Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN AKHIR

PENGAJAR PENGGANTI (JARTI) GURU


DI DAERAH KHUSUS
PENEMPATAN SMP NEGERI 1 TOGEAN
KECAMATAN TOGEAN KABUPATEN TOJO UNA-UNA
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Disusun Oleh:

ALIFA HIDAYAH TUNISA, S.Pd.

DIREKTORAT JENDRAL GURU DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala nikmat dan rahmat yang di limpahkan-Nya sehingga penulis memperoleh
kesempatan untuk menyelesaikan Laporan “Pelaksanaan Pengajar Pengganti Guru
di Sekolah Daerah Khusus“ sebelum waktu yang ditentukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan ini masih
kurang sempurna namun berkat rahmat dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha
Esa , serta bantuan dari semua pihak, laporan ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati melalui
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Demikian laporan ini penulis buat dengan harapan dapat menjadi acuan
untuk proses belajar-mengajar dan semoga laporan ini juga bermanfaat bagi para
pembaca.

Togean, 08 Desember 2018


Penulis

ALIFA HIDAYAH TUNISA, S.Pd

ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Atas kerja keras dan hasil laporan selama Program Pengajar Pengganti di
SMP Negeri 1 Togean seakan tidak sempurna jika menafikkan beberapa nama
yang telah turut berpartisipasi dalam membimbing serta memotivasi saya sebagai
tenaga pendidik dalam Program Pengajar Pengganti selama kurun waktu 3 bulan
di SMP Negeri 1 Togean.
1. Panitia Pelaksana Program Pengajar Pengganti (JARTI) Guru di

sekolah Daerah Khusus yang sudah bekerja keras dalam melaksanakan

program ini dan mempercayakan penulis untuk dapat menjadi abdi negara

dalam rangka mencerdaskan anak bangsa di wilayah terdepan, terluar, dan

tertinggal dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tojo Una-Una

Provinsi Sulawesi Tengah yang telah berkenan menerima kami sebagai

Tenaga Pendidik di wilayah Kabupaten Tojo Una-Una;

3. Bapak Ayudin Leni., S.Pd, MM., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1

Togean yang telah memberikan arahan dan motivasi serta dukungan dalam

proses pembelajaran di sekolah;

4. Staf dewan guru SMP Negeri 1 Togean yang telah membantu,

membimbing, serta mengarahkan penulis selama berada di tempat tugas;

5. Staf Administrasi dan Tata Usaha SMP Negeri 1 Togean;

6. Seluruh siswa SMP Negeri 1 Togean, yang telah membantu dan

memberikan segala perhatiannya dalam proses belajar mengajar;

7. Rekan-rekan sejawat JARTI sepenempatan di Provinsi Sulawesi Tengah

terkhusus Kabupaten Tojo Una-Una;

iii
8. Masyarakat Desa Lebiti, Kecamatan Togean yang telah menerima penulis

di tengah-tengah masyarakat sebagai Tenaga Pendidik di wilayahnya.

Akhirnya semoga laporan ini akan bermanfaat bagi pendidikan pada


umumnya.
Togean, 08 Desember 2018
Pengajar Pengganti

ALIFA HIDAYAH TUNISA, S.Pd

iv
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan.......................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Ucapan terima kasih ........................................................................................... iii
Daftar Isi .............................................................................................................. v
BAB I Pendahuluan ............................................................................................ 1
1.1 Rasional ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 3
1.3 Sasaran ..................................................................................................... 3
1.4 Hasil yang di Harapkan............................................................................ 4
BAB II Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................... 5
2.1 Persiapan ................................................................................................ 5
2.2 Pelaksanaan ............................................................................................ 6
2.3 Hasil ........................................................................................................ 7
2.4 Kendala dan Solusi ................................................................................. 12
BAB III Kesimpulan dan Rekomendasi ........................................................... 17
3.1 Simpulan ................................................................................................ 17
3.2 Rekomendasi ........................................................................................... 18
Lampiran

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Rasional

Seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar bahwasanya

tujuan luhur Bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa guna

untuk memajukan kesejahteraan umum. Menjadi bangsa yang maju nan sejahtera

tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara. Maju atau

tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Bagi suatu bangsa

yang ingin maju, pendidikan harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama

halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka tentunya peningkatan mutu

pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa.

Peningkatan mutu tersebut diantaranya pemerataan tenaga pendidik dan

kependidikan. Pada beberapa wilayah penyelenggaraan pendidikan masih terdapat

berbagai permasalahan, terutama pada daerah yang tergolong terdepan, terluar,

dan tertinggal (daerah 3T). Beberapa permasalahan penyelenggaraan pendidikan

yang mendasar di daerah 3T antara lain adalah permasalahan pendidik, seperti

kekurangan jumlah (Shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced

distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang

kompeten (low competencies), serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan

dengan bidang yang diampu (mismatched). Permasalahan lain dalam

penyelenggaraan pendidikan adalah angka putus sekolah juga masih relatif tinggi,

sementara angka partisipasi sekolah masih rendah.

1
Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia peningkatan

mutu pendidikan di daerah 3T perlu dikelola secara khusus dan sungguh-sungguh,

utamanya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, agar daerah 3T

dapat segera maju bersama sejajar dengan daerah lain. Hal ini menjadi perhatian

khusus Kementerian Pendidikan Nasional, mengingat daerah 3T memiliki peran

strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Selanjutnya Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Pasal 8

menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Hal ini berlaku pula untuk Guru Daerah Khusus (Gurdasus),

bahwa di samping harus memenuhi kualifikasi S1/DIV, juga harus memiliki

sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik diperoleh melalui program Pendidikan

Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan. Gurdasus yang telah mengabdi di deerah

khusus umumnya memiliki kendala dalam meningkatkan kompetensi dan

keprofesionalannya yang diperoleh melalui program PPG.

Pelaksanaan PPG Dalam Jabatan yang disertai dengan Program PGDK

(Program Pembekalan Guru Daerah Khusus) bagi gurdasus tentu akan

menimbulkan permasalahan dalam proses belajar peserta didik, karena waktu

yang dibutuhkan untuk PGDK dan PPG adalah 3 (tiga) bulan. Dengan demikian,

peserta didik tidak mendapatkan layanan pembelajaran selama tiga bulan. Maka

diperlukan alternatif solusi agar proses belajar peserta didik tetap berjalan.

2
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan melalui Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan

melaksanakan Program Pengajar Pengganti (JARTI) bagi guru-guru daerah

khusus yang sedang mengikuti program PGDK yang dilanjutkan dengan PPG,

dengan menugaskan para Sarjana Pendidikan dan/atau mahasiswa kependidikan

semester terakhir yang relevan.

1.2.Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Program Pengajar Pengganti (JARTI) di sekolah

daerah khusus ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan alternatif solusi agar proses belajar peserta didik tetap berjalan

sebagaimana mestinya di sekolah daerah khusus yang gurunya mengikuti

program PGDK yang dilanjutkan dengan PPG, dengan menugaskan para

Sarjana Pendidikan dan/atau mahasiswa kependidikan semester terakhir

yang relevan.

2. Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga

terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati,

terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab

terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam

mengembangkan pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T.

1.3.Sasaran

Adapun yang menjadi sekolah sasaran dalam program pengajar pengganti

ini adalah SMP Negeri 1 Togean yang menjadi tempat tugas dan menetap.

3
Sekolah ini terletak di Desa Lebiti Kecamatan Togean Kabupaten Tojo Una-una.

Selama masa tugas penulis tidak terlepas dari pengaruh lingkungan tempat

tinggal. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi aktivitas di daerah sasaran.

1.4.Hasil yang diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program JARTI ini di

sekolah daerah khusus adalah sistem pembelajaran di daerah khusus tetap dapat

terlaksana sebagaimana mestinya selama guru yang digantikan mengikuti

program PGDK serta dilanjutkan dengan program PPG Dalam Jabatan.

4
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Persiapan

Mengajar di daerah khusus atau daerah 3T (Terdepan, Terluar dan

Tertinggal) menjadi tantangan sendiri. Jauh dari sarana, tidak terjangkau signal,

jauh dari perkotaan, dan buku-buku yang terbatas. Sehingga diperlukan berbagai

persiapan sebelum terjun ke lokasi pengabdian, diantaranya:

a. Persiapan Mental

Daerah 3T mengharuskan peserta JARTI menjadi guru yang mandiri,

kuat, gesit, disiplin, tidak bermanja-manja, dan tentunya harus tahan

banting dengan segala kondisi di tempat tugas pengabdian. Oleh karena

itu, dibutuhkan persiapan mental sebelum memasuki lokasi pengabdian.

b. Persiapan Materi dan Perangkat Pembelajaran

Mengajar di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) sudah barang

tentu jauh dari sarana, tidak terjangkau signal dan jauh dari perkotaan

serta buku-buku yang terbatas. Oleh karena itu, persiapan materi

pelajaran serta perangkat pembelajaran lainnya penting dilaksanakan agar

pembelajaran di daerah khusus menjadi lebih bermakna, efektif, sesuai

dengan perkembangan zaman dan relevan dengan tujuan pendidikan.

5
c. Pemahaman Sosial Budaya

Guru sebagai profesi dalam menjalankan tugasnya perlu memperhatikan

dan memahami aspek sosial budaya untuk memperlancar kelaksanaan

tugasnya terlebih di daerah khusus dengan adat budaya yang sangat

kental. Hal ini perlu dilakukan sebab guru berada di tengah masyarakat

memiliki pandangan yang sangat kuat dan positif oleh karena itu

pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai sosial budaya di tempat tugasnya,

selain mengemban tututan akademik guru juga mengemban tuntutan

sosial dan budaya.

d. Mempelajari dan memahami materi pembelakalan peserta JARTI yang

dikemas dalam bentuk buku saku (pegangan).

e. Menyusun program kerja sebagai acuan pelaksanaan tugas JARTI sekolah

sasaran.

2.2 Pelaksanaan

Program JARTI ini dilaksanakan oleh penulis di sekolah sasaran SMP

Negeri 1 Togean yang terletak di Desa Lebiti, Kecamatan Togean, Kabupaten

Tojo Una-una, Provinsi Sulawesi Tengah. Pelaksanaan program ini dimulai sejak

ditandatanganinya kontrak kesepakatan kerja tertanggal 14 September 2018.

Adapun pelaksanaan pembelajaran di sekolah daerah khusus tepatnya di SMP

Negeri 1 Togean oleh guru pengganti dimulai dari hari Senin tanggal 17

September 2018, setelah proses rangkaian pembukaan dan pembelakalan Program

JARTI ini terlaksana. Sebagai langkah awal penulis melakukan perkenalan

6
dengan warga sekolah dan mengkomunikasikan program kerja yang telah penulis

susun sebelumnya dengan para pendidik di sekolah tersebut. Selanjutnya penulis

melaksanakan tugas pembelajaran disertai dengan pengembangan perangkat

pembelajan dan penilaian.

Guru sebagai sebuah profesi dalam menjalankan tugasnya perlu

memperhatikan dan memahami aspek sosial budaya untuk memperlancar

kelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu, dalam pelekasanaan program ini di

sekolah sasaran dilakukan pula pemberdayaan orang tua siswa dalam rangka

peningkatan kualitas pembelajaran melalui komite sekolah serta melibatkan

potensi masyarakat sekitar sekolah dengan kegiatan sekolah atau sebaliknya.

2.3 Hasil

Pelaksanaan program JARTI meliputi kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas

dari berbagai aspek pendidikan. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai review

hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh penulis selama melaksanakan masa tugas

di sekolah sasaran antara lain sebagai berikut.

2.3.1 Review Hasil Kegiatan dalam Bidang Pendidikan:

Dalam bidang kependidikan, peserta JARTI melakukan perencanaan dan

persiapan sebelum melaksanakan program kerja bidang kependidikan. Persiapan

yang dilakukan berupa konsultasi dengan kepala sekolah dan beberapa guru di

SMP Negeri 1 Togean. Berikut review hasil kegiatan bidang pendidikan yang

pada intinya adalah bertujuan agar peserta JARTI dapat dengan aktif

mengembangkan perangkat pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran di

7
sekolah tempat tugas. Program kerja bidang pendidikan yang dilaksanakan di

SMP Negeri 1 Togean yaitu:

1. Melaksanakan Tugas Mengajar


Penulis mendapatkan tugas mengajar pada tahun ajaran 2018/2019 dari

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Togean dalam hal ini untuk mengganti

guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sedang

melakukan PPG dalam jabatan. Adapun jadwal mata pelajaran IPA ini

dilakukan tatap muka sebanyak 30 jam dalam 6 hari selama semester

ganjil. Tugas mengajar dilaksanakan setiap hari dalam hari efektif

belajar.

2. Menyusun Perangkat Pembelajaran

Menyusun perangkat pembelajaran merupakan hal penting yang harus

seorang guru siapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Begitu pula

ketika bertugas pertama kali di daerah sasaran adalah merancang dan

menyusun perangkat pembelajaran. Kurikulum yang digunakan adalah

Kurikulum K13. Tugas mengajar yang diberikan oleh kepala sekolah

adalah sebagai guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

dengan total jam mengajar adalah 30 jam/minggu. Dalam pengerjaannya

berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kepala sekolah untuk memperoleh

data-data yang diperlukan. Adapun yang hal yang dirancang dan disusun

dalam perangkat pembelajaran adalah kalender akademik, rincian

minggu efektif, program tahunan, program semester, pemetaan

kompetensi, dan kriteria ketuntasan minimal.

8
3. Menyusun Bahan Ajar
Tujuan disusunnya bahan ajar adalah untuk kesesuaian materi yang kita

ajarkan berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Dalam

menentukan bahan ajar atau materi apa saja yang akan disampaikan kita

lihat dalam SK, KD/KI, dan Indikator pencapaian pembelajaran. Penulis

menggunakan buku pegangan guru dan sebagai pendukung melalui

media buku elektronik. Bahan ajar disesuaikan dengan tingkat

pemahaman siswa agar lebih mudah dipahami.

4. Menyusun Alat dan Media Pembelajaran


Kegiatan belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari penggunaan alat

dan media pembelajaran. Semua itu gunannya adalah untuk membuat

belajar mengajar di kelas lebih efektif, efisien dan untuk siswa lebih

memahami serta aktif dalam kegiatan belajar. Disamping itu, kegiatan

pembelajaran juga dilaksanakan di luar kelas memanfaatkan lingkungan

sekitar yang tentunya sangat berkaitan erat dengan pembelajaran IPA

agar lebih kontekstual. Penyusunan alat dan media pembelajaran ada

yang dibuat sesuai materi yang diajarkan.

5. Menyusun Perangkat Evaluasi


Penyusunan perangkat evaluasi berfungsi untuk mengukur sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan.

Kemudian alat evaluasi ini dijadikan tolak ukur kelulusan siswa dalam

suatu materi pelajaran. Adapun perangkat evaluasi yang penulis buat

yaitu soal-soal tes serta format-format penilaian diantaranya format

9
penilaian tugas pekerjaan rumah (PR) dan tugas individu, format

penilaian tugas-tugas kelompok, format penilaian sikap, dan format

pengolahan nilai akhir. Dengan adanya format-format tersebut penulis

dapat mengevaluasi dari semua aspek.

6. Pelaksanaan Class Meeting

Melihat keaktifan siswa yang sangat kurang setelah pelaksanaan ujian

tengah semester, maka dilaksanakan kegiatan class meeting. Yang

bertujuan untuk melihat bakat-bakat siswa yang dimiliki, menumbuhkan

jiwa sportifitas, serta menumbuhkan keakraban antar siswa. Adapun

kegiatan yang dilakukan meliputi dua bidang yaitu bidang olahraga dan

seni.

7. Melakukan Pendampingan dan Pengawasan Terhadap Kebersihan


Kelas dan Lingkungan Sekolah
Penyadaran akan lingkungan sekolah yang bersih dan indah pada diri

siswa sangat penting. Lingkungan sekolah yang bersih dan indah

diciptakan agar tercipta suasana nyaman dalam belajar. Bukan hanya

siswa saja yang perlu menjaga kebersihan sekolah tetapi semua warga

sekolah termasuk dewan guru. Setiap hari siswa diingatkan untuk selalu

menjaga kebersihan. Pada pagi hari ketika mereka sampai di sekolah

diharuskan untuk memungut sampah yang berserakan di halaman

sekolah. Kegiatan kerja bakti di lingkungan sekolah yang diadakan setiap

hari sabtu dari jam 07.30 – 08.10 WITA. Selain itu diadakannya juga

10
program-program kebersihan baik dari sekolah maupun dari Dinas

Pendidikan menjadikan penyadaran lingkungan sekolah lebih efektif.

2.4 Kendala

Kendala-kendala yang dihadapi di daerah sasaran selama penulis berada di

daerah penempatan adalah sebagai berikut:

2.4.1 Dalam Bidang Pendidikan:

a. Berikut ini berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kepribadian

siswa secara umum, diantaranya:

1. Kesadaran tentang pentingnya sekolah masih rendah.

Tidak banyak siswa yang menyadari bahwa sekolah merupakan bekal

yang sangat penting bagi kehidupan mereka di masa mendatang seperti

keinginan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi masih

rendah terutama untuk siswa perempuan. Hal ini dikarenakan keterbatasan

ekonomi yang membuat para orang tua menjadi patah semangat untuk

melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi disamping

karena akses jalan yang jauh dan susah menuju ke sekolah turut menjadi

penyebab.

2. Penggunaan bahasa daerah di lingkungan sekolah

Masih terdapat beberapa siswa di pedesaan masih menggunakan bahasa

daerah dalam percakapan sehari-hari bahkan dalam lingkungan sekolah. Hal

ini menyulitkan guru dalam menyampaikan materi ajar. Selain karena guru

tidak mengerti bahasa daerah mereka, guru juga kesulitan mencari padanan

kata yang disesuaikan dengan bahasa setempat.

11
3. Kurangnya kedisiplinan siswa di sekolah

Kurangnya kedisiplinan siswa di sekolah dapat dilihat dari beberapa

siswa ada yang sering datang terlambat ke sekolah, dan pakaian yang

digunakan siswa. Mereka jarang berpakaian rapih sesuai aturan sekolah. Baju

sering dikeluarkan dan masih terdapat beberapa siswa laki-laki dengan

panjang rambut melebihi panjang rambut yang diizinkan di sekolah.

4. Kurangnya kesadaran tentang kebersihan lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat sangat mendukung kenyamanan

dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, masih banyak siswa yang membuang

sampah sembarangan, dan ketika melihat sampah yang berserakan mereka

tidak berinisiatif untuk memumngutnya kecuali ada perintah dari guru.

b. Masalah sekolah :

1. Jam belajar setiap mata pelajaran tidak menentu

Kegiatan belajar mengajar di SDN Taningkola dimulai tidak tepat

waktu. Meskipun siswa datang pukul 07.00 dan kegiatan belajar yang

seharusnya dimulai pukul 07.30 tetapi seringkali guru baru datang pukul

08.00 atau 08.30 sehingga kegiatan belajar mengajar dimulai terlambat,

dalam hal ini juga di sebabkan oleh situasi dan kondisi guru ketika akan

berangkat ke sekolah.

12
2. Sarana dan prasarana sekolah

Gedung Sekolah SDN Taningkola sudah memadai, akan tetapi masih

terdapat beberapa kelengkapan mengajar serta media-media

pembelajaran yang masih kurang, dalam hal ini untuk mata pelajaran IPA

misalnya alat-alat praktek yang bisa digunakan siswa untuk lebih

memahami isi materi. Kemudian di SMP Negeri 1 Togean juga belum

memiliki fasilitas laboratorium yang memadai yang bisa digunakan siswa

untuk melakukan praktek agar lebih mendalami materi.

2.4.2 Dalam Bidang Kemasyarkatan:

a. Kualitas Sumber Daya Manusia yang masih rendah dan cara berpikir

masyarakat yang belum maju.

b. Banyak anak-anak yang putus sekolah yang merupakan salah satu faktor

munculnya kenakalan remaja.

2.5 Solusi yang di Tempuh

Setiap permasalahan memilki solusi alternatif yang dapat ditempuh untuk

memecahkan beberapa masalah tersebut:

2.5.1 Dalam Bidang Pendidikan:

a. Merancang materi ajar sendiri untuk mengatasi minimnya bahan ajar.

b. Memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya kebersihan

keindahan lingkungan sekolah.

13
c. Memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya menjaga

kesehatan tubuh dan bahaya akan makanan yang mengandung banyak

zat-zat kimia.

d. Menggunakan metode dan model pembelajaran yang bervariatif untuk

menarik minat belajar siswa.

e. Memanfaatkan media realita sehingga memudahkan siswa untuk

memahami pembelajaran.

f. Selalu memberikan motivasi-motivasi kepada siswa baik itu melalui

pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain.

g. Pemerintah mengirimkan sarana dan prasarana yang memadai untuk

mendukung fasilitas sekolah

h. Memberikan pemahaman dan penyuluhan pada guru mengenai

pembuatan perangkat pembelajaran.

i. Memberikan pemahaman tentang pentingnya rasa nasionalisme dan

cinta tanah air.

2.5.2 Dalam bidang kemasyarakatan:

a. Memberi pengertian akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak.

b. Mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa dari hasil bertani serta

berladang mereka akan jadi lebih tinggi kualitasnya ketika kita

memiliki ilmu kewirausahaan.

c. Memberi pengertian pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa

pemersatu bangsa.

14
d. Memberikan pelatihan memanfaatkan barang-barang bekas kepada

masyarakat.

 Nilai-Nilai Positif Yang Dapat Dipetik (Leason Learn)

Ada beberapa nilai positif yang dapat dipetik dalam melaksanakan

program JARTI, sebagai berikut:

1. Mendapatkan pengalaman berharga yang tidak bisa diungkapkan

dengan kata-kata dan tidak bisa dibayar dengan apapun.

2. Menambah saudara baru dan keluarga baru.

3. Melatih kemandirian

4. Selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak didik

disini.

5. Lebih bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan, belajar

mensyukuri setiap kejadian yang Allah berikan dengan hidup

sederhana di desa.

6. Kasih sayang yang tulus dari murid-murid sehingga timbul rasa

senang bersama mereka.

7. Kedatangan kita yang disambut dengan sangat baik oleh masyarakat

karena dianggap bisa membawa perubahan terhadap dunia pendidikan

dan masyarakat sekitar.

8. Peduli terhadap orang lain, karena jika hidup sendirian sulit untuk

bertahan hidup.

15
9. Sadar ternyata masih banyak orang-orang yang hidup di bawah garis

kemiskinan tetapi masih bisa bersyukur.

10. Belajar untuk tidak mengeluh dengan semua keterbatasan di daerah.

11. Bermanfaat bagi orang lain

12. Hubungan kekeluargaan yang sangat erat

13. Belajar memahami arti perjuangan hidup

14. Lebih menghargai sesuatu yang diperoleh.

15. Dapat menjalankan kehidupan dengan keikhlasan

16
BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1 Simpulan

Program Pengajar Pengganti (JARTI) ini merupakan program untuk mengisi

kekosongan guru di daerah khusus. Guru yang digantikan adalah guru yang

mengikuti Program Pembekalan Guru Daerah Khusus (PGDK) serta dilanjutkan

dengan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan selama 3 (tiga)

bulan. Keberhasilan pelaksanaan Program Pengganti ini sebagai bagian dari

rangkaian Program Pembekalan Guru Daerah Khusus, ditentukan oleh

kesungguhan semua pihak dalam melaksanakan program ini.

Program ini telah berjalan kurang lebih selama tiga bulan dan selama itu pula

terlihat bahwa daerah yang dijadikan program ini ternyata memang membutuhkan

tenaga pendidik yang professional, yang ingin mendidik dengan ikhlas, sabar, dan

tanpa pamrih. Oleh karena itu program peningkatan keprofesionalan guru di

sekolah sasaran yang masuk daerah khusus perlu dilanjutkan. Selain itu masih

banyak hal yang perlu diperhatikan dari daerah 3T untuk bidang kependidikan,

selain peningkatan kualitas dan kuantitas pendidik di daerah tersebut, antara lain

hal-hal mengenai sarana dan prasarana, serta kesadaran tinggi akan pentingnya

pendidikan bagi masa depan agar mampu menciptakan generasi daerah yang lebih

baik lagi juga peru mendapat perhatian.

17
3.2 Rekomendasi

1. Program JARTI sebaiknya terus dilanjutkan atau tetap diadakan program

yang serupa mengingat pelaksanaan Program Pembekalan Guru Daerah

Khusus (PGDK) dan Pendidikan Profesi Guru (PPG) sangat dibutuhkan

oleh para pendidik utamanya yang berada di daerah khusus dalam rangka

meningkatkan keprofesionalannya yang memberikan manfaat yang besar

bagi pendidikan.

2. Pemerintah melalui Dinas Pendidikan lebih teliti dan bijak dalam

mendata sekolah-sekolah yang membutuhkan tenaga pendidik, sehingga

penyebarannya adil dan merata.

3. Pemerintah sepatutnya memperhatikan kebutuhan fasilitas sekolah di

daerah terpencil yang sangat mendesak seperti ruang belajar dan bahan

ajar.

18
LAMPIRAN

Lampiran 1: Jadwal Pelajaran SMP Negeri 1 Togean

19
Lampiran 2: Daftar Hadir Hadir Guru Pengajar Pengganti SMP Negeri 1 Togean

20
21
Lampiran 3: Dokumentasi

22
23
24
25
26
Lampiran 4:

Profil Guru Pengganti (JARTI)

Data Pribadi

Nama : Alifa Hidayah Tunisa, S.Pd

Tempat, Tanggal Lahir : Gorontalo, 08 November 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Cumi-Cumi, Kelurahan Muara Toba, Kecamatan


Ratolindo

Telp/Hp : 085241268565

Latar Belakang Pendidikan

1. Sekolah Dasar Negeri 9 Ampana Kota pada tahun ajaran 2001/2002 dari lulus

pada tahun 2007.

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Ampana Kota pada tahun ajaran

2007/2008 dan lulus pada tahun 2010.

3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ampana Kota pada tahun 2010/2011 dan

lulus pada tahun 2013.

4. Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Jurusan Biologi Prodi Pendidikan

Biologi pada tahun ajaran 2013/2014 dan lulus pada tahun 2017.

27

Anda mungkin juga menyukai