Disusun Oleh:
DOSEN PEMBIMBING :
MUSTHAFA KAMAL,M.PD
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt karena iradat dan inayahnya
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya, tanpa ada iradat dan
inayah serta keridhaan dari Allah Swt. Merupakan suatu keniscayaan makalah ini dapat penulis
selesaikan.
Salawat berangkaikan salam bagi junjungan islam sedunia yakni baginda rasulullah saw.
Yang telah membawa pencerahan kepada umat manusia , sebagai suri tauladan ummat
sepanjang zaman dengan membawa alquran sebagai petunjuk dan penerang bagi manusia
sehingga kita bisa menikmati kehidupan yang layak sebagai manusia yang bermartabat dan
berakhlak yang mulia dimuka bumi ini
Pada kesempatan ini penulis mendapat kesempatan membuat sebuah makalah dengan
judul manusia dan kebutuhan doktrin agama sebagai tugas mata kuliah metodologi study islam.
Dalam penulisan makalah ini penulis sangat menyadari banyak kekurangan penulis, dan makalah
yang penulis buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu penulis minta kritik dan saran
yang membangun dari teman- teman Pascasarjana agar penulis dapat melakukan perbaikan pada
makalah yang penulis buat.
Akhir kata semoga makalah yang penulis buat ini dapat memperkaya khazanah pengetahuan
keagamaan bagi ummat islam pada umumnya dan terkhusus dapat menambah luas dan
memperdalam pengetahuan agama penulis dimasa yang akan datang. Billahitaufik walhidayah.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................1
1.3Tujuan Makalah..................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Definisi Agama...................................................................................................................................2
2.2 Agama Dan Perkembangannya..........................................................................................................3
1. Jalur Perdagangan........................................................................................................................3
2. Jalur Dakwah................................................................................................................................3
3. Jalur Perkawinan..........................................................................................................................4
4. Jalur Kesenian..............................................................................................................................4
2.3 Kebutuhan Manusia Terhadap Agama...............................................................................................4
1. Fitrah Manusia.............................................................................................................................4
2. Kelemahan dan Kekurangan Manusia..........................................................................................5
3. Tantangan Manusia......................................................................................................................5
2.4 Fungsi Agama Dalam Kehidupan........................................................................................................5
1. Agama Dalam Kehidupan Individu...............................................................................................5
2. Fungsi Agama dalam kehidupan bermasyarakat..........................................................................7
2.5 Rasa Ingin Tahu Manusia (Human Quest For Knowledge)..................................................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................10
3.2 SARAN........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................iii
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3Tujuan Makalah
1.Untuk mengetahui bagaimana definisi agama yang benar
2.Untuk mengetahui tentang agama dan perkembangannya
3.Untuk mengetahui tentang kebutuhan manusia terhadap agama
4.Untuk menjelaskan fungsi agama dalam kehidupan sehari hari
5.Untuk menjawab rasa ingin tahu manusia akan agama (Human Quest For Knowledge)
1
BAB II PEMBAHASAN
1. Bahwa pengalaman agama adalah soal batini, subjektif, dan sangat individualis
sifatnya.
2. Tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional daripada orang yang
membicarakan agama. Oleh karena itu, setiap pembahasan agama selalu melibatkan
emosi yang melekat sehingga kata agama ini sulit didefinisikan.
3. Konsep agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang membrikan definisi tersebut.
Hingga saat ini, perdebatan mengenai definisi agama masih belum selesai sehingga
W. H. Clark, seorang ahli ilmu jiwa agama, sebagaimana dikutip Zakiah Daradjat,
mengatakan bahwa tidak ada yang lebih sukar daripada mencari kata-kata yang dapat
digunakan untuk membuat definisi agama.
2
2.2 Agama Dan Perkembangannya
Proses masuknya islam di wilayah Nusantara tidak lepas dari kegiatan
perdagangan. Melalui Selat Malaka para pedagang mendatangi pusat-pusat perdagangan
di Nusantara antara lain di Pulau Jawa, misalnya Jepara, Tuban, Gresik dan dari sana
mereka melanjutkan pelayaran ke Banjarmasin, Goa, Ambon, dan Ternate yang dikenal
sebagai ppusat penghasil rempah-rempah.
Melalui hubungan dagang itulah pedagang Persia, Arab, Gujarat yang telah
memeluk agama Islam dapat memperkenalkan agama dan budaya Islam kepda penduduk
Nusantara. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa masuknya agama Islam di Nusantara
berlangsung secara damai melalui hubungan perdagangan.
Ramainya jalan laut melalui Selat Malaka berarti juga melalui perairan Nusantara,
terutama Sumatera, Kalimantan, Riau. Akibatnya, melaui bentangan jalur laut tersebut,
wilayah Nusantara terlibat perdagangan Internasional. Dengan begitu, islam menyebar ke
wilayah Nusantara melalui jalan perdagangan laut dan komunitas muslim mulai
berkembang di kota-kota pelabuhan.
Proses perkembangan wilayah pengaruh Islam Nusantara dilakukan melalui
beberapa jalur, yaitu :
1. Jalur Perdagangan
Para pedagang Muslim dari Arab, Gujarat, dan Persia yang berdatangan ke
Nusantara umumnya tinggal berbulan-bulan di pusat perdagangan. Mula-mula para
pedangan hanya menyebarkan Islam pada masyarakat pelabuhan, tetapi karena
transaksi dagang masyarakat pedalaman dengan masyarakat pesisir berlangsung terus
menerus, maka lama kelamaan dakwah islamiyah dapat disampaikan hingga
masyarakat pedalaman.
2. Jalur Dakwah
Sesuai dengan ajaran agama islam, setiap muslim adalah “dai”. Para muballigh,
guru agama islam mempunyai tugas khusus menyiarkan agama islam. Keberadaan
mereka secara khusus telah mempercepat proses berkembangnya wilayah pengaruh
Islam. Di Jawa, penyiaran agama islam dilakukan oleh para wali yang disebut
Walisongo. Strategi dakwah yang mereka terapkan telah berhasil meluaskan pengaruh
islam ke Banjarmasin, Hitu, Ternate, serta Lombok. Daerah yang agak terlambat
menerima perkembangan islam yaitu Sulawesi kecuali beberapa daerah seperti Buton
dan Selayar.
3
3. Jalur Perkawinan
4. Jalur Kesenian
Saat itu kebudayaan pra islam masih sangat kuat dan menyebabkan para mubaligh
memanfaatkan kesenian sebagai sarana syiar agama. Misalnya di Jawa menggunakan
wayang kulit, gamelan, dan sebagainya.
1. Fitrah Manusia
Di dalam al-Qur’an surah ar-Rum ayat 30 bahwa ada potensi fitrah beragama
yang terdapat pada manusia. Dalam hal ini ditegaskan bahwa insan adalah manusia
yang menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya. Sebagian
mengatakan bahwa agama adalah produk rasa takut dan sebagai akibatnya terlintaslah
agama dalam kehidupan manusia. Hipotesis lainnya mengatakan bahwa agama adalah
pendambaannya kepada keadilan dan keteraturan, ketika manusia menyaksikan
banyaknya kezaliman dan ketidak adilan dalam masyarakat dan alam.
4
2. Kelemahan dan Kekurangan Manusia
3. Tantangan Manusia
5
a. Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan.
Nilai-nilai kehidupan manusia yang ada terkandung didalam nilai agama. Nilai
tersebut lah yang menjadi acuan dan petunjuk bagi manusia. Berfikir, bersikap, dan
berprilaku adalah salah satu petunjuk agama agar sejalan yang lurus.
6
2. Fungsi Agama dalam kehidupan bermasyarakat
g. Fungsi kreatif
7
Didalam agama kita diajarkan untuk bermanfaat bukan untuk dirinya
sendiri, akan tetapi lebih bagus lagi kita bermanfaat untuk hal layak umum.
Didalam agama bukan saja kita diajak kerja secara terus menerus dalam
situasi kehidupan yang sama tetapi kita dianjurkan untuk bisa melakukan
perubahan untuk menemukan hal baru.
h. Berfungsi sublimatif
Didalam agama kita bukan saja diajarkan untuk mengkuduskan segala upaya
manusia yang berasal dari akhirat tetapi juga diajarkan akan apa yang ada
dunia. Didalam norma agama segala bentuk tindakan yang dilakukan selama
tidak bersinggungan dengan norma agama dan di lakukan untuk hanya
mengharap keridhoan Allah SWT (Myadi, 2016). Dari semua fungsi yang diatas
bahwa agama didalam kehidupan bermasyarakat berfungsi untuk menjadikan
manusia yang edukatif, penyelamat, sebagai penengah, sebagai sosial
kontrol, sebagai memupuk solidaritas, transformatif, kreatif dan sublimatif.
Fungsi tersebut sangat penting dan berguna untuk bisa mengatur manusia didalam
kehidupan bermasyarakat yang harmoni dan tentram.
Al-Qurthubi memberikan pendapat bahwa seseorang yang paham
mengenai ilmu agama islam mendefinisikan ada tiga kriteria tingkatan
pengetahuan tentang agama islam yakni pengetahuan tinggi ilmu tauhid,
pengetahuan menengah mengenai dunia sains dan matematika, pengetahuan
rendah pengetahuan konkrit. Bahwa pendidikan agama harus diprioritaskan dalam
pendidikan. (Rahmadania et al., 2021)
8
gerhana tidak lagi di anggap bulan di makan Kala Rau,tetapi merupakan kejadian alam yang di
sebabkan oleh mata
Akal mengatur data-data yang dikirim oleh indra,mengelolanya dan menyusunnya hingga
menjadi pengetahuan yang benar.Dalam penyusunan ini akal menggunakan konsep rasional atau
ide-ide universal.Konsep tersebut Mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersifat universal dan
merupakan abstraksi dari benda-benda konkret.Selain menghasilkan pengetahuan dari bahan-
bahan yang di kirim indra, akal juga mampu menghasilkan pengetahuan dari bahan-bahan yang
di kirim indra,akal juga mampu menghasilkan pengetahuan tanpa melalui indra,yaitu pengetahuan
yang bersifat abstrak.Seperti pengetahuan tentang hukum/aturan yang menanam jeruk selalu
berbuah jeruk.Hukum ini ada dan logis tetapi tidak empiris.
Meski rasionalisme mengkritik empirisme dengan pengalaman indranya,rasionalisme dengan
akalnya pun tidak lepas dari kritik kelemahan yang terdapat pada akal.Akal tidak dapat
mengetahui secara menyeluruh (universal) objek yang di hadapinya.Pengetahuan akal adalah
pengetahuan persial ,sebab akal hanya dapat memahami suatu objek bila dia memikirkannya dan
akal hanya memahami bagian-bagian tertentu dari objek tersebut.
Kelemahan yang dimiliki oleh empirisme dan rasionalisme di sempurnakan hingga
melahirkan teori positivisme yang dipelopori oleh August Comte (1798-1857) dan Immanuel
Kant (1724-1804).Ia telah melahirkan metode ilmiah dan telah menyumbangkan dasarnya kepada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut paham ini indra sangat penting untuk memperoleh ilmu pengetahuan,tetapi indra
harus di pertajam dengan eksperimen yang menggunakan ukuran pasti.Misalnya Panas diukur
dengan derajat panas,berat diukur dengan timbangan dan jauh dengan meteran.
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
agama sangat diperlukan oleh manusia untuk pegangan hidup sehingga ilmu dapat
menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam.Doktrin agama adalah suatu
ajaran yang didasarkan pada suatu agama tertentu dengan nilai dan norma yang ada di
dalam agama tersebut.dari sudut pandang doktrin,islam adalah agama yang di
wahyukan allah,agama satu-satunya yang benar dan diterima di sisi allah sesui
dengan surat ali imran ayat 19.. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu,
dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama
kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.Secara garis besar agama memiliki
peranan yang bisa dilihat dari aspek religi kejiwaan (psikologi),kemasyarakataan dan
moral.Agama berperan sangat penting untuk mengatur senddi-sendi kehidupan
manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama.Agama dan beragam adalah
suatu kesatuan namun memiliki makna yang berbeda.Agama meruakan sebuah
ajaran kebaikan yang menuntut manusia kembali pada hakekat kemanusiaannya.
3.2 SARAN
Berdasarkan makalah diatas ,penulis mengharapkan para pembaca dapat memahami
materi tentang Manusia Dan kebutuhan Doktrin Agama.Serta dapat mengimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.Penulis juga meminta para pembaca untuk memberikan kritik
serta saran yang membangun agar penulis dapat menjadi lebih baik dalam makalah
selanjutnya.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
10
DAFTAR PUSTAKA
Deden Sumpena. Paradikma pengembangan Masyarakat Islam. Jurnal metodelogi studi islam,
UIN sgd Bandung
Muhammaddin, M. (2013). Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. Jurnal Ilmu Agama:
Mengkaji Doktrin, Pemikiran, Dan Fenomena Agama, 14(1), 99-114.
Risaldy, R. E., & Sitorus, S. U. (2023). Manusia dan Kebutuhan Doktrin Agama. Adabiyah
Islamic Journal, 1(1), 36-47.
Wahid, A., Akbar, I. P., Wijanarko, J. A., Aji, W. K. P., & Hikmah, N. (2022). Manusia dan
Kebutuhan Doktrin Agama. Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan, 14(2), 77-82.
iii