadi dalam pemberiannya butuh proses pengolahan
terlebih dahulu.

Menurut (Imran, Budhi, Ngadiono, & Dahlanuddin, 2012) bahwa daun turi
merupakan pakan ternak yang mampu meningkatkan rata-rata pertambahan bobot
badan.

Turi merupakan tanaman multiguna, karena dapat dimanfaatkan sebagai sumber


energi, pakan ternak maupun sebagai obat.

Anda mungkin juga menyukai