Anda di halaman 1dari 2

PEMBUNUHAN DALAM KONTEKS HAK ASASI MANUSIA

Berdasarkan pemaparan mengenai kasus pembunuhan maka timbul pertanyaan “Apakah


kasus tersebut merupakan pelanggaran HAM?”. Terdapat 2 (dua) pendapat mengenai hal ini,
yakni ada yang mengategorikan hal tersebut merupakan pelanggaran HAM, ada pula yang
berpendapat bahwa pembunuhan bukan merupakan pelanggaran HAM, melainkan pelanggaran
hukum.

Pendapat pertama berpendapat bahwa Pembunuhan dikategorikan sebagai pelanggaran


HAM atas dasar bahwa setiap orang berhak untuk hidup serta mempertahankan kehidupannya.
Jadi, ketika A membunuh B maka dianggap pelanggaran HAM, karena A memiliki hak untuk
hidup akan tetapi B menghilangkan nyawanya. Maka B dianggap mencabut hak untuk hidup dari
A.

Pendapat kedua, pembunuhan bukan merupakan pelanggaran HAM. Tidak semua


pembunuhan merupakan pelanggaran HAM. Secara sederhana, pelanggaran HAM adalah
pelanggaran terhadap kewajiban negara yang lahir dari instrumen-instrumen internasional hak
asasi manusia. Baik pelanggaran yang lahir karena kesengajaan, maupun karena kelalaian. Dasar
dari pelanggaran HAM adalah negara yang gagal melaksanakan kewajiban terhadap warga
negaranya. Sehingga, dalam kasus pembunuhan bukanlah merupakan pelanggaran HAM, kasus
tersebut murni berada di level pidana. Namun, ketika aparatur negara gagal mengusut kasus
tersebut, baru kasus tersebut masuk ke aras pelanggaran HAM. Sebab, terdapat kewajiban negara
yang gagal dilaksanakan, yakni menyelesaikan kasus pidana.

Perbedaan Pelanggaran HAM dan Pelanggaran Hukum

Pelanggaran HAM pada dasarnya adalah salah satu bentuk pelanggaran hukum. Dalam
terminologi hukum, maka ada yang disebut dengan pelanggaran hukum pidana, hukum perdata,
hukum tata usaha negara (TUN), hukum administrasi negara, termasuk juga termasuk
pelanggaran hukum hak asasi manusia.

Pelanggaran HAM merupakan ancaman besar terhadap perdamaian, keamanan dan


stabilitas suatu negara. Para ahli mendefinisikan pelanggaran HAM sebagai suatu pelanggaran
terhadap kewajiban negara yang lahir dari instrumen-instrumen internasional hak asasi manusia.
Pelanggaran negara terhadap kewajibannya itu dapat dilakukan baik dengan perbuatannya sendiri
(acts of commission) maupun oleh karena kelalaiannya sendiri (acts of ommission). Dalam
rumusan yang lain, pelanggaran hak asasi manusia adalah tindakan atau kelalaian oleh negara
terhadap norma yang belum dipidana dalam hukum pidana nasional tetapi merupakan norma hak
asasi manusia yang diakui secara nasional. Inilah yang membedakan pelanggaran hak asasi
manusia dengan pelanggaran hukum biasa. Dengan demikian, pihak yang bertanggung jawab
adalah negara, bukan individu atau badan hukum lainnya. Dalam pelanggaran hak asasi manusia
yang ditekankan adalah tanggung jawab negara (state responsibility).

Tanggung jawab atau kewajiban negara yang dimaksud adalah kewajiban yang lahir dari
perjanjian-perjanjian internasional hak asasi manusia, maupun dari hukum kebiasaan
internasional, khususnya norma-norma hukum kebiasaan internasional yang memiliki sifat jus
cogens. Umumnya perjanjian itu telah diterima oleh negara, sehingga memiliki kewajiban
menghormati (to respect) HAM yang diakui secara internasional, tetapi juga berkewajiban
memastikan (to ensure) penerapan hak-hak tersebut di dalam yurisdiksinya. Kewajiban ini
sekaligus menyiratkan secara eksplisit, bahwa negara berkewajiban untuk mengambil langkah-
langkah pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran. Jika negara gagal mengambil langkah-
langkah yang pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran, maka negara tersebut harus
bertanggung jawab.

Jika terjadi pelanggaran HAM diperlukan pengumpulan bukti-bukti dalam kaitannya


dengan usaha penyelesaian atau pertanggungjawabannya. Sangat sulit dibayangkan bisa diambil
langkah penyelesaian apabila tidak diketahui bagaimana sifat dan skala pelanggaran hak asasi
manusia yang terjadi. Disinilah arti penting pengumpulan bukti-bukti pelanggaran hak asasi
manusia, baik yang dilakukan melalui pemantauan maupun investigasi. Walaupun pelanggaran
HAM senantiasa disangkal oleh aktor yang justru harus bertanggung jawab terhadapnya, yaitu
negara.

Anda mungkin juga menyukai