Anda di halaman 1dari 1

Modeling merupakan teknik dalam layanan konseling kelompok yang dilakukan melalui observasi

dengan menambahkan atau mengurangi tingkah laku yang teramati, menggeneralisir berbagai
pengamatan sekaligus, serta melibatkan proses kognitif. Adapun langkah-langkah yang
digunakan yaitu dengan cara memberikan penjelasan atau uraian singkat tentang tujuan,
prosedur dan komponen-komponen yang akan di gunakan dalam proses konseling. Konselor juga
memberikan contoh berupa model yang disajikan dalam bentuk film atau video. Selanjutnya,
konselor memberikan pekerjaan rumah kepada klien (konseli) yang harus di jawab, pertanyaan
meliputi siapa yang di tokohkan dalam film, apa yang membuat konseli mengidolakan tokoh
yanga ada dalam film tersebut dan sebagainya. Langkah terakhir, konselor bersama konseli
mengevaluasi apa saja yang telah di lakukan, serta kemajuan apa saja yang telah di rasakan klien
selama proses konseling. Selain itu, konselor juga harus memberikan motivasi untuk terus
mencoba dan mempraktikan apa yang telah di dapat.

Sebelum melaksanakan konseling Kelompok, siswa memperkenalkan semua anggota kelompok


terlebih dahulu agar suasana lebih akrab antara konselor dengan Siswa, selanjutnya
menyampaikan tujuan kegiatan yang akan dilaksananakan dan memberikan permainan untuk
mengalihkan perhatian sebelum fokus ke penyampaian materi. Materi yang kami gunakan
bertemakan “Percaya Diri” yang didalamnya terkandung motivasi-motivasi seputar kepercayaan
diri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses modeling berhasil yaitu :

1. Attention. Perlu adanya perhatian yang dipersiapkan lebih dulu, jika model kurang
menarik perhatian, tidak disukai , atau klien/individu sedang mengantuk, lapar dan tidak
nyaman, proses modeling terganggu karena lemahnya perhatian

2. Retention. Kita perlu menyimpan informasi dalam ingatan dengan lebih dulu
memberikan tanda dalam bentuk gambar atau bahasa sebagai bagian perilaku kita.

3. Reproduction. Kemampuan mengingat kembali dan memanggil materi ingatan dari dan
menterjemahkannya dalam perilaku yang nyata. Dimulai dengan membayangkan
perilaku model yang kita lakukan sendiri dalam bayangan kita yang kemudian akan
membantu kita menerapkannya dalam perilaku nyata.

4. Motivation. Dorongan dari dalam individu dapat dipengaruhi oleh reinforcement yang
dulu pernah diperoleh setelah melakukan perilaku tertentu (past reinforcement),
reinforcement yang dijanjikan misal insentif (promised reinforcements) dalam bayangan
kita dan karena melihat dan mengingat reinforce yang telah diterima model (vicarious
reinforcement). Menurut Bandura, punishment tidak bekerja dengan baik dan seefektif
reward dalam modeling ini (Sadmoko:2010).

Anda mungkin juga menyukai