Disusun oleh
Febrian Rifkhi Fahrizal
161411009
Kelas : 2A D3-Teknik Kimia
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat, hidayat, karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan Makalah
bahan konstrusi korosi yang berjudul “ POLISTIRENA” dengan baik.
Sedang proses studi pustaka dan penyusunan makalah ini, didapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu diucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Retno Indarti MT. selaku dosen Bahan Konstruksi & Korosi Program
Studi D3 Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan
makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan, semangat dan doa yang
menyertai untuk menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung selama penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
1.1.Sejarah Polistirena
Polistirena pertama kali diperkenalkan oleh Ostromislensky dari
Naugatuck Chemical Company pada tahun 1925. Pada saat yang hampir
bersamaan I.C. Farbenindustrie juga mengembangkan polistirena yang
berhasil dikomersialkan di Eropa. Pengembangan produk dan proses
polistirena juga dikembangkan oleh Dow Chemical Company dan pertama
kali dikomersialkan di Amerika Serikat pada tahun 1944.
Produk polistirena yang pertama kali diproduksi untuk dikomersialkan
adalah homopolimer stirena yang juga dikenal sebagai polistirena kristal.
Polistirena kristal ini juga dikenal sebagai General Purpose Polystyrene
(GPP), yang lebih tahan panas daripada produk polimer thermoplastik
lainnya. Perkembangan lebih lanjut dari polistirena ini adalah Expanable
Polystyrene (EP). Produk polistirena lain yang tak kalah pentingnya adalah
polistirena dengan modifikasi karet atau High Impact Polystyrene (HIP).
Produk HIP ini bersifat tidak tembus cahaya, lebih keras dan lebih mudah
dalam pembuatannya dibandingkan dengan produk polimer thermoplastik
lainnya.
Polystyrene ( IUPAC Poly (1-phenylethane- 1,2-diyl)), disingkat berikut
ISO Standard PS, adalah sebuah aromatik polimer yang dibuat dari
aromatik monomer styrene, cairan hidrokarbon yang secara komersial
diproduksi dari minyak bumi oleh di industri kimia. Polistirena adalah salah
satu dari banyak digunakan sebagian besar jenis plastic .
Kegunaan dari polistirena ini cukup luas, antara lain untuk isolasi atau
bahan pelapis pada kawat/kabel, peralatan rumah tangga dari plastik, botol,
furniture, mainan anak-anak, bagian dari refrigerasi, radio, televisi, AC,
bahan pembuat kontainer, tempat baterai dan sebagainya. ( U.S. Patent, 1983).
1
Karena penggunaan polistirena sangat luas, maka disusunlah makalah ini
untuk mengaji tentang karakteristik, cara pembuatan, kebutuhan, dan potensi
pasar dari produk polistirena.
1.2.Permasalahan
1. Bagaimana cara pembuatan dan reaksi pembentukan polistirena?
2. Bagaimana potensi pasar dari polistirena?
3. Bagaimana kondisi operasi optimal dan konversi maksimal pembuatan
polistirena?
4. Bagaimana diagram alir pembentukan polistirena?
5. Apa manfaat polistirena?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara pembuatan dan reaksi pembentukan polistirena.
2. Mengetahui potensi pasar dari polistirena.
3. Mengetahui kondisi operasi optimal dan konversi maksimal pembuatan
polistirena.
4. Mengetahui diagram alir pembentukan polistirena.
5. Mengetahui manfaat polistirena.
1.4.Manfaat Penulisan
1. Pembaca dapat mengetahui cara pembuatan dan reaksi pembentukan
polistirena.
2. Pembaca dapat mengetahui potensi pasar dari polistirena.
3. Pembaca dapat mengetahui kondisi operasi optimal dan konversi
maksimal pembuatan polistirena.
4. Pembaca dapat mengetahui diagram alir pembentukan polistirena.
5. Pembaca dapat mengetahui manfaat polistirena.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi Polistirena
Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, sebuah
hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Polimer ini
merupakan plastik yang kuatdan murah, yang merupakan salah satu polimer
golongan vinil (Storbl 2007).
Polistirena biasanya bersifat termoplastik padat pada suhu ruang, dan
mencair padasuhu yang lebih tinggi. Secara struktur, polistirena merupakan
rantai panjanghidrokarbon dengan gugus fenil yang berdekatan dengan setiap
atom karbon (Storbl2007).
2.2.Sifat Polistirena
a. Rumus Molekul
Susunan kimiawi dari polistiren adalah hidrokarbon rantai panjang
dengan setiap karbon lain yang terhubung ke kelompok fenil (nama yang
diberikan kepada cincin aromatik benzena , ketika terikat untuk
substituen karbon kompleks). Rumus kimia Polystyrene adalah (C8 H8) n,
itu berisi unsur-unsur kimia karbon dan hidrogen
b. Rumus Bangun
c. Sifat Fisik
Sifat Fisis Polistirena
Kepadatan 1,05 g / cm 3
Kepadatan EPS 16-640 kg / m 3
Konstanta dielektrik 2.4-2.7
Listrik konduktivitas (s) 10 -16 S / m
Thermal konduktivitas (k) 0,08 W / (m ° K)
Young’s modulus (E) 3000-3600 Mpa
Kekuatan tarik (t) 46-60 Mpa
Perpanjangan putus 3-4%
Notch test 2-5 Kj / m 2
Suhu transisi gelas 95 ° C
Melting point 240 ° C
Vicat B 90 ° C [6]
Koefisien ekspansi linear (a) 8 × 10 -5 / K
Panas spesifik (c) 1,3 Kj / (kg K ·)
Penyerapan air (ASTM) 0.03-0.1
(http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/polistirena.html)
d. Sifat Kimia
Inert : tidak bereaksi dengan kebanyakan substans
Larut dalam beberapa pelarut organic, terutama yang mengandung
aseton
Perubahan ikatan rangkap karbon ke ikatan tunggal kurang reaktif
Sangat mudah terbakar dengan bara api berwarna kuning
Pada oksidasi sempurna, hanya menghasilkan karbon dioksida dan
uap air.
Fleksibel dan mudah dibentuk padatan karena kekuatan Van der
Waal yang kuat, yang ada antara rantai hidrokarbon yang panjang.
2.3.Pembuatan Polistirena
Secara laboratorium dapat dibuat melalui dehidrogenasi etil benzene,
yaitu dengan melewatkan etilena melalui cairan benzena dengan tekanan yang
cukup dan aluminiumklorida sebagai katalisnya. Etil benzena didehidrogenasi
menjadi stirena dengan melewatkannya melalui katalis oksida aktif. Pada
suhu sekitar 6000C stirena disuling dengan cara destilasi maka didapatkan
polistirena.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
2. Tahap Propagansi
Proses propagasi adalah proses pertumbuhan polimer sebagai
akibat dari penggabungan monomer-monomer ke dalam rantai radikal
aktif (Billmayer, 1970).
3. Tahap Terminasi
Proses propagasi dilanjutkan dengan proses terminasi yang
merupakan proses penghentian propagasi (Billmayer, 1970).
Rantai ini akan terus memanjang dengan adisi ratusan hingga
puluhan ribu unit styrene. Reaksi berantai iniakan berhenti ketika
monomer habis.
2. Tahap reaksi
Campuran stirena monomer, Etil Benzena, Polibutadiena dan
inisiator Benzoil Peroksida dimasukkan ke dalam reaktor (R-01) yang
berupa tangki berpengaduk. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis
sehingga diperlukan pendingin dengan menggunakan jaket pendingin.
Sebagai pendingin digunakan air yang masuk pada suhu 30oC dan keluar
pada suhu 45oC. Kondisi operasi dalam reaktor dipertahankan pada suhu
137oC dan tekanan 1 atm selama 7,6 jam untuk mencapai konversi sebesar
85% (US Patent,1976).
3. Tahap akhir
Produk yang keluar dari reaktor berbentuk slurry dengan
menggunakan pompa sentrifugal P-05 dialirkan ke devolatilizer yang
dioperasikan pada suhu 150oC dan tekanan vacuum 0,5 atm untuk
memisahkan sisa pereaktan dengan produk High Impact Polystyrene
berdasarkan titik didihnya. Sisa pereaktan yang berupa Stirena monomer,
Etil Benzena dikondensasikan di kondensor (C-01) dan hasil kondensasi
direcycle kembali sebagai bahan baku.
Produk High Impact Polystyrene yang telah terpisah dari sisa
pereaktan dengan suhu 150oC didinginkan terlebih dahulu di cooler (C-02)
sampai suhu 30oC. Kemudian dimasukkan ke Rotary Dryer (RD) untuk
dikeringkan dengan efisiensi 72%. Selanjutnya dalam pellet mill (PM)
strand dipotong menjadi bentuk pellet, kemudian HIP akan di teruskan ke
screner (SC-02) untuk mendapatkan keseragaman ukuran dan selanjutnya
HIP akan dimasukkan ke dalam unit pengantongan pada gudang (G–03).
7. BP China 150.000
http://etd.eprints.ums.ac.id/3456/1/D500040017.pdf
5.2.3.Peluang Produk Polistirena di Indonesia
Dari data permintaan salah satu industri pembuatan sterofoam masa lalu
untuk ketiga produk merupakan data yang akan digunakan untuk meramalkan
jumlah permintaan pada masa yang akan datang. Data permintaan B-foam
diperoleh dari laporan bulananan hasil penjualan dari bulan Januari 2010
sampai dengan Desember 2010. Untuk lebih jelas datanya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 5.4. Data Permintaan B-foam Periode Januari 2010 – Desember 2010
PT. Beton Elemenindo Putra
No Periode WEB WES WEP
(Balok) (Lembaran) (Pipa)
1 Januari 2010 527 19060 240
2 Februari 2010 318 24509 300
3 Maret 2010 388 23272 185
4 April 2010 321 27985 30
5 Mei 2010 367 25515 100
6 Juni 2010 432 30121 571
7 Juli 2010 382 34628 0
8 Agustus 2010 354 29628 15
9 September 2010 244 32569 1132
10 Oktober 2010 574 29057 20
11 November 2010 509 35645 237
12 Desember 2010 543 33286 0
Total 4959 345275 2830
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/532/jbptunikompp-gdl-rizkyrachm-26569-
6-babiv.pdf
Dari data di atas menunjukan bahwa jumlah permintaan untuk sterofoam
setiap bulan semakin meningkat. Hal tersebut meramalkan bahwa kebutuhan
sterofoam pada masa yang akan datang akan semakin meningkat dan
menunjukan masih ada peluang untuk mendirikan pabrik polistirena.
5.2.4.Lokasi Pendirian Pabrik Polistirena
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam
perancangan suatu pabrik, karena hal ini menyangkut kelangsungan dan
keberhasilannya, baik dari segi ekonomi maupun segi teknisnya. Pabrik
polistirena ini direncanakan akan dibangun di daerah Merak, Jawa Barat dengan
pertimbangan-pertimbangan di bawah ini :
1. Bahan Baku.
Bahan baku Ethylbenzene tersedia di daerah Merak, sehingga jarak yang
dekat dengan sumber bahan baku akan menekan biaya transportasi dan
memudahkan penyediaannya.
2. Pasar
Pabrik yang mempergunakan styrene sebagai bahan baku dan Jakarta sebagai
pusat pasar jaraknya cukup dekat dengan Merak. Hal ini akan memudahkan
dalam pemasaran produk styrene maupun polistirena.
3. Utilitas
Air sebagai salah satu kebutuhan proses tersedia dalam jumlah yang memadai
di daerah Merak yang cukup dekat dengan pantai. Juga kebutuhan energi
listrik tersedia dengan cukup dengan dibangunnya PLTU di Jawa Barat. Hal
ini akan menunjang kelancaran operasional pabrik sehari-hari.
4. Transportasi
Tersedianya jalan tol Jakarta – Merak dan pelabuhan Tanjung Priok akan
melancarkan pemasaran produk baik untuk pasar dalam negeri maupun untuk
orientasi ekspor.
5. Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja baik tenaga maupun pekerja biasa akan terpenuhi
dengan banyaknya tenaga kerja di sekitar Merak maupun kota Jakarta.
6. Proses Produksi
Dalam proses produksi polistirena terjadi kehilangan berat bahan, tetapi
karena kehilangan berat relatif kecil maka Merak yang dekat pasar dan
sumber bahan baku tetap menguntungkan secara ekonomis.
7. Limbah dan Pengembangan Pabrik
Letak pabrik yang tidak berada di kota besar akan memudahkan dalam
pengolahan limbahnya maupun dalam usaha perluasan pabrik khususnya
dalam penyediaan tanah lokasi.
8. Pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk menjadikan Merak, dan sekitarnya sebagai
kawasan industri akan memudahkan dalam hal perijinan dan pengembangan
pabrik.
30
20
10
0
200 300 400 500 600 700 800 900
5.5.Manfaat Polistirena
Polystyrene merupakan senyawa berbentuk Kristal bening yang
mempunyai sifat elektris yang baik, derajat kekerasan yang tinggi, tahan
terhadap panas, mudah dalam pewarnaan, permukaan yang halus dan low
toxity.
Karena sifat-sifat seperti di atas maka polystyrene banyak digunakan
sebagai:
a. Sebagai bungkus makanan
c. Sebagai furniture
6.1.Kesimpulan
Polystyrene adalah sebuah aromatik polimer yang dibuat dari
aromatik monomer styrene, cairan hidrokarbon yang secara komersial
diproduksi dari minyak bumi oleh di industri kimia.
Polystyrene merupakan senyawa berbentuk Kristal bening yang
mempunyai sifat elektris yang baik, derajat kekerasan yang tinggi, tahan
terhadap panas, mudah dalam pewarnaan, permukaan yang halus dan low
toxity.
Polystyrene dibuat melalui beberapa tahapan reaksi, yaitu tahapan
inisiasi, tahapan propagasi, dan tahapan terminasi. Sedangkan contoh proses
produksinya adalah bulk-batch, bulk-continuous, polimerisasi suspensi, dan
polimerisasi eemulsi.
Berdasarkan analisa data yang telah diperoleh, maka disimpulkan
bahwa potensi pasar dari produk polistrena di Indonesia masih luas karena
setiap tahun permintaan produk polistirena semakin meningkat.
6.2.Saran
a. Saran Untuk Produsen
Pendirian pabrik polistirena semakin cepat semakin baik, karena ke
kebutuhan dalam negeri akan polystirena semakin tahun semakin
tinggi
b. Saran Untuk Konsumen
Hindari pengunaan polistirena berlebih karena dapat mencemari
lingkungan
Hindari penggunaan polistirena sebagai tempat makanan dengan
suhu tinggi karena dapat terjadi kontaminasi pada makanan oleh
polistirena.
c. Saran Untuk bidang IPTEK
Diharapkan ditemukannya bahan baku pengganti untuk sterofoam
yang lebih ramah lingkungan dan lebih mudah terurai oleh alam.
DAFTAR PUSTAKA