Anda di halaman 1dari 2

Definisi

Ensefalitis akut adalah gangguan neurologis yang melemahkan yang berkembang sebagai
ensefalopati progresif cepat (biasanya dalam waktu kurang dari 6 minggu) yang disebabkan oleh
peradangan otak. Perkiraan kejadian ensefalitis di negara-negara berpenghasilan tinggi adalah sekitar
5-10 per 100.000 penduduk per tahun. Penyakit ini disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau
protozoa. Ensefalitis pada anak umumnya disebabkan oleh virus dan penyebab penting morbiditas
dan mortalitas pada anak.

Sulit untuk menentukan insidensi ensefalitis karena beberapa studi menggunakan definisi
kasus yang berbeda dan keterbatasan dalam diagnosis ensefalitis virus. Di Amerika Serikat, EHS
diperkirakan mencapai 1 dari 250.000-500.000 penderita pertahun, dimana didominasi oleh HSV-1
dan 10% nya disebabkan oleh HSV-2. Penderita yang bertahan hidup dapat mengalami defisit
neurologis sedang sampai berat seperti gangguan memori (69%), gangguan kepribadian dan tingkah
laku (45%), disfasia (41%), dan epilepsi (25%).

Etiologi

Enssfalitis disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau protozoa. Virus yang dapat
menyebabkan ensefalitis diantaranya: enterovirus yang menyebabkan ensefalitis Japanese, virus
herpes simpleks 1 dan 2, cytomegalovirus (CMV), adenovirus, alphavirus, flavivirus, bunyavirus,
togavirus, virus dengue (ensefalopati), virus campak, chandipura, virus mumps, chikungunya, virus
influenza, varicella zoster virus (VZV), EpsteinBarr, retrovirus seperti Human immunodeficiency virus
(HIV), virus herpes , nipah, West nile virus, Kyasanur Forest Disease, dan virus rabies (rhabdovirus).

Ensefalitis herpes simpleks (EHS) khususnya herpes simpleks virus 1 (HSV-1) merupakan
penyebab tersering pada anak dan bila tidak ditangani dengan baik, angka kematiannya dapat
mencapai 70%4. Tidak ada patognomonik yang dapat membedakan gejala ensefalitis baik yang
disebabkan oleh virus maupun penyebab lainnya.

Faktor Resiko

1. Kemampuan sistem imun tubuh

Tidak adanya antibodi spesifik. Pasien yang menderita HIV/AIDS atau


mengalami gangguan sistem imun lainnya, lebih mudah terserang encephalitis.

2. Daerah geografis dan musim

Beberapa jenis encephalitis dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk yang berada di daerah
endemik; saat musim semi, musim panas dan musim gugur

Patofisiologi
Virus masuk ke sistem saraf pusat melalui hematogen dan saraf. Penyebaran hematogen
terjadi karena penyebaran ke otak secara langsung melalui arteri intraserebral. Penyebaran
hematogen tidak langsung ditemui, misalnya arteri meningeal yang terkena radang dahulu. dari arteri
tersebut bisa masuk ke dalam otak

Selain penyebaran secara hematogen, dapat juga terjadi penyebaran melalui neuron, misalnya pada
encephalitis karena herpes simpleks dan rabies. Pada dua penyakit tersebut, virus dapat masuk ke
neuron sensoris yang menginnervasi port d’entry dan bergerak secara retrograd mengikuti axon
menuju ke nukleus. Akhirnya saraf tepi dapat digunakan sebagai jembatan bagi virus masuk ke
sumsum saraf pusat

Setelah virus berada di sitoplasma, kapsel virus dihancurkan. Dalam hal tersebut virus
merangsang host sitoplasma membuat protein yang menghancurkan kapsel virus. Setelah itu asam
nucleat virus berkontak langsung dengan sitoplasma, kontak ini lah yang nantinya mereplikasikan
asama nucleat yang sejenis dengan asam nucleatnya virus.

Karena proses replikasi berjalan terus, maka sel host dapat dihancurkan. Dengan demikian
partikel partikel viral tersebar ekstraselular. Setelah proses invasi, replikasi dan penyebaran virus
berhasil. Timbullah manifestasi toksemia yang nantinya disusul munculnya manifestasi lokalisatorik.
Gejala-gejala toksemia terdiri dari sakit kepala, dmam, lemas. Sedang manifestasi lokalisatorik akibat
kerusakan saraf pusat berupa gangguan sensorik motorik (gangguan penglhatan, gangguan berbicara,
pendengaran dan kelemahan anggota gerak), serta gangguan neurologis yakni peningkatan TIK yang
meg]ngakibatkan nyeri kepala, mual muntah,sehingga tejadi Penurunan berat badan

Anda mungkin juga menyukai