Anda di halaman 1dari 1

Nama saya Andreas Gilang Kisworo, biasa dipanggil Gilang.

Saya lahir di Jakarta dan besar di


Cileungsi, Jawa Barat.

Jika saya mendeskripsikan diri saya dalam beberapa kata, saya adalah orang yang mudah
belajar dari kekurangan. Kekurangan terbesar yang pernah saya miliki adalah, saat saya kecil, saya
adalah orang yang sangat pemalu, tidak berambisi, dan selalu ingin berada di zona nyaman. Namun
hal tersebut telah saya taklukkan dengan mengembangkan diri saya.

Saat duduk di bangku SMP, saya belajar untuk menjadi orang yang supel dengan
memperluas lingkaran pertemanan. Hal ini sangat membantu meningkatkan kepercayaan diri saya.
Saya keluar dari zona nyaman dengan ikut berorganisasi untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi dan interaksi sosial. Realisasinya adalah, saya menjabat menjadi Wakil Ketua MPK di
bangku SMA.

Saya memiliki sebuah moto hidup yang selalu saya ucapkan berkali-kali saat saya ragu
hendak melakukan sesuatu: “Fortis Fortuna Adiuvat”, yang secara singkat berarti “keburuntungan
akan jatuh pada orang yang berani”. Moto ini telah membawa saya ke situasi dimana saya merasa
tidak nyaman, namun pada akhirnya akan memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini saya rasakan
saat pemilihan Penanggung jawab Sementara Ketua Angkatan FTI 2019. Saat itu saya sempat ragu,
namun akhirnya saya memberanikan diri untuk mengacungkan tangan.

Dalam mengatasi kekurangan, saya menjadi orang yang ambisius, dalam pengertian memiliki
determinasi dan rasa keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan. Bukti nyata dari ambisi saya
adalah diterimanya saya di ITB, padahal semasa SMA, saya tergolong murid yang hanya memiliki
predikat nilai standar. Ini adalah hasil determinasi saya saat duduk di Kelas 12, dimana saya belajar
keras dengan keinginan yang kuat.

Saya adalah orang yang memegang prinsip dengan teguh. Prinsip saya adalah menjunjung
tinggi tanggung jawab dan kejujuran, serta berbuat baik kepada orang di sekitar saya.

Alasan saya mengajukan diri menjadi Ketua Angkatan adalah karena kecintaan saya dengan
angkatan ini. Saat pertama kali menapakkan kaki di kampus ITB, saya hanya ditemani oleh satu – dua
orang teman SMA. Saat itu saya tidak mengira bahwa teman-teman mahasiswa ITB – khususnya FTI
– akan menjadi teman-teman dekat. Namun kenyataannya mereka adalah orang-orang yang sangat
ramah, open minded, dan supportive. Hal itu saya rasakan pertama kali saat SMPE dan SSDK dimana
sebagai ketua kelas, saya didukung oleh orang-orang baru yang awalnya saya kira tidak terlalu
memperdulikan saya.

Saya memiliki visi menyatukan teman-teman FTI yang sangat diverse dan juga terpisah oleh
jarak karena multi kampus. Saya bertekad agar teman-teman FTI tidak ada yang merasa sendiri atau
dikucilkan. Saya tidak ingin, karena seseorang berbeda dalam suku, agama, ras, pola pikir, lokasi
kampus, atau jalur masuk, mereka didiskriminasi.

Secara keseluruhan, saya yakin bahwa saya mampu menjadi orang yang dapat mewakilkan
segenap FTI 2019 dan membuat visi saya menjadi kenyataan. Saya yakin karena saya adalah orang
yang bertanggung jawab, berani, dan peduli. Fortis Fortuna Adiuvat.

Anda mungkin juga menyukai