Anda di halaman 1dari 9

BAHAN AJAR

Sekolah : SMK
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pokok : Menghormati dan menyayangi orang tua dan guru
Alokasi Waktu : 2 x 3 Jam Pelajaran

A.A.Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cermin
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.6 Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai kewajiban
agama
2.6 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai
implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait
3.6 Menganalisis perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru
4.6 Menyajikan kaitan antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan patuh
kepada orangtua dan guru sesuai dengan Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1.6.1 Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai kewajiban
agama
2.6.1 Menunjukkan contoh prilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang
tua dan guru sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis
terkait
2.6.2 Menampilkan prilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait
3.6.1 Menganalisis makna Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait
3.6.2 Menelaah pentingnya menghormati dan menyayangi orang tua dan guru
3.6.3 Memerinci cara berbakti kepada orang tua dan guru
4.6.1 Membuat skenario drama singkat yang ada kaitan antara ketauhidan dalam
beribadah dengan hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sesuai dengan Q.S.
al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait.
4.6.2 Memainkan drama tentang hormat dan patuh kepada orangtua dan guru

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik mampu:


a. Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai kewajiban
agama
b. Menampilkan contoh prilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait dengan baik.
c. Menampilkan prilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait dengan
baik
d. Menganalisis makna Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait dengan benar.
e. Menelaah pentingnya menghormati dan menyayangi orang tua dan guru dengan baik
f. Memerinci cara berbakti kepada orang tua dan guru dengan baik
g. Membuat skenario drama singkat yang ada kaitan antara ketauhidan dalam beribadah
dengan hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sesuai dengan Q.S. al-Isra’/17: 23
dan Hadis terkait dengan baik
h. Memainkan drama tentang hormat dan patuh kepada orangtua dan guru dengan baik

E. Petunjuk Belajar
Persiapan
1) Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.
2) Memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
3) Menyapa peserta didik dengan memperkenalkan diri kepada peserta didik.
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pelaksanaan
1) Peserta didik duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah disepakati.
2) Peserta didik mencermati dan menganalisis teks yang ada di dalam bahan ajar.
3) Peserta didik memberi komentar terhadap hasil pengamatannya pada uraian tersebut.
4) Peserta didik menyimak dan mencermati tayangan slide tentang hormat dan patuh
kepada orangtua dan guru
5) Peserta didik mendiskusikan perilaku terpuji yang dapat diterapkan sebagai
penghayatan dan pengamalan terhadap materi hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru.
6) Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompok tentang perilaku terpuji yang
dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan terhadap materi hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru.
7) Peserta didik membuat skenario drama singkat tentang hormat dan patuh kepada
orangtua dan guru
8) Peserta didik memainkan drama tentang hormat dan patuh kepada orangtua dan guru

F. Materi Pembelajaran

1. Menganalisis Q.S. Al-Isra :23 dan hadits terkait

ٍّ ُ ‫سانًا ۚ إِ اما يَ ْبلُغ اَن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر أ َ َحدُ ُه َما أ َ ْو ِك ََل ُه َما فَ ََل تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬
‫ف‬ َ ْ‫ض ٰى َربُّكَ أ َ اَّل ت َ ْعبُدُوا إِ اَّل إِيااهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن إِح‬ َ َ‫َوق‬
‫َو ََّل ت َ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًَّل َك ِري ًما‬
Artinya :

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Q.S. Al-Isra’: 23)
2. Pentingnya menghormati dan menyayangi orang tua dan guru
Pentingnya hormat dan patuh
kepada orang tua, termasuk guru sangatlah
ditekankan dalam Islam. Banyak sekali ayat
di dalam al-Qur’an yang menyatakan
bahwa segenap mukmin harus berbuat baik
dan menghormati orang tua. Selain
menyeru untuk beribadah kepada Allah
Swt. semata dan tidak menyekutukan-Nya
dengan apa pun, al-Qur’an juga
menegaskan kepada umat Islam untuk
hormat dan patuh kepada kedua orang
tuanya. Muslim yang baik tentu memiliki
kewajiban untuk berbakti kepada orang tua,
baik ibu maupun ayah. Agama Islam
mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai
anak untuk berbakti dan taat kepada ibu dan
ayah. Taat dan berbakti kepada kedua orang
tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa
Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia untuk menghormati orang tua.
Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain pada Surah Al-Isra' yang
artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya,
dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap
keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah
keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”(Q.S.al-
Isra’/17:23-24)
Pentingnya Hormat dan Patuh kepada Orang Tua Seorang anak selayaknya meminta
doa restu dari kedua orang tuanya pada setiap keinginan dan kegiatannya, hal itu karena restu
Allah Swt. disebabkan restu orang tua. Anak yang berbakti kepada orang tua doanya akan
lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt. Apalagi seorang anak akan melakukan atau
menginginkan sesuatu. misalnya mencari ilmu, mencari pekerjaan, dan lain lain, yang paling
penting adalah meminta restu kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis disebutkan: Artinya:
“Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada kemurkaan orang
tua.” (HR. Baihaqi) Dalam hadis lain : “Aku bertanya kepada Nabi saw., “Amalan apakah
yang paling dicintai oleh Allah Swt.?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku
berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku berkata,
“Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
Banyak dari kita yang tidak menyadari sebenarnya ada bermacam rutinitas orang tua,
terutamanya Ibu kita yang sebenarnya cukup melelahkan, namun atas dasar tanggung jawab
sebagai orang tua, tidak menjadikan mereka berkeluh kesah terhadap perkara-perkara
rutinitas dalam keseharian itu. Maka wajib bagi kita selaku anak untuk membantu
meringankan beban orang tua tersebut, seperti halnya membantu menyapu halaman,
mengepel lantai, mencuci piring, membersihkan rumah dan pekerjaan-pekerjaan lainnnya.
Meskipun mungkin kita tidak setiap saat membantu mereka dalam meringankan pekerjaan-
pekerjaan tersebut, tapi niscaya hal itu akan membuat orang tua kita merasa bahagia.
Kita selayaknya berlaku lemah lembut dalam bertutur kata saat berbicara dengan
orang tua kita, jagalah setiap tutur kata kita, jauhilah ucapan-ucapan bernada tinggi, apalagi
dengan kata-kata kasar. Kepada pimpinan saja kita bisa berusaha santun (meskipun
kadangkala hanya basa-basi), seharusnya kita juga dapat bertutur lemah lembut terhadap
orang tua kita. Kadangkala kita melihat seorang anak yang berkata kepada orang tuanya
dengan cara berteriak-teriak, hal tersebut dapat melukai perasaan orang tuanya, dan laknat
Allah Swt. akan mendekatinya, Jika orang tua memerintahkan suatu hal yang dapat kita
jalankan, maka janganlah menolak atau menunda-nunda jika memang kita tidak memiliki
halangan dalam perkara tersebut. Orang tua telah memelihara dan melayani kita sejak kita
lahir, sejak masih bayi hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Sangat
tidak pantas ketika tiba saatnya orang tua kita minta tolong kepada kita untuk melakukan
suatu perkara yang sanggup kita kerjakan, namun kita masih mencari-cari alasan untuk
mengelak dari perintah tersebut.
Kaitan dengan pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, perlu ditegaskan
kembali, bahwa berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain), tidak hanya sekadar
berbuat ihsan (baik) saja. Akan tetapi, birrul walidain memiliki ‘bakti’. Bakti itu pun
bukanlah merupakan balasan yang setara jika dibandingkan dengan kebaikan yang telah
diberikan orang tua. Namun setidaknya, berbakti sudah dapat menggolongkan pelakunya
sebagai orang yang bersyukur. Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul walidain, yaitu
berbuat baik kepada kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai
hal yang menggembirakan mereka, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.” Tentu
saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan guru bukanlah tanpa alasan.
Penjelasan di atas merupakan alasan betapa pentingnya kita berbakti kepada kedua orang tua
dan guru. Kita telah membahas arti pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, Adapun
hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru, antara lain seperti
berikut.
a. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan yang paling utama. Apabila
kedua orang tua kita ridha atas apa yang kita perbuat, Allah Swt. pun ridha.
b. Berbakti kepada orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami, yaitu
dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
c. Berbakti kepada kedua kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur.
d. Berbakti kepada kedua orang tua dapat memasukkan kita ke jannah (surga) oleh Allah
Swt.

3. Cara berbakti pada orang tua dan guru

Kisah Seorang Wanita yang


Berbakti kepada Ibunya

Yahya bin Katsir


menceritakan, “Suatu ketika Abu
Musa Al-Asy’ari dan Abu Amir
radhiyallahu ‘anhuma datang
menemui Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk berbaiat
kepada beliau dan masuk Islam.
Ketika itu, beliau bertanya, ‘Apa
yang kamu lakukan terhadap istrimu
yang kamu tuduh ini dan itu?’
Keduanya menjawab, ‘Kami
tinggalkan dia bersama keluarganya.’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Sesungguhnya mereka telah diampuni.’
‘Mengapa wahai Rasulullah?’ tanya mereka. Beliau menjawab, ‘Karena dia telah
berbuat baik kepada ibunya.’ Kemudian beliau melanjutkan, ‘Dia memiliki ibu yang sangat
tua. Suatu ketika ada orang yang berseru, ‘Hai, ada musuh yang hendak memporak-
porandakan kalian!’ Lalu ia menggendong ibunya yang telah tua itu. Bila kelelahan, ia
turunkan ibunya kemudian ia gendong ibunya di depan. Ia taruh telapak kaki ibunya di atas
telapak kakinya agar ibunya tidak terkena panas. Begitu seterusnya hingga akhirnya mereka
selamat dari sergapan musuh.’”
Renungkanlah, bila kita simak kisah di atas lebih mendalam, kita akan mengetahui
bahwa berbakti kepada orang tua—terutama ibu—menjadi sebab kebahagiaan seseorang di
dunia dan di akhirat. Maka selayaknya kita berusaha agar bisa meraih kebahagiaan itu selagi
orang tua kita masih hidup. Kemudian bandingkanlah keadaan di zaman kita dengan kisah di
atas. Alangkah jauh perbedaannya! Apakah yang memberatkan kita untuk berbakti
kepadanya sebagaimana yang telah dilakukan oleh salafush shalih? Apa yang menghalangi
kita untuk berbakti kepadanya jika hal tersebut akan membuat kita bahagia dan menjadi
orang yang kaya pahala dan tenteram hatinya?
Cara berbakti kepada orang tua

Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sebuah kewajiban yang
sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang amal-
amal saleh yang paling tinggi dan mulia,
“Shalat tepat pada waktunya … berbuat baik kepada kedua orang tua … jihad di jalan
Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Diantara cara berbakti kepada orang tua adalah:

Cara Berbakti kepada Guru

Banyak cara yang dapat dilakukan seorang


siswa dalam rangka berakhlak terhadap guru,
di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menghormati dan memuliakannya,
mengikuti nasihatnya.
2. Mengamalkan ilmunya dan
membagikannya kepada orang lain.
3. Tidak melawan, menipu, dan
membuka rahasia guru.
4. Memuliakan keluarga dan sahabat
karib guru.
5. Murid harus mengikuti sifat guru yang dikenal baik akhlak, tinggi ilmu dan keahlian,
berwibawa, santun dan penyayang.
6. Murid harus mengagungkan gurau dan meyakini kesempurnaan ilmunya. Orang yang
berhasil hingga menjadi ilmuwan besar, sama sekali tidak boleh berhenti menghormati
guru.
7. Menghormati dan selalu mengenangnya, meskipun sudah wafat.
8. Bersikap sabar terhadap perlakuan kasar atau akhlak buruk guru. Hendaknya berusaha
untuk memaafkan perlakuan kasar, turut mendoakan keselamatan guru.
9. Menunjukkan rasa berterima kasih terhadap ajaran guru. Melalui itulah ia mengetahui
apa yang harus dilakukan dan dihindari.
10. Sopan ketika berhadapan dengan guru, misalnya; duduk dengan tawadu, tenang, diam,
posisi duduk sedapat mungkin berhadapan dengan guru, menyimak perkataan guru
sehingga tidak membuat guru mengulangi perkataan.
11. Tidak dibenarkan berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas, terutama saat guru
berbicara kepadanya.
12. Berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah lembut.

G. Sumber Belajar

Tafsir Al-Qur’an dan kitab hadis, Buku PAI dan Budi Pekerti pegangan siswa SMA kelas X,
Buku lain yang memadai

Anda mungkin juga menyukai