SANITASI INDUSTRI
OLEH :
NIM : J1A117063
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB IV
4.1 HASIL
No Pertanyaan STS TS E S SS
1 Memiliki celemek, putup kepala dan √
masker akan menganggu pada saat bekerja
2 Mencuci tangan sebelum bekerja harus √
menggunakan sabun
3 Makanan yang sudah matang, tidak perlu √
ditutup karena masih dalam kondisi panas
4 Meludah di sembarang tempat sebaiknya √
tidak dilakukan oleh seorang penjamah
makanan
5 Saat mencicipi makanan sebaiknya √
menggunakan sendok khusus
6 Pada saat mengolah makanan tidak boleh √
berbicara dan merokok
7 Membersihkan tempat kerja tidak perlu √
dilakukan setiap hari karena akan
digunakan kembali
8 Kuku tangan pengolah harus pendek dan √
bersih agar tidak mengkontaminasi
makanan
9 Peralatan dan bahan makanan harus dicuci √
dengan air mengalir
10 Bahan baku dan bahan jadi dapat disimpan √
dalam lemari pendingin yang sama
Keterangan:
TS = Tidak Setuju
E = Entahlah
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Tabel 2 Hasil Wawancara Yang Diterapkan Pekerja Mama Nisa
4.2 Pembahasan
berpengaruh lagsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya awet
produk serta nama baik atau citra perusahaan. Sanitai juga menjadi salah satu
tolak ukur teratas dalam menilai keberhasilan perusahaan yang menangani produk
bersih terhadap benda termasuk manusia yang akan kontak langsung dan tidak
sanitasi dan higiene. Selain itu untuk meningkatkan kualitas produksi yang baik
dan higiene.
orang yang secara langsung menangani makanan baik yang dikemas maupun
Sanitasi dan higieni pekerja perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan karena
sanitasi dan hygiene pekerja adalah hal yang mutlak.Sanitasi pekerja meliputi
perlengkapan yang digunakan oleh pekerja (Hariadi dan Dewanti, 2009). Sanitasi
pekerja juga ditetapkan oleh UU No.7 tahun 1996 yang menyatakan bahwa orang
perseorangan yang menangani secara langsung dan atau secara langsung berada
kesehatan yang baik .Untuk itu disarankan pekerja melakukan tes kesehatan,
terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat kesehatan
sehat, tidak mengidap penyakit menular seperti tifus, kolera dan tuberkolosa.
Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan.Terdapat kelompok
penderita penyakit yang tidak boleh dilibatkan dalam penanganan makanan, yaitu
Ketiga jenis penyakit ini dapat dipindahkan kepada orang lain melalui makanan
banyak Staphylococcus. Demikian halnya juuga dengan bisul dan luka bernanah
merupakan sumber yang potensial (Antara, 2012). Untuk itu pekerja yang
memiliki luka pada tubuhnya harus menutup luka tersebut dengan pelindung yang
kedap air, misalnya plester, sarung tangan plastic atau karet, untuk menjamin
pada makanan.
mengenakan pakaian kerja dan tutup kepala yang bersih. Berikut hal yang
1. Pakaian kerja yang bersih akan menjamin sanitasi dan hygiene pengolahan
makanan karena tidak terdapat debu atau kotoran yang melekat pada
makanan.
2. Pakaian yang bersih akan lebih menyadarkan para pekerja akan pentingnya
3. Jika pekerja mengenakan pakaian yang bersih, maka pelanggan akan yakin
Pekerja harus mandi tiap hari. Penggunaan make-up dan deodoran yang
berlebihan harus dihindari. Kuku pekerja harus bersih, dipotong pendek dan
yang digunakan pekerja harus bersih dan tidak boleh dijadikan lap tangan.Pekerja
harus memakai sepatu yang memadai dan dalam keadaan bersih.Rambut pekerja
kerapiannya.Akan lebih baik jika kumis atau jenggot tersebut dicukur bersih
(Purnawijayanti, 2001).
Sanitasi dan hygiene pekerja juga perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan
program sanitasi dan hygiene pekerja adalah hal yang mutlak.Sanitasi pekerja
pekerja,
Uji sanitasi pekerja dapat dilakukan dengan uji kebersihan tangan dan uji
sebelum dicuci, tangan setelah dicuci dengan air, tangan setelah dicuci dengan air
sabun dan dibilas, serta tangan dicuci dengan sabun antiseptic dan dibilas.
Sedangkan uji kontaminasi rambut akan dilakukan terhadap rambut yang baru
sampai 100 mikroorganisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya
(Fardiaz, 1989).
bakteri tetapi kalau dicampur dengan heksa kloroform daya bunuhnya menjadi
penangan (pekerja) pangan. Organisme bahaya ada dalam maupun pada tubuh
pekerja dapat berkembang sampai pada jumlah yang cukup untuk menginfeksi,
memberikan kondisi yang baik, dan kontak dengan makanan atau permukaan
Setiap perusahaan atau pekerja yang menyadari bahwa nama baik harus
menempatkan penekanan yang memadai pada hygiene makanan untuk melindungi
reputasinya dan kesehatan pelanggannya. Sangat disadari bahwa pengelolaan
usaha pada sisi komersial lebih mudah dibandingkan dengan pengelolaan orang di
dalam suatu usaha. Namun demikian di bawah ini akan dijelaskan kebutuhan
dasar dari standar hygiene personal/pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. Dan Jenie B. S.L. 1989. Uji Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU
Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
Fransiska, S.C., Diah,P.N., Endhah, D.L., Ikan, F.U. 2014. Laporan Praktikum
Sanitasi Industri Pangan Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan.
Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Universitas Sahid. Jakarta.
Hariadi,P dan Dewayanti, R.H. 2009. Memproduksi Pangan Yang Aman. PT.Dian
Rakyat.
Jenie, B.S.L.1989. sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi.
IPB.Bogor.
Mustianah dan Wahyuni. 2006. Studi Proses Pembekuan Paha Kodok Dengan
Metode Air Blast Freezer Di PT. Surya Alam Tunggal Torpodo Sidoarjo.
Unair. Surabaya.