Anda di halaman 1dari 14

ERWIN EDWAR

Kajian Al - Qur'an Surat An Nur ayat 45


on January 11, 2018

Kajian Surat An Nur ayat 45 

“ Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka ada

sebagian yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan

dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan

empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh


Allah maha kuasa atas segala sesuatu “. (QS. An-Nur : 45).

1.      DAABBATIN :

Makna umum => binatang melata. Jika diartikan “binatang

melata”, maksudnya yakni binatang merayap, contohnya : ular dan

cicak. Itu adalah pengertian yg kurang tepat. Sebab, semua binatang,

entah yg merayap, berjalan, melompat, terbang, berenang, disebut

melata. Melata : Makhluq yg bergerak dan bertebaran* ke segala

arah yg pada akhirnya jatuh ke bawah. (* Surat Al Baqoroh 164).  

2.      BATTSA : Menebarkan (ke segala arah).

Contoh makhluq melata bertebaran vertikal ke bawah : Cacing

(dalam tanah) dan Ikan (dalam laut). Contoh bertebaran vertikal ke

atas : Burung. Contoh bertebaran horisontal : Sapi. Contoh


bertebaran diagonal : Katak.  Makhluq melata : makhluq yg
ERWIN EDWAR
bergerak dan bertebaran ke segala arah yg pada akhirnya jatuh ke

bawah. Alloh menciptakan manusia, menjamin kelangsungan hidup

masing-masing berupa pemberian rizqi, menebarkan manusia ke

segala arah / keadaan sehingga berbeda cara memakan rizqi

masing-masing. Ada yg makan rizqinya dengan berhina-hina yakni

pemintaminta. Ada yg makan rizqinya dengan bekerja keras yakni


kaum buruh. Ada yg makan rizqinya dengan menunggu yakni

pedagang menunggu lakunya barang. 

Hikmahnya : Menjadi apapun kita di bumi ini, pada akhirnya akan

jatuh ke bawah alias terkubur juga. Kemanapun bertebaran dengan

dosa-dosa maupun dengan amalan ibadah, pada akhirnya tempat

kembali kepada Alloh untuk menerima balasan atas segala

perbuatan.

3.      MIN MAA‟IN => Dari air.

Secara fisikal, manusia tercipta dari tanah. Secara spiritual, manusia

tercipta dari air. Apa hikmahnya dari air ?. Mari kita kaji cirinya

air :

a.            Sifatnya (mengalir ke bawah) sebagai bukti rasa rendah diri di

hadapan Alloh. Dalam urusan vertikal semakin tunduk rendah

kepadaNya. Dalam urusan horisontal semakin peduli kepada

yang lemah. Hikmahnya : Barang siapa menganggap dirinya

lebih baik dibanding jiwa Fir‟aun berarti lebih sombong darinya.

Membongkar gunung dengan jarum lebih mudah dibanding

mengeluarkan kesombongan dari dalam hati. Janganlah

mengatakan : Ya Alloh, ternyata masih mendingan aku daripada

Fir‟aun, dia berbuat kafir, sedangkan aku beriman. Tapi

katakanlah : Ya Alloh, aku berlindung kepadaMu dari perbuatan

seperti Fir‟aun. Bersyukur bukanlah sebatas memujiNya karena

telah memberi kita, tetapi lebih dikarenakan telah memberi apa

yg kita tidak pantas menerimanya. Ingat : sifatnya air selalu

merasa rendah. Jika ditanya : Kapan harus meminta ampun


kepada Alloh karena ucapan “Alhamdulillah?” Jawablah : Jika
ERWIN EDWAR
ada pasar terbakar, anda dengar berita bahwa kedai anda

selamat lantas spontan anda ucapkan “Alhamdulillah”, berarti

anda lebih mementingkan nasib diri, tidak mau tau nasib kedai

kaum muslimin.  Selamatnya kedai merupakan adzab (istidroj)

dari Alloh, jika kita sedang dalam keadaan “tidak taat”

kepadaNya. Selamatnya kedai merupakan peringatan dari Alloh,

jika kita sedang dalam keadaan “taat” kepadaNya, yakni

memperingatkan bahwa ketaatan kita masih kurang dibanding

ketaatan para korban kebakaran, sehingga kita belum pantas

terpilih ikut “ujian kesabaran dan keridhoan” untuk diangkat

derajat di sisi Alloh.

b.          Bentuknya (mengikuti tempat / wadahnya) sebagai bukti rasa

ridho ditempatkan oleh Alloh dalam keadaan apapun.

Hikmahnya : Mari berprasangka baik kepada Alloh, mungkin

kita dialirkan ke tempat musibah untuk mendapatkan kelebihan

karunia dan kebesaran dari Alloh, yg tidak bisa kita

mendapatkannya pada saat puasa dan sholat, sebab, rasa ikhlas

kita untuk berpuasa dan sholat mungkin masih kurang

dibanding rasa ikhlas kita untuk menjalani musibah, karena


itulah Alloh mengalirkan kita ke pada jalan yg termudah untuk

menuju sorga sesuai dengan kesanggupan kita, sanggup untuk

sabar menghadapinya (tidak lari dari kenyataan) dan ridho

menerimanya (tidak mengeluh). Barang siapa ridho tanpa batas,

niscaya Alloh mengangkat derajatnya melampui batas.  Jika air

dialirkan ke dalam GELAS, maka air harus memenuhi gelas, alias

membentuk diri seperti gelas. Jika air dialirkan ke MANGKOK,

maka air harus memenuhi mangkok, alias membentuk diri

seperti mangkok. Itulah cirinya air yakni ridho ditempatkan ke

manapun dan dibentuk jadi apapun, bahkan meluberkan diri

keluar dari gelas / mangkok, sebagai wujud ridho tanpa batas

gelas / mangkok, sehingga benda-benda yg disekitarnya merasa


dapat tumpahan / tetesan / percikan kesegarannya. Jika air
ERWIN EDWAR
dialirkan ke mangkok ternyata air “tidak mau” membentuk

mangkok, tapi tetap membentuk gelas, berarti ridhonya sebatas

gelas, itu bukanlah cirinya air. 

Hikmahnya : Di manapun kita ditempatkan oleh Alloh,

bentuklah diri kita menjadi “rahmatan lil „alamin” yakni

bermanfaat bagi mereka yg ada di sekitar kita. Karena pada

hakekatnya Alloh yg memberi rahmat kepada mereka berwujud

keberadaan kita.

c.            Warnanya (bening / jernih alias tidak berwarna) sebagai bukti

rasa ikhlas beramal ibadah yakni bersih dari syirik. Syirik yg

paling samar adalah riya‟ yakni ketika beramal tujuannya

kepada manusia, sedangkan riya‟ yg paling samar yakni tidak

beramal karena takut tertuju kepada manusia. Menemui Alloh

dengan seluruh dosa-dosa, lebih dicintaiNya dibanding

menemuiNya dengan seberkas kepura-puraan. Air yg keruh

dalam mangkok, jika ditumpahkan ke air yg jernih dalam kolam

yg luas, maka unsur keruhnya jadi lenyap karena menyatu

kepada kejernihan air kolam. Air yg jernih dalam mangkok, jika

pura-pura ditumpahkan, maka selamanya tidak sampai menyatu

dengan kejernihan air kolam.  Air yang jernih bisa tembus

dipandang. Jika kita jernih dalam menolong, maka orang

tidaklah melihat kita, tetapi tembus melihat sifat Alloh Yang

Maha Penolong. Jika kita menolong dengan tangan yg kotor,

maka kotorannya akan membekas di badan mereka. Jika kita

menolong dengan tidak ikhlas, berarti kita ingin mendaftarkan

“warna kita” alias nama kita di hati mereka, padahal Alloh tidak

suka ada nama yg menyaingiNya bersemayam di hati hambaNya.

Jika kita menolong dengan tangan yg bersih, maka tak ada bekas

kotoran di badan mereka. Jika kita menolong dengan ikhlas,

maka nama kita tidak terdaftar di hati mereka, karena memang

kita adalah air yg “tidak berwarna”, agar hati mereka tetap


dipenuhi nama Alloh. Rosul meninggal, jauh sebelum kita lahir.
ERWIN EDWAR
Ibarat sungai, kita sudah sangat jauh dari mata air, bahkan

mungkin sudah mendekati muara, maka airnya pun semakin

keruh oleh sampah limbah, hingga tak bisa dan tak sempat

membedakan mana yg warna sampah dan mana yg warna air.

Kita yang berada di hilir masih bisa menapis dan menyaring

untuk mendapatkan air bersih. Maukah kita menyempatkan diri

melakukan penapisan dan penyaringan itu ?. Atau bahkan mau

bersusah payah naik ke hulu mencari mata air ?. Ataukah kita


masih asyik dengan keruhnya sampah hingga tak merasa perlu

dengan air bersih ?.

d.      Cirinya air : kekuatannya (bisa mengalahkan api) sebagai bukti

rasa antipati / bermusuhan terhadap syetan. Air bisa

memadamkan api. Benda yg basah tidak mudah terbakar api.

Hikmahnya : Jika dalam sehari manusia tidak pernah bersuci

(wudhu) maka syetan “bisa langsung” menggodanya. Sebaliknya,

jika dalam sehari manusia senantiasa dalam keadaan basah oleh

air wudhu, maka syetan “tidak bisa langsung” menggodanya,

lantas menggoda dengan perantara benda-benda yg mudah

menyerap air untuk disodorkan kepadanya, agar air wudhu lebih

cepat kering sebelum waktunya. Benda-benda yg mudah

menyerap air yakni berwujud segala bentuk perbuatan maksiat

yg serba “panas” sebagai simbol percikan api neraka. Barang

siapa tidak berlebihan mencintai kebendaan, maka air

wudhunya tidak mudah terserap olehnya.  Air satu gelas

kekuatannya sangat lemah  jika disiramkan kepada kobaran api

yg besar. Tapi jika gelas dituangkan di bawah kran yg airnya

mengalir terus-menerus dari pipa / slang yg panjang bersumber

dari mata air, maka dengan berkali-kali siraman, pasti kobaran

api yg besar akan padam juga.

Hikmahnya : manusia jangan melawan syetan dengan

kekuatannya sendiri, tapi senantiasa berhubungan dengan Alloh


sebagai sumber kekuatan agar mengalirkan kekuatanNya kepada
ERWIN EDWAR
kita untuk mengalahkan syetan, bahkan Alloh sendiri yg akan

menyiram syetan.  Jika ruang hati manusia kondisi “kering” oleh

dzikir kepada Alloh, maka ia akan menggeliat - geliat ketika

syetan mendekatinya. Sebaliknya, jika ruang hati manusia

kondisi “basah” oleh dzikir kepada Alloh, sedangkan syetan tetap

nekat mendekat, maka ia akan menggeliat-geliat di tanah, lantas

semua syetan berkumpul dan saling bertanya : apa yang terjadi


atas dirinya ?. salah satu dari mereka menjawab : seorang

manusia telah menyentuhnya.  Jika ditanya : mengapa orang yg


beriman ketika dimasukkan ke Neraka tidak jatuh ke dalam titik

api yg paling bawah ?. Jawablah : karena bisa memadamkan api


neraka, sebab hatinya dalam keadaan “basah” oleh keimanan yg

– meskipun – hanya satu tetes / satu percikan nempel di dinding


hatinya.  Orang yg imannya penuh (hatinya hanya berisi air)

maka tidak akan masuk ke dalam Neraka, tapi hanya melewati


saja untuk naik ke Sorga. Orang yg imannya kurang (hatinya

berisi benda yg basah) maka akan masuk ke dalam Neraka untuk


dibakar bendanya agar menguap airnya ke atas bersama

orangnya naik ke Sorga. Orang yg imannya tidak ada (hatinya


kering bahkan penuh kebendaan) maka akan masuk ke dalam

Neraka terbakar selamanya. Mengapa selamanya ?, karena


dalam dirinya tidak ada unsur basahnya / berupa air keimanan

yg bisa menguap ke atas.


e.            Kelemahannya (dikalahkan angin) sebagai bukti mudah

berombak diterpa angin jika dalam keadaan diam. Air yg diam


berakibat jadi tempat bersarang penyakit atau lama kelamaan

akan kering oleh angin.


Hikmahnya : jika manusia dalam keadaan “diam” alias kosong

pikiran, pekerjaan, getaran iman, maka mudah kemasukan


pikiran buruk, perbuatan buruk, bahkan hawa nafsu yg buruk.

Padahal sifatnya air adalah mengalir terus – dari hulu s/d muara
– tanpa henti. Bukankah binatang buas dalam sungai lebih suka
ERWIN EDWAR
nge”time” di air yg diam ?, begitu pula manusia yg “menganggur”

dari berdzikir, akibatnya mudah timbul sifat buasnya seperti


binatang. Oleh karena itu, air dalam diri kita harus terus

digerakkan mengalirkan diri alias mendahului menyibukkan diri


sebelum nafsu menyibukkan kita. Dengan mengalirkan lafad

dzikir - secara lisan / getaran hati - maka sepanjang waktu


bernilai ibadah. Ingatlah bahwa kehilangan waktu ruhani lebih

dasyat dibanding kematian. Sebab, kehilangan waktu berarti


terputus dari Alloh, sedangkan kematian hanyalah terputus dari

makhluq.
4.      MAN YAMSYI „ALAA BATHNI HI. (Berjalan atas perutnya).

Makhluk melata yg serba kekurangan – keterbatasan fisik & materi –


maka nasibnya tergantung di mana tubuhnya bersandar bahkan

hanya untuk mengisi perut. Tangan dan kakinya sudah terikat* fi


sabiilillah sehingga tidak lagi sempat bergerak untuk mengambil

sesuatu atau berjalan ke pada sesuatu. Kefakiran adalah rasa butuh


yg disertai rasa malu dilihat oleh Alloh jika mengaku fakir di

hadapan makhluq. Kemiskinan adalah rasa takut pada kemiskinan


itu sendiri. Kekayaan adalah rasa aman di sisi Alloh. (*Surat Al

Baqoroh 273).
Hikmahnya : Janganlah keterbatasan fisik & materi menjadikan kita

(sebagai makhluq melata) putus asa untuk bergerak mengalirkan


diri menuju Alloh, tetapi tetaplah bersyukur bahwa dengan

berkurangnya anggota badan maupun materi maka berkurang pula


pertanggung jawaban kita atas amanah yg dititipkan oleh Alloh

kepada kita.  Memang kefakiran, kemiskinan, identik dengan


kehinaan, kerendahan, sehingga lepas dari perhatian orang alias

tidak terkenal karena tidak punya kebendaan. Bersabarlah sebagai


air, rela dialirkan oleh Alloh lewat di bawah permukaan tanah (alias

di bawah garis kemiskinan) agar terhindar dari tiupan angin yg bisa


mengeringkannya dan menggoyahkannya atau kebendaan yg bisa
menyerapnya, sehingga di akherat nanti ia menghadap Alloh dalam
ERWIN EDWAR
keadaan ringan tanpa kebendaan, yg pada akhirnya masuk sorga

duluan 500 tahun sebelum orang yg kaya*.


(*HR. Tirmidzi dari Abu Huroiroh : YADKHULUL FUQOROO‟UL

JANNATA QOBLAL AGHNIYAA‟I BI KHOMSI MI‟ATI „AAMIN WA


NISHFI YAWMIN.

“Orang-orang yg fakir ( karena kemiskinannya) akan masuk


sorga lima ratus tahun sebelum orang-orang yg kaya.

Sedangkan (lima ratus tahun itu) sama dengan setengah hari


(di sorga)”.

5.      MAN YAMSYI „ALAA RIJLAINI .


Berjalan atas kedua kaki(nya) Makhluq melata yg berkecukupan –

secara fisik & materi – maka dengan kedua kakinya ia pergunakan


untuk berusaha kasab menuju kepada Alloh. Bersabarlah sebagai

air, rela dialirkan oleh Alloh lewat di atas permukaan tanah yg pasti
berhadapan dengan kebendaan yg berdaya serap tinggi dan tiupan

angin yg berkekuatan penuh serta sengatan matahari, yg


kesemuanya berpotensi mempercepat air menjadi kering. 

Hikmahnya : Ambillah kebendaan dunia sebatas keperluan untuk


mempercepat mengalirkan diri kepada Alloh. Berhati-hatilah

dengan perintah Alloh : “KULUU WASYROBUU”, makanlah dan


minumlah. Sebab, di balik perintah itu mengandung ujian, apakah

kita mengkonsumsinya sebatas mengenyangkan perut atau


bermaksud menguatkan kedua kaki agar tetap kuat berjalan dalam

ibadah kepadaNya ?. Manakah yg benar, sholat ingat makan, atau


makan ingat sholat ?. Abu Bakar pernah ditanya : Bagaimanakah

anda mengamalkan ayat ini “WA LAA TANSA NASHIIBAKA MINAD


DUNYAA”. Beliau menjawab : Duniaku selebar tempat sujudku.

Dunia diciptakan untukku, sedangkan aku diciptakan untuk Alloh.


6.      MAN YAMSYI „ALA ARBA‟IN.

Berjalan atas empat (kakinya) Makhluq melata yg berlimpah


fasilitas – secara fisik & materi – sehingga langkah kedua kakinya
untuk bergerak menuju kepada Alloh kecepatannya dua kali lipat
ERWIN EDWAR
alias merasa berjalan dengan empat kaki. Tidak ingin
memperlambat diri agar tidak didahului oleh orang lain yg berjalan

dengan dua kaki. Dan tidak ingin berhenti, agar tidak didahului oleh
orang lain yg berjalan dengan perut.  Kedua kakinya di badan ia

tegakkan untuk sholat, sedangkan kedua kakinya yg lain ia


langkahkan untuk berzakat. Kedua kakinya di badan ia gerakkan

untuk ibadah, sedangkan kedua kakinya yg lain ia lebarkan


langkahnya untuk jariyah. Orang lain hanya mampu berhaji sendiri,

sedangkan ia mampu berhaji dan menghajikan para sahabatnya.


Orang lain hanya mampu mengumpulkan pahala dari sholatnya

sendiri, sedangkan ia mampu mengumpulkan pahala dengan


amalan membuatkan tempat sholat untuk berjamaah. 

Bersyukurlah, sebagai air, ternyata dialirkan oleh Alloh lewat di atas


rumah-rumah alias jauh tinggi di awan. Jika orang lain yg

bermodalkan perut hanya bisa “mengalir”, begitu pula orang lain


yg bermodalkan dua kaki hanya bisa “mengalir dan berjalan”,

sedangkan ia yg bermodalkan empat kaki bisa segalanya yakni bisa


“mengalir, berjalan, melompat, dan terbang.

Jika ditanya : Berapa lama tidur malammu ?, padahal kafilah telah


berlalu. Jawablah : Tidurku sepanjang malam, kemudian bangun di

“perhentian” sebelum kafilah tiba. Itulah gambaran kecepatan


sampainya kepada Alloh disebabkan memanfaatkan fasilitas dunia

untuk mempercepat tiba di akherat, yakni mengalirkan diri ke sorga


sebelum waktunya tiba.   Hikmahnya : Jika Alloh menganugerahi

tambahan tiga hal dalam diri seseorang, seyogyanya ia menambah


tiga hal juga. Jika Dia menambah kehormatannya, maka ia harus

lebih tawadhu‟. Jika Dia menambah harta kekayaannya, maka ia


harus lebih pemurah. Jika Dia menambah umurnya, maka ia harus

lebih giat beribadah. Adanya fasilitas membuat semangat


beribadah, dan tidak adanya fasilitas tidak menurunkan semangat

beribadah.  Jangan merasa heran / kagum melihat orang yg tidak


menaruh apa-apa dalam sakunya, ketika ia ingin sesuatu,
ERWIN EDWAR
dimasukkan tangannya ke dalam saku lantas ia mendapatkan apa
yg diinginkan. Tetapi merasalah heran / kagum melihat orang yg

menaruh apa-apa dalam sakunya, ketika ia ingin sesuatu, sakunya


diraba dengan tangannya, tiba-tiba tidak ada apaapa, lantas tidak

berubah imannya terhadap Alloh. Tutup ayat 45 :


“Alloh menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya

Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu”.


Alloh menghendaki agar semua makhluq melata senantiasa

bergerak menuju kehadiratNya meski dalam kondisi apapun. Bagi


yg bergerak dengan cara terbang, janganlah menyombongkan diri.

Bagi yg bergerak dengan cara berjalan, janganlah bermalasmalas


diri. Bagi yg bergerak dengan cara merayap, janganlah putus asa

terhadap nasib diri. Perasaan ridho tanpa batas adalah tidak


meminta kepada Alloh untuk merubah keadaannya meskipun ia

tahu bahwa Alloh berkuasa merubahnya.  Jika ditanya : Apa yang


anda pikirkan ketika binatang buas menerkam lalu mengendus dan

menjilati anda ?. Jawablah : Tak kupikirkan bagaimana cara


melepaskan diri jika Alloh menghendaki keadaanku seperti itu.

Yang kupikirkan justru bagaimana ramainya pendapat para ulama


tentang sisa-sisa makanan binatang buas. {itulah perasaan ridho

tanpa batas kematian}.


7.      Kesimpulan.

Kesimpulan dari Surat An Nur 45 ini adalah :


a.            Air yg membasahi kita untuk mandi adalah air pengertian

BERSIH, dan air yg membasahi kita untuk wudhu adalah air


pengertian SUCI, serta air yg membasahi kita dalam hati adalah

air pengertian IMAN.


b.          Mengapa siksa Neraka tidak berupa pukulan, cambukan,

ikatan?, tetapi berupa pembakaran? Karena kita tercipta dari


AIR. Semua manusia tanpa kecuali pasti dilewatkan ke api

Neraka (surat Maryam ayat 71). Barang siapa melewatinya dalam


keadaan BASAH (oleh keimanan), maka tidak terbakar olehnya.
ERWIN EDWAR
Barang siapa melewatinya dalam keadaan KERING (alias tidak

beriman), maka pasti terbakar olehnya.


c.            Sorga selalu diidentikkan dengan kesejukan, mata air, sungai-

sungai mengalir, dan segala hal yg berhubungan dengan air. Kita


dahulunya dari sorga (yg bergelimang air) lalu kita dialirkan ke

bumi, maka diharapkan kita mengalirkan diri ke sorga lagi


masih tetap dalam kondisi berwujud air.

d.          Haruslah kita menjiwai adanya air dalam diri kita, sebagai
wujud adanya kehidupan baik secara jasmani maupun rohani.

Bukankah air merupakan “sumber” kehidupan?. Bukankah


tausiyah yg menyejukkan hati diistilahkan “siraman” rohani?.

Bukankah singgasana Alloh di atas air? (surat Hud ayat 7) yakni


mengalirnya makhluq melata adalah di bawah kekuasaanNya.
Janganlah menganggap bahwa jika kita beribadah berarti kita

sedang “mendekatkan” diri kepada Alloh, itu berarti kita merasa

kitalah yg berusaha sendiri untuk “mendekat” kepadaNya.

Padahal sesungguhnya Alloh lah yg AL AWWALU (Yang Maha


Mendahului) perbuatan kita, yakni karena daya serapNya yg

Maha Kuat itulah kita jadi terserap “mendekat” kepadaNya, alias

dekatnya kita kepadaNya bukan karena kita mendekatiNya,

tetapi karena “gravitasi”Nya yg begitu besar itulah membuat


kita tertarik oleh - Nya.

e.            Salah satu hikmah ayat (tentang makhluq melata dari air) ini

dimasukkan ke dalam surat An Nur yg berarti CAHAYA, yakni


bahwa keberadaan air dalam diri kita adalah murni karena

diterangi oleh “keberadaan” Alloh itu sendiri. Jika ada yg

berkata : adanya benda sebagai bukti adanya Tuhan. Itu berarti

memandang ke benda dulu, baru kepada penciptanya. Yang


benar adalah : karena adanya Tuhan, maka lahirlah benda-

benda. Itu berarti memandang kepada penciptanya dulu, baru ke


benda-benda. Sebab, jika tak ada Alloh, maka tak ada benda-
ERWIN EDWAR
benda, begitu pula jika tak ada “cahaya” Alloh, maka tak terlihat

adanya benda, karena tampak “gelap”. 

AGAMA AL - QUR'AN SURAT AN NUR AYAT 45 TAFSIR

Enter your comment...

-16% -8% -12% -7%

-12% -12%

-13% -14% -15% -13%


ERWIN EDWAR

Popular Posts

Soal dan Jawaban Pilihan Ganda IPS Terpadu SMP Kelas 8 – Halaman 74

s/d 78

Soal dan Jawaban Pilihan Ganda IPS Terpadu SMP Kelas 8 – Halaman 74
s/d 78  Pilihlah salah satu Jawaban yang paling tepat. 1.Negara yang
berbentuk geogra s Protruded dan penduduknya mayoritas ras mongol
yaitu … a.Myanmar. b.Thailand. c.Laos. d.Vietnam. Jawaban : A 2.Negara…

Latihan Soal dan Jawaban Pilihan Ganda IPA Terpadu Kelas VII Semester 2

– Halaman 141 s/d 144

Latihan Soal dan Jawaban Pilihan Ganda IPA Terpadu Kelas VII Semester
2 – Halaman 141 s/d 144  Uji Kompetensi (Pilihan Ganda). 1.Berikut ini
yang bukan merupakan struktur penyusun Bumi adalah a.Litosfer.
ERWIN EDWAR
b.Atmosfer. c.Kromosfer. d.Hidrosfer. Jawaban : C. Kromosfer (Lihat …

Soal dan Jawaban Pkn Kelas 7 Semester 2 – Halaman 150 dan 151

Soal dan Jawaban Pkn Kelas 7 Semester 2 – Halaman 150 dan 151  Tabel
6.2 Isi Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana diubah
dengan Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pemerintahan
Daerah No Isi Uraian 1 Arti Otonomi Daerah Hak, wewenang dan …

Powered by Blogger

Anda mungkin juga menyukai