Pertemuan Pertama
Tujuan Pembelajaran :
“Melalui kegiatan pembelajaran dengan Discovery Learning peserta didik dapat menganalisis penerapan prinsip reproduksi pada
manusia dan pemberian ASI ekslusif dalam program keluarga berencana sebagai upaya meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia
(SDM) dengan tepat sehingga peserta didik dapat membangun kesadaran akan kebesaran Tuhan YME, menumbuhkan prilaku disiplin,
jujur, ingin tahu, kritis, kreatif, kolaborasi, aktif, bertanggung jawab, dan kerja sama”.
Amati video yang ditayangkan guru dan juga beberapa gambar berikut!!!
Identifikasi Masalah
Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan permasalahan yang kalian temukan dari video atau
gambar yang sudah kalian amati!
1. ………………………………………..
2. ……………………………………….
3. ……………………………………….
4. ……………………………………….
5. ……………………………………….
6. ………………………………………
Pengumpulan Data
Kumpulkan data melalui kajian pustaka dengan menggunakan buku sumber atau sumber internet
guna menjawab permasalahan yang telah kalian rumuskan sebelumnya.
Pengolahan Data
Kalian akan diberikan masing-masing 3 pertanyaan, kemudian kalian dapat mencari jawaban atas
pertanyaan tersebut dengan mencari nomor kartu fakta yang sesuai dengan nomor soal yang kalian
dapatkan. Kartu fakta tersebut telah diletakkan secara tersebar di sepanjang ruangan kelas. Pasangan soal
dan kartu soal yang telah kalian peroleh dapat disimpan dan ditempelkan pada kertas manila yang
disiapkan untuk dipresentasikan.
Verifikasi Data
Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas, yang akan ditanggapi oleh anggota kelompok
yang lain secara santun dan kritis. Pada saat presentasi kalian dapat menggunakan gambar-
gambar yang ditayangkan melalui LCD. Setiap kelompok wajib berpastisipasi baik dalam kegiatan
presentasi dengan ketentuan sebagai berikut.
Generalisasi
Tuliskan kesimpulan kalian:
Kartu Fakta 1: Mengapa proses spermatogenesis dapat berlangsung pada tubulus seminiferous?
Apa fungsi dari sel sertoli, sel Leydig, hormone LH dan FSH?
Kartu Fakta 2 : Apa yang terjadi pada tahap penggandaan, pertumbuhan dan pematangan proses
spermatogenesis?
Kartu Fakta 3 : Apa fungsi dari enzim hialuronidase, akrosin, dan antifertilizin yang terkandung dalam
sperma?
Kartu Fakta 4 : Bagaimana perbedaan antara tahap penggandaan, pertumbuhan dan pematangan pada proses
oogenesis?
Kartu Fakta 5 : Apa fungsi dari senyawa fertilisin yang terkandung dalam oosit sekunder?
Kartu Fakta 6 : Akibat apa yang akan terjadi jika sel telur (ovum) matang yang telah diovulasikan dari
ovarium tidak dibuahi?
Kartu Fakta 7 : Perubahan apa yang terjadi pada setiap fase dalam siklus mentruasi?
Kartu Fakta 8 : Dimanakah tempat terjadinya proses fertilisasi? Mengapa satu ovum hanya dapat dibuahi
oleh satu sperma walaupun ada berjuta-juta sperma yang masuk?
Kartu Fakta 9 : Bagaimana urutan tahapan perkembangan ovum setelah berhasil dibuahi oleh sperma?
Kartu Fakta 10: Bagaimanakah proses organogenesis janin selama masa gestasi?
Kartu Fakta 11: Apa perbedaan fungsi antara amnion, saccus vitelinus, karion dan allantois yang
melindungi embrio di dalam rahim ibu?
Kartu Fakta 12: Apa fungsi dari hormone relaksin, oksitosin, estrogen dan prostaglandin yang dihasilkan
pada proses persalinan (partus)? Bagaimana tahapan proses persalinan pada ibu hamil
yang telah mencapai usia 9 bulan 10 hari?
Kartu Fakta 13: Apa saja jenis penyakit menular seksual (PMS) yang dapat menyerang organ reproduksi
manusia? Selain PMS apakah ada penyakit lain yang dapat menyerang sistem reproduksi
manusia? Sebutkan!!
Kartu Fakta 14: Apa penyebab terjadinya keputihan pada organ reproduksi manusia?
Kartu Fakta 15 : Apa tujuan dari penggunaan teknologi kontrasepsi? Apa saja jenis kontrasepsi yang
dapat digunakan? Menurut kalian jenis kontrasepsi mana yang tidak bertentangan
dengan nilai agama?
Kartu Fakta 16: Apa manfaat dari penggunaan teknologi bayi tabung bagi manusia? Apakah hal ini tidak
bertentangan dengan nilai moral?
Kartu Fakta 17: Apa tujuan dari penggunaan teknologi amniosintesis dan pencitraan ultrasound?
KARTU FAKTA 01
Sistem
Reproduksi
Manusia
Proses spermatogenesis terjadi di dalam testis khususnya pada tubulus seminiferus. Hal ini
karena pada bagian ini terdapat sprmatogonium sebagai sel induk penghasil spermatozoa, sel
sertoli sebagai pemberi nutrisi bagi spermatozoa serta sel Leydig sebagai penghasil hormone
testosterone. Hormon ini berperan dalam pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder. Selain itu ada juga 2 jenis hormone lain yang berperan yakni LH (Luteinzing hormone)
yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormone testosterone. Serta
hormone FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang berfungsi merangsang sel sertoli untuk
menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein). ABP merangsang spermatogonium untuk
memulai spermatogenesis. Kedua hormone ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior.
Sistem KARTU FAKTA 02
Reproduksi
Manusia
Sperma terdiri atas kepala dan ekor. Pada membrane yang melindungi ujung kepala sperma
terdapat selubung yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase,
akrosin, dan antifertilizin. Hialuronidase dan akrosin berfungsi menembus lapisan pelindung
ovum. Hialuronidase melarutkan hialuronid pada corona radiate sel telur. Akrosin
menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida sel telur. Antifertilizin merupakan antigen
yang berfungsi melekatkan sperma pada sel telur. Bagian ekor berfungsi sebagai alat gerak
sperma. Pada pangkal ekor terdapat badan sperma yang mengandung mitokondria.
Mitokondria berfungsi sebagai penghasil energy untuk pergerakan sperma.
KARTU FAKTA 04
Sistem Reproduksi Manusia
Oosit sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua lapisan yaitu
lapisan luar disebut corona dan lapisan dalam disebut zona pelusida. Oosit sekunder
menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai beberapa fungsi antara lain
mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat, menarik sperma secara kemotaksis
positif, serta mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.
Sistem KARTU FAKTA 06
Reproduksi
Manusia
Seorang wanita dewasa setiap bulan melepaskan satu sel telur matang dari salah satu ovariumnya. Apabila
tidak terjadi fertilisasi akan terjadi pendarahan yang disertai luruhnya sel telur dan lapisan endometrium.
Pendarahan ini disebut menstruasi. Pada umumnya siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Siklus
menstruasi terdiri atas empat fase, yaitu fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi, dan fase
pascaovulasi. Selama berlangsungnya siklus menstruasi, tubuh wanita mengalami perubahan hormonal,
perubahan ketebalan endometrium, dan perubahan suhu tubuh. Siklus menstruasi ini berlangsung bertahun-
tahun hingga seorang wanita berusia kurang lebih 45 tahun. Pada usia 42 – 52 tahun, banyak oosit primer
dalam ovarium mengalami degenerasi. Akibatnya siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan akhirnya
berhenti sama sekali. Berhentinya siklus menstruasi disebut menopause
Sistem KARTU FAKTA 07
Reproduksi
Manusia
Siklus mentruasi berlangsung dalam 4 fase yakni fase menstruasi, pra ovulasi, ovulasi dan pasca ovulasi.
Fase menstruasi terjadi apabila ovum tidak dibuahi sperma. Dalam keadaan tersebut korpus luteum
menghentikan produksi estrogen dan progesterone. Akibatnya, ovum meluruh bersama-sama dengan
endometrium. Kondisi ini ditandai adanya pendarahan melalui vagina. Pada fase pra-ovulasi,
hipotalamus hormone gonadotropin yang merangsang pembentukan Follicle Stimulating Hormone (FSH).
FSH merangsang pembentukan folikel yang mengelilingi oosit primer hingga matang. Oosit primer akan
terus membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Ovum matang yang diselubungi folikel disebut
folikel de Graaf. Folikel de Graaf kemudian menghasilkan estrogen yang merangsang pembentukan
endometrium. Estrogen juga mempengaruhi serviks untuk menghasilkan lendir bersifat basa. Lendir ini
akan menetralkan sifat asam dalam serviks sehingga sperma mampu hidup di dalamnya. Fase ovulasi
ditandai dengan adanya peningkatan kadar estrogen mengakibatkan terhambatnya pembentukan FSH
sehingga hipofisis melepaskan Luteinizing Hormone (LH). LH merangsang terjadinya ovulasi. Ovulasi
biasanya terjadi pada hari ke-14 dihitung sejak hari pertama menstruasi. Pada saat ovulasi, oosit
sekunder terlepas dari folikel. Pada fase pasca ovulasi, LH merangsang folikel yang telah kosong
menjadi korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum tetap menghasilkan estrogen dan progesteron.
Progesteron bekerja sama dengan estrogen memacu pembentukan endometrium. Progesteron juga
merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu. Hal ini berguna untuk persiapan
penanaman zigot dalam uterus setelah terjadi pembuahan. Apabila sampai akhir fase ini tidak terjadi
pembuahan, akan kembali ke fase menstruasi lagi.
Sistem Reproduksi
Manusia
Fertilisasi adalah penyatuan sperma dengan oosit sekunder untuk membentuk zigot. Proses
fertilisasi ini terjadi pada oviduk (tuba falopii). Zigot merupakan sel diploid dengan kromosom
yang berasal dari ayah dan ibu. Sekitar 250 – 400 juta sperma masuk ke dalam vagina melalui
ejakulasi semen laki-laki. Akrosom sperma melepaskan enzim hidrolitik untuk menembus sel
korona radiata dan zona pelusida oosit, kemudian zona pelusida menjadi kebal (tidak dapat
tertembus oleh sperma lainnya).
Sistem KARTU FAKTA 09
Reproduksi
Manusia
Setelah terjadi fertilisasi, berlanjut ke masa gestasi (kehamilan), yaitu perkembangan embrio menjadi janin hingga
kelahiran bayi. Lama kelahiaran 266 hari (38 minggu) dari waktu fertilisasi hingga kelahiran. Waktu fertilisasi tidak
dapat diketahui secara pasti, maka tanggal kelahiran dihitung berdasarkan waktu haid terakhir. Jika siklus
menstruasi dihitung 28 hari, maka partus terjadi pada hari ke 288 (40 minggu atau 9 bulan kalender).Dua minggu
pertama setelah fertilisasi, zigot membelah secara mitosis dengan cepat menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel kemudian
32 sel (morula). Morula tumbuh menjadi blastosit (sel bola berongga) yang berisi cairan blastosoel. Sel-sel blastosit
bagian luar (tropoblas) membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium, menghasilkan enzim proteolitik yang
mengikis sel- sel endometrium dan pembuluh darah, membantu implantasi, serta membentuk plasenta dan membran
pembungkus embrio. Plasenta berfungsi sebagai sistem pencernaan, pernapasan dan ekskresi bagi janin.
Sistem Reproduksi
Manusia KARTU FAKTA 10
Sel-sel blastosit bagian dalam, berkembang menjadi embrioblas (bakal embrio) yang memiliki tiga lapisan
jaringan dasar, yaitu ectoderm, endoderm dan mesoderm. Ektoderm (lapisan terluar), akan membentuk
sistem saraf, indra, kulit dan kelenjar endokrin.Endoderm (lapisan dalam), membentuk saluran
pencernaan dan pernapasan.Mesoderm (lapisan tengah), terbentuk diantara ektoderm dan
endoderm. Mesoderm akan membentuk sistem rangka, urinaria, sistem sirkulasi dan sistem reproduksi.
Organogenesis dari ketiga lapisan (ectoderm, endoderm dan mesoderm) terjadi pada minggu keempat
sampai kedelapan. Pada minggu kesembilan sampai beberapa saat sebelum lahir terjadi penyempurnaan
organ dan pertumbuhan tubuh sehingga terbentuklah fetus (janin).
KARTU FAKTA 11
Sistem Reproduksi Manusia
Persalinan adalah proses kelahiran bayi. Persalinan dipengaruhi oleh hormon relaksin (dihasilkan oleh
korpus luteum guna melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul), estrogen (dihasilkan oleh
plasenta, untuk membantu proses kontraksi), oksitosin (dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin, guna
merangsang terjadinya kontraksi uterus), prostaglandin (dihasilkan oleh membaran pada janin guna
membantu proses kontraksi) dan CRH. Persalinan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:Dilatasi serviks
(pembukaan), serviks dipaksa melebar untuk jalan kepala bayi sekitar 10 cm. Tahap ini paling lama, terjadi
mulai dari beberapa jam hingga 24 jam.Kelahiran bayi, bayi mulai bergerak melewati serviks dan vagina.
Ibu dapat membantu mengeluarkan bayinya dengan cara sengaja mengontraksikan otot-otot dinding
abdomen (perut) bersamaan dengan kontraksi uterus (mengejan). Kelahiran bayi berlangsung selama 30-
90 menit.Kelahiran plasenta, terjadi segera setelah bayi lahir. Uterus berkontraksi lagi untuk memisahkan
plasenta dari miometrium dan mengeluarkannya melalui vagina. Kelahiran plasenta berlangsung 15-30
menit.
KARTU FAKTA 13
Sistem
Reproduksi
Manusia
Penyakit pada system reproduksi pada umumnya terjadi akibat infeksi mikroorganisme tertentu. Penyakit ini
dapat menular melalui hubungan seksual. Oleh karena itu, penyakit tersebut sering disebut PMS (Penyakit
Menular Seksual). Selain melalui hubungan seksual, PMS dapat ditularkan oleh cairan darah melalui jarum
suntik atau transfuse. Ibu hamil juga dapat menularkan PMS kepada bayinya. Beberapa penyakit menular
seksual (PMS) antara lain vaginitis, condiloma acuminate, kanker serviks, orkitis, prostatitis, epididimitis,
sifilis, gonore, uretritis, kanker prostat, kanker vagina, HIV/AIDS, bartolinitis, vulvovaginitis dan keputihan.
Beberapa penyakit yang disebabkan karena gangguan organ reproduksi seperti endometriosis, radang
panggul, PCOS, kanker ovarium, kanker payudara, hipogonadisme, kriptorkidisme, anorkidisme, hypertropic
prostat, hernia ingunalis, kanker testis, impotensi, imfertilitas, mikro penis, ejakulasi dini, gangguan
menstruasi, kanker rahim (mioma), fibriademona, penyempitan oviduk dan pseudohermaprodite.
KARTU FAKTA 14
Sistem
Reproduksi
Manusia
Keputihan yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena infeksi jamur
Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat karena ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan oleh
kegemukan, pasca mnstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal, penggunaan obat-obatan steroid,
kondisi organ intim yang terlalu lembab, dan lainnya. juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang terlalu
tinnggi. Penanganan untuk keputihan cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembaban organ intim wanita.
Penggunaan sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembab bisa dilakukan.
Namun jika memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat anti jamur
misalnya triazol atau imidazol.
Sistem KARTU FAKTA 15
Reproduksi
Manusia
Dewasa ini telah ditemukan berbagai teknologi yang berperan untuk mengatasi permasalahan system
reproduksi manusia. Teknologi tersebut diantaranya alat kontrasepsi baik dengan cara mekanik (IUD, kondom,
diafragma, spermisida), cara hormonal (pil, suntik, susuk), maupun dengan cara pembedahan yang merupakan
kontrasepsi modern berupa vasektomi (pemutusan slauran vas deferens) maupun tubektomi (pemutusan
saluran tuba falopii). Cara kontrasepsi lain yakni elektrokauterisasi yakni merupakan pemotongan pangkal
saluran sperma tanpa pisau bedah tetapi menggunakan arus listrik; Preparat imunologis berupa serum atau
vaksin. Jika vaksin itu adalah protein pembuahan yang berada pada membran sel kepala sperma, maka jika
disuntikkan ke tubuh suami menyebabkan tubuh suami menghasilkan ASA. Hal ini berakibatkan
menggumpalkan sperma. Jika disuntikkan ke dalam tubuh istri , tubuhnya juga akan membentuk ASA, dan jika
istri bercampur dengan suami maka ASA akan menggumpalkan sperma di dalam cervix istri. Ada juga
menggunakan sistem kalender (penanggalan). Cara ini dipakai oleh pasangan suami istri dengan
memperhatikan masa subur dan tidak subur si istri
Sistem Reproduksi Manusia KARTU FAKTA 16
Penerapan teknologi sistem reproduksi manusia salah satunya yakni teknik bayi tabung. Bayi tabung adalah
proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu, istilahnya in vitro fertilization (in vitro bahasa latin,
artinya “dalam gelas atau tabung,” fertilization artinya pembuahan). Dalam proses bayi tabung, sel telur matang
diambil dari indung telur ibu, dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil, embrio kecil
yang terjadi dimasukkan ke rahim dengan harapan berkembang menjadi bayi. Tahapannya yakni pertama
seleksi pasien; stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan banyaknya sel telur; pemantauan
pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur di indung telur) melalui ultrasonografi; mematangkan sel telur dengan
menyuntikkan obat agar siap ‘dipanen.’; pengambilan sel telur, kemudian diproses di laboratorium; pengambilan
sperma suami (pada hari yang sama); pembuahan atau (fertilisasi) di dalam media kultur di laboraturium,
hasilnya embrio; transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan, setelah embrio terbentukdan
penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Dokter memberi obat untuk mempertahankan
dinding rahim ibu agar terjadi kehamilan.
KARTU FAKTA 17
Teknologi yang berkaitan dengan sistem reproduksi diantaranya yakni amniosintesis dan pencitraan ultrasound.
Amniosentesis merupakan teknik pengambilan cairan untuk dianalisis secara genetic. Pengambilan cairan ini
dimaksudkan untuk mendeteksi penyakit genetik atau penyakit bawaan saat fetus masih di dalam uterus. Sama seperti
teknik ini yaitu pengambilan sampel vilus korion (chorionic villus sampling). Pencitraan ultrasound atau pindai bunyi ultra
merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui keadaan kesehatan bayi di dalam rahim ibu. Teknik ini juga dapat
digunakan oleh dokter untuk mengetahui jenis kelamin bayi
Teknologi yang berkaitan dengan sistem reproduksi diantaranya yakni amniosintesis dan
pencitraan ultrasound. Amniosentesis merupakan teknik pengambilan cairan untuk dianalisis
secara genetic. Pengambilan cairan ini dimaksudkan untuk mendeteksi penyakit genetik atau
penyakit bawaan saat fetus masih di dalam uterus. Sama seperti teknik ini yaitu pengambilan
sampel vilus korion (chorionic villus sampling). Pencitraan ultrasound atau pindai bunyi ultra
merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui keadaan kesehatan bayi di dalam rahim
ibu. Teknik ini juga dapat digunakan oleh dokter untuk mengetahui jenis kelamin bayi.