Anda di halaman 1dari 14

METODE PEMBELAJARAN KLINIK

“MODELLING”
1. Pengertian Modelling

Modeling sebagai proses belajar melalui observasi


dimana tingkah laku dari seorang individu atau
kelompok, sebagai model, berperan sebagai
rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-sikap, atau
tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain
yang mengobservasi model yang ditampilkan (Perry
dan Furukawa dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996) .
Pemodelan dalam pembelajaran merupakan
fase pertama dalam upaya meningkatkan
keterampilan calon guru selain fase diskusi,
fase pengayaan, dan fase pembelajaran
sebaya.
Hal ini menunjukkan bahwa fase pemodelan
memiliki peran yang sangat penting dalam
memberikan arahan bagi mahasiswa dalam
mengelola pembelajaran (Pasaoran dan
Liliasari (2010).
Modelling (pemodelan) merupakan bagian
dimana dosen menjadi model dalam
pembelajaran secara langsung dan
mahasiswa dapat mengamatinya yang pada
gilirannya akan meniru gaya mengajar dosen.
Dalam pemodelan, mahasiswa dapat
memperoleh dua hal sekaligus, yaitu materi
kuliah yang diajarkan dan cara mengelola
pembelajaran.
Melalui pemodelan diharapkan materi
kuliah akan lebih lama diingat (retensi)
daripada jika disampaikan secara
lisan melalui ceramah. Karenanya,
mengajarkan keterampilan proses,
pendekatan dan metode mengajar,
serta asesmen pada mahasiswa tidak
lagi diajarkan secara lisan, tetapi
dapat dilakukan melalui pemodelan.
2. Tujuan Modelling
a. Untuk perolehan tingkah laku sosial yang lebih
adaptif.
b. Agar konseli bisa belajar sendiri menunjukkan
perbuatan yang dikehendaki tanpa harus belajar
lewat trial and error.
c. Membantu konseli untuk merespon hal- hal yang
baru
d. Melaksanakan respon- respon yang semula
terhambat/ terhalang
e. Mengurangi respon- respon yang tidak layak
3. Peranan Modelling
a. Sebagai Pamong Belajar
Pamong belajar berarti orientasi pembelajaran berpusat pada
peserta didik (learner centered), akan tetapi ini tidak berarti
bahwa di dalam penerapan proses pembelajaran sesuai
dengan segala keinginan peserta didik.
b. Sebagai Penyuluh
Sering dipakai pada kegiatan penyuluhan kesehatan,
pendidikan dan pertanian. Pada penyuluhan, penyuluh
berfungsi sebagai orang yang aktif memberikan informasi,
penjelasan kepada orang lain.
c. Sebagai Fasilitator
Fasilitator adalah orang yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik atau memfasilitasi mereka sehingga
mereka akan aktif mengarahkan diri sendiri.
d. Sebagai Tutor
Pembelajaran masyarakat melalui kegiatan
pendidikan luar sekolah, misalnya program Paket A,
B, dan C, dan dibimbing oleh seorang tutor.
Sebagai pendidik, maka tutor memiliki peranan dan
fungsi yang hampir bersamaan dengan peranan dan
fungsi pada pendidikan sekolah (formal).
Secara umum, tugas dan fungsi tutor adalah
merencanakan kegiatan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi
kegiatan pembelajaran.
4. Strategi & Pelaksanaannya Secara praktis
dalam Pembelajaran Di Perguruan Tinggi
 Modelling (pemodelan)
Modelling (pemodelan) merupakan bagian dimana dosen
menjadi model dalam pembelajaran secara langsung dan
mahasiswa dapat mengamatinya yang pada gilirannya akan
meniru gaya mengajar dosen.
Dalam pemodelan, mahasiswa dapat memperoleh dua hal
sekaligus, yaitu materi kuliah yang diajarkan dan cara
mengelola pembelajaran.
Melalui pemodelan diharapkan materi kuliah akan lebih lama
diingat (retensi) daripada jika disampaikan secara lisan melalui
ceramah. Karenanya, mengajarkan keterampilan proses,
pendekatan dan metode mengajar, serta asesmen pada
mahasiswa tidak lagi diajarkan secara lisan, tetapi dapat
dilakukan melalui pemodelan.
Untuk dapat melakukan modelling dengan baik, dosen
dapat melakukan memilih cara sebagai berikut:
a. Dosen menerapkan model atau metode pembelajaran
yang berbeda setiap pertemuan. Model atau metode ini
disesuaikan dengan karaketristik/kompetensi mata kuliah
dan karakteristik mahasiswa.
b. Melibatkan mahasiswa sebagai model dalam mata
kuliah Micro Teaching atau melalui perkuliahan yang
dikemas dalam bentuk peer teaching.
c. Dosen menunjukkan video pembelajaran tentang
penerapan model atau metode pembelajaran utamanya
untuk pembelajaran di luar kelas atau pembelajaran
dengan media yang tidak dapat diperoleh di dalam kelas.
Kegiatan seperti ini dapat dilakukan pada mata kuliah
seperti Strategi Belajar Mengajar atau Metodologi
Pembelajaran.
5. Keuntungan Modelling
a. Memberikan pengalaman belajar yang bisa
dicontoh oleh konseli
b. Menghapus hasil belajar yang tidak adaptif.
c. Memperoleh tingkah laku yang lebih efektif.
d. Mengatasi gangguan-gangguan keterampilan
sosial, gangguan reaksi emosional dan
pengendalian diri.
6. Hambatan Modelling
a. Keberhasilan teknik modeling tergantung persepsi
konseli terhadap model. Jika konseli tidak menaruh
kepercayaan pada model, maka konseli akan kurang
mencontoh tingkah laku model tersebut.
b. Jika model kurang bisa memerankan tingkah laku yang
diharapkan, maka tujuan tingkah laku yang didapat konseli
bisa jadi kurang tepat.
c. Bisa jadi konseli menganggap modeling ini sebagai
keputusan tingkah laku yang harus ia lakukan, sehingga
konseli akhirnya kurang begitu bisa mengadaptasi model
tersebut sesuai dengan gayanya sendiri.
Daftar Pustaka

 Manajemen Keperawatan: Aplikasi DalamKeperawatan Profesio
nal.
 Nursalam. 2002.Manajemen Keperawatan : Aplikasi DalamKepe
rawatan Profesional.
 Edisi Pertama. Jakarta : SalembaMedika.Nursalam, 2007.
 Edisi ke-2. Jakarta : SalembaMedika.Nursalam & Ferry E. 2008.
 Pendidikan Dalam Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
 Fandlan, Andi. (2010) Strategi Peningkatan Keterampilan Calon
Guru Dalam Menerapkan Pemenbelajaran Aktif Melalui MEI
(Modelling, Engaging, dan Integrating). Jurnal Kependidikan
Dasar, 1, 25-27
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai