Anda di halaman 1dari 2

Nama : Meilani Anggraini

NPM : 1821010085
Asal Universitas : Universitas Merdeka Madiun
Prodi : Manajemen

Kekalahan Samsung terhadap VIVO dan Oppo

Lembaga riset Canalys mempublikasikan laporan yang mengejutkan.


Pasalnya, pada kuartal II-2019 Samsung bukan lagi produsen ponsel dengan pasar
terbesar di Indonesia. Posisi tersebut kini dipegang oleh Oppo.
Dalam riset terbaru, pada kuartal II-2019 Oppo memiliki pasar 26% dengan
pertumbuhan secara tahunan 54%. Sementara Samsung memiliki pasar 24% atau
hampa tumbuh 10%.Adapun Vivo menguasai 15% dan 7% pasar ponsel Indonesia.

Penguasa pasar ponsel Indonesia masih dipegang oleh Samsung dengan


pasar sebesar 28%.Peringkat kedua dipegang oleh Xiaomi dengan pasar
19%.Adapun Oppo berada diperingkat ketiga dengan pasar 17%.
Lalu di posisi keempat ada Vivo dengan market share 9%, naik 3% dari tahun
sebelumnya. Realme yang tahun sebelumnya belum ada market share-nya, pada
kuartal kedua 2019 memiliki pangsa pasar 8% di Indonesia.

Bahwa lepasnya posisi teratas Samsung berasal dari ketidakmampuan


untuk mengubah portofolio produk berbiaya rendah. Samsung disebutnya tak
mampu mempertahankan konsumen di kelas low end yang banyak beralih terutama
smartphone lain yaitu Oppo dan Vivo. Alhasil, pertarungan sengit diantara
keduanya dipastikan akan berlanjut di sepanjang 2018. Untuk bisa menyaingi
Samsung diprediksi bakal merombak portofolio smartphone berbiaya rendah.
Samsung akan berupaya dengan segala cara mengambil kembali status sebagai
vendor terbesar yang masih melekat di benak konsumen.
Lepasnya predikat sebagai vendor nomor satu di India jelas merupakan
pukulan telak bagi Samsung. Pasalnya, bersama China, Indonesia dan Jepang, India
adalah negara yang sangat strategis di kawasan Asia Pasifik. Dengan populasi yang
sangat besar, India yang kini memiliki 300 juta pengguna smartphone, merupakan
pasar smartphone terbesar kedua di dunia, di bawah China.Menurut data yang
dikeluarkan Canalys, India mengirimkan 40 juta smartphone dalam 3 kuartal tahun
2017 ini. Angka tersebut naik 23% dari tahun lalu. Peningkatan inilah yang
membuat India bisa mengalahkan AS yang lengser ke posisi tiga.

Tak dapat dipungkiri, Samsung tengah terhimpit efek domino. Pasalnya


kekalahan di India merupakan kali kedua, setelah di China mereka juga tak lagi
menjadi penguasa pasar.Alih-alih menjadi challenger, market share Samsung di
China semakin anjlok. Laporan terbaru oleh Strategy Analytics menyatakan
penguasaan pasar Samsung di China telah turun 2% pada Q4 2017. Namun
dominasi tersebut berangsur-angsur menurun selama bertahun-tahun seiring
dengan kebangkitan Huawei, Xiaomi Oppo dan Vivo. Akibat menciutnya pangsa
pasar secara drastis, Samsung terpaksa mengurangi sekitar 20.000 pekerja di China
selama dua tahun terakhir. Perusahaan juga mengganti kepala unit China di tengah
penjualan yang lemah.

Inti dari semua ulasan tersebut bahwa kekalahan samsung terhadap Vivo
dan Oppo karena samsung belum dapat bersaing dalam harga yang terjangkau
namun tetap dalam kualitas terbaik, sedangkan android pesaing yaitu Vivo dan
Oppo dapat memberikan kualitas dan harga yang sedang diminati konsumen saat
ini. Yaitu dengan harga yang murah di kantong tapi tetap mendapat keunggulan
yang sedang dicari oleh masyarakat saat ini.

Anda mungkin juga menyukai