Anda di halaman 1dari 4

Sekolah : SMAN 1 Cicalengka

Kelas/semester : XII/Ganjil

Mata Pelajaran : Matematika

Topik : Peluang

Sub topik : Kaidah Pencacahan

Indikator:
Indikator:
3.3.1 Menentukan banyak cara dari masalah kontekstual yang berkaitan dengan aturan
penjumlahan
3.3.2 Menentukan banyak cara dari masalah kontekstual yang berkaitan dengan aturan
perkalian
3.3.3 Menentukan nilai faktorial dari suatu operasi
4.3.1 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan kaidah pencacahan

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita menjumpai hal-hal yang di luar perkiraan kita.

Dari gambar diatas, terdapat 1 kartu brigde atau kartu remi yang hendak dibuka, kita belum
bisa mengetahui secara pasti kartu apa yang akan muncul, kita hanya bisa
memperkirakannya. Mencari keumungkinan kartu yang muncul.

Kita juga tidak bisa mengetahui secara pasti setiap kejadian akan terjadi atau tidak. Misalnya,
kita tidak dapat mengetahui keadaan cuaca pada keesokan harinya. kita hanya bisa
memperkirakan apakan esok akan hujan atau cerah.

A. KAIDAH PENCACAHAN

Kaidah pencacahan diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang.
Kaidah pencacahan dibedakan menjadi dua yaitu aturan perkalian dan aturan pejumlahan.

1. Aturan Penjumlahan
Aturan penjumlahan pada kaidah pencacahan
Jika terdapat 𝑛 peristiwa yang saling lepas
𝑘1 = Banyak cara pada peristiwa pertama
𝑘2 = Banyak cara pada peristiwa kedua
𝑘3 = Banyak cara pada peristiwa ketiga
Dan seterusnya
𝑘𝑛 = Banyak cara pada peristiwa ke-𝑛
Maka banyak cara untuk 𝑛 buah peristiwa secara keseluruhan adalah:
𝑘1 + 𝑘2 +𝑘3 +...+𝑘𝑛
Aturan penjumlahan biasanya digunakan untuk beberapa kejadian yang “TIDAK
SEKALIGUS TERJADI” artinya yang terjadi hanya salahsatu saja atau bisa dibilang
“PILIHAN” dan biasanya menggunkan kata penghubung “ATAU”
Contoh:

2. Aturan Perkalian

Gambar 1 Perjalanan dari kota A ke Kota C melalui kota B

Dari gambar 1 menunjukan perjalanan seseorang dari kota A ke kota C melalui kota B. Dari
kota A ke kota B seseorang dapat memilih melalui jalan r, s atau t, sedangankan perjalanan
dari kota B ke kota C seseorang dapat memilik melalui kota m atau n. Ada berapa cara agar
orang tersebut dari kota A bisa sampai ke kota C melalui kota B?

Banyaknya pilihan perjalanan dari kota A ke kota B dilanjutkan kota C dapat ditujukan
dengan diagram dibawah ini

Gambar 2 Diagram rute perjalanan dari kota A ke kota B dilanjutkan kota C

Dari gambar diatas terlihat rute perjalanan seseorang dari kota A ke kota C melalui kota B
dapat dilakukan dengan 6 cara,yaitu {(r,m), (r,n), (s,m), (s,n), (t,m), (t,n)}

Dari permasalahan diatas, jika dari kota A menuju kota B ada 3 jalan/cara yang berbeda dan
ada 2 cara yang dapat dipilih rute perjalana dari kota B menuju kota C, sehingga diperoleh (3
x 2 ) cara yang berbeda perjalana dari kota A menuju kota C melalui kota B. Kiadah ini
disebut aturan perkalian.

Jika suatu kejadian terjadi dengan x cara yang berbeda serta ada peristiwa lain yang terjadi
dengan y cara berbeda, maka kedua kejadian itu dapat terjadi dengan:
a. (xy) cara berbeda (aturan perkalian)
b. (m + n) cara berbeda (aturan penjumlahan)

Contoh :

a. Untuk menentukan pengurus kelas, terdapat 3 siswa calon ketua kelas, 2 siswa calon
sekretaris dan 4 siswa calon bendahara, dan tidak ada siswa yang dapat dicalonkan untuk
dua posisi berbeda. Ada berapa cara untuk memilih susunan pengurus kelas yang terdiri
dari satu orang ketua kelas, sekretaris dan bendahara yang bisa dibentuk?
Jawab:

Untuk memilih ketua kelas ada 3 cara, karena ada 3 calon.


Untuk memilih sekretaris ada 2 cara, karena ada 2 calon.
Untuk memilih ketua kelas ada 4 cara, karena ada 4 calon.
Maka, hal ini menggunakan prinsip perkalian sehingga susunan pengurus kelas dapat
dibentuk dengan (3 x 2 x 4) cara = 24 cara.
Sehingga ada 24 susunan pengurus kelas yang dapat dibentuk.

b. Dari angka 0,1,2,3,4,5 akan disusun bilangan ratusan. Berapa banyak bilangan yang
terbentuk dari angka tersebut jika tidak ada nagka yang berulang?

Jawab :

Ada 6 angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5 akan dibentuk angka ratusan tidak berulang.


Untuk mengisi posisi ratusan dapat dipilih dari 5 angka, angka 0 (nol) tidak termasuk,
karena ratusan tidak diawali dengan 0. Maka masukan 5 pada kotak ratusan.

Untuk mengisi posisi puluhan dapat dipilih dari 5 angka, selain angka yang telah
dimasukan pada kolom ratusan. Maka masukan 5 pada kotak ratusan.

Untuk mengisi posisi satuan dapat dipilih dari 4 puluhan. Tentunya pilihan angka itu
yang belum digunakan untukmengisi posisi ratusan dan puluhan karena tidak boleh ada
angka yang berulang. Maka masukan 4 pada kotak satuan.

Tabel 1. Banyaknya bilangan yang dapat dibentu tanpa berulang


Ratusan Puluhan Satuan
5 5 4

Jadi banyaknya bilangan yang dapat dibentuk adalah : 5 x 5 x 4 = 100

3. Faktorial

Jika n adalah bilangan bulat positif, maka perkalian bilangan bulat positif dari 1 sampai n
disebut n faktorial, disimbolkan n! yaitu
n! = n x (n-1) x (n-2) x ... x 3 x 2 x 1
0! = 1
1! = 1
maka diperoleh:
Contoh :

a. 5!
b. 7!/4!

Jawab :
a. 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120

Anda mungkin juga menyukai