Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT_


'GEDUNG KARYALANTA|12 s/d 17

JL. MEDAN MERDEKA BARAT No. 8 TEL. : 3811308, 3505006, 3813269, 3447017 TLX : 3844492, 3458540
3842440
JAKARTA - 10110 Pst. : 4213, 4227, 4209. 4135 Fax : 3811786, 3845430. 3507576

PERATURAN DIREKTIIR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT ,


»NOMOR: HK. I03 /2/4{ /0‘) PL ' {H

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN PENGESAHAN (APPROVAL) PROGRAM DIKLAT


KEPELAUTAN PADA LEMBAGA DIKLAT PROGRAM PELATIHANV DASAR KESELAMATAN
A (BASIC SAFETY TRAINING)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT,

Menimbang : bahwa dalam rangka memenuhi Standar Pendidikan dan Pelatihan


Sertifikat dan Tugas Jaga Laut (Standards of Training Certication and
Watchkeeping for Seafarers) 1978 dan amandemennya maka perlu
untuk ditetapkan Petunjuk Teknis Penerbitan Pengesahan (Approval)
Program Diklat Kepelautan Pada Lembaga Diklat Program Pelatihan
Dasar Keselamatan (Basic Safety Training).

Mengingat : 1. Undang—Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor


4301); A

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); '

3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 13,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3929;

4. Peraturan Pernerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar


Pendidikan Nasional dan perubahannya sebagaimana pada Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

5. Keputusan Presiden Nomor 60 Tahun 1986 tentang Pengesahan


International Convention on Standard of Training, Certication and
Watch Keeping for Seafarers 1978;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 60 Tahun 2010 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana

diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.


68 Tahun 2013;

/ 7. Peraturan ........ ..

ammamymmammnammwawnmwammmmamw’
Menetapkan:

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 70 Tahun 2013 tentang


Pendidikan dan Pelatihan, Sertifikasi serta Dinas J aga.

MEMUTUSKAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERI-IULBUNG-AN LAUT TENTANG


PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN PENGESAHAN (APPROVAL)
PROGRAM DIKLAT KEPELAUTAN PADA DIKLAT PROGRAM
PELATII-IAN DASAR KESELAMATAN (BASIC SAFETY TRAINING).

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam Peraturan ini yang dirnaksud dengan:

1. Lembaga Diklat .Kepe1aut,a11 adalah lembaga yang menyelenggarakan


diklat kepelautan untuk mencapai tingkat keahlian dan
keterampilan tertentu sesuai dengan jenjang dan jenis kompetensi
untuk pengawakan kapal niaga.

2. Program Diklat Kepelautan adalah program diklat dalam berbagai


jalur, jenjang, dan jenis untuk meningkatkan keahlian dan
keterampilan guna mendapatkan sertikat keahlian atau
keterampilan pelaut.

3. Pengesahan (approval) adalah pengakuan program diklat, simulator,


laboratorium, bengkel kerja, pengalaman di kapal latih, masa layar,
buku catatan pelatihan (training record book), dan rumah sakit serta

bentuk pengakuan lainnya terkait peraturan ini yang diterbitkan


oleh Direktur Jenderal.

4. Direktur J enderal adalah Direktur J enderal Perhubungan Laut.

5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya


Manusia Perhubungan.

6. Tim audit adalah auditor yangditetapkan oleh Direktur Jenderal


yang terdiri dari Pejabat dan Pelaksana di lingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut dan Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Perhubungan.

/BAB 11 ........ ..
(1)

(2)

BAD II
AUDIT

Pasal 2

Untuk memastikan telah terpenuhi standar diklat kepelautan yang


dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah atau masyarakat, sebelum
diberikan pengesahan (approval) program diklat perlu dilaksanakan
audit oleh auditor yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Dalam melaksanakan audit pengesahan (approval) program diklat


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Perkapalan dan
Kepelautan membentuk t'm1 auditor yang terdiri dari:

a. lead auditor; dan

"b. auditor.

('3) Tim auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi

‘persyaratan sebagai berikut:

a. pejabat dan pelaksana di Iingkungan Direktorat Jenderal


Perhubungan Laut atau Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Perhubungan yang dipercaya memiliki integritas serta
berwawasan luasg

b. lead auditor minimal memiliki sertifikat ANT/ATT II dan


sertifikat auditor standar mutu kepelautan; dan

c. auditor minimal memiliki sertifikat ANT/ATT III dan sertifikat


auditor standar mutu kepelautan.

BAB III
PROSEDUR PENGESAHAN (APPROVAL)
Pasal 3
Prosedur penerbitang pengesahang (approval), perpanjangan
pengesahan (approval) program diklat bagi lembaga diklat
dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu:
a. lembaga diklat mengajukan permohonan pengesahan

(approval) / perpanjangan pengesahan (approval) program diklat


kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Kepala Badan,
dengan melampirkan dokumen meliputi:

1’) kurikulum, silabus dan bahan ajar;

2) proses pelaksanaan diklatg

3) kompetensi kelulusan;

4) pendidikan dan tenaga kependidikan;


5) sarana dan prasarana; ‘
6) pengelolaan pendidikan;

7) pembiayaan pendidikan; dan

8) penilaian pendidikan.

/ b. Direktur ............... ..
(2)

pengesahan mpproval) yang

Direktur Jenderal membentuk tim audit untuk melakukan


pemeriksaan kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud
pada butir a;

dalam hal hasil pemeriksaan kelengkapan dokumen belum


memenuhi persyaratan, maka tim audit menginformasikan
‘kepada ’1em‘baga diklat untuk memenuildii ‘kékurangan
persyaratan;

dalam hal pemeriksaan kelengkapan dokumen telah memenuhi


persyaratan, maka tim audit akan melakukan audit Iapangan;
tim audit melaporkan dan memaparkan hasil audit lapangan
kepada Direktur Perkapalan dan Kepelautan untuk ditetapkan
pengesahan (approval) program diklat kepelautannyag dan
permohonan untuk dilakukan peninjauan kembali program
telah diterbitkan sekurang-

kurangnya 3 (tiga) tahun setelah diterbitkan pengesahan

(approval).

Prosedur audit tahunan (surveillance audit) program diklat bagi


lembaga diklat kepelautan dilaksanakan melalui beberapa tahapan
terdiri dari:

a.

lembaga diklat mengajukan permohonan audit tahunan


(surveillance audit) dengan me-nyertakan hasil internal audit
kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Kepala Badan;
berdasarkan pengajuan permohonan Direktur Perkapalan dan
Kepelautan atas nama Direktur Jenderal membentuk tim audit
untuk audit Iapangan;

tanpa pengajuan permohonan audit tahunan (surveillance audit),


Direktur Perkapalan dan Kepelautan atas nama Direktur
Jenderal dapat membentuk tim auditor untuk melaksanakan
audit tambahan (additional audit) berdasarkan informasi yang
tersedia;

tim audit melaporkan dan memaparkan hasil audit tahunan


(surveillance audit) kepada Direktur Perkapalan dan Kepelautan;
ketidaksesuaian dalam hasil audit harus dipenuhi (closing)
paling lama 3 (tiga) bulan setelah rapat penutupan audit (closing
meeting audit);

setelah pemenuhan ketidaksesuaian dalam hasil audit, Kepala


Subdit Kepelautan membuat nota dinas laporan audit; dan
ketidaksesuaian dalam hasil audit yang tidak dipenuhi dalam
waktu yang diberikan, maka direktur jenderal dapat
menetapkan lembaga diklat tersebut untuk tidak menetima
peserta didik baru pada periode diklat berikutnya dan jika
lembaga diklat masih tetap menerima peserta didik baru maka
peserta’ didik tidak mendapatkan sertifikat Basic Safety Training.

/BAB IV ......... ..
(1)

(2)

(1)

(2)

(3)

BAR IV
OBJEK AUDIT

Pasal 4

Tim audit melakukan pemeriksaan terhadap obj ek yang berkaitan


dengan diklat kepelautan, sesuai dengan:

standar isi;

standar proses;

standar kompetensi kelulusang

standar -pendidikan dan .tenaga‘kependidika1;1;‘

standar sarana dan prasarana;

standar pengelolaan;

standar pembiayaan; dan

standar penilaian pendidikan.

We -**=.<=:.¢=-r> .=>*9=

Objek diklat kepelautan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus


Amemenuhi standar sebagaimana Iercantum dalam
Peraturan ini.

BAB V
PELAKSANAAN AUDIT

Pasal 5

Dalam pelaksanaan audit lapangan program diklat kepelautan


terdiri dari:
a. rapat pembukaan audit (Opening Meeting Audit)

1) pefkenalan tim audit;

2) perkenalan tim auditee; dan

3) penginformasian rencana audit (audit plan).


b. pengecekan dokumen terdiri dari antara lain:
1) manual mutu;
2) petunjuk kerja; dan
3) prosedur mutu.
pengecekan sarana dan prasarana;
pengecekanApelaksanaangprqgram terdiri dari antara lain:
1) teori; dan I
2) praktek.
e. pembuatan laporan ketidaksesuaian hasil audit; dan
f. rapat penutupan audit (Closing Meeting Audit).

9-?

Untuk melaksanakan audit lembaga, program diklat kepelautan,


Digrektur Jenderal Inenunjuk tim sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) dan menerbitkan Surat perintah tugas audit
yang meliputiz

a. pemeriksaan administrasi; dan

b. proses diklat.

Tim audit meminta lembaga diklat kepelautan memberikan


Apenjelasan disertai tanya Ajawab mengenai lembaga, sekurang-
kurangnya meliputi: ‘ ii I

/ a. waktu ......... ..

.Lampira1‘1gW
(4)

(1)

(2)

(3)

(1)

(2)

waktu pendirian lembaga;


luas area;

jumlah pegawai;

sistem diklat;

proses diklat; dan

hal lain yang diperlukan.

3"’? 9*? F7?’

Pemeriksaan admininstrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a, meliputiz

a. data pelaksanaan proses diklatg dan

b. semua dokumen asli yang salinannya dilampirkan dalam


permohonan audit.

BAB VI
PENGESAHAN (APPROVAL)

Pasal 6

Dalam hal program diklat kepelautan telah memenuhi persyaratan


sesuai standar yang telah ditetapkan, diterbitkan pengesahan
(approval) program diklat kepelautan.

Dalam pengesahan (approval) dicantumkan jumlah peserta yang


dapat diterima dalam 1 (satu) periode pelatihan berdasarkan rasio
peserta didik dengan tenaga pendidik, sarana dan prasarana, serta
kemampuan menempatkan peserta didik untuk melaksanakan
praktek laut (prala).

Pengesahan (approval) atau perpanjangan (renewal approval)


terhadap program diklat kepelautan pada lembaga diklat dengan
masa berlaku (valid) paling lama 5 (Iima) tahun.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 7
Lembaga Diklat yang telah memiliki pengesahan (approval) atau
rekomendasi program diklat, dilakukan peninjauan kembali
terhadap pemenuhan persyaratan sesuai Peraturan ini.
Bagi Iembaga diklat yang akan menyelenggarakan program diklat

kepelautan, wajib memenuhi ketentuan sesuai Peraturan ini _dan


akan diiakukan audit untuk mendapatkan pengesahan (approval).

/BAB VIII ........... ..


BAB VIII
PEN UTUP

Pasal 8

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J A K A RT A

Padatanggal :

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

a ti. BOBBY R. MAMAHIT


Pembina Utama (IV / e)
NIP. 19560912 198503 1 002

SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada:


1

. Menteri Perhubungan;

2. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;

3 Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;

4 Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan;

5. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

6. Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;


7 Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut;

8 Ketua Umum Dewan Penguji Keahlian Pelaut;

9. Para Atase Perhubungani di Kedutaan Besar Republik Indonesia;

10. Para Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut;

1 1. Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia;

12. Ketua Dewan Pembina Pusat Indonesia Nasional Shipowners Association;

13. Ketua Ikatan Nahkoda Niaga Indonesia; dan

14. Ketua Ikatan Marine Engineer.


Lampiran Peraturan Direk r n ral Perhub ngan Laut
Nomor : H“! vL"
Tangw $7 ‘mu 4:

PENGESAHAN (APPROVAL) PROGRAM DIKLAT KEPELAUTAN PROGRAM DIKLAT

KEPELAUTAN PADA LEMBAGA DIKLAT PROGRAM PELATIHAN DASAR

KESELAMATAN (BASIC SAFETY TRAINING)

1. Standar Isi

A.

Dalam melaksanakan program pendidikan dan latihan lembaga


penyelenggara diklat kepelautan harus memenuhi kurikulum dan silabus
yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan dan dapat dikembangkan oleh lembaga penyelenggara diklat
kepelautan sesuai kebutuhan.

Muatan kurikulum diatur untuk mencapai standar kompetensi.


Ja.m pembelajaran peserta didik tatap muka atau praktikum di

1aboratorium/ simu1ator/ bengkel maksimal 8 jam per hari dan 42 jam


perminggu @ 60 menit.

2. Standar Pmses

A.

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana


pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada IMO Model Course 1.13,
IMO Model Course 1.19, IMO Model Course 1.20 dan IMO Model Course 1.21.

Persyaratan calon peserta diklat:

1) surat keterangan bebas dari catatan kriminal dari kepolisian bagi yang
berusia lebih dari 18 tahun pada saat masuk pendidikan;

2) khusus taruna/taruni yang akan praktek berlayar usia minimal 16


tahun;

3) Surat keterangan sehat dan tidak buta warna dari rumah sakit atau
dokter yang telah mendapat pengesahan (approval) dari Direktur
J enderal Perhubungan Laut; dan

4) memiliki ijasah:
a. minimal Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (MTs);
b. diluar syarat butir a harus mendapatkan izin dari Direktorat

Perkapalan dan Kepelautan Direktorat J enderal Perhubungan Laut.

Persyaratan pelaksanan proses pembelajaran

Proses pembelajaran dilaksanakan dengan rnemperhatikan:

1) alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran sesuai kurikulumg

2) jumlah peserta diklat maksimal 30 orang per kelas;

3) beban mengajar maksimal 8 jam per hari atau 20 jam per minggu;

4) jumlah jam pembelajaran yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 47


jam (@ 60 menit) dan dalam kurun waktu sekurang—kurangnya sesuai
kurikulum; dan

/ 5) proses ...... ..
5) proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta diklat untuk
berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup untuk
berprakarsa, kreatif sesuai dengan situasi dan kondisi peserta diklat.

D. Penilaian hasil pembelajaran dapat dilaksanakan dengan


mempertimbangkan: ’
1) kehadiran;
2) ujian tertulis dapat berupa: essay, pilihan ganda; dan
3) ujian praktek.

E. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melaluit

1) audit internal oleh satuan pengawas internal; dan

2) audit eksternal oleh tim yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal


Perhubungan Laut yang terdiri dari pejabat dan pelaksana di Direktorat
Perkapalan dan Kepelautan dan Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Perhubungan Laut.

F. Jumlah Peserta Diklat


Jumlah peserta maksimal 30 (tiga puluh) orang per kelas untuk materi ajar
yang bersifat teoritikal, sedangkan untuk praktek di laboratorium dan
aktivitas kelompok, seorang pengajar, atau supervisor akan melatih
kelompok peserta yang rasionya 1:10.

3. Standar Kompetensi Lulusan


Kualifikasi kompetensi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, meliputi:

A. Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk:


1) teknik penyelamatan diri di Iaut;

2) dasar-dasar pencegahan dan pemadam kebakaran;


3) dasar—dasar pertolongan pertama; dan
4) memahami tanggungjawab keselamatan diri dan lingkungan.
B. Sesuai standar kompetensi diklat keterampilan khusus pelaut program

pelatihan dasar keselamatan (Basic Safety ’./‘raining)sesuai ketentuan STCW

1978 amendements 2010 Reg.VI/1 dan STCW Code Section A—VI/ 1 peserta

diklat sesuai ketentuan diharapkan.

Peserta diklat yang menyelesaikan pelatihan ini diharapkan mampu:

1) mampu bertahan hidup di laut dalam kondisi meninggalkan kapalg

2) mampu meminimalisir resiko kebakaran dan melakukan sikap waspada


terhadap situasi darurat yang berhubungan dengan kebakaran;

3) mampu menanggulangi dan menangani kebakaran;

4) mampu mengambil tindakan segera dalam menghadapi kecelakaan atau


situasi darurat medis lainnya;

5) mampu bertindak sesuai dengan prosedur dan situasi darurat; dan

6) mampu mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah polusi


lingkungan maritim;

/7) mampu ....... ..


4.

7)
8)
9)

10)

mampu melaksanakan keselamatan kexja;

mampu berpartisipasi dalam komunikasi efektif diatas kapal;

mampu menjalin hubungan kexja sesama awak kapal diatas kapal; dan
mampu. memahami dan mengambil tindakan dalam kondisi kelelahan.

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta
pendidikan dalam jabatan.

A. Standar Pendidik (Pengajar)

1)

Lembaga Diklat Kepelautan harus mensyaratkan pendidik yang


meliputi:

a. Pengajar harus memiliki sertikat IMO Model Course 6.09 dan


sekurang-kurangnya satu orang memiliki Sertifikat IMO Model
Course 3.12; .

b. pengajar pada program diklat kepelautan program pelatihan dasar


keselamatan dengan latar belakang kompetensi kepelautan
minimal memiliki Sertifikat Basic Safety Training;

c. pengajar tetap yang memiliki sertifikat Keahlian Pelaut Basic


Safety Training sekurang—kurangnya 2 (dua) orang dengan jumlah
jam mengajar minimal 20 jam per minggu;

d. rasio tenaga pengajar tetap sekurang—kurangnya 1:40;

e. rasio seluruh tenaga pengajar (pengajar tetap dan tidak tetap)


peserta didik sekurang—kurangnya 1:20;

f. untuk pembelajaran praktek rasio pengajar dan peserta


disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia;

g. dalam 1 (satu) hari tenaga pengajar maksimal mengajar 8 jam dan


dalam 1 (Sam) minggu tidak boleh lebih dari 40 jam; dan

h. setiap tenaga pengajar maksimal mengatnpu 4 mata pelajaran.

Kualikasi pendidik memiliki keahlian dengan dibuktikan.

a. memiliki sertikat kompetensi sesuai dengan materi yang diampu;

b. memiliki sertifikat TOT IMO Model Course 6. 09 bagi instruktur dan


sekurang-kurangnya satu orang memiliki Sertifikat IMO Model

Course 3. 1 2.

B. I Tenaga Kependidikan

Lembaga diklat kepelautan yang menyelenggarakan program diklat pelatihan


dasar keselamatan wajib memiliki sekurang—kurangnya pegawai tetap
minimal:

1)
2)

dua (2) orang tenaga pelaksana administrasi diklatg dan


satu ( 1) orang penanggung jawab tiap 1aboratorium/bengke1/simulator.

/ 5 Standar ...... ..
5.

Standar Sarana dan Prasarana Diklat

Adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal


tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat berrnain, tempat berkreasi dan berekreasi,
serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

A.

Prasarana

Lembaga diklat kepelautan diwajibkan memiliki prasarana:

1)
2)

3)
4)
5)
5)
7)

8)

lahan (milik atau hak guna pakai minimal), dengan bangunan permanen;
ruang kélas ( jumlah kelas untuk tiap 30 peserta), ukuran kelas minimal
1,8 m2 / orang dengan dimensi ruang yang proporsional, penerangan yang
cukup dan ventilasi yang memadai;

ruang pimpinan lembaga diklat kepelautan;

ruang pengajar;

ruang tata usaha;

1aboratorium/ bengke1/ lapangan praktek;

tempat lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran


dengan bangunan yang Iayak; dan

kolam latih yang digunakan untuk menempatkan dewi-dewi beserta


sekocinya dan cukup untuk olah gerak sekoci (ukuran kolam latih
minimal 40 x 20 In).

B. Sarana

Lembaga diklat kepelautan diwajibkan memiliki sarana sesuai IMO model


Course yaitu

A. PROFICIENCY IN PERSONAL SURVIVAL TECHNIQUES (IMO LMVODETL


COURSE 1.191

K.»

Peralatan

Life jackets

Inatable life jackets

Lifebuoys
Rigid lzfe raft ‘
Twenty—person inatable life rafts for wet drills

AC°M

SART operating on 9 ghz frequency

Survival suits

\000\]

Complete set of lzferaft equipment


Complete set of lifeboat equipment (close type)

/ 1 0 Emergency ....... ..
Emergency mPosition—Indicating Radio Beacon (EPIRB)
operating on 460 mhz

10

1 1 Shark repellent 1

12 Safety/first equipment comprising 1 set


0 Powerful searchlights 1
o Light—reecting badges 1
A Stretcher 1
o Resuscitation kit with oxygen/ suction unit 1
0 First aid kit 1

Z 7 Instructor Manual
VIDEO/ PRESENTA TION POWER POINT TERKAIT DENGAN

V1 SOLAS Chapter III Part 1 (Preparing for abandonment—~Code No.


297.1);

V2 SOLAS“ Chapter III Part E (Abanmdonntent by lifeboat:Code 7%.


-297.2);

V3 SOLAS Chapter III Part 3 (Abandonment by life ra—Code No. 297.3)

V5 SOLAS Chapter III Part 5 (SOLAS Amendments—Code No. 463)


V6 Cold Water Casualty-Code No. 527

V7 Man Overboard—Code No. 644

2
3
4 V4 SOLAS Chapter III Part 4 (Techniques of Survival—Code No. 297. 4);
5
6
7

R1 STCW 1978 and amendment

R2 SOLAS and amendment

R3 Merchant Ship Search and Rescue Manual ( MERSAR)


R4 A Pocket Guide to Cold Water Survival

R5 IMO Life Saving Appliance Code

A Lesson Plan ( as attached)

B. FIRE PRE VENTION AND FIRE FIGHTING (IMO MODEL COURSE 1.20)

Peralatan

1 Building for smoke and fire drills, or similar facility(smoke 1 set


chamber)

(constructed two steel containers, one on top of the other)


a. Cabin

b. Corridor/ open room

e. Access between rooms by manhole, vertical ladder and


door

2 Facilities for recharging compressed—air bottles with spare


parts for maintenance

3 Fire Ground

c. Electric switchboard room 4


d. Engine room with a grating oor

/ 4 Room ....... ..
Room with work bench area for inspection and
maintenance of breathing apparatus

Steel re trays (approximately 1 m by 1 m by 0.3 m)


Three sided brick re trays

Fire hydrants with 2 outlets each, or a similar water


supply from open water and re pump

A large supply of carbonaceous and hydrocarbon fuels


(wood, diesel and lubricating oils, etc.) For the re trays

Dummies, for search and rescue procedures

Fire hoses (65 mm diameter)

Fire hoses (38 mm diameter)

Branch pipes

Fire nozzles (2 standard, 2 diffuser and 2 jet spray)


Mechanical foam branches

Generator of high expansion foam and foam compound


Stand pipes, with keys and bars to operate the hydrant
supply

Water extinguishers (9 liter)

Foam extinguishers (9 liter)

Carbon dioxide extinguishers (5 liter)


Dry powder extinguishers (1 0 liter)
Rells for all types of extinguishers

7 Protective clothing, overalls, gloves, re boots, helmets


and rainproof clothing

Self contained breathing apparatus, complete with spare


cylinders, spare parts and maintenance tools (including
sets for use by instructors only)

Distress signal units (dsus) for attachment to breathing


apparatus sets

Smoke generator

Smoke helmets with air pump

A shower at the site

Stretcher

First aid kit

Resuscitation kit with oxygen/ suction unit


Sets of re protective clothing

Helmets with visor and neck protector

Fire axes

| Safety line (36 meters long) withsnap hooks

/ 35 Different ....... ..
35 I Different types of detectors used on board ships “W I 1 ¥
36 Indication of escape routes in the mock up 1

Instructor Manual

0 Cross sections or cross sectional drawings of dierent types of re


extinguishers and nozzle

0 International ship to shore re hose connection


- Demonstration set of self contained breathing apparatus

VIDEO/ PRESEN TA TI ON POWER POINT TERKAI T DEN GAN


V1 Part 1

V2 part 2

V3 Fire Party Operation

V4 Safe air to breathe

V5 Fire below

V6 Fireghting on container ships

‘IMO Re erences:
1 R1 STCW 1 978 and amendment

2 I R2 SOLAS and amendment

R3 Assembly resolution A. 602(15) revised guidelines for marine


portable fire extinguisher

R4 Assembly resolution A.655(16) use of halon as reghting media


on board ships

5 R5 IMO/ILO document for guidance


A Lesson Plan ( as attached)

C. ELEMENTARY FIRST AID ( IMO MODEL COURSE 1.13)


1 Shi a ’s medical chest with content (no drug}
Various slints, braces, etc

O\0‘I-I5-CoI\D'-*

3 Dressinga bandages

4 I._iIe—size dummy for practical resuscitation training


5 Stretcher

Instructor Manual

VIDEO/ PRESENTATION POWER POINT TERKAI T DENGAN


V1 A matter of life and death

V2 Dealing with shock

V3 Bone and Muscle injuries

V4 Dealing with the unexpected


V5 Well travelled?

V6 entering into enclosed spaces

IMO Re erences:
1 R1 STCW 1978 and amendment

Q01-kC«>l\'>N

/2R2 ........ ..
R2 Medical section of International code of signals

R3 Assembly resolution A.438(XI)-Training and qualication of persons


in charge of medical care aboard ship

R4 IMO/ILO Document for guidance

R5 ILO/IMO/ WHO International Medical Guide for Ships (IMGDS)


R6 Medical First aid guide for use in accident involving dangerous
goods (MFAG)

7k LessonPlan7as attached)

K D. PERSONAL SAFETY AND SOCIAL RESPONSIBLE (IMO MODEL COURSE


1.21

Teachingisgllabus and instructor manual

Audio-visual aids—Video cassette player, TV, Slide f_r9jector, OHP etc


Photographs or picture of various types of ships, such as bulk carriers,
tankers and container ships, and various parts of the ships, including:

0 Gangway and safety net;


‘ - Main deck;

0 Holds and hatches;

0 Forecastle and poop deck;

0 Windlass, anchors and winches;

0 Crane or derricks;

0 Manifold and deck pipeline system ( on a tanker)

0 Accommodation;

0 Bridge;

Engine -room

VIDEO/ PRESENTATION POWER POINT TERKAIT DENGAN


VI IMO-Safer shipping and cleaner seas-code No.202
V2 Personal sgfety on board ships series-code no. 55. 3-563
V3 Personal hggiene~code 293
V4 Waste and garbage management~code no. 627
V5 Fighting pollution-Prevention gpollution at sea-code no.432
V6 Safe Mooring Practice—code 110.616

V7 Prevention and reaction to marine oil spills: under MARPOL-code


no.597

V8 Prevention and reaction to marine oil spills: the seafarer’s role—code


no.592

V9 Setting a course for health-health and welfare advice for seafarer-


code no.510

V1 0 Who needs it? Personal protective eguigment-code no. 597


V1 1 Alcohol beware!~code no. 348

V12 Drugs-way off course—code no.486


V13 Entering into enclosed spaces—code no. 534

/14 V10 ...... ..


Demonstration equipment as follows:

0 Helmet;
0 Goggles;
o Gloves;

0 Safety shoes;
0 Dust masks and respirators;
0 Protective clothing;
0 Self-contained breathing apparatus
IMO References:

R1 STCW 1978 and amendment


R2 International convention for safety of life at sea SOLAS


R3 International convention for the prevention 0 ollution rom shis
R4 IMO Life—Saving Appliances Code (LSA Code)

R5 Standard Marine Navigation Vocabulary


R6 Human Resources Management fro Marine Personnel;
R7 International Safety Management Code

R8 Guidelines for the Development of Shipboard Oil


Pollution emergency Plans

Perustakaan dan Internet 1 I Z


Memiliki akses wz dengan bandwith minimal 5 megabyte per second
(mbps). ‘

10

Standar Pengelolaan

Lembaga pendidikan kepelautan harus memiliki dan menerapkan sistem standar


rnutu manajemen.

Standar Pembiayaan

Pembiayaan pendidikan ditetapkan oleh lembaga diklat kepelautan dan mengacu


kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku

Standar Penilaian Pendidikan


A. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

Lembaga Diklat diharuskan melaksanakan penilaian kepada peserta diklat.


Penilaian paling tidak meliputi:
1. penilaian terhadap keaktifan/vkehadiran peserta selama proses diklat
berlangsung yaitu 100% kehadiran; dan
2. ujian tertulis dapat berupa essay dan pilihan ganda dan ujian praktek.

/ B Evaluasi ........ ..
B. Evaluasi Diklat
Evaluasi iiiklat dapat dilaksanakan dalam bentuk:
1. Penilaian dalam bentuk nilai quisioner; dan
2. Rekapitulasi jumlah peserta yang lulus ujian tertulis dan praktek.

C. Evaluasi Pengajar
Evaluasi diklat dapat dilaksanakan da1am bentuk:
1. Penilaian dalam bentuk nilai quisioner; dan
2. Rekapitulasi nilai qisioner.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

t. BOBBY R. MAMAHIT
Pembina Utama (IV / e)
NIP. 19560912 198503 1 002

Anda mungkin juga menyukai