Laporan Pengolahan Air Proses Limbah
Laporan Pengolahan Air Proses Limbah
Di susun :
Nama : Nurlena sri gustina
NRP : 08.K40023
Grup : K-1
Dosen :
Asisten dosen :
Tanggal penyerahan : 18 Mei 2011
Air proses biasanya merupakan hasil pengolahan dari persediaan air yang
diambil dari sumber air, untuk memenuhi syarat bagi berbagai konsumsi dan
keperluan, baik untuk masyarakat umum maupun industri.
Kebutuhan air untuk masyarakat umum biasanya diurus oleh Pemerintah Daerah
melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yang menyediakan air untuk keperluan
masyarakat umum, tidak saja untuk air minum, tetapi oleh masyarakat juga digunakan
untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi dan mencuci. Namun dengan
berkembangnya jumlah penduduk dan jumlah perumahan dengan laju yang sangat
pesat, persediaan air proses dari PDAM tidak dapat mengikuti pertumbuhan laju
penduduk. Akibatnya sebagian penduduk, terutama di daerah industri atau didaerah
pinggir kota beramai-ramai menggunakan air sumur (baik sumur dangkal maupun sumur
artesis), sehingga belum tentu air tersebut memenuhi syarat untuk keperluan air minum,
mandi dan mencuci. Sebagian masyarakat juga menggunakan air sungai atau danau
untuk kebutuhan mereka, tanpa menyadari apakah air tersebut memenuhi syarat.
Air untuk masyarakat industri memerlukan persyaratan yang lebih berat
dibanding air untuk masyarakat umum dan rumah tangga. Persyaratan air untuk industri,
antara lain harus bebas dari zat kimia yang mengganggu proses industri, termasuk air
untuk ketel uap yang menghasilkan energi panas untuk proses produksi. Dalam
kegiatan suatu industri, dibutuhkan air untuk keperluan minum, mandi dan cuci (MCK),
maka air yang digunakan juga harus diproses seperti halnya air untuk keperluan rumah
tangga.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menganalisa ada atau tidak zat-zat yang dapat
mempengaruhi proses, menganalisa alkalinitas air, menganalisa kesadahan air dan
melakukan pelunakan terhadap air contoh uji.
BAB II
TEORI PENDEKATAN
c. Alkalinitas
Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan asam tanpa penurunan pH
larutan. Alkalinitas dalam air alam sebagian besar disebabkan oleh ion-ion karbonat
(CO3), bikarbonat (HCO3),Hidroksida (OH) dan sebagainya.Alkalinitas dinyatakan
dalam mgrek/Liter atau mg CaCO3/Liter. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi akan
menyebabkan karat-karat pada pipa sehingga pada saat proses berlangsung, karat-
karat tadi akan terbawa air dan menodai bahan tekstil. Jika kadar alkalinitas terlalu
rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak CaCO3
pada dinding ketel uap sehingga tekanan menjadi lebih tinggi. Alkalinitas diperiksa
dengan cara titrasi asam basa.asam yang banyak digunakan adalah asam sulfat
(H2SO4) dan HCl. Asam ini akan mengikat zat penyebab alkalinitas sampai titik akhir
titrasi tercapai.Titik akhir titrasi dapat ditentukan oleh :
Perubahan warna indicator pada titik akhir titrasi
Perubahan nilai pH pada pH meter, grafik pH-Volume akan memperlihatkan
lengkungan titik akhir
12
OH- + H+ H2O
9
CO32-+H+ HCO3-
4,3
HCO3- +H+ H2O + CO2
Gambar 1
Grafik hubungan pH dengan volume pada titrasi alkalinitas
Reaksi yang terjadi adalah
OH- + H+ H2O Titik akhir terletak pada pH 8,3
CO2- + H+ HCO3
HCO3 + H+ H2O + CO2 terjadi pada pH 4,5
Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH8,3 dikenal dengan nilai P (dari
Phenolpthalin) untuk mencapai titik akhir ke-2 yaitu pada pH 4,3 dikenal dengan
nilai M (dari metal).jadi pada saat tercapai nilai P pada pH 8,3
OH- + H+ H2O
Nilai P menunjukkan OH- dan ½ CO3 = (HCO3-)
Jika dalam air hanya ada karbonat , bikarbonat, dan hidroksida maka unsur
alkalinitas dapat ditentukan dengan bantuan dari tabel.
Tabel
Perhitungan mencari kadar unsur alkalinitas
Catatan : Alkalinitas hanya terdiri dari CO32-, HCO3-, OH-, P = alkalinitas PP, M =
alkalinitas MO
e. Silikat
Adanya silikat dalam air proses tidak dihendaki , karena endapan silikat murni sulit
dihilangkan sehingga dapat menyumbat pipa-pipa dan melapisi dinding ketel uap
bertekanan tinggi.
f. Klorida
Kadar klorida yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada peralatan yang
terbuat dari besi.
g. Kesadahan
Kesadahan disebabkan oleh garam-garam kalsium dan magnesium yang
menyebabkan sabun-sabun lengket, sehingga dapat menimbulkan :
Kesukaran dalam pegangan kain
Tidak ratanya hasil pencelupan
Mengendapkan zat warna karena terbentuknya ikatan kompleks
Kesadahan dapat digolongkan menjadi :
Kesadahan sementara yang disebabkan oleh adanya CaCO3 ,Ca(HCO3) ,
MgCO3, Mg(HCO3)
Kesadahan tetap , yang disebabkan oleh senyawa CaCl2 , CaSO4, MgCl2 ,
MgSO4.
Kesadahan total atau kesadahan jumlah , yaitu jumlah dari kesadahan tetap
dan kesadahan sementara yang ada dalam air.
Untuk syarat air proses pada industri tekstil ditetapkan batas maksimal kesadahan
total sebesar 3 DH.Satuan yang digunakan ialah derajat Jerman, dimana 1 DH setara
dengan 10 mg/l CaO.
Standar air untuk proses tekstil
No Kandungan dalam air Jumlah (mg/L)
1 Kekeruhan 5.0
2 Warna Tidak berwarna
3 Besi 0.1
4 Mangan 0.1
5 Logam berat lain 0.01
6 Alumunium 0.5
7 Kesdahan jumlah 30.0 = 30dH
8 Alkalinitas 75
9 Jumlah gas terlarut 150
10 Ion –ion
11 Silikat 110.0
12 Sulfat 100.0
13 Khlorida 100.0
14 Calsium 10.0
15 Magnesium 5.0
16 Bikarbonat 200.0
Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca dan Mg yang terkandung didalam air.Ion-
ion ini dapat ditentukan melalui titrasi kompleksometri yaitu suatu titrasi dengan
menggunakan larutan komplekson(EDTA / etilenadiamintetra asetat).
EDTA adalah suatu senyawa yang dapat membentuk pasangan kimiawi secara
ikatan kompleks dengan ion-ion kesadahan.Indikator yang dipakai pada titrasi
kompleksometri merupakan asam atau basa lemah organic yang dapat membentuk
ikatan kompleks dengan logam , dan warna senyawa tersebut berbeda dengan
warna indicator dalan keadaan bebas.Indikator yang sering digunakan adalah EBT
(Eriochrome Black T), sejenis indicator yang berwarna merah apabila berada dalam
larutan yang mengandung ion kalsium dan magnesium pada pH 10.Indikator yang
lain adalah Murexid , suatu senyawa yang berwarna merah jika berada dalam larutan
yang mengandung ion kalsium saja.
Pada penetapan kesadahan ada beberapa factor yang biasanya menggangu
penetapan ion Ca dan Mg ini diantaranya adanay kation seperti Al3+, Fe3+, Fe2+, dan
Mn2+, dan juga ikut bergabung dengan EDTA membentuk senyawa kompleks. jika
kesadahan terlalu tinggi endapan Ca2+ dapat muncul dalam waktu titrasi lebih dari 5
menit ,oleh karena itu sample harus diencerkan.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
3.1 Alat Percobaan
Alat yang digunakan :
tabung reaksi
erlenmeyer 250 ml
pipet volume 25 ml & 10 ml
pipet tetes
corong gelas
buret 100 ml
piala gelas 500 ml
gelas ukur dan labu ukur
pengaduk
kasa & pembakar Bunsen
kertas saring
Cara Kerja
- Pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif air proses industri tekstil
a. Silikat
Siapkan 2 ml contoh uji pada tabung reaksi
Ditambahkan 2-3 tetes HCl 4N ( sebagai Pengasam)
Dimasukkan 2-3 tetes ammonium molibdat 5 %
Jika perlu dipanaskan sebentar ,kenudian didinginkan ,jika larutan
berwarna kuning berarti mengandung silikat.dilakuakn uji penentuan
(karena posfat menunjukkan hasil yang sama) yaitu :
Beberapa tetes larutan pereaksi bekas uji diletakkan dalam pinggan
porselen
1 tetes benzidin dan 1 tetes Na Asetat ditambahnya.Jika terdapat lapisan
berwarna biru menunjukkan adanya silikat. ( - )
b. Klorida
Siapkan 2 ml air pada tabung reaksi
ditambahkan 2-3 tetes HNO3 4N (sebagai asam)
ditambahklan 2-3 tetes AgNO3 0,1 N
Jika terjadi endapan putih yang larut dalam amoniak berarti contoh uji
mengandung klorida ( +)
c. Besi (Fe)
Reaksi :
Fe2+ + K3Fe(CN)6 KFe(Fe(CN)6) + 2K+
Fe3+ + K4Fe(CN)6 KFe(Fe(CN)6) + 2K+
Penentuan Fero (Fe2+)
Siapkan 1 ml air contoh uji dalam tabung reaksi
ditambahkan 1 tetes HCL (sebagai pengasam)
ditambah 2-3 tetes K3Fe(CN)6(kalium ferisianida)
Jika terjadi endapan biru turnbull berarti air mengandung Fe2+ ( - )
Penentuan Feri (Fe3+)
Siapkan 1 ml air contoh uji dalam tabung reaksi
ditambahkan 1 tetes HCl ( sebagai pengasam)
ditambahkan 2-3 tetes kalium FeroSianida
Jika terjadi endapan yang berwarna biru trunbull (+)
d. Sulfat (SO42+)
Reaksi :
SO42+ + BaCl2 BaSO4 + 2 Cl-
Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
ditambahkan 5 tetes HCl 4N
ditambahkan 5 tetes BaCl2 0,5 N
jika terjadi endapan (kekeruhan ) putih ,berarti contoh uji mengandung
sulfat. ( - )
e. Kalsium
Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
Asamkan dengan 2-3 tetes asam asetat 10 %
Jika ada endapan putih, berarti contoh uji mengandung kalsium ( + )
f. Magnesium
Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
ditambahkan 10 tetes quinalizarin alk
ditambahkan 5 tetes NaOH 10 %
jika terjadi endapan biru ,berarti contoh uji mengandung sulfat. ( + )
g. Alumunium
Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
Asamkan 2 ml HCl 1N
ditambahkan 3 ml ammonium asetat 3n
ditambahkan 3 tetes aluminon
jika terjadi endapan merah terang ion Al3+ , berarti contoh ui mengandung
alumunium.
h. Mangan
Siapkan 2 ml contoh uji pada tabung reaksi
Tambahkan 2-3 tetes asam sulfat 4 N
Tambahkan KIO4 padat panaskan
i. Zat Organik
Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
Asamkan 5 tetes asam sulfat 10 %
ditambahkan 4 tetes KMnO6 0,01 N
jika warna KmnO4 Hilang ,maka air contoh uji mengandung zat organic. –
j. Kuantitatif Cl-
50 ml contoh uji masukkan kedalam erlenmeyer
Check pH sebelumya
atur 7 -10 dengan penambahan asam sulfat dan NaOH
ditambahkan kalium bikromat sebanyak 3 tetes
setelah itu lakukan penitaran dengan menggunakan AgNO30,01 N sampai
warna nya tuh mereka kekuningan
lakukan perhitungan dengan rumus
kadar Cl = ml titrasi x N titrasari (penitar) x Bs Cl- x 1000/50
- Alkalinitas PP
25 ml contoh uji dipepet ke dalam Erlenmeyer, tambahkan 2 tetes
indicator PP.
Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai larutan tidak berwarna.
- Alkalinitas MO
25 ml contoh uji dipepet ke dalam Erlenmeyer, tambahkan 2 tetes
indicator MO.
Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai larutan berwarna orange.
Kesadahan jumlah P’
Air sisa alkalinitas → 5menit, dinginkan kemudian tambahkan 25 ml
lindisoda → 10 menit, dinginkan.
Encerkan dengan air suling ( sudah dididihkan ) sampai 100 ml. Dan
saring.
Filtratnya dititrasi dengan larutan asam sulfat 0,1000 N sampai tak
berwarna ( bila perlu tambahkan 2 tetes PP ).
Lakukan titrasi blanko untuk 25 ml lindisoda.
b. Alkalinitas M
2 ml contoh uji ditambahkan 2 tetes MO sampai terbentuk warna kuning.
Titrasi dengan asam sulfat 0,02 N sampai orange
Kesadahan jumlah M’
air sisa alkalinitas → 5’, dinginkan dan tambahkan 25 ml lindisoda 0,1 N
→ 10’, dinginkan.
Encerkan dengan air suling ( sudah dididihkan ) sampai 100 ml. Saring.
Filtratnya dititrasi dengan larutan asam sulfat 0,1 N sampai terbentuk
orange bila perlu tambahkan 2 tetes MO.
Lakukan titrasi blanko untuk 25 ml lindisoda.
- Pelunakan Air Sadah
a. Cara Pemanasan
100 mml air contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer
dipanaskan sampai mendidih selama kurang lebih 30 menit
Air yang telah mendidih didinginkan
Sisa kesadahan diperiksa kesadahan totalnya dengan larutan EDTA
b. Cara Pengendapan dengan Ca(OH)2 dan Na2CO3 serta pengendapan
dengan NaOH dan Na2CO3
Kebutuhan soda kapur dan soda ash atau NaOH dihitung sesuai
kebutuhan
100 ml air contoh dipipet kedalam piala gelas
Soda ash dan soda kapur sesuai dengan kebutuhan dimasukkan
kedalam piala gelas tsb
Larutan dididihkan selama 15 – 30 menit, dan akan terjadi endapan
karbonat, didinginkan, kemudian disaring dengan kertas saring barit
Saringan/filtratnya dianalisa kesadahan sisanya dengan cara
kompleksometri.
BAB 4
Data Percobaan dan Perhitungan
Kualitatif :
a. Silikat : ( + ) c. Fe2+ : ( - ) e. SO42- : ( + )
b. Klorida : ( + ) d. Fe3+ : ( + ) f. Ca2+ : ( - )
g. Mg2+ : ( + ) i. Mn2+ : ( + )
h. Al3+ : ( + ) j. Zat organic : ( - )
Kuantitatif :
a. Cl-
Ml titrasi I : 41 -38 = 3 ml
Ml titrasi II : 35,9 – 32,8 = 3,1 ml
Ml rata-rata: = 3,05 ml
Kadar : 3,05 ml x 0,01000 x 35,5 x 1000/10 = 108,275 mg/l
Padatan tersuspensi
pH : 6
Berat awal 1 : 0,3146
Berat akhir 1 : 0,3175
Berat awal 2 : 0,3185
Berat Akhir 2 : 0,3207
5129,695 7500,7374
a
5137,500 750
2
95,425
a 0,0007634
125000
b
y x 2 x xy
n x 2 x
2
b
0,7374137.500 750129,695
5137500 750
2
161.392,5 97.271,25
b 0,03297
125000
Y = ax + b
Y = 0,0007634x – 0,03297 y
0,25
y = 0,0382x + 0,033
0,2
absorbansi
0,15
0,1 Linear
(absorbansi)
0,05
0
50 100 150 200 250
b
y x 2 x xy
n x 2 x
2
b
0,73260,0022 0,030,0052338 0,02079
50,00022 0,03
2
Y = ax + b
Y = 20,955 x - 0,02079y
Penentuan konsentrasi untukBesi
Contoh uji : % T = 74,75
Y= A= 2 – log %T = 2 – log 74,75
= 0,1263
Y = ax + b
0,1263= 20,955 x + 0,02079y
0,1263 - 0,02079y = 20,955 x
X = 0, 10551
20,955
= 0,00503 mg/l
0,25
KONSENTRASI
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0,0177 0,1337 0,2112 0,1518 0,2182
ABSORBANSI
b
3,075495 4524,465 0,936
5495 45
2
Y = ax + b
Y = - 0,03567x + 0,936y
Penentuan konsentrasi untukBesi
Contoh uji : % T = 12
Y= A= 2 – log %T = 2 – log 12
= 0,9208
Y = ax + b
0,9208= - 0,03567x + 0,936y
0,9208- 0,936 = 0,03567
X = -0, 0152
-0,03567
= 0,426 mg/l
1
0,9
0,8
0,7 Absorbansi
0,6
0,5
0,4 y = -0,107x + 0,9362 Linear
0,3 (Absorbansi)
0,2
0,1
0
3 6 9 12 15
- Analisa alkainitas air
Alkalinitas PP
Ml titrasi = 0 ml
Alkalinitas PP = 0 x 0,02 x 1000/25 x 61/1 = 0mgrek/l
Alkalinitas MO
Ml titrasi = 0,75 ml
Alkalinitas MO = 0,75 x 0,02 x 1000/25 x 40/1 = 36,6 mgrek/l
1. Cara Pemanasan
Kesadahan Total
Kebutuhan Na2CO3.
Sadah teta p
Na2CO3. = L
2,8
(4,48) 106
= 0,00111375 84,859mg/L
2,8 2
Kebutuhan Ca(OH)2
(1,12 2,912 74
=
2,8 2.8 2
= 53,321mg/l
Kebutuhan Na2CO3.
= 50,88 mg/l
Kebutuhan NaOH
= 57,644 mg/l
Na Zeolit
= 0,728dH
5,6 0,728
% Penurunan = 100%
5,6
= 87 %
Wofafit
= 0,112 dH
5,6 0,112
% Penurunan = 100%
5,6
= 98 %
= 2,912 dH
5,6 2,912
% penurunan = 100%
5,6
= 48 %
7. Pelunakan soda soda
ml titrasi (I) = 0,2 ml
= 0,112 dH
5,6 0,112
% Penurunan = 100%
5,6
= 98 %
BAB 5
Diskusi
Pada percobaan yang telah dilakukan, didapat bahwa pada percobaan analisa
kualitatif air, air contoh uji mengandung beberapa zat seperti magnesium, Fe3+ ,
mangan, sulfat, aluminium, silikat, khlorida, namun pada contoh uji ini tak
mengandung Ca2+,Fe2+ , serta zat organic. kadar klorida nya sebesar 108,275 mg/l
sedangkan nilai padatan tersuspensinya sekitar sebesar 44 mg/l dengan pH yang
dimiliki air contoh uji itu adalah 6, warna air contoh uji bening kekeruhan. Kemudian
pada percobaan analisa kandungan silikat, sulfat dan besi didapat bahwa
konsentrasi silikat , sulfat dan besi pada air contoh uji sebesar 0,426 mg/l; 49,1874
mg/l; dan 0,00503 mg/l. pada percobaan alakinitas , alkalinitas PP sebesar 0 mgrek/l
dan alkalinitas MO sebesar 36,6 mgrek/l Dari hasil itu dapat dikatakan bahwa air
contoh uji jika dilihat dari segi kekeruhan maka tidak akan memenuhi persyaratan
tetapi jika dilihat dari banyaknya kandungan silikat, sulfat dan besi maka air contoh
uji masih memenuhi persyaratan. Dan dari banyaknya klorida yang didapat sangat
besar sehingga kemungkinan terbentuk sadah tetap akan semakin besar walaupun
masih dapat memenuhi persyaratan. Kemudian pada percobaan analisa kesadahan
didapat kesadahan total air contoh uji sebesar 5,6 odH sehingga tidak memenuhi
persyaratan untuk air proses (syarat telah disebutkan di dalam teori dasar ). Adanya
semua zat yang diuji dalam analisa kualitatif dan kuantitatif air akan memungkinnya
terjadinya gangguan pada proses tekstil sehingga diperlukan proses untuk
mengurangi kandungan logam-logam pada air contoh uji.
Kemudian dari percobaan didapat bahwa sadah total yang didapat dari air contoh uji
o
adalah sebesar 5,6 dH sedangkan sadah sementaranya sebesar 1,12 odH dan
sadah tetapnya sebesar 4,48odH. Hal ini sesuai dengan data pada analisa kuantitafi
dan analisa MO dimana pada analisa kuantitatif ion klorida yang didapat sebesar
36,6 mg/l. akibat banyaknya ion klorida dan ion HCO3- maka kemungkinan
terbentuknya kesadahan akan semakin besar ( sadah tetap dan sadah sementara).
Kemudian dari percobaan dapat diketahui bahwa analisa kesadahan dengan cara
kompleksometri dan analisa kesadahan didapat hasil yang berbeda jauh. Hal ini
kemungkinan dapat disebabkan karena pada analisa kesadahan cara
kompleksometri, Indikator yang digunakan adalah EBT (Eriochrome Black T), sejenis
indicator yang berwarna merah apabila berada dalam larutan yang mengandung ion
kalsium dan magnesium pada pH 10 dan indikator Murexid , suatu senyawa yang
berwarna mera. Pada penetapan kesadahan ada beberapa factor yang biasanya
menggangu penetapan ion Ca dan Mg ini diantaranya adanay kation seperti Al3+,
Fe3+, Fe2+, dan Mn2+, dan juga ikut bergabung dengan EDTA membentuk senyawa
kompleks. jika kesadahan terlalu tinggi endapan Ca2+ dapat muncul dalam waktu
titrasi lebih dari 5 menit ,oleh karena itu sample harus diencerkan.
Akibat dari kesadahan total yang tinggi maka dan zat-zat yang terkandung dalam air
contoh uji, diperlukan pelunakan iar sadah dengan menggunakan 4 cara yaitu cara
pemanasan, soda kapur, soda-soda dan penukaran oin. Maksud dari pelunakan
disini adalah penghapusan ion-ion penyebab kesadahan dalam air.Kesadahan air
terutama disebabkan oleh ion Mg2+ dan Ca2+. Air sadah akan mengendapkan sabun,
akibatnya penggunaan sabun akan lebih banyak.Selain itu akan merusak beberapa
jenis zat warna pada proses pencelupan, kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- juga
mengakibatkan kerak pada dinding ketel uap yang disebabkan oleh endapan kalsium
karbonat.
Dari hasil percobaan didapat bahwa cara pelunakan dengan penurakar ion
menghasilkan persen penuruhan sadah yang paling besar yaitu sebesar 98 %. Hal
inidapat dikarenakan ion dari penukar ion dapat menukar semua jenis ion logam-
logam sehingga kemungkinan ion terikat akan menjadi lebih banyak dan akibatnya
kesadahan akan banyak berkurang. Sedangkan pada pelunakan air sadah dengan
cara soda kapur zat yang digunakan tidak semuanya dapat berikatan dengan ion-
ion logam yang ada pada air contoh uji sehingga kemungkinan ion-ion logam yang
tidak dapat diikat masih banyak. Akibatnya penurunan kesadahannya lebih kecil.
Dan pada cara pemanasan didapat nilai yang terkecil. Hal ini disebabkan pada cara
pemanasan, pengendapan yang dilakukan hanya untuk sadah sementara yang
nilainya lebih kecil disbanding sadah tetap. Sehingga secara otomatis persen
penurunan kesadahannya relative paling kecil.
I. Kesimpulan
Dari percobaan maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu :
Analisa uji kualitatif, Silikat : ( + )
Klorida : ( + )
Fe2+ : ( - )
Fe3+ : ( + )
SO42- : ( + )
Ca2+ : ( - )
Mg2+ : ( + )
Al3+ : ( + )
Mn2+ : ( + )
Zat organic : ( - )