Anda di halaman 1dari 10

BLOK 2

KETERAMPILAN BELAJAR
PEMICU 3
“Aku Berpikir maka Aku Ada”

Disusun Oleh:
Kelompok 4

DOSEN PEMBIMBING:
Roy Fachraby Ginting,SH.,M.Kn
Dra. Sabariah Bangun.,M.Soc.Sc

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
TIM PENYUSUN:

KETUA : IQBAL HAFIZ FAHROMI (190600175)


SEKRETARIS : ASIMA LARASATI SIPANGKAR (190600136)

ANGGOTA:
● Nisrina Yurisyifa (190600137)
● Emma Gustia Nanda (190600174)
● Fristo Anju Bungaran Hutasoit (190600173)
● Gissela Lamtio Karania Tobing (190600135)
● Grasella Giovani (190600134)
● Ilham Ramadhan Sembiring (190600024)
● Harry Kurnia (190600177)
● Michael David Jonathan Siregar (190600176)
● Natasya Divalita Lingga (190600138)
● Qori Rizkiana (190600020)
● Renfi Fersa Patriani Hulu (190600023)
● Rizka Mauliza Putri (190600022)
● Salamatusshodri (190600139)
● Siti Zulaikha (190600019)
● SivasankariThirunavukkarasan (190600219)
● Syaripuddin (190600021)

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
laporan ini kami mendapat bimbingan, bantuan, dukungan serta doa dari berbagai pihak. Laporan
ini tidak akan selesai tanpa bimbingan dari fasilitator yang sudah membantu kami dalam diskusi
dan memberikan kami masukan-masukan yang berarti.
Makalah ini berisi tentang laporan hasil diskusi yang berjudul “Aku Berpikir maka Aku
Ada”. Laporan ini merupakan hasil diskusi kami dari kelompok 4 (empat) yang telah
dilaksanakan pada Hari Kamis, 10 Oktober 2019.
Seperti kata pepatah, tiada gading yang tak retak, sesempurna apapun sebuah karya pasti
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan makalah ini di masa mendatang,
saran dan pendapat yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi mahasiswa selaku peserta didik serta pihak-pihak lain. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terimakasih.

Medan, 15 Oktober 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ............................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB 1.................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................. 4
1.2 DESKRIPSI PEMICU .................................................................................. 5

BAB 2.................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................. 6
2.1 PEMBAHASAN PRODUK......................................................................... 6

BAB 3.................................................................................................................. 8
PENUTUP ........................................................................................................... 8
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia. Dengan filsafat manusia mampu memahami dan mempertanyakan ide-ide tentang
kehidupan, tentang nilai-nilai hidup, dan tentang pengalaman kita sebagai manusia. Berbagai
konsep yang akrab dengan hidup kita, seperti tentang kebenaran, akal budi, dan keberadaan kita
sebagai manusia, juga dibahas dengan kritis, rasional, serta mendalam.

Descartes merupakan salah satu filsafator yang terkenal dengan tulisannya Discourse on
Method yang didalamnya terdapat pernyataan Cogito ergo sum (Aku berpikir maka aku ada).
Oleh sebab itu sebagai generasi milenial diharapkan generasi muda mampu menerapkan konsep
Aku berpikir maka aku ada dalam era digital sekarang. Untuk mampu menerapkan konsep
tersebut terlebih dahulu mempelajari sejarahnya konsep itu lahir dan diharapkan setelah
mempelajarinya mampu membawa dampak positif bagi manusia terkhusus generasi milenial
dalam berpikir dan bertindak dengan konsep Aku berpikir maka aku ada.

1.2 Deskripsi Pemicu

Nama pemicu : Aku Berpikir, Maka Aku Ad


Penyusun : Roy Fachraby Ginting,SH.,M.Kn
Dra. Sabariah Bangun.,M.Soc.Sc
Hari/Tanggal : Kamis,10 Oktober 2019
Jam : 13.30-15.30 WIB

Salah satu cara mengatasi kerumitan pilihan hidup dalam dunia, yang mana orang-
orangnya kian jauh dari kesempatan untuk berbeda adalah mengikuti ke mana arah pemikiran
pergi, maka ke sana kita akan lari. Betapapun sebagai manusia kita mesti bahagia atau tidak
bahagia itu adalah urusan kita sendiri dengan cara sendiri dan memperketat diri agar terhindar
dari kesalahan-kesalahan sekecil apapun. Pemikiran Descartes perlu kita pelajari dalam hal
pemikirannya yang mengatakan, aku berfikir maka aku ada. Descartes resmi diutus Tuhan Ke
Bumi pada tanggal 31 Maret di sebuah kota kecil di Ia Haye, sekitar 30 mil dari Tours. Dalam
hidupnya, Descartes tak pernah menjalani pekerjaan yang berguna. Ia hidup semaunya. Tidak
ada yang namanya kesuksesan ataupun kegagalan public.
Selama menjalani vagabond life, Descartes tak pernah mampu ditebak. Keputusan
akhirnya masuk angkatan bersenjata Prince of Orange.Dengan kebiasaanya yang meragukan
yang meragukan segala hal, Descartes akhirnya tidak betah di sana. Ia berpikir bahwa militer itu
banyak menganggur dan boros.Kalau saja ada pasukan yang menyerang dini hari, maka yang ia

4
dapati hanyalah orang-orang sempoyongan dan si tukang bangun siang itu tentu saja akan
meminta agar serangan dihentika karena dia sangat mengantuk.
Setelah tiga belas tahun kematiannya, ia dihadiahi sebagai penerima anugerah penulis
buku yang masuk dalam indeks terlarang.Tulisan-tulisannya itu dianggap memicu
Atheisme.Descartes memang meyakini pada apa yang hanya dapat dibuktikkan dengan
pernyataan yang ditulisnya dalam Discourse on Method yang kira-kira berbunyi “Tidak
menerima apapun sebagai kebenaran kalau tidak jelas-jelas mengetahuinya sebagai kebenaran”.
Namun ia juga dengan teguh mengimani Tuhan yang dimiliki Gereja. Descartes mengimani
kebenaran seperti sekarang ini, bahwasannya kebenaran kadang kala hanya sebuah produk yang
lahir dari kekuatan dam kekuasaan di balik kebenaran itu sendiri. Hal itulah yang barangkali ia
imani sebagaimana yang ia yakini kemudian yang dituliskannya dalam Meditations.
Untuk menjauhkan dirinya pada suatu kebenaran, ia memandang bahwa dunia hanya ada
dua: pemikiran dan benda. Pemikiran tidak bias dibagi-bagi, sedangkan benda adalah apa yang
dapat dibagi dan dipecah, serta mematuhi hokum-hukum fisika.
Betapa kemudian segalanya itu akhirnya dapat kita benarkan dengan menyatukan
Descartes dan Fransisco Sanches yang member penjelasan lewat Quod Nihil Scitur, mengapa
tidak ada sesuatu apapun yang dapat diketahui. Jika kau meragukan segala sesuatu, cari taula
kemudian, maka kau tidak akan menemukan jawaban apapun selain pemikiranmu sendiri.
Descartes seperti menarik ulur pikiran. Ia mengajarkan untuk meragukan segalanya kemudian
mencari pembuktian.
Dengan begitulah, maka kita hidup seperti pernyataan populernya, Cogito ergo sum (Aku
berpikir, maka aku ada)
Descartes akhirnya harus mengembalikan nyawa pinjamannya kepada Tuhan pada usia
53 tahun di Stockholm,Swedia,11 Febuari 1650. Pada masa revolusi, jenazah Descartes
kemudian digali kembali dan ingin dikebumikan di Pantheon,berdampingan dengan pemikir-
pemikir Perancis lainnya. Namun bagi para kaum peragu, hal itu tentu perlu dipertanyakan
kembali dan akhirnya diseret ke Majelis Nasional. Sidang yang tidak lazim menghadapkan
Cartesian yang memuja Theory of Vortices dengan Newtonian yang mengedepankan Gravitasi.
Dalam siding itu, gravitasi lebih memiliki simpati ketimbang Theory of Votices yang
mengatakan bahwa setiap gerakan partikel di bumi mengakibatkan suatu gerakan pada partikel
lain. Maka dengan demikian pemikiran Descartes harus dikuburkan bersama jenazahnya di
Gereja St Germain des Pres, tempat dimana orang-orang meragukan segala sesuatu.
Membaca peristiwa itu, rasa-rasanya Descartes adalah orang yang benar-benar tidak
berguna. Segala yang ia dapat temukan telah diruntuhkan oleh kekuatan yang tak terketuk
hidupnya oleh kebenaran lain di luar kebenaran pikirannya sendiri.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan Produk

1. Jelaskan mengapa perlu ada keraguan dalam upaya mencari kebenaran !

Keraguan diperlukan dalam upaya mencari kebenaran disebabkan karena suatu


hal yang pasti dilihat dari seberapa jauh hal itu dapat diragukan. dimana apabila keraguan
jika diteruskan sejauh-jauhnya akan membuka takbir yang tak bias diragukan lagi ( hal
pasti). Keraguan merupakan metode untuk mengatasi keraguan. Keraguan dibutuhkan
dalam memperoleh kejelasan terhadap suatu hal yang diragukan manusia dan belum jelas,
sehingga dengan metode keraguan akan manusia akan mampu mencapai kepastian .
Itulah mengapa Descartes memaparkan bahwa untuk memperoleh kebenaran diperlukan
adanya metode keraguan.
Hal tersebut juga didukung oleh ungkapan imam Al Ghazali yang mengatakan :
“ Keraguanlah yang menghantarkan kepada kebenaran,barang siapa yang tidak pernah
ragu, maka ia tidak pernah memandang. Barang siapa yang tidak pernah memandang
maka ia tetap dalam kebutaan dan kesesatan”

2. Jelaskan pengertian bahwa kebenaran hanyalah sebuah produk dari kekuatan dan
kekuasaan!

Manusia merupakan mahluk Tuhan yang dibekali segala potensi yang digunakan
untuk mencapai titik terbaik yaitu kebenaran. Sehingga presepsi kebenaran pada setiap
orang berbeda, tergantung pada kebenaran yang dianutnya. Kebenaran adalah kekuasaan
karena kebenaran itu diciptakan bukan ditemukan, mulai dari agama,filsafat dan ilmu,
semua menciptakan kebenaran, bahkan manusia menciptakan kebenaran sendiri sehingg
pada akhirnya kekuasaanlah yang menentukan kebenaran.
Hal itu juga didukung oleh Michel Fourcault ( seorang filsuf Prancis ) yang
menyatakan bahwa kebenaran adalah urusan duniawi yang diproduksi melalui bentuk
pengekangan. Dengan kata lain setiap masyarakat memiliki rezim kebenarannya sendiri.
Itulah mengapa kebenaran hanyalah sebuah produk dari kekuatan dan kekuasaan.

3. Jelaskan pengertian adanya kekuatan yang tidak terketuk hatinya untuk menerima
kebenaran pikirannya sendiri!

Pengertian adanya kekuatan yang tidak terketuk hatinya untuk menerima


kebenarannya pikirannya sendiri bukan merujuk pada sifat egoime manusia yang hanya
mengacu pada kebenarannya sendiri dan sudut pandangnya sendiri dan menganggap hal
lain itu bukanla suatu kebenaran. Maksud dari ungkapan itu adalah bahwa dengan
kemampuan manusia yang serba terbatas itu, pasti dapat menemukan kebenaran apabila

6
menggunakan penalarannya dengan tepat. Untuk semakin menjelaskannya Descartes
mengibaratkan dirinya sebagai orang yang berjalan sendirian didalam kegelapan, ia tidak
menggunakan apapun sebagai pemandu kecuali pemikirannya sendiri, maka ia sudah siap
dalam pencahariannya meskipun lambat dan menghasilkan kemajuan. Akan tetapi
kemajuan itu sama sekali tanpa kekeliruan. Ia hanya akan menerima kemajuan yang jelas
dan tidak mengijinkan sedikipun dugaan masuk kedalam penalarannya.
Orang yang jalan sangat lambatpun mampu menghasilkan kemajuan yang lebih
besar jika selalu menempuh jalan yang tepat ketimbang orang yang terburu-buru akan
tetapi kemudian menyimpang.

4. Bagaimana anda memandang dan menyikapi bahwa dengan pemikiran “ aku berfikir
maka aku ada” dalam abad modern ini ?

Maksud dari istilah Cogito ergo sum : Aku berpikir maka aku ada adalah
membuktikkan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan
seseorang sendiri. Keberadaan tersebut dibuktikkan dengan fakta bahwa ia berpikir
sendiri.
Descartes berpikir bahwa dengan cara meragukan semua hal termasuk dirinnya
sendiri tersebut, dia telah membesihkan dirinya dari segala prasangka yang mungkin
menuntunnya ke jalan yang salah.
Oleh sebab itu pada era sekarang konsep Aku berpikir maka aku ada dapat
diaplikasikan dan dijadikan metode dalam bertindak dalam segala bidang, ditambah lagi
di era digital sekarang mudahnya mengakses informasi dan membuat informasi tanpa
mempertimbangkan kebenerannya. Maka dengan Konsep Aku berpikir maka aku ada
dapat menjadi acuan agar manusia meragukan dan mempertimbangkan segala hal agar
tidak membawa pada suatu hal, kesimpulan atau pikiran yang salah.

5. Jelaskan mengapa pemikiran Descartes dianggap memicu Atheisme dan buku-


bukunya masuk kedalam indeks terlarang !

Pemikiran Descartes dianggap memicu Atheisme dan buku-bukunya masuk kedalam


indeks terlarang karena Descartes mengajarkan “rasio tidak menerima apapun sebagai
kebenaran kalau tidak jelas-jelas mengetahuinya sebagai kebenaran.” Descartes
mengatakan bahwa segala hal yang meragukan, biarpun itu sangat kecil, dan segala hal
yang pernah menipu kita atau orang lain, harus ditolak sejak awal”
Penjelasan berikut yang memicu Atheisme yaitu: Sebagai ciptaan Tuhan, kita tidak
tahu apakah Tuhan menciptakan kita menjadi mahluk yang tidak senantiasa benar, atau
bisa saja Tuhan menciptakan kita sebagai mahluk yang senantiasa salah dalam
memahami hal yang sederhana sekalipun. Dan sekalipun kita, misalnya, hanya kadang-
kadang melakukan kesalahan, itu tidak menjadi jaminan bahwa kita hanya salah sekali-
sekali.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsep Aku


berpikir maka aku ada merupakan suatu metode yang sangat baik dalam
membimbing kita dalam bertindak, berpikir dan menerima segala sesuatu. Konsep
pemikiran Descartes tidak membawa kita pada sebuah sifat Atheis melainkan
mengajari kita untuk senantiasa berpikir kritis dalam menerima dan menilai segala
sesuatu agar tidak mudah menerima segala sesuatu sebagai kebenaran dan ditambah
lagi di era sekarang maraknya berita hoax, maka metode Aku berpikir maka aku ada
adalah metode yang sangat penting dan harus melekat pada setiap diri manusia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Minderop Albertine. Pragmatisme : Sikap hidup dan Prinsip Politik luar negeri
Amerika
Ali Asgari Yazdi. Skeptisisme : Jatuh Bangun Pahan Keraguan atas Kebenaran
Usukuddin.2018 bil.27
Foucault Micahel.Power/Knowledge : Selected interviews
Anterior Jurnal.2014 vol.2 (13) halaman:237-243
Jurnal study islam panca wahana 1.2010. edisi 12
https://plato.stanford.edu/entires/descartes/

Anda mungkin juga menyukai