Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PENCAPAIAN

SUCCESSFUL AGING PADA LANSIA WANITA DI DESA


KARANGTENGAH

RELATIONSHIP BETWEEN SELF WITH ACHIEVEMENT OF


SUCCESSFUL AGING IN ELDERLY WOMEN IN THE VILLAGE
KARANGTENGAH

Raras Anggun Atika Candra1 Eva Rahayu2 Made Sumarwati3


1
Mahasiswa, 2,3Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRAK
Kondisi fisik, psikologis dan sosial pada wanita lanjut usia di Indonesia menunjukkan kualitas
yang lebih rendah dibandingkan dengan pria lanjut usia. Harga diri memiliki pengaruh terhadap
kesejahteraan psikologis yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan penuaan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan positif antara harga diri dan keberhasilan penuaan yang
berhasil pada wanita lanjut usia di desa Karangtengah. Metode penelitian ini kuantitatif dengan
rancangan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian 142 wanita lanjut usia yang dipilih
dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Skala
Self-Esteem Rosenberg dan Skala Penuaan yang Berhasil. Analisis data menggunakan uji
Spearman. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang secara statistik sangat
kuat antara harga diri dan keberhasilan penuaan pada wanita lanjut usia di Desa Karangtengah (r =
0,866, p = 0,000). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan positif secara statistik
antara harga diri dan aspek keberhasilan penuaan, seperti fungsional (r = 0,660, p = 0,000),
kesejahteraan psikologis (r = 0,539 , p = 0.000), seleksi, optimasi dan kompensasi (r = 0,607, p =
0,000) serta kontrol primer dan sekunder (r = 0,705, p = 0,000). Harga diri yang tinggi dapat
meningkatkan pencapaian sukses penuaan pada wanita lanjut usia di Desa Karangtengah.

Kata kunci: harga diri, penuaan sukses, lansia

ABSTRACT
The changes in physical, psychological and social condition in the elderly can lead to the
emergence of feelings of worthlessness, helplessness and uselessness that may influence their self-
esteem. Physical, psychological and social condition in elderly women in Indonesia indicated a
lower quality compared with elderly men. Self-esteem has influence on psychological well-being
required to achieve successful aging. This research aimed to determine a positive relationship
between self-esteem and achievement of successful aging on elderly women in Karangtengah
village.This research was a quantitative research using cross sectional study design. The sample in
this research was 142 elderly women selected by using simple random sampling technique. Data
were collected using a questionnaire of Rosenberg Self-Esteem Scale and Successful Aging Scale.
Data analysis in this research used Spearman test. The result of correlation test indicated that there
was a statistically very strong positive relationship between self-esteem and achievement of
successful aging on elderly women in Karangtengah village (r=0.866, p=0.000). Furthermore, the
result of correlation test also indicated that there was a statistically positive relationship between
self-esteem and the aspects of successful aging, such as a functional well (r=0.660, p=0.000),
psychological well-being (r=0.539, p=0.000), selection, optimization and compensation (r=0.607,
p=0.000) as well as primary and secondary control (r=0.705, p=0.000). High self-esteem can
improve the achievement of successful aging on elderly women in Karangtengah village.

Keywords: Self-esteem, successful aging, elderly

15
16 Jurnal Kesmas Indonesia, Volume 8 No 2, Juli 2016, Hal 15-30

PENDAHULUAN fisik, mental maupun kesejahteraan


Jumlah penduduk lanjut usia sosial (Shu dan Chan,
(lansia) di Indonesia dari tahun ke 2002).Successful aging memiliki
tahun mengalami peningkatan. empat aspek yaitu fungsional yang
Berdasarkan data Badan Pusat baik, kesejahteraan psikologis,
Statistik (BPS) pada tahun 2013 seleksi, optimasi dan
jumlah penduduk lansia mencapai kompensasisertakontrol primer dan
20,04 juta jiwa atau sebesar 8,05% sekunder (Lawton dalam Weiner.,
dari total jumlah penduduk. Jumlah 2003).
tersebut meningkat dibandingkan Kesejahteraan psikologis
tahun 2010 yang hanya 18,1 juta jiwa merupakan salah satu aspek yang
atau sebesar 9,6% dari total jumlah penting dalam pencapaian successful
penduduk (Kementerian Koordinator aging. Hal tersebut dikarenakan,
Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2010). dengan terciptanya kesejahteraan
Peningkatan jumlah lansia psikologis dapat memberikan
seharusnya diimbangi dengan kebahagiaan dan kepuasan dalam
peningkatan kualitas hidup, sehingga menjalani kehidupan di masa tuanya
successful aging dapat tercapai di (Putri, 2013). Harga diri merupakan
masa tuanya. Akan tetapi salah satu aspek penting yang
kenyataannya, pencapaian successful diperlukan untuk mencapai
aging di Indonesia belum optimal jika kesejahteraan psikologis. Penelitian
dibandingkan dengan negara lain. Im dan Hee (2012) membuktikan
Penelitian Hamidah dan Wrastari bahwa semakin tinggi harga diri
(2012) membuktikan bahwa rata-rata lansia, maka semakin tinggi juga
pencapaian successful aging lansia di kesejahteraan psikologisnya.
Indonesia (yang diwakili oleh kota Harga diri merupakan suatu
Surabaya) lebih rendah daripada evaluasi individu terhadap dirinya
lansia di Malaysia (yang diwakili oleh sendiri, sejauh mana individu percaya
kota Selangor). Successful aging bahwa dirinya mampu, berarti, sukses
merupakan suatu kondisi yang dan berharga (Coopersmithdalam
15
lengkap dan sempurna baik secara Pamela dan Waru Wu.,
Raras A, Hubungan Harga Diri Dengan Pencapaian Successful Aging 17

2006).Perubahan fisik dan pria yang yang proporsinya hanya


psikososial yang terjadi pada lansia 13,61% (BPS, 2013). Kemudian dari
dapat menyebabkan perubahan pada segi sosial, lansia wanita menunjukan
harga diri, yang ditandai dengan kurangnya keikutsertaan dalam
munculnya perasaan tidak berharga, kegiatan sosial kemasyarakatan
perasaan tidak berguna, perasaan dibandingkan dengan lansia pria
tidak berdaya, sedih, kecewa dan dibuktikan dengan proporsi lansia
gejala psikososial lainnya (Stuart, wanita yang mengikuti kegiatan sosial
dalam Syam’ani, 2011). kemasyarakatan sebesar 65,11%
Kondisi lansia wanita di sedangkan lansia pria sebesar 77,66%
Indonesia dari segi fisik, psikologis (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010).
dan sosial menunjukan kualitas yang Studi pendahuluan dilakukan
lebih rendah dibandingkan dengan di Desa Karangtengah, Kecamatan
lansia pria. Kualitas fisik yang Cilongok, Kabupaten Banyumas.
rendah ditunjukan dengan tingginya Jumlah penduduk lansia di desa
proporsi lansia wanita yang tersebut adalah sebesar 1436 jiwa
mengalami keluhan kesehatan (seperti yang terdiri dari 708 lansia pria dan
asma, sakit kepala berulang, batuk 728 lansia wanita. Jumlah penduduk
dan keluhan lainnya) yakni sebesar lansia wanita yang berusia 60-74
47,68% pada usia 60-69 tahun dan tahun adalah sebesar 523 jiwa.
57,22% pada usia 70-79 tahun, Metode wawancara dilakukan untuk
dibandingkan lansia pria yakni mengetahui beberapa hal yang
sebesar 45,71% pada usia 60-69 tahun berkaitan dengan harga diri dan
dan 55,04% pada usia 70-79 tahun successful aging kepada 10 lansia
(BPS, 2013). Selanjutnya, kualitas wanita yang tinggal di desa tersebut.
psikologis (kognitif) yang rendah Hasil wawancara mengenai harga diri
dapat ditunjukan dengan rendahnya diperoleh secara umum lansia wanita
tingkat pendidikan pada lansia wanita memiliki harga diri yang bervariatif.
yakni sebesar 35,34% tidak atau Selanjutnya untuk wawancara
belum sekolah, dibandingkan lansia mengenai successful aging, diperoleh
18 Jurnal Kesmas Indonesia, Volume 8 No 2, Juli 2016, Hal 15-30

secara umum lansia wanita memiliki (kooperatif) 3) Mampu membaca dan


pencapaian successful aging menulis 4) Tinggal bersama keluarga
yangtergolong tinggi. Harga diri dan (pasangan/suaminya) 5) Bersedia
successful aging bersifat subjektif menjadi responden dalam penelitian.
dimana setiap orang memiliki Kriteria ekslusinya adalah: 1) Cacat
penilaian yang tidak sama serta dapat secara fisik seperti lumpuh, buta atau
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tuli 2) Sakit parah yang tidak
tempat tinggalnya. Oleh karena itu, memungkinkan untuk dilakukan
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian 3) Sedang berada di luar
penelitian mengenai adakah kota dalam jangka waktu yang lama
hubungan yang positif antara harga (> 3 bulan).
diri dengan pencapaian successful Kuesioner dalam penelitian ini
aging pada lansia wanita di Desa terdiri dari kuesioner karakteristik
Karangtengah. demografi (usia, pendidikan, status
pekerjaan dan penghasilan keluarga
METODE PENELITIAN
lansia), kuesioner harga diri dan
Penelitian ini merupakan jenis
kuesioner successful aging. Instrumen
penelitian kuantitatif dengan
harga diri menggunakan Rosenberg
menggunakan desain studi cross
Self-Esteem Scale yang diadopsi dari
sectional. Populasi dalam penelitian
penelitian Wisudawati (2013).
ini adalah lansia wanita yang tinggal
Kuesioner tersebut terdiri dari 10 item
di Desa Karangtengah Kecamatan
pernyataan menggunakan skala Likert
Cilongok yang berjumlah 728 jiwa.
dengan kemungkinan rentang skor
Sampel yang diperoleh berdasarkan
10-40.Selanjutnya untuk instrumen
perhitungan rumus analitis korelatif
successful aging menggunakan
Dahlan (2013) adalah sebesar 142
Successful Aging Scale Reker (2009)
lansia wanita yang diambil dengan
yang diadopsi dari penelitian
menggunakan tekniksimple random
Herawaty (2015). Kuesioner tersebut
sampling. Kriteria inklusinya adalah
terdiri dari 14 item pernyataan
1) Berusia 60 sampai 74 tahun 2)
menggunakan skala Likert dengan
Mampu berkomunikasi dengan baik
kemungkinan rentang skor 14-98.
Raras A, Hubungan Harga Diri Dengan Pencapaian Successful Aging 19

Pengambilan data dilakukan transformasi data, namun data tetap


oleh peneliti dibantu satu asisten tidak terdistribusi normal. Karena itu
peneliti selama kurang lebih 17 hari peneliti menggunakan median sebagai
pada 14-30 Desember 2015, dengan ukuran pemusatan dan minimum-
menggunakan metode door to door. maksimum sebagai penyebaran.
Analisis data penelitian ini berupa Selanjutnya untuk uji korelasi peneliti
analisis univariat untuk menggunakan uji non parametrik
mendiskripsikan karakteristik Spearman.
demografi responden dan bivariat
untuk mengetahui korelasi antara HASIL DAN PEMBAHASAN
harga diri dengan pencapaian A. Karakteristik Demografi Res-
successful aging. Uji normalitas data ponden
menggunakan Kolmogorov-smirnov Tabel 1. Karakteristik Demografi Respon-
den (n=142)
menghasilkan data tidak terdistribusi
normal. Peneliti telah melakukan

Karakteristik N %
Usia
60-69 tahun 117 82,4
70-74 tahun 25 17,6
Pendidikan
Tidak tamat SD 75 52,8
Tamat SD 47 33,1
Tamat SMP 12 8,5
Tamat SMA 8 5,6
Status Pekerjaan
Bekerja 65 45,8
Tidak Bekerja 77 54,2
Penghasilan Keluarga (lansia) dalam Satu Bulan

< Rp. 1.100.000 107 75,4


≥ Rp. 1.100.000 35 24,6
20 Jurnal Kesmas Indonesia, Volume 8 No 2, Juli 2016, Hal 15-30

Berdasarkan tabel 1 dapat < Rp. 1.100.000 (75,4%). Sebagian


diketahui bahwa hampir seluruh besar responden berpendidikan
responden didominasi oleh lansia terakhir tidak tamat SD dan tidak
wanita yang berusia 60-69 tahun bekerja (54,2%).
(82,4%) dan berpenghasilan keluarga

B. Gambaran Harga Diri


Tabel 2. Gambaran Skor Harga Diri (n=142).
Harga Diri Median Min-Max
Total Skor Harga Diri 29,00 21-37

Berdasarkan tabel 2 dapat Tabel 3. Skor Harga Diri


diketahui skor harga diri sebesar Berdasarkan Karakteristik Demo-
29,00 dengan skor terendah 21 grafi Responden (n=142)
dan tertinggi 37.
Karakteristik Median Min-Max
Usia
60-69 tahun 29,00 24-37
70-74 tahun 27,00 21-34
Pendidikan
Tidak tamat SD 28,00 21-36
Tamat SD 29,00 25-36
Tamat SMP 32,00 28-36
Tamat SMA 32,50 29-37
Status Pekerjaan
Bekerja 29,00 23-37
Tidak Bekerja 28,00 21-36
Penghasilan Keluarga (lansia) dalam Satu
Bulan

< Rp. 1.100.000 28,00 21-36


≥ Rp. 1.100.000 32,00 25-37

Berdasarkan tabel 3 dapat yang lebih tinggi diperoleh pada


diketahui bahwa skor harga diri lansia wanita yang berusia 60-69
Raras A, Hubungan Harga Diri Dengan Pencapaian Successful Aging 21

tahun (29,00), berpendidikan berpenghasilan keluarga ≥ Rp.


terakhir tamat SMA (32,50), 1.100.000(32,00).
bekerja (29,00) dan

C. Gambaran Successful Aging


Tabel 4. Skor Successful Aging (n=142)
Successful Aging Median Min-Max

Total Skor Successful Aging 84,00 71-95

Berdasarkan tabel 4 dapat Tabel 5. Skor Successful Aging


diketahui bahwa skor successful Berdasarkan Karakteristik
aging sebesar 84,00 dengan skor Demografi Responden (n=142)
terendah 71 dan tertinggi 95.
Karakteristik Median Min-Max
Usia
60-69 tahun 85,00 71-95
70-74 tahun 83,00 73-92
Pendidikan
Tidak tamat SD 83,00 71-93
Tamat SD 84,00 76-95
Tamat SMP 89,50 83-93
Tamat SMA 90,50 82-93
Status Pekerjaan
Bekerja 84,00 71-93
Karakteristik Median Min-Max
Tidak Bekerja 85,00 73-95
Penghasilan Keluarga (lansia) dalam Satu
Bulan

< Rp. 1.100.000 83,00 71-92


≥ Rp. 1.100.000 89,00 80-95

Berdasarkan tabel 5 dapat pada lansia wanita yang berusia


diketahui bahwa skor successful 60-69 tahun (85,00),
aging yang lebih tinggi diperoleh berpendidikan terakhir tamat
22 Jurnal Kesmas Indonesia, Volume 8 No 2, Juli 2016, Hal 15-30

SMA (90,50), tidak bekerja Tabel 6. Hasil Analisis


(85,00) dan berpenghasilan Hubungan antara Harga Diri
keluarga ≥ Rp. 1.100.000(89,00). dengan Pencapaian Successful
Aging (n=142)
D. Hubungan antara Harga Diri
dengan Pencapaian Successful
Aging
Variabel Successful Aging

r p
Harga Diri 0,866 0,000

Berdasarkan tabel 6 (r=0,607, p=0,000) serta kontrol


menunjukan bahwa ada primer dan sekunder (r=0,705,
hubungan positif sangat kuat p=0,000).
yang signifikan secara statistik
A. Karakteristik Demografi Res-
antara harga diri dengan
ponden
pencapaian successful aging pada
Berdasarkan usianya,
lansia wanita di Desa
hampir seluruh dari responden
Karangtengah (r=0,866,
didominasi oleh lansia wanita
p=0,000).
yang berusia 60-69 tahun. Lansia
Selanjutnya, hasil uji
seiring dengan bertambahnya
korelasi antara harga diri dengan
usia semakin berisiko untuk
aspek-aspek successful aging
terkena penyakit degeneratif
menunjukan bahwa ada
yang dapat menyebabkan
hubungan positif yang signifikan
penurunan pada kondisi fisik
secara statistik antara harga diri
(Patmonodewo, et al.,2001).
dengan aspek-aspek successful
Adanya penyakit degene-
aging diantaranya fungsional
ratif semakin terlihat pada usia
yang baik (r=0,660, p=0,000),
70 tahun (Tamher dan
kesejahteraan psikologis
Noorkasiani, 2009 dalam
(r=0,539, p=0,000), seleksi
Herawaty, 2015). Hal tersebut
optimasi dan kompensasi
Raras A, Hubungan Harga Diri Dengan Pencapaian Successful Aging 23

dimungkinkan menjadi penyebab menjadi penyebab banyaknya


responden yang berusia 70-74 lansia yang tidak bekerja
tahun jumlahnya lebih sedikit, (Hurlock, 1980).
karena diekslusikan dalam Berdasarkan
penelitian ini. penghasilannya, hampir seluruh
Berdasarkan dari responden berpenghasilan
pendidikannya, sebagian besar keluarga < Rp. 1.100.000.
responden berpendidikan terakhir Rendahnya penghasilan disebab-
tidak tamat SD. Rendahnya kan karena sebagian besar lansia
tingkat pendidikan lansia wanita wanita tidak bekerja dan
disebabkan karena umumnya hanya bergantung pada
ketidakmampuan dalam penghasilan suami atau anaknya.
membayar biaya sekolah dan Selain itu, rendahnya tingkat
terbatasnya sarana pendidikan pendidikan juga sejalan dengan
yang ada di desa tersebut. Selain tingkat pekerjaan dan
itu, adanya pandangan budaya penghasilan yang diperoleh
yang lebih mendahulukan pria lansia (Herawati, 2015).
untuk bersekolah dari pada Skor harga diri pada lansia
wanita juga dapat menyebabkan wanita di Desa Karangtengah
rendahnya pendidikan pada adalah sebesar 29,00, termasuk
lansia wanita (Lei, Hu, et al., kategori harga diri tinggi (skor
2011).Berdasarkan status harga diri tinggi berkisar antara
pekerjaannya, sebagian besar 26-40) (Wisudawati, 2015).
responden tidak bekerja. Hal Tingginya harga diri lansia
tersebut disebabkan karena lansia wanita di desa tersebut
wanita umumnya bergantung disebabkan karena adanya
secara finansial kepada suami, budaya yang menganggap bahwa
anak maupun keluarga lainnya lansia merupakan sesepuh yang
(Purnama, 2013). Selain itu, harus dihormati oleh orang yang
kurang tersedianya lapangan lebih muda. Penelitian sebelumya
pekerjaan bagi lansia juga oleh Franak et al., (2015)
24 Jurnal Kesmas Indonesia, Volume 8 No 2, Juli 2016, Hal 15-30

menunjukan hasil yang sama sehingga dapat meningkatkan


yakni berdasarkan rata-rata skor harga diri pada lansia.
harga diri, lansia wanita dalam Skor successful aging pada
penelitiannya memiliki harga diri lansia wanita di Desa
yang tinggi. Hal tersebut Karangtengah adalah sebesar
disebabkan karena adanya 84,00, termasuk kategori
budaya tradisional di Negara Iran successful aging tinggi (skor
yang memandang lansia menjadi successful aging tinggi >70)
sosok yang sangat dihormati (Awibowo, 2013). Tingginya
sehingga dapat berpengaruh successful aging lansia wanita di
positif pada harga dirinya desa tersebut disebabkan karena
(Franak et al., 2015). sebagian besar lansia wanita
Selanjutnya berdasarkan masih aktif terlibat dengan
karakteristik demografi respon- kegiatan di masyarakat dan
den, skor harga diri yang lebih mempunyai kemandirian yang
tinggi diperoleh lansia wanita tinggi dalam melakukan aktivitas
yang berusia 60-69 tahun, sehari-hari (mempunyai otonomi
berpendidikan terakhir tamat yang baik). Penelitian sebelum-
SMA, bekerja dan nya oleh Awibowo (2013)
berpenghasilan keluarga ≥ Rp. menunjukan hasil yang sama
1.100.000. Meskipun terdapat yakni sebagian besar lansia
perbedaan skor harga diri, akan wanita dalam penelitiannya
tetapi jika dikategorikan masih memiliki successful aging yang
tergolong dalam harga diri tinggi. tinggi.
Hal tersebut dimungkinkan Selanjutnya berdasarkan
karena adanya penerimaan diri karakteristik demografi respon-
yang baik, kemandirian dalam den, skor successful aging yang
melakukan aktivitas, budaya lebih tinggi diperoleh lansia
yang memberikan penghormatan wanita yang berusia 60-69 tahun,
pada lansia serta adanya berpendidikan terakhir tamat
dukungan keluarga yang baik SMA, tidak bekerja dan
Raras A, Hubungan Harga Diri Dengan Pencapaian Successful Aging 25

berpenghasilan keluarga ≥ Rp. berpengaruh terhadap kebaha-


1.100.000. Meskipun terdapat giaan pada lansia wanita. Hal
perbedaan skorsuccessful aging, tersebut dikarenakan, harga diri
akan tetapi jika dikategorikan yang tinggi dapat meningkatkan
masih tergolong dalam successful motivasi lansia untuk mengurus
aging tinggi. Hal tersebut dirinya sendiri sehingga memiliki
dimungkinkan karena adanya kualitas hidup yang lebih baik
penerimaan diri yang baik, (Nanthamongkolchai et al.,
keaktifan dalam kegiatan di 2009). Penelitian lainnya yang
masyarakat (misalnya pengajian, mendukung pernyataan tersebut
arisan), mempunyai religiusitas dilakukan oleh Balela (2015)
serta dukungan keluarga yang yang membuktikan bahwa
baik sehingga dapat meningkat- terdapat hubungan antara harga
kan pencapaian successful aging diri dengan kualitas hidup pada
pada lansia. lansia. Adanya rasa kebahagiaan
Hasil penelitian menunjuk- dan kualitas hidup yang baik
kan bahwa ada hubungan positif pada lansia dapat meningkatkan
sangat kuat yang signifikan pencapaian successful aging.
secara statistik antara harga diri Successful aging mencakup
dengan pencapaian successful multidimensi meliputi kesehatan
aging pada lansia wanita di Desa fisik, fungsional, psikologis dan
Karangtengah (r=0,866, sosial (Phelan et al., 2004).
p=0,000,). Lansia yang memiliki Harga diri yang tinggi dapat
harga diri tinggi akan merasa mengurangi munculnya
puas dan mampu menerima permasalahan fisik, psikologis
keadaan pada dirinya dengan dan sosial yang terjadi pada
baik sehingga dapat menciptakan lansia (Franak et al., 2015).
kebahagiaan di masa tuanya. Ketidakadaannya masalah
Penelitian Nanthamongkolchai et tersebut dapat membuat lansia
al., (2009) membuktikan bahwa merasa puas dengan kehidupan
harga diri merupakan faktor yang dimasa tuanya. Adanya kepuasan
26 Jurnal Kesmas Indonesia, Volume 8 No 2, Juli 2016, Hal 15-30

dalam hidup dapat meningkatkan tersebut dibuktikan berdasarkan


pencapaian successful aging. penelitian Noh dan Lim (2014)
Selanjutnya, berdasarkan yang menunjukan bahwa harga
hasil penelitian menunjukan diri berkorelasi positif dengan
bahwa ada hubungan positif yang perilaku peningkatan kesehatan
signifikan secara statistik antara (health promotion behavior),
harga diri dengan aspek-aspek yang artinya semakin tinggi
successful aging, diantaranya harga diri lansia maka akan
fungsional yang baik (r=0,660, semakin baik juga perilaku
p=0,000), kesejahteraan peningkatan kesehatannya. Selain
psikologis (r=0,539, p=0,000), itu, harga diri yang tinggi juga
seleksi optimasi dan kompensasi akan membuat lansia menjadi
(r=0,607, p=0,000) serta kontrol lebih percaya diri sehingga
primer dan sekunder (r=0,705, cenderung lebih aktif untuk
p=0,000). terlibat dalam kegiatan di
Aspek pertama adalah masyarakat. Adanya perilaku
fungsional yang baik. Fungsional peningkatan kesehatan dan
yang baik terkait dengan keterlibatan secara aktif dalam
kemampuan untuk kegiatan di masyarakat dapat
meminimalkan risiko penyakit meningkatkan pencapaian
dan kecacatan, mempertahankan successful aging khususnya pada
fungsi fisik dan mental serta aspek fungsional yang baik.
mempertahankan keterlibatan Aspek kedua adalah
dengan kehidupan (Rowe dan kesejahteraan psikologis.
Kahn, 1998). Semakin berharga Kesejahteraan psikologis yang
diri lansia maka akan optimal dapat terwujud apabila
meningkatkan motivasi lansia lansia tidak mengalami
untuk menjaga kesehatannya, permasalahan psikologis seperti
seperti dengan menerapkan gaya stress dan depresi. Harga diri
hidup sehat dan memanfaatkan yang tinggi dapat mencegah
fasilitas kesehatan yang ada. Hal terjadinya depresi pada lansia.
Raras A, Hubungan Harga Diri Dengan Pencapaian Successful Aging 27

Penelitian Halit (2014) mampu, sehingga akan


membuktikan bahwa harga diri meningkatkan motivasi lansia
berhubungan dengan depresi untuk mengatur kehidupan di
pada lansia. Hal tersebut masa tuanya dan mencapai tujuan
dikarenakan adanya kegagalan yang penting bagi dirinya.
untuk mendapatkan penerimaan Adanya motivasi untuk mengatur
diri yang positif yang terjadi pada kehidupan di masa tuanya dan
harga diri rendah sehingga melakukan usaha untuk mencapai
menyebabkan depresi (Khaidzir tujuan yang penting bagi diri
dan Wongdalam Halit, 2014). lansia dapat meningkatkan
Selain itu, penelitian Im dan Hee pencapaian successful aging
(2012) membuktikan bahwa khususnya pada aspek seleksi,
semakin tinggi harga diri lansia optimasi dan kompensasi.
maka semakin tinggi juga Aspek keempat adalah
kesejahteraan psikologisnya. Hal kontrol primer dan sekunder.
tersebut menunjukan bahwa Menurut Rothbaum et al., (1982)
harga diri yang tinggi dapat kontrol primer dilakukan dengan
meningkatkan pencapaian mengubah lingkungan sesuai
successful aging khususnya pada keinginannya, sedangkan kontrol
aspek kesejahteraan psikologis. sekunder dilakukan dengan
Aspek ketiga adalah beradaptasi pada kondisi yang
seleksi, optimasi dan ada. Lansia yang memiliki harga
kompensasi. Seleksi, optimasi diri yang tinggi akan mudah
dan kompensasi mengacu pada beradaptasi dengan keadaan yang
proses pengaturan, pencapaian terjadi di masa tuanya.
dan pemeliharaan tujuan pribadi Pernyataan tersebut didukung
(Baltes dan Baltes dalam oleh Louis dalam Halit (2014)
Herawati, 2015). Lansia yang yang menyebutkan bahwa harga
memiliki harga diri tinggi akan diri berkaitan dengan adaptasi
merasa lebih percaya diri dan secara keseluruhan, dimana
menganggap bahwa dirinya seseorang yang memiliki harga
28 Jurnal Kesmas Indonesia, Volume 8 No 2, Juli 2016, Hal 15-30

diri tinggi mempunyai memiliki successful aging yang


penyesuaian yang lebih baik tinggi. Ada hubungan positif sangat
dibandingkan dengan harga diri kuat yang signifikan secara statistik
rendah. Adanya penyesuaian diri antara harga diri dengan pencapaian
(adaptasi) yang baik dapat successful aging pada lansia wanita
meningkatkan pencapaian di Desa Karangtengah. Selain itu,
successful aging khususnya pada hasil uji juga menunjukanada
aspek kontrol primer dan hubungan positif yang signifikan
sekunder. secara statistik antara harga diri
dengan aspek-aspek successful
SIMPULAN DAN SARAN agingdiantaranya fungsional yang
Berdasarkan hasil penelitian baik, kesejahteraan psikologis,
dapat disimpulkan bahwa seleksi optimasi dan kompensasi
karakteristik demografi responden serta kontrol primer dan sekunder.
menunjukan hampir seluruh Perawat diharapkan dapat
didominasi oleh lansia wanita yang mengembangkan asuhan
berusia 60-69 tahun dan keperawatan yang bertujuan untuk
berpenghasilan keluarga < Rp. meningkatkan harga diri pada lansia
1.100.000. Sebagian besar sehingga lansia dapat mencapai
responden berpendidikan terakhir successful aging yang optimal di
tidak tamat SD dan tidak bekerja. masa tuanya. Selain itu, dapat
Berdasarkan skor harga diri, lansia dikembangkan penelitian berikutnya
wanita dalam penelitian ini memiliki yang terkait aspek psikologis
harga diri yang tinggi. Selanjutnya lainnya seperti self acceptance dan
berdasarkan skor successful aging, self efficacydihubungkan dengan
lansia wanita dalam penelitian ini pencapaian successful aging.

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik


Penduduk Lanjut Usia. Jakarta.
Awibowo, A. D. A. 2013. Perbedaan
Successful Aging pada Lansia
Balela, S. A. 2015. Hubungan antara
Ditinjau dari Jenis Kelamin. Skripsi.
Kualitas Hidup dengan Harga Diri
Universitas Negeri Semarang,
Lansia yang Tinggal di Rumah di
Semarang.
RW 8 Bratang Binangun Kelurahan
Raras A, Hubungan Harga Diri Dengan Pencapaian Successful Aging 29

Barata Jaya Kecamatan Gubeng


Surabaya. Skripsi. Universitas Lei, X., Hu, Y., Mcardle, J. J., Smith, J. P.
Katolik Widya Mandala, Surabaya. dan Zhao, Y. 2011. Gender
Differences in Cognition among
Dahlan, M. S. 2013. Besar Sampel dan Older Adults in China. RAND Labor
Cara Pengambilan Sampel dalam and Population. 1-33.
Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta Nanthamongkolchai, S., Tuntichaivanit, C.,
Munsawaengsub, C. dan
Franak, J., Alireza, K. and Malek, M. 2015. Charupoonphol, P. 2009. Factors
Self-Esteem among The Elderly influencing Life Happiness among
Visiting The Healthcare Centers in Elderly Female in Rayong Province,
Kermanshah-Iran 2012. Global Thailand. Journal of the Medical
Journal of Health Science, 7(5), Association of Thailand, 92 (7), S8-
352-358. Doi: S12.
10.5539/gjhs.v7n5p352.
Noh, J. H. dan Lim, E. J. 2014. Factors
Halit, A. H. 2014. Self Esteem and Its influencing Rural Elderly Women’
Relation to Depression among The Health Promotion Behavior.
Elderly. International Journal of Advanced Science and
Business and Social Science, 5(3), TechnologyLetters, 61, 44-47.
266-273.
Pamela, E. dan Waruwu, F. E. 2006.
Hamidah dan Wrastari, A. T. 2012. Studi Efektivitas LVEP (Living Values:
Eksplorasi Successful Aging melalui An Educational Program) dalam
Dukungan Sosial bagi Lansia di Meningkatkan Harga Diri Remaja
Indonesia dan Malaysia. INSAN, Akhir. Jurnal Provitae, 2(1). 13-24.
14(2), 108-119.
Herawaty, T. D. 2015. Perbedaan Patmonodewo, S. et al. 2001. Bunga
Successful Aging antara Lansia yang Rampai Psikologi Perkembangan
Memanfaatkan dan Tidak Pribadi. UI Press. Jakarta.
Memanfaatkan Posyandu Lansia di
Wilayah Kecamatan Purwokerto Phelan, E. A., Anderson, L. A., LaCroix,
Selatan. Skripsi. Universitas A.Z dan Larson, E. B. 2004. Older
Jenderal Soedirman, Purwokerto. Adults' Views of "Successful Aging"
How do They Compare with
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Researchers' Definitions?. Journal of
Perkembangan. Erlangga. Jakarta. the American Geriatrics Society,
52(2).
Im, P. O. dan Hee, M. 2012. The Effect of
Self Esteem on Psychological Well
Being in Elderly Women, Focusing Purnama, F. T. 2013. Hubungan Dukungan
on Family Support as a Moderator. Keluarga dengan Successful Aging
The Korean Journal of Community pada Lansia di Desa Windunegara
Living Science, 23(4), 399-409. Doi: Kecamatan Wangon Kabupaten
10.7856/kjcls.2012.23.4.399. Banyumas. Skripsi. Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat. 2010. Jumlah Putri, L. S. 2013. Hubungan antara
Lansia Indonesia, Lima Besar Religiusitas dengan Kesejahteraan
Terbanyak di Dunia. Psikologis pada Lansia Muslim.
Dalam:http://2010.kemenkopmk.go.i Naskah Publikasi. Universitas
d/content/jumlah-lansia-indonesia- Muhammadiyah Surakarta,
lima-besar terbanyak-di-dunia, Surakarta.
diakses tanggal 13 Juni 2015.
30 Jurnal Kesmas Indonesia, Volume 8 No 2, Juli 2016, Hal 15-30

Rothbaum, F., Weisz, J., dan Snyder, S. Syam’ani. 2011. Studi Fenomenologi
1982. Changung The Word and tentang Pengalaman Menghadapi
Changing The Self: A Two-Process Perubahan Konsep Diri: Harga Diri
Model of Perceived Control. Journal Rendah pada Lansia di Kecamatan
of Personality and Social Jekan Raya kota Palangka Raya.
Psychology, 42(1). 5-37. Skripsi. Universitas Indonesia,
Jakarta.
Rowe, J. W., dan Kahn R. L. 1998.
Successful aging. Random House. Wisudawati, S. N. 2015. Hubungan Harga
New York Diri dengan Kepatuhan Perawatan
Pasien DM Tipe 2 di Kecamatan
Shu, H. C. dan Chan, M. C. 2002. Wangon. Skripsi. Universitas
Successful Aging in Korea. Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Thaichung Health Care and
Management University. Korea. Weiner, I. B. 2003. Handbook of
Psychology. John Wiley and Sons,
Inc. New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai