Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata
Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang
besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang
masa melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Menganalisis data kelahiran dan kematian yang diperoleh dari catatan kematian
(bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan oleh petugas gereja.
1
Disampaikan dalam Pelatihan Demografi bagi para Staf Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,
12- 17 Pebruari 2007.
2
Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dan Staf Peneliti pada Lembaga
Demografi FEUI).
1
2. Teori-teori kependudukan: Dari Malthus ke Neo-Malthusian
Teori kependudukan
Pendapat Malthus yang terkenal: kalau tidak ada halangan maka penduduk akan tumbuh
menurut deret ukur sedangkan sumber-sumber pangan hanya akan berkembang menurut
deret hitung.
Contoh:
Ledakan penduduk (population boom) di kolon baru Eropa, Amerika Utara. Yang
tanahnya sangat luas dan kaya akan sumber-sumber alam. Penduduk berkembang dengan
amat pesat, menjadi tiga kali lipat dalam dua (2) abad, 111 juta orang pada tahun 1650
menjadi 330 juta orang pada tahun 1850.
Preventive check: di Eropa ukuran keluarga kecil dan usia perkawinan tinggi.
Preventive checks lainnya: homoseksualitas, perzinahan, KB, dan aborsi (Malthus tidak
mendukungnya).
Positive checks (perang, epidemi, bencana alam, dan kelaparan berkepanjangan): terjadi
jika positive checks belum cukup kuat untuk menahan pertumbuhan penduduk yang
melampaui batasan sumber-sumber alam.
2
Pemikiran pada jaman Malthus: diminishing returns (keadaan hasil yang makin
berkurang) dari tanah, dalam keadaan statis (ceteris paribus).
Pandangan Malthus:
Malthus tidak setuju undang-undang kemiskinan (poor laws) yang memberi bantuan
kepada orang miskin.
Malthus berpendapat bahwa bantuan kepada orang miskin sama dengan meningkatkan
sumber-sumber subsistensi orang-orang miskin, yang karenanya akan terdorong untuk
mempunyai anak lebih banyak.
Malthus berpendapat jika orang miskin tidak dibantu maka perilaku mereka akan berubah
dan mereka akan mengurangi jumlah anak mereka.
Karena ketidaksetujuannya terhadap poor laws, Malthus dikritik oleh dua kubu:
Akhir abad 19: asumsi-asumsi mazhab klasik mengenai teori pertumbuhan ekonomi dan
penduduk makin dipertanyakan karena:
3
6. Perubahan sosial yang melawan kecenderungan terhadap hasil yang makin
berkurang (diminishing returns).
Marshal (1920): walaupun peranan alam dalam produksi menunjukkan hasil yang
semakin berkurang, peranan manusia cenderung meningkatkan hasil atau hasil yang
makin meningkat (increasing returns).
Dialectic materialism, sistem filsafat Marx dan Engels, jika diterapkan terhadap
perubahan sosial disebut historical materialism, sejarah manusia merupakan kontinuum
perjuangan antar kelas dimana sistem sosial sederhana digantikan dengan sistem sosial
yang lebih maju (kompleks) seperti halnya dengan berkembangnya kaum borjuis
menggantikan golongan feodal maka kelompok proletar akan menggulingkan golongan
feodal dalam sistem kapitalis.
Dalam konteks historical materialism Marx dan Engels tidak mengemukakan teori
kependudukan secara khusus.
Marx berpendapat tidak ada hukum universal mengenai penduduk. Penduduk lebih
banyak ditentukan oleh keadaan sosial dan ekonomi yang berlaku di berbagai
masyarakat.
4
Neo-Malthusian (Abad 19 dan abad 20)
JUMLAH SOSIAL
KELAHIRAN
EKONOMI
PERSEBARAN
BUDAYA KEMATIAN
KOMPOSISI LINGKUNGAN
PERPINDAHAN
POLITIK
DLL
- Dari diagram di atas terlihat bahwa kondisi kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk akan mempengaruhi jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk.
Selanjutnya, kondisi jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk akan
mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, politik, dan lain-lain
dari penduduk.
5
banyak berpindah ke suatu wilayah, maka persebaran penduduk menjadi tidak
merata.
Melakukan studi demografi merupakan suatu analisis penduduk “dari rahim ke liang
kubur” (from the womb to the tomb) karena meliputi analisis penduduk pada seluruh
siklus kehidupan manusia sejak dari kandungan sampai meninggal.
Analisis demografi penting dilakukan dalam rangka mengevaluasi dan meningkatkan
kualitas program-program pembangunan.