Anda di halaman 1dari 7

ANALISA RANGKAIAN

Andi Muhammad Risqi, Asyrofi Malik, R.A. Ilham Kusuma


Andi Muhammad Risqi (201811044)
Asyrofi Malik (201811059)
R.A. Ilham Kusuma (201811060)
E-mail : ilhamkusuma270@gmail.com

ABSTRACT
This circuit analysis aims to understand the concept of circuit analysis from a series consisting of a
series of prisoners and parallel, study current and voltage relationships in series and parallel circuits
and understand the concept of series Of the Wye-delta transformation and its similarities. The
experiments performed were Wye-Delta experiments, which are experiments that proved that the
Wye-Delta series could be used to complete a series that could not be solved with a serial and
parallel. And from the experiments gained results that the Wye-Delta transformation Suite could
indeed be used to replace a series that cannot be series and parallelized. These results can be seen
from almost the current value of the flow flowing in the Wye-Delta transformation series and the
replacement series used as reference.

ABSTRAK
Percobaan analisa rangkaian ini bertujuan untuk memahami konsep analisa rangkaian dari satu
rangkaian yang terdiri dari sekumpulan tahanan seri dan paralel, mempelajari hubungan arus dan
tegangan pada rangkaian seri dan paralel dan memahami konsep rangkaian transformasi wye-delta
beserta persamaannya. Percobaan yang dilakukan adalah percobaan Wye-Delta, yaitu percobaan
yang membuktikan bahwa rangkaian Wye-Delta dapat digunakan untuk menyelesaikan rangkaian
yang tidak dapat diselesaikan dengan seri dan paralel. Dan dari percobaan didapatkan hasil bahwa
rangkaian transformasi Wye-Delta memang dapat digunakan untuk menggantikan suatu rangkaian
yang tidak dapat diseri dan paralelkan. Hasil tersebut dapat dilihat dari hampir samanya nilai arus
yang mengalir pada rangkaian transformasi Wye-Delta dan rangkaian pengganti yang dijadikan
acuan.
Kata kunci:Rangkaian, Transformasi Wye-Delta
PENDAHULUAN
Rangkaian listrik (atau rangkaian elektrik) merupakan interkoneksi berbagai piranti (divais –
device) yang secara bersama melaksanakan suatu tugas tertentu. Pada rangkaian listrik terdapat
rangkaian seri dan rangkaian paralel. Rangkaian seri merupakan rangkaian yang disusun secara
berurutan sehingga tidak memiliki titik percabangan dan menghasilkan arus yang sama pada tiap
komponennya. Sedangkan rangkaian paralel merupakan rangkaian yang disusun secara sejajar
sehingga memiliki titik percabangan dan menghasilkan arus yang sama pada tiap komponennya.
Tugas pada rangkaian listrik dapat berupa pemrosesan energi ataupun pemrosesan informasi. Melalui
rangkaian listrik, energi maupun informasi dikonversikan menjadi energi listrik dan sinyal listrik, dan
dalam bentuk sinyal inilah energi maupun informasi dapat disalurkan dengan lebih mudah ke tempat
ia diperlukan.
Kalau dalam pemrosesan energi masih digunakan sinyal analog, tidak demikian halnya
dengan pemrosesan informasi. Pemanfaatan sinyal analog telah digantikan oleh sinyal-sinyal digital
sehingga kualitas informasi video, audio, maupun data, menjadi sangat meningkat. Pemanfaatan
sinyal digital sudah sangat meluas, mulai dari lingkungan rumah tangga sampai luar angkasa.
Walaupun terdapat perbedaan yang nyata pada bentuk sinyal dalam pemrosesan energi dan
pemrosesan informasi, yaitu sinyal analog dalam pemrosesan energi dan sinyal digital dalam
pemrosesan informasi, namun hakekat pemrosesan tidaklah jauh berbeda; pemrosesan itu adalah
konversi ke dalam bentuk sinyal listrik, transmisi hasil konversi tersebut, dan konversi balik menjadi
bentuk yang sesuai dengan kebutuhan. Sistem pemroses energi maupun informasi, dibangun dari
rangkaianrangkaian listrik yang merupakan interkoneksi berbagai piranti. Oleh karena itu langkah
pertama dalam mempelajari analisis rangkaian listrik adalah mempelajari model sinyal dan model
piranti. Karena pekerjaan analisis menggunakan model-model, sedangkan model merupakan
pendekatan terhadap keadaan yang sebenarnya dengan pembatasanpembatasan tertentu, maka hasil
suatu analisis harus juga difahami sebagai hasil yang berlaku dalam batas-batas tertentu pula.
Untuk mempelajari perilaku suatu rangkaian listrik kita melakukan analisis rangkaian listrik.
Rangkaian listrik itu mungkin hanya berdimensi beberapa sentimeter, tetapi mungkin juga
membentang ratusan bahkan ribuan kilometer. Dalam pekerjaan analisis, langkah pertama yang kita
lakukan adalah memindahkan rangkaian listrik itu ke atas kertas dalam bentuk gambar; gambar itu
kita sebut diagram rangkaian. Suatu diagram rangkaian memperlihatkan interkoneksi berbagai
piranti; piranti-piranti tersebut digambarkan dengan menggunakan simbol piranti. Jadi dalam suatu
diagram rangkaian (yang selanjutnya kita sebut dengan singkat rangkaian), kita melihat bagaimana
berbagai macam piranti saling dihubungkan.
Perilaku setiap piranti kita nyatakan dengan model piranti. Untuk membedakan piranti
sebagai benda nyata dengan modelnya, maka model itu kita sebut elemen rangkaian. Sinyal listrik
yang hadir dalam rangkaian, kita nyatakan sebagai peubah rangkaian yang tidak lain adalah model
matematis dari sinyal-sinyal tersebut. Jadi dalam pekerjaan analisis rangkaian listrik, kita menghadapi
diagram rangkaian yang memperlihatkan hubungan dari berbagai elemen, dan setiap elemen memiliki
perilaku masing-masing yang kita sebut karakteristik elemen; besaran-fisika yang terjadi dalam
rangkaian kita nyatakan dengan peubah rangkaian (variable rangkaian) yang merupakan model
sinyal. Dengan melihat hubungan elemen-elemen dan memperhatikan karakteristik tiap elemen, kita
melakukan perhitungan peubah-peubah rangkaian.
Perhitungan-perhitungan tersebut mungkin berupa perhitungan untuk mencari hubungan
antara peubah yang keluar dari rangkaian (kita sebut dengan singkat keluaran) dan peubah yang
masuk ke rangkaian (kita sebut dengan singkat masukan); ataupun mencari besaran keluaran dari
suatu rangkaian jika masukan dan karakteristik setiap elemen diketahui. Inilah pekerjaan analisis yang
memberikan hanya satu hasil perhitungan, atau jawaban tunggal. Pekerjaan lain yang belum tercakup
dalam buku ini adalah pekerjaan perancangan, yaitu mencari hubungan elemenelemen jika masukan
dan keluaran ditentukan. Hasil pekerjaan perancangan akan memberikan lebih dari satu jawaban dan
kita harus memilih jawaban mana yang kita ambil dengan memperhitungkan tidak saja aspek teknis
tetapi juga aspek lain misalnya aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan bahkan estetika. Telah
dikatakan di atas bahwa hasil suatu analisis harus difahami sebagai hasil yang berlaku dalam batas-
batas tertentu. Kita akan melihat bahwa rangkaian yang kita analisis kita anggap memiliki sifat linier
dan kita sebut rangkaian linier; ia merupakan hubungan elemen-elemen rangkaian yang kita anggap
memiliki karakteristik yang linier. Sifat ini sesungguhnya merupakan pendekatan terhadap sifat
piranti yang dalam kenyataannya tidak linier namun dalam batas-batas tertentu ia bersifat hampir
linier sehingga dalam pekerjaan analisis kita anggap ia bersifat linier.
Agar kita bisa melakukan analisis, kita perlu memahami beberapa halyang sangat mendasar
yaitu hukum-hukum yang berlaku dalam suaturangkaian, kaidah-kaidah rangkaian, teorema-teorema
rangkaian, serta metoda-metoda analisis.
Metoda analisis rangkaian adalah suatu metode atau alat bantu untuk menyelesaikan suatu
permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu rangkaian, jika konsep dasar atau hukum-
hukum dasar seperti Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff tidak dapat menyelesaikan permasalahan
pada rangkaian tersebut. Berikut ini akan dibahas 4 metoda analisis rangkaian yang akan dipakai,
yaitu : analisis node, analisis super node, analisis mesh, analisis super mesh, analisa superposisi, dan
analisa Norton dan Thevenin.
Analisa node berprinsip pada Hukum Kirchoff I (KCL=Kirchoff Current Law atau Hukum
Arus Kirchoff = HAK ) dimana jumlah arus yang masuk dan keluar dari suatu titik percabangan akan
sama dengan nol, dimana tegangan merupakan parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node
lebih mudah jika pencatunya semuanya adalah sumber arus. Node atau titik simpul adalah titik
pertemuan dari dua atau lebih elemen rangkaian. Junction atau titik simpul utama atau titik
percabangan adalah titik pertemuan dari tiga atau lebih elemen rangkaian. Untuk lebih jelasnya
mengenai dua pengertian dasar diatas, dapat dimodelkan dengan contoh gambar berikut. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu tentukan node referensi sebagai ground
(potensial nol), tentukan node voltage yaitu tegangan antara node non referensi dan ground,
asumsikan tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi daripada tegangan node manapun,
sehingga arah aruskeluar dari node tersebut positif, jika terdapat N node, maka jumlah node voltage
adalah (N-1), jumlah node voltage ini sama dengan banyaknya persamaan yang dihasilkan (N-1).
Analisis node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus dan apabila pada rangkaian
tersebut terdapat sumber tegangan,maka sumber tegangan tersebut diperlakukan sebagai supernode,
yaitu menganggap sumber tegangan tersebut sebagai satu node.
Analisa node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus. Apabila pada rangkaian
tersebut terdapat sumber tegangan, maka sumber tegangan tersebut diperlakukan sebagai supernode,
yaitu dengan menganggap sumber tegangan tersebut sebagai satu node.
Analisa mesh atau loop adalah arus yang dimisalkan mengalir dalam suatu loop (lintasan
tertutup). Arus loop sebenarnya tidak dapat diukur (arus permisalan). Berbeda dengan analisa node,
pada analisa ini berprinsip pada Hukum Kirchoff II (KVL = Kirchoff Voltage Law atau Hukum
Tegangan Kirchoff = HTK) dimana jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup sama dengan nol atau
arus merupakan parameter yang tidak diketahui. Namun, Ketika sumber arus berada dalam suatu
jaringan, gunakan analisa supermesh dari 2 mesh yang terbagi sumber arus.
Analisa superposisi ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier. Rangkaian linier
adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y = kx, dimana k =
konstanta dan x = variabel.
Analisa Norton dan Thevenin merupakan salah satu metode atau alat analisis yang
menyederhanakan suatu rangkaian rumit menjadi suatu rangkaian sederhana dengan cara membuat
suatu rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan secara seri dengan
sebuah resistansi yang ekivalen. Analisa Norton dan Thevenin ini sangat bermanfaat apabila
diaplikasikan pada analisis rangkaian yang berkaitan dengan daya atau sistem baterai dan rangkaian
interkoneksi yang dapat mempengaruhi satu rangkaian dengan rangkaian lainnya.

Hukum-hukum rangkaian merupakan dasaruntuk melakukan analisis. Ada dua hukum yang
akan kita pelajari yaituHukum Ohm dan Hukum Kirchhoff. Hukum Ohm memberikan relasilinier
antara arus dan tegangan resistor. Hukum Kirchhoff mencakupHukum Arus Kirchhoff (HAK) dan
Hukum Tegangan Kirchhoff (HTK).HAK menegaskan bahwa jumlah arus yang menuju suatu
pencabanganrangkaian sama dengan jumlah arus yang meninggalkan pencabangan;hal ini dibuktikan
oleh kenyataan bahwa tidak pernah ada penumpukan muatan di suatu pencabangan rangkaian. HTK
menyatakan bahwa jumlah tegangan di suatu rangkaian tertutup sama dengan nol, dan hal inisesuai
dengan prinsip konservasi energi

Pada banyak aplikasi rangkaian, kita menemukan komponen-komponen yang terhubung


bersama pada satu dari dua cara sehingga membentuk rangkaian tiga terminal : sambungan “Delta”
atau Δ (juga diketahui sebagai “Phi” ( π) dan juga sambungan “Y” (wye atau disebut juga “T”).
Hal ini dimungkinkan bagi kita untuk menghitung nilai resistor-resistor yang tepat untuk
menggantikan bentuk ini (Y dan Δ) ke bentuk yang lainnya. Rangkaian Δ dan Y mempunyai sifat
yang sama.

Gambar 1 Rangkaian Delta dan Wye


Jika sekumpulan resistor yang membentuk hubungan tertentu saat dianalisis ternyata
bukan merupakan hubungan seri ataupun hubungan paralel yang telah kita pelajari
sebelumnya, maka jika rangkaian resistansi tersebut membentuk hubungan star atau bintang
atau rangkaian tipe Y, ataupun membentuk hubungan delta atau segitiga atau rangkaian tipe
∆, maka diperlukan transformasi baik dari star ke delta ataupun sebaliknya.

Gambar 2 Transformasi Rangkaian Delta ke Wye

Transformasi rangkaian delta ke wye yaitu mengubah tahanan pada rangkaian delta
menjadi rangkaian wye.

Persamaan transformasi delta ke wye yaitu :


𝑅𝐴 𝑅𝐶
R1 = 𝑅
𝐴 + 𝑅𝐵 +𝑅𝐶

𝑅𝐵 𝑅𝐶
R2 = 𝑅
𝐴 + 𝑅𝐵 +𝑅𝐶

𝑅𝐵 𝑅𝐶
R3 = 𝑅
𝐴 𝑅𝐵 +𝑅𝐶
+

Gambar 3 Transformasi Rangkaian Wye ke Delta


Transformasi rangkaian wye ke delta merupakan mengubah tahanan pada rangkaian wye
menjadi rangkaian delta.

Persamaaan transformasi rangkaian wye ke delta yaitu :


R1 R2 +R1 R3 + R2 R3
RA = R2

R1 R2 +R1 R3 + R2 R3
RB = R1

R1 R2 +R1 R3 + R2 R3
RC = R3

METODE/PERANCANGAN PENELITIAN
Pada percobaan modul ini alat dan bahan yang digunakan yaitu tahanan (resistor) dengan
nilai yang ditentukan sebagai penghambat aliran arus listrik, DC power supply sebagai sumber
tegangan arus searah, multitester sebagai alat yang digunakan untuk mengukur arus, dan kabel-
kabel penghubung sebagai penghubung komponen dan sumber tegangan pada rangkaian.
Identifikasi variabel :

a. Variabel kontrol : tegangan sumber dan hambatan


b. Variabel Respon : arus pada rangkaian

Adapun percobaan yang dilakukan yaitu :

Langkah pertama yang dilakukan yaitu merangkai rangkaian seperti gambar rangkaian yang
sudah ditentukan dengan menggunakan resistor R1 = 100Ω, R2 = 220Ω, R3 = 330Ω, R4 = 220Ω, R5 =
100Ω, dan R6 = 330Ω. Nyalakan sumber tegangan pada tegangan sebesar 5 V dan catatn nilai arus
yang ditunjukkan pada multitester. Lalu, dengan menggunakan metode transformasi wye-delta
hitunglah tahanan pengganti rangkaian tersebut dan pilih tahanan yang nilainya sama atau mendekati
hasil perhitungan. Lalu percobaan selanjutnya yaitu membuat atau merangkai rangkaian seperti
gambar rangkaian yang sudah ditentukan. Nyalakan sumber tegangan pada tegangan sebesar 5 V dan
menggunakan resistor sebesar 105Ω, kemudian catat nilai arus yang ditunjukkan pada multitester.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Transformasi wye delta
V (Volt) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) R5 (Ω) R6 (Ω) I (mA)
5 100 560 220 330 470 680 0.035

V (Volt) RT (Ω) I (mA)


5 220 0.025

Pada tabel transformasi wye delta didapatkan total nilai tahanan pada rangkaian ini adalah
104 ohm dengan tegangan 5 V, dan arus yang didapat adalah 55 mA.Pada tabel kedua, tegangan yang
digunakan adalah 5 V dan menggunakan satu tahanan sebesar 105 ohm dengan arus yang timbul
adalah 45 mA. Berdasarkan data yang didapatkan diketahui bahwa pada nilai tahanan 104 ohm arus
yang mengalir lebih besar dibandingkan dengan arus yang mengalir pada tahanan 105 ohm.

KESIMPULAN DAN SARAN


Rangkaian seri dan parallel memiliki karakteristik yang berbeda. Rangkaian seri tidak
memiliki titik percabangan dan nilai arus di setiap tahanan adalah sama, namun tegangannya yang
berbeda. Rangkaian paralel memiliki titik percabangan dan memiliki nialia arus yang berbeda di
setiapa tahanan namun memiliki nilai tegangan yang sama pada setiap tahanannya. Nilai arus pada
rangkaian seri adalah sama pada setiap tahanannya sedangkan pada rangkaian paralel nilai arusnya
berbeda beda pada setiap tahanannya. Nilai tegangan pada rangkaian seri adalah berbeda pada di
setiap tahanannya, sedangkan nilai tegangan sama disetiap tahan pada rangkaian paralel.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Laboratorium Dasar Teknik Elektro yang telah menyediakan
sarana dan prasarana dalam pelaksanaan praktikum Rangkaian Listrik ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Sudirham, Sudaryatno. (2012). Analisis Rangkaian Listrik. Bandung. Darpublic
[2] https://sitikhotlinasari.blogspot.com/2017/11/makalah-rangkaian-listrik-tentang.html
[3] Supriyatna, Rahmat. (2013). Transformasi Delta Wye. Jakarta. Academia.edu.
[4] http://blog.stikom.edu/musayyanah/2016/12/04/analisa-rangkaian-listrik/

Anda mungkin juga menyukai